Anda di halaman 1dari 53

METABOLISME PORFIRIN

DAN BILIRUBIN
Gita Wideani
Universitas Binawan
2019
PORFIRIN
Struktur

• Porfirin adalah senyawa siklik yg dibentuk oleh


4 cincin pirol.
• Sifat khas porfirin adalah atom nitrogennya
mampu mengikat ion logam.
• Contoh;
- heme pada Hb mengikat Fe
- klorofil pada tumbuhan hijau mengikat Mg

3
Struktur Porfirin
(C20H14N4)

4
SINTESIS HEME
• Terjadi di banyak sel yang memiliki
mitokondria, terutama :
– sel2 prekursor eritroid di sumsum tulang
(kec. Eritrosit matur  tdk punya
mitokondria) : 85 %
– Liver
Sintesis Heme di Mitokondria

• Heme disintesis dari suksinil KoA + glisin.

• Hasil kondensasi tsb ialah;


asam α-amino-β-keto-adipat
Kondensasi diatas dikatalisis oleh
Aminolevulinat-sintase (ALA-sintase).

6
Sintesis Heme di Mitokondria

• Asam α-amino-β-keto-adipat dengan cepat


mengadakan dekarboksilasi untuk membentuk
δ-aminolevulinat (ALA).
Reaksi ini dikatalisis oleh ALA-sintase.

• ALA-sintase adalah enzim pengendali laju


reaksi biosintesis porfirin di hepar.

7
Sintesis Heme di Sitosol

• Dua molekul ALA berkondensasi melalui kerja


enzim ALA-dehidratase.
• Produk;
- 1 mol.porfobilinogen (PBG)
- 2 mol. H2O
• ALA-dehidratase mengandung seng (Zn).
• Enzim ini dapat diinhibisi oleh timbal (Pb),
sebagaimana terjadi pada keracunan Pb.

9
Sintesis Heme di Mitokondria

• Protoporfirinogen III akan dioksidasi oleh


protoporfirinogen oksidase menjadi
protoporfirin III (IX).

• Terakhir, penyatuan ion Fe2+ (ferro) pada


protoporfirin III yang dikatalisis oleh
ferokelatase/heme sintase agar menjadi heme.

10
Sintesis Heme di Mitokondria

11
Pengaturan Sintesis Heme

• Enzim regulator adalah ALA-sintase.

• Heme bertindak sebagai regulator negatif


(umpan balik negatif) sintesis enzim ALA-
sintase.

• Jika heme meningkat, maka sintesis ALA-sintase


akan menurun.

13
Hemoglobin
• Satu mol. Hb dewasa (HbA) mempunyai;
- 4 gugus heme
- Setiap heme mengandung 1 ion Fe2+
- 4 subunit protein globin
- Setiap subunit mengikat 1 mol. O2
- 1 mol. Globin mengikat 1 mol. CO2

• Subunit rantai terdiri dari 2 α dan 2 β;


- α masing-masing = 141 asam amino
- β masing-masing = 146 asam amino
14
Hemoglobin

15
Mioglobin
• Perbedaan dengan hemoglobin?
BILIRUBIN
Beckingham, I J et al. BMJ 2001;322:33-36 18
Pendahuluan
• Seseorang dgn berat badan 70 kg akan
mengkatabolisis + 6 gram Hemoglobin setiap
harinya.
• Globin diuraikan menjadi asam amino.
• Besi-heme disimpan dalam depot besi.
• Porfirin diuraikan dalam sel-sel retikulo-
endotel yg terdapat dalam;
- hepar
- limpa
- sumsum tulang 19
Katabolisme Heme

• Heme diuraikan dalam mikrosom sel


retikuloendotel oleh sistem heme oksigenase.
• Sistem ini terletak sangat dekat dengan sistem
transpor elektron.
• Oksigen ditambahkan pada jembatan α-
metenil antara pirol I dan II.
• Produk yg terbentuk adalah biliverdin IX-α.
• Biliverdin IX-α akan direduksi jadi bilirubin.

20
Katabolisme Heme

21
Katabolisme Heme

22
Sumber Bilirubin

Pembentukan bilirubin pada dewasa + 250-


350 mg/hari.
Terutama berasal dari:
1. Hemoglobin;
Satu gram Hb menghasilkan + 35 mg bilirubin.
2. Proses eritropoiesis yg tidak efektif.
3. Protein heme, seperti sitokrom P-450.

23
Metabolisme Bilirubin di Hepar

1. Bilirubin diambil oleh sel parenkim hepar.

2. Konjugasi bilirubin dalam retikulum


endoplasma halus.

3. Sekresi bilirubin terkonjugasi ke dalam


empedu.

24
1. Ambilan Bilirubin oleh Hepar

• Bilirubin sukar larut dalam plasma, maka


senyawa ini harus berikatan nonkovalen
dengan albumin.
• Sejumlah obat-obatan bersaing dengan
bilirubin utk dapat terikat pd albumin.
• Bilirubin dilepas dari albumin oleh sinusoid
hepatosit oleh sistem pengangkutan yang
difasilitasi.
• Ambilan bilirubin ini tergantung pada umpan-
balik negatif dari ekskresi bilirubin oleh lintasan
berikutnya. 25
2. Konjugasi Bilirubin

• Tujuan konjugasi adalah supaya bilirubin


berbentuk polar.
• Bilirubin akan dikonjugasi dengan asam
glukuronat oleh enzim;
2 isoform enzim glukuronosiltransferase
• Enzim ini dapat diinduksi oleh fenobarbital.
• Intermediat bilirubin monoglukuronida
menjadi dominan pada ikterus obstruktif.

27
2. Konjugasi Bilirubin

• Donor glukuronat ialah: UDP-glukosa

UDP-glukosa
dehidrogenase
UDP-glukosa UDP- asam
glukuronat
2NAD+ 2NADH+2H+

28
2. Konjugasi Bilirubin
UDP-glukuronosil
transferase
UDP-asam glukuronat bilirubin monoglukuronida
+ +
bilirubin UDP

UDP-glukuronosil
transferase
UDP-asam glukuronat bilirubin diglukuronida
+ +
bilirubin UDP
monoglukuronida
29
30
3. Sekresi Bilirubin

• Sekresi bilirubin diglukuronida ke dalam


empedu melalui transportasi aktif.
• Sistem transpor ini juga dapat dipicu oleh obat
yang menginduksi konjugasi bilirubin.
• Normalnya, bilirubin diglukuronida saja yg
disekresikan ke dalam empedu.
• Bilirubin tak-terkonjugasi dapat ditemukan
dalam empedu pada pasien yang telah
menjalani fototerapi.
• Selanjutnya, bilirubin diglukuronida akan
diekskresikan ke duodenum. 31
Bilirubin Dlm Usus

• Dalam lumen ileum terminalis, glukuronida


akan dilepas oleh enzim bakteri β-
glukuronidase.

• Pigmen tsb selanjutnya direduksi oleh flora


feses menjadi tetrapirol tak berwarna
urobilinogen.

32
Siklus Urobilinogen Enterohepatik

• Sebagian kecil urobilinogen diabsorpsi kembali


oleh sirkulasi darah untuk dibawa ke hepar.

• Dari hepar, urobilinogen disekresikan kembali


ke dalam lumen usus.

• Pada pembentukan pigmen berlebihan atau


penyakit hepar, urobilinogen akan
diekskresikan juga ke dalam urine.

33
Urobilinogen

• Sebagian besar urobilinogen tidak berwarna,


tetapi akan teroksidasi menjadi urobilin yg
berwarna.

• Warna feses berubah menjadi lebih gelap bila


terpajan oleh udara, karena oksidasi sisa
urobilinogen menjadi urobilin.

34
Hiperbilirubinemia

• Peninggian kadar bilirubin darah yang


melampaui 1 mg/dl.

• Jika kadar mencapai lebih dari 2 mg/dl, maka


bilirubin berdifusi ke dalam jaringan.

• Bilirubin dalam jaringan tsb akan berubah


warna menjadi kuning, disebut ikterus
(jaundice).
35
HIPERBILIRUBINEMIA
• Peningkatan kadar bilirubin dalam darah
• Penyebab :
1. Produksi bilirubin >> : anemia hemolitik, neonatal
“physiologic jaundice”, sindroma Crigler-Najjar  pre
hepatik
2. Kerusakan liver : oleh karena zat toksik/infeksi virus,
mis. Chloroform, CCl4, virus hepatitis, sirosis, dll 
hepatik
3. Obstruksi saluran empedu  post hepatik
No. 1 dan 2  bilirubin tak terkonjugasi >>
No. 3  bilirubin terkonjugasi >>
• Gejala : jaundice / ikterus
• Dalam keadaan normal : urobilinogen hampir
tidak dijumpai di urin
• Bilirubin tak terkonjugasi (larut lemak) 
dapat melewati blood brain barrier  otak
ensefalopati (Kernicterus)
• Bilirubin terkonjugasi (larut air)  >>  kadar
di urin >>
• Bila ada obstruksi saluran empedu  bilirubin
tidak dapat dikeluarkan ke saluran cerna 
feses pucat
Reaksi Ehrlich

• Adalah metode pengukuran kuantitatif


bilirubin serum yang ditemukan oleh Ehrlich.
• Uji ini berdasarkan perangkaian asam sulfanilat
diazotisasi (reagen diazo Ehrlich) dengan
bilirubin.
• Reaksi tsb menghasilkan senyawa azo yg
berwarna ungu kemerahan.

38
Penemuan Van den Berg

• Pada suatu pemeriksaan kadar pigmen empedu


dengan metode Ehrlich, Van den Berg lupa
menambahkan metanol.
• Beliau merasa heran karena timbul warna yang
sama dgn metode Ehrlich dengan penambahan
metanol.
• Bentuk langsung ini disebut direct bilirubin.
• Metode dengan metanol menghasilkan indirect
bilirubin.
39
Perbedaan Bilirubin
Bilirubin I Bilirubin II

- indirect - direct
- terikat albumin - terikat glukuronat
- non-polar - polar
- dibawa ke hepar - disekresikan dari hepar
- Hiperbilirubinemia; - Hiperbilirubinemia;
> retensi > regurgitasi
> bisa masuk ke SSP > tidak bisa ke SSP
> tidak ada dlm urine > bisa masuk ke urine

40
Skema
Proses
Katabolisme
Bilirubin
Beserta
Beberapa
Penyebab
Jaundice
1. Peningkatan Bilirubin I

Ikterus fisiologik neonatorum;


- Terjadi karena hemolisis yg lebih cepat,
tetapi sistem hepatik masih prematur.
- Defisiensi substrat UDP-asam glukuronat.
- UDP-glukuroniltransferase belum matur.
- Terjadi Kern ikterus bila kadar bilirubin
tak-langsung ini mencapai 20-25 mg/dl.

43
Ikterus Neonaturum
• Ikterus adalah gambaran klinis berupa
pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa
karena adanya deposisi produk akhir
katabolisme heme yaitu bilirubin. Secara
klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila
konsentrasi bilirubin serum >5mg/dL
• Pada orang dewasa, ikterus akan tampak
apabila serum bilirubin >2mg/dL
2. Peningkatan Bilirubin I

Sindrom Crigler-Najjar tipe I;


- Kelainan autosomal-resesif.
- Defisiensi UDP-glukuronosiltransferase yg
berat atau enzim tidak ada sama sekali.
- Fatal menjelang usia 15 bulan.
- Kadar bilirubin serum > 20 mg/dl.
- Terapi fenobarbital tidak bermanfaat.

45
3. Peningkatan Bilirubin I

Sindrom Crigler-Najjar tipe II;


- Defisiensi UDP-glukuronosiltransferase
yg ringan.
- Kadar bilirubin serum < 20 mg/dl.
- Empedu penderita masih mengandung
bilrubin monoglukuronida.
- Berespon terhadap terapi fenobarbital
dosis besar.

46
4. Peningkatan Bilirubin I

Sindrom Gilbert;
- Kelainan ringan pada gen pengkode UDP-
glukuronosiltransferase I.
- Hemolisis terkompensasi.
- Tidak berbahaya.

Hiperbilirubinemia toksik;
- Toksik akibat kloroform, arsfenamin,
karbontetraklorida, asetaminofen, virus,
sirosis, dan jamur amanita.
47
1. Peningkatan Bilirubin II

Obstruksi percabangan saluran empedu;


- Penyumbatan duktus hepatikus & duktus
biliaris komunis.
- Regurgitasi bilirubin II ke vena hepatik &
saluran limfatik.
- bilirubin terlihat di dalam darah &
urine (ikterus kolurik).
- Ikterus kolestatik mencakup semua kasus
ikterus obstruktif ekstrahepatik.
48
2. Peningkatan
PeningkatanBilirubin
Bilirubin II
Ikterus idiopatik kronis (Sind. Dubin Johnson);
- Gangguan autosomal resesif ringan.
- Defek pada sekresi-hepatik bilirubin II.
- Defek juga pd sekresi estrogen-konjugat.
- Hepatosit di daerah sentrilobularis terdpt
pigmen hitam abnormal.

Sind. Rotor (gambaran histologis normal);


- penyebab tdk diketahui, mungkin defek pd
transportasi anion anorganik. 49
Bilirubin II Terikat Albumin

• Hal ini terjadi akibat kadar bilirubin II yang


tetap tinggi dalam plasma dapat terikat kovalen
dengan albumin.
• Usia paruh bilirubin ini akan lebih lama.
• Terjadi pada sebagian pasien ikterus obstruktif
yang tetap kuning setelah kadar bilirubin II
kembali normal.

50
Jenis Ikterus
Ikterus Bil. I Bil. II Urobil. Bilirubin
Darah Darah Urine Urine

Hemolitik
negatif

Hepatik

Obstruksi
negatif negatif

51
Kepustakaan
• Marks, DB., Marks, AD., Smith CM. 1996. Basic medical
biochemistry: a clinical approach. Dalam: B.U. Pendit,
penerjemah. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan
Klinis. Eds. J. Suyono., V. Sadikin., L.I. Mandera. Jakarta: EGC,
2000: 614.

• Murray, RK. 2003. Porfirin dan pigmen empedu. Dalam:


Andry Hartono, penerjemah. Harper’s Biochemistry. 25th ed.
Eds. R.K. Murray, D.K. Granner, P.A. Mayes, V.W. Rodwell.
McGraw-Hill Companies, New York: 349 - 54.

• Zulbadar, P. Mengenal dan memahami teori & praktek


(Biokimia dasar medis). Bagian Biokimia FKUA. 9 - 16.

53

Anda mungkin juga menyukai