DEGRADASI HEME
Pendahuluan
Sintesis heme
Katabolisme heme sampai terjadinya
ikterus
Penyakit yang berhubungan dengan
metabolisme porfirin
PENDAHULUAN
Porfirin + Fe Heme
Pigmen empedu Fe
Kepentingan biomedis:
Pengetahuan tentang biokimiawi porfirin dan
heme merupakan dasar untuk memahami :
E = Uroporfirinogen dekarboksilase
(dalam sitoplasma)
Koproporfirinogen III Protoporfirinogen IX
1
Protoporfirinogen IX Protoporfirin IX
2
1 = Koproporfirinogen oksidase
Dekat membran
luar mitokhondria
2 = Protoporfirinogen oksidase
α β α γ α δ
β α γ α δ α
α β
β α
heme
Heme
Metabolisme Bilirubin
Dalam setiap 1 gr hemoglobin yang lisis akan
membentuk 35 mg bilirubin.
Perhari bilirubin dibentuk sekitar 250–350 mg pada
seorang dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin,
proses erytropoetik yang tidak efekif dan pemecahan
hemoprotein lainnya.
Bilirubin dari jaringan RE adalah bentuk yang sedikit
larut dalam plasma dan air.
Bilirubin ini akan diikat nonkovalen dan diangkut oleh
albumin ke hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih
kurang 25 mg bilirubin yang dapat diikat kuat pada
albumin.
Bilirubin yang melebihi jumlah ini hanya terikat longgar
hingga mudah lepas dan berdiffusi ke jaringan.
Bilirubin nonpolar akan menetap dalam
sel jika tidak diubah menjadi bentuk larut.
Hepatosit akan mengubah bilirubin
menjadi bentuk larut yang dapat
diekskresikan dengan mudah ke dlm
kandung empedu.
Proses perubahan tersebut melibatkan
asam glukoronat yang dikonjugasikan
dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzym
bilirubin glukoronosil transferase.
Bilirubin yg sampai di hati akan dilepas
dr albumin dan diambil pd permukaan
sinusoid hepatosit oleh suatu protein
pembawa yaitu ligandin.
Sistem transport difasilitasi ini
mempunyai kapasitas yg sangat besar
tetapi penggambilan bilirubin akan
tergantung pd kelancaran proses yg akan
dilewati bilirubin berikutnya.
Hati mengandung sedikitnya dua isoform
enzym glukoronosiltransferase yang
terdapat terutama pada RE.
Reaksi konjugasi ini berlangsung dua
tahap, memerlukan UDP asam glukoronat
sebagai donor glukoronat.
Tahap pertama akan membentuk bilirubin
monoglukoronida sebagai senyawa antara
yang kemudian dikonversi menjadi
bilirubin diglukoronida yang larut pada
tahap kedua.
Ekskresi bilirubin larut ke dlm saluran
dan kandung empedu berlangsung dgn
mekanisme transport aktif yg melawan
gradien konsentrasi.
Dalam keadaan fisiologis, seluruh
bilirubin yg diekskresikan ke kandung
empedu berada dlm bentuk terkonjugasi.
METABOLISME BILIRUBIN meliputi :
Pengambilan bilirubin o/ sel parenkim hepar
Konjugasi bilirubin tjd dlm RE halus
Sekresi bilirubin terkonjugasi dlm empedu
Hemolytic Disease
Features: elevated reticulocytes,
decreased Hb
Coomb’s + : Rh incompatibility, ABO
incompatibility, minor antigens
Coomb’s - : G6PD, spherocytosis, pyruvate
kinase deficiency
Non-hemolytic Disease
normal reticulocytes
Extravascular sources – I.e.
cephalohematoma
Polycythemia
Exaggerated enterohepatic circulation –
I.e. CF, GI obstruction
Decreased Bilirubin Conjugation
Sulfisoxazole (displacement or
G6PD hemolysis)
Ceftriaxone (displacement from
albumin)
PENYAKIT2 YG DISEBABKAN
PENINGKATAN JUMLAH BILIRUBIN TAK
TERKONJUGASI DLM DARAH
Hemolitik
negatif
Hepatik
Obstruksi
negatif negatif
59
PORFIRIA
Suatu kelompok gangguan akibat
abnormalitas pada lintasan biosintesis
heme.
Bisa bersifat genetik atau didapat
DD : nyeri abdomen dan gangguan
neuropsikiatri
Raja George III
Fotosensitivitas shg lebih suka kegiatan
mlm hari, kecacatan, dugaan prototipe
manusia serigala.
Porfiria dikelompokkan menjadi 3
golongan yaitu :
1. Porfiria eritropoetik
2. Porfiria hepatik
3. Protoporfiria (gabungan)
Porfiria eritropoetik, merupakan kelainan
kongenital. Tjd krn ketidak seimbangan enzym
kompleks uroporfirinogen sintase dan kosintase.
Pada jenis porfiria ini dibentuk uroporfirinogen I
yang tidak diperlukan dalam jumlah besar.
terjadi penumpukan uroporfirin I, koproporfirin I
dan derivat simetris lainnya.
diturunkan scr otosomal resesif dan
memunculkan fenomena berupa eritrosit yg
berumur pendek, urine pasien merah krn ekskresi
uroporfirin I dlm jumlah besar, gigi yg
berfluoresensi merah krn deposisi porfirin dan
kulit yg hipersensitif thd sinar krn porfirin yg
diaktifkan cahaya bersifat sangat reaktif .
Porfiria hepatik dibagi menjadi
beberapa jenis antara lain :
- Intermitten acute porfiria ( IAP )
- Koproporfiria herediter
- Porfiria variegata
- Porfiria cutanea tarda
- Porfiria toksik
IAP terjadi karena defisiensi partial
uroporfirinogen I sintase,
diturunkan secara otosomal dominan.
dijumpai ekskresi porfobilinogen dan
asam amino levulenat yang meningkat
menyebabkan urine berwarna gelap.
Koproporfiria herediter terjadi karena
defisiensi partial koproporfirinogen
oksidase.
diturunkan secara otosomal dominan.
Terdapat peningkatan ekskresi
koproporfirinogen dan menyebabkan
urine berwarna merah.
Porfiria variegata terjadi karena defisiensi
partial protoporfirinogen oksidase,
diturunkan secara otosomal dominan.
Terdapat peningkatan ekskresi hampir
seluruh zat-zat antara sintesa heme.
Porfiria cutanea tarda terjadi karena
defisiensi partial uroporfirinogen
dekarboksilase
diturunkan secara otosomal dominan.
Terdapat peningkatan ekskresi
uroporfirin yang bila terpapar cahaya
menyebabkan urine berwarna merah.
Porfiria ini paling sering dijumpai
dibanding yang lainnya
BERBAGAI GAMBARAN PENTING
PADA PORFIRIA
Gejala terjadi krn defisiensi hasil
metablolik di luar hambatan enzim atau
krn akumulasi metabolit sebelum
hambatan.
Bila hambatan tjd pd enzim III akumulasi
ALA dan PBG dlm jaringan & cairan tubuh
efek toksik pd saraf abdomen & SSP
nyeri abdomen & gejala neuropsikiatri.
Dsr biokim : ALA hambat kerja enz ATPase
di jar saraf atau ALA diambil oleh jar otak
shg melumpuhlan hantaran impuls saraf.
Porfiria toksik atau akuisita disebabkan
oleh obat atau zat toksik seperti
griseofulvin, barbiturat,
heksachlorobenzene, Pb dan
sebagainya.
Protoporfiria atau protoporfiria
gabungan dikarenakan terjadinya
defisiensi partial ferrokatalase
diturunkan secara autosomal dominan.
Terdapat peningkatan ekskresi
protoporfirin dalam urine.
Types of Porphyria
PORFIRIA
KASUS :
Dari data laboratorium seorang anak
umur 9 tahun, didapatkan hasil sbb :
DARAH : - Hb rendah
- Retikulosit meningkat
- Bilirubin indirek tinggi
- Bilirubin direk normal
URIN : - Urobilinogen meningkat
- Bilirubin negatif
TRANSFERRIN
• Glikoprotein yg disintesis di liver.
• Fungsi: transport Fe antar organ (2 mol Fe3+ per
mol Tf). Fe Hb, Mb, sitokrom.
• Fe diarbsorbsi dari diet dalam bentuk Fe2+.
• Distribusi Fe: Pria Wanita
Transferrin 3 - 4 mg 3 - 4 mg
Hb dlm eritrosit 2500 mg 2500 mg
Dlm Mb & enzim 300 mg 300 mg
Penyimpanan 1000 mg 100-400 mg
Absorbsi 1 mg/hari 1 mg/hari
Ekskresi 1 mg/hari 1.5 - 2 mg/hari
• Fe bila tdk diikat Tf toksik mengkatalisis
pembentukan “reactive oxygen species” melalui
Reaksi FENTON
• Tf yang mengandung besi masuk sel dg
Reseptor-Mediated Endocytosis.
• Dalam lisosom Fe mengalami disosiasi dg Tf
krn pH yang asam.
• Tf yang telah melepas besi keluar sel lewat
reseptor menangkap Fe yg baru, dst.
• Tf dalam plasma: 300 mg/dl dapt mengikat 300
ug besi /dl
TIBC. Anemia kurang besi TIBC↓
Besi ↑: Hemokromatosis saturasi ↑.