Anda di halaman 1dari 4

Nama: I Wayan Agus Eka Suastawan

NIM: 2170121134

Metabolisme Bilirubin

Darah merupakan komponen utama dalam tubuh yang memiliki peran untuk transport zat di
dalam tubuh. Salah satu komponen dalam darah adalah zat besi. Zat besi dalam tubuh memiliki
beberapa pera penting diantaranya dalam pembentukan beberapa komponen tubuh seperti
myoglobin, sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase, katalase, serta hemoglobin. Sekitar 65
persen zat besi dijumpai dalam bentuk hemoglobin. Kemudian salah satu peranan dari
hemoglobin adalah pembentukan bilirubin melalui metabolisme bilirubin
Mekanisme ini diawali dari hemoglobin yang ada di dalam sel darah. Ketika sel darah
merah berusia 120 hari maka masa hidupnya sudah habis. Setelah itu akan dirombak di
beberapa tempat seperti di hati dan juga sumsum tulang. Ketika sel darah merah sudah perlu
mengalami perombakan di usia tersebut maka sel darah merah ini tidak akan dapat bertahan di
dalam sistem sirkulasi. Hal ini dikarenakan sel tersebut menjadi sangat rapuh dan kemudian
membran selnya akan pecah dan hemoglobin yang ada di dalamnya akan keluar dan terlepas.
Hemoglobin yang lepas ini kemudian akan difagosit oleh makrofag yang ada di seluruh tubuh
untuk kemudian dipecah menjadi heme dan globin. Mekanisme tersebut dikenal dengan sistem
retikuloendotelial.
Setelah terpisahnya heme dan globin, kemudian gugus heme akan mengalami oksidasi
yang kemudian melepaskan besi bebas dan substrat berupa suatu rantai lurus yang terdiri dari
empat inti C4H4NH. Besi bebas yang terbentuk kemudian ditransport ke dalam darah oleh
transferrin. Sedangkan substrat gugus pirol akan disusun menjadi pigmen empedu.
Pigmen empedu yang pertama kali dibentuk adalah biliverdin. Biliverdin kemudian
mengalami reaksi reduksi yang membuatnya berubah menjadi bilirubin bebas. Bilirubin bebas
disebutjuga bilirubin konjugasi merupakan bilirubin yang kemudian akan berikatan dengan
protein di darah. Kemudian bilirubin ini akan dilepaskan ke dalam plasma darah oleh makrofag.
Kemudian bilirubin dalam plasma darah akan berikatan dengan albumin dan ditransportasikan
melalui darah dan cairan interstisial menuju hati. Kemudian sisa dari bilirubin yang tidak
terkonjugasi dengan albumin akan diabsorbsi melalui membrane sel hati. Setelah semua
bilirubin tiba di hati, bilirubin akan berikatan dengan asam glukuronat, sulfat, dan berbagai zat
lainnya. Sekitar 80% bilirubin akan terkonjugasi dengan asam glukuronat membentuk bilirubin
glukuronat dan sekitar 10% selanjutnya membentuk bilirubin sulfat dengan cara berikatan
dengan ion sulfat. Sekitar 10% sisanya akan berikatan dnegan berbagai zat lainnya. Kemudian
bilirubin sulfat dan 10% bilirubin lainnya akan dikeluarkan melalui transport aktif ke dalam
kanalikuli dari empedu. Setelah sampai di empedu 20% bilirubin ini akan memasuki usus untuk
kemudian membentuk urobilinogen. Bilirubin dirobah menjadi urobilinogen oleh mekanisme
kerja bakteri di usus. Tujuan dari mekanisme ini adalah membuatnya mudah larut. Sebab
urobilinogen memiliki sifat lebih mudah larut daripada bilirubin.
Setelah didapatkan hasil urobilinogen di usus, kemudian urobilinogen ini akan
direabsorbsi kembali ke dalam darah melalui mukosa usus dan sisanya di ekskresikan oleh hati
ke dalam usus dalam bentuk strekobilinogen. Kemudian urobilinogen yang telah direabsorbsi
oleh darah kemudian di bawa ke ginjal kemudian dioksidari menjadi urobilin yang
diekskresikan ke urin. Sedangkan sterkobilinogen yang terdapat di usus akan menjadi
stercobilin dan dieksresikan melalui feses
DAFTAR PUSTAKA

Naik, P. 2012. Essentials of Biochemistry. Jaypee publishing: New Delhi. Diakses pada 2
November 2022, dari situs: pdfdrive.com.
Rodwell VW, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Weil PA. 2015. Harper’s Illustrated
Biochemistry. 30th ed. McGraw-Hill Education: New York. . Diakses pada 2 November
2022, dari situs: pdfdrive.com.

CEK PLAGIARISME:

Anda mungkin juga menyukai