Anda di halaman 1dari 4

Alvitra Salmalia Syaharani

192010101093

Tugas TM 7
Nutrisi, Suplemen, dan Metabolisme dalam Olahraga
Blok Elektif Kedokteran Olahraga

Skenario

Seorang laki-laki berusia 32 tahun datang ke praktik dokter umum untuk berkonsultasi karena keluhan gatal
sejak 1 bulan terakhir. Gatal tidak tergantung waktu dan disertai bentol terutama di muka, leher, dan badan. Tidak ada
keluhan lain. Pasien merupakan calon atlet binaraga yang rutin mengkonsumsi suplemen protein. Keluhan gatal timbul
setelah pasien ganti merk whey yang dikonsumsi. Pasien mengganti merk karena saat komsumsi whey merk
sebelumnya timbul jerawat di muka dan punggung. Karena khawatir kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi, saat ini
pasien juga mengkonsumsi vitamin D, suplemen yang mengandung kombinasi beberapa mineral (zinc dan selenium)
dan kafein. Pasien bingung apakah harus menghentikan semua suplemen yang dikonsumsi.

Istri pasien, perempuan berusia 28 tahun juga berkonsultasi mengenai berat badannya yang dianggap berlebih.
Berat badan istri pasien 80 kg dengan tinggi badan 160 cm. Teman di sanggar senam menyarankan untuk konsultasi
ke dokter apakah perlu diresepkan obat, sedangkan teman yang lain menyarankan langsung konsumsi suplemen herbal
saja. Pasien ragu karena pernah mendengar efek samping suplemen herbal dapat merusak organ hati dan ginjal.

Apakah yang harus dijelaskan & disarankan dokter pada kedua pasien?

Tugas
1. Bagaimana cara menghitung kebutuhan nutrisi sehari-hari?
Perhitungan kebutuhan kalori
Laki-laki = 30kal/kgBB
Perempuan = 25kal/kgBB
Makronutrien
Karbohidrat
45-65% kebutuhan kalori
Lemak
20-25% kebutuhan kalori
Protein
10-20% kebutuhan kalori
Mikronutrien
Vitamin
Angka Kecukupan Gizi untuk vitamin C untuk orang dewasa menurut WKNPG 1998
Vitamin C
adalah 60 mg/hari.
Hasil penelitian menganjurkan konsumsi tiamin berkisar 1-2 kali RDA (yaitu 1,5-3 mg/
Vitamin B1
hari) sudah mencukupi bagi seorang yang aktifitas aerobiknya sedang.
Konsumsi vitamin K perhari sebaiknya memenuhi 80 mcg untuk pria dan 65 mcg untuk
Vitamin K
wanita.
dll.
Mineral
Mineral makro adalah mineral yang kebutuhannya lebih dari 100 mg per gari, sedangkan yang tergolong
mineral mikro adalah kelompok mineral yang kebutuhannya kurang dari 100 mg per hari. Adapun yang
termasuk mineral makro adalah natrium (Na), magnesium (Mg), kalium (K), kalsium (Ca), fosfor (P),
klor (Cl) dan sulfur (S). Sedangkan yang tergolong mineral mikro antara lain zat besi (Fe), seng (Zn),
iodium (I), selenium (Se), tembaga (Cu).

2. Jika pasien ingin menurunkan berat badan, bagaimana cara mengatur kebutuhan nutrisinya? Berapa
kalori asupan karbohidrat, lemak dan protein yang dibutuhkan? Berikan contoh cara membuat menu har-
ian!
 Perempuan, 28 tahun, BB 80 kg, TB 160 kg  IMT = 31,25  Obesitas I
 Agar mencapai IMT ideal, pasien harus mencapai BB 63,7 kg (IMT=24,9), yang artinya perlu penu-
runan BB sebesar 16,3 kg (20,375% BB awal).
 Penurunan berat badan dapat dicapai dengan mengurangi asupan makanan, meningkatkan pengelu-
aran energi, atau keduanya. Intervensi berupa perubahan gaya hidup yang mengombinasikan penu-
runan asupan energi dan peningkatan pengeluaran energi melalui latihan fisik dan bentuk aktivitas
fisik lainnya dapat memberikan dampak berupa penurunan berat badan sebesar 9% sampai 10% di
tahap awal program penurunan berat badan.
 Targetkan penurunan berat badan setidaknya 5% sampai 10% dari berat badan awal dalam waktu 3-6
bulan. Targetkan terjadinya penurunan asupan energi sebesar 500- 1.000 kkal per hari untuk menca-
pai penurunan berat badan. Penurunan asupan energi ini harus dikombinasikan dengan penurunan
asupan lemak menjadi < 30% dari total asupan energi.
 Cara membuat menu harian
a. Menentukan man value
Reference man yang dipakai sebagai patokan disebut faktor man value dan digunakan untuk
menentukan kebutuhan baku untuk individu lain, seperti wanita, anak-anak dan lain-lain.

b. Menjumlahkan faktor man value


c. Menghitung berbagai kebutuhan pangan per hari (dalam garam) dikalikan dengan jumlah man
value

3. Apakah suplemen yang banyak digunakan untuk menurunkan berat badan & menambah masa otot, mana
yg bisa disarankan untuk digunakan, mana yg tidak dianjurkan? Mengapa dilarang, apa efek samp-
ingnya?
 Pola penggunaan suplemen diet pada atlet sangat bervariasi. Ada yang menggunakannya untuk karir,
kompetisi, dan lain sebagainya. Sebagian besar atlet juga menyadari potensi dan manfaat dari peng-
gunaan suplemen diet, seperti potensi untuk kesehatan maupun potensi untuk peningkatan kinerja
mereka.
 Meskipun memberikan dampak positif, suplemen diet tetap mempunyai regulasi untuk menghindari
dampak negatif dari pemakaiannya. Oleh karena itu, Badan Kesehatan The Dietary Supplements
Health and Education (DSHEA) yang disahkan oleh Kongres AS mengatakan bahwa suplemen diet
harus tidak mendiagnosis, memicu, atau menimbulkan penyakit. Perusahaan pembuat suplemen pun
harus tunduk kepada segala peraturan yang dibuat oleh Badan Food and Drugs Administration
(FDA).
 Selain itu, pembuatan suplemen diet tetap diatur sesuai hukum yang sama dengan cara pembuatan
bahan makanan pada umumnya dan tidak dipaksa untuk tunduk kepada peraturan ketat yang diterap-
kan terhadap industri farmasi yang ada. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa tidak ada persyaratan
kuat untuk membuktikan manfaat yang diklaim oleh suplemen diet, tidak ada persyaratan untuk men-
jamin keselamatan para pemakai, juga tidak ada jaminan kualitas dan persyaratan pelabelan liberal.
 Hal tersebut menunjukkan bahwa tetap terdapat masalah dengan beberapa suplemen diet yang dijual,
tetapi pilihan tetap terbuka untuk mereka bertanggung jawab atas keamanan pangan yang dibatasi
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, Badan FDA juga menemukan bahwa
terdapat suplemen diet yang berbahaya yang ada di pasaran, di mana terdapat kandungan asam folat
34% lebih banyak dari dosis yang dianjurkan.
 Kekhawatiran terbesar bagi atlet yang berkaitan dengan penggunaan suplemen diet adalah apakah su-
plemen tersebut mengandung zat narkotika atau tidak. Penggunaan narkotika dalam olahraga ten-
tunya akan menggagalkan atlet dalam tes doping yang berdampak besar pada karirnya ke depan,
bahkan akan merusak reputasi dan dapat menyebabkan kehilangan pekerjaannya.
 Dalam beberapa kasus, terdapat zat narkotika steroid anabolik dari tes doping atlet oleh panitia tes
kompetesi. Memang zat seperti steroid anabolik akan membentuk massa otot dengan sangat cepat
dan memberikan hasil instan, tetapi dari beberapa kasus ditemukan bahwa zat tersebut dapat menye-
babkan toksisitas dan karsinogenikitas, yakni semacam keracunan zat yang memberikan dampak
serius bagi tubuh atlet.
 Suplemen yang dianjurkan adalah suplemen yang dapat membantu kebutuhan nutrisi dari makanan
yang tidak dikonsumsi selama masa diet.

4. Apakah vitamin & mineral yang banyak digunakan untuk menunjang program olahraga?
 Vitamin B12: Dibutuhkan tubuh karena dapat mengubah makanan menjadi energi. Jika seseorang
kekurangan Vitamin B12 maka akan berdampak lelah atau bahkan anemia.
 Vitamin D: Kekurangan vitamin D akan mengakibatkan rasa pegal pada otot. Oleh karena itu, suple-
men yang mengandung vitamin D bisa menjadi salah satu suplemen yang dapat membantu
meningkatkan performa.

Anda mungkin juga menyukai