Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI TANAH DAN EROSI ANGIN

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

Disusun Oleh :

Nama : Atika Dwi Hapsari


NIM : 19312241036
Kelas : Pendidikan IPA A 2019

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
A. Judul

Identifikasi Tanah dan Erosi Angin

B. Tujuan

Mengidentifikasi bagian-bagian tanah dan factor-faktor yang mempengaruhi


kemampuan erosi oleh angin.

C. Alat dan Bahan

1. Botol air mineral bekas

2. Pengaduk

3. Kardus bekas bungkus sepatu

4. Sedotan minuman

5. Sampel tanah dari halaman rumah

6. Pasir lembut kering

7. Pasir lembut kasar

8. Tanah debu kering

9. Tanah basah

D. Langkah Kerja

Kegiatan 1

a. Isilah botol air mineral bekas dengan sampel tanah.


b. Campurkan sampel tanah dalam botol air mineral dengan air, aduk sampai
merata.
c. Diamkan beberapa saat (bisa sambil mengerjakan kegiatan 2).
d. Amati struktur tanah yang terbentuk dari campuran tanah dan air setelah
beberapa saat.
e. Gambarkan hasil pengamatan dan deskripsikan bagian-bagian tanah (horizon
tanah)
Kegiatan 2

a. Buatlah lubang dengan ukuran sebesar sedotan (1-3 lubang) pada salah satu sisi
kardus.
b. Pasang sedotan pada lubang dan masukkan kira-kira 2 cm.
c. Letakkan beberapa sampel tanah yang anda bawapada kardus pada jarak kira-
kira 5 cm di depan ujung sedotan yang masuk.
d. Tiuplah masing-masing sampel tanah dalam kardus dengan sedotan dari bagian
ujung luar dengan tiupan keras dan tiupan biasa.
e. Amati tingkat erori tanah yang terjadi dan masukkan data pengamatan pada
Tabel.

E. Tabulasi Data

1. Bagian A (Percobaan struktur tanah)


Struktur Tanah
No Jenis Tanah Lapisan Tanah Panjang (cm) Keterangan

1 Tanah Biasa Atas 0,4 - Partikel berukuran


(debu)
kecil
- Lembut
- Warna cokelat tua
- Lapisan paling tipis
dibanding lapisan
yang lain

Tengah 0,7 - Partikel berukuran


(Liat)
sedang
- Berwarna cokelat
tua
- Lapisan lebih tebal
dari lapisan atas
Bawah 2 - Partikel berukuran
(Pasir)
besar
- Tekstur kasar
- Warna cokelat tua
- Lapisannya lebih
tebal dari lapisan
lain.

2. Bagian B (Percobaan erosi angin)

Perlakuan Pengamatan
Tanah Pasir
Basah Kering Basah Kering
Tiupan biasa tetap, tidak terdapat tetap, tidak ada partikel
ada tanah tanah yang membentuk yang
yang tersebar cekungan tersebar
tersebar membentuk tidak ada terbentuk
tidak cekungan tapi partikel cekungan
membentuk tidak dalam yang berukuran
cekungan pada tersebar sedang pada
pada permukaan tidak permukaan
permukaan tanah membentuk pasir
tanah cekungan
pada
permukaan
pasir
Keterangan - ++ - ++

Tiupan keras ada banyak ada partikel banyak


partikel/tan- partikel tanah pasir yang partikel
ah yang yang tersebar tersebar pasir yang
tersebar banyak debu tidak tersebar
membentuk berterbangan membentuk terbentuk
cekungan membentuk cekungan cekungan
kecil pada cekungan pada besar pada
permukaan besar pada permukaan permukaan
tanah permukaan pasir pasir
tanah
Keterangan ++ +++ + +++

Keterangan :

- : tetap, tidak ada perubahan pada sampel


+ : sedikit sampel yang tersebar

+ + : agak banyak sampel yang tersebar

+ + + : banyak sampel yang tersebar

F. Analisis Data

Menghitung persen debu :

𝑑𝑒𝑏𝑢
1. % debu : 𝑑𝑒𝑏𝑢+ 𝑙𝑖𝑎𝑡+𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟
0,4
: 0,4+ 0,7+2
0,4
: 3,1

: 0,129 x 100%
: 12,9 % ≈ 13 %
𝑙𝑖𝑎𝑡
2. % liat : 𝑑𝑒𝑏𝑢+ 𝑙𝑖𝑎𝑡+𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟
0,7
: 0,4+0,7+2
0,7
: 3,1

: 0,225 x 100%
: 22,5 % ≈ 23%
𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟
3. % pasir : 𝑑𝑒𝑏𝑢+ 𝑙𝑖𝑎𝑡+𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟
2
: 0,4+0,7+2
2
: 3,1

: 0,64 x 100%
: 64 %

G. Pembahasan
Praktikum dengan judul “Identifikasi Tanah dan Erosi Angin” dilakukan
pada tanggal 5 Oktober 2020, mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi
bagian-bagian tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi
oleh angin. Pada kegiatan ini praktikan melakukan dua percobaan yaitu
percobaan struktur tanah dan percobaan erosi angin.
1. Percobaan struktur tanah
Pada percobaan struktur tanah, praktikan bertujuan untuk
mengetahui dan menunjukkan bagian-bagian tanah yang dijelaskan
melalui lapisan-lapisan tanah (horison tanah). Untuk menunjukkan
lapisan-lapisan tanah yang digunakan dalam percobaan, praktikan
mengambil sampel tanah biasa. Sampel tanah ini selanjutnya diamati
lapisan-lapisan dan struktur yang membentuknya setelah diberi air lalu
diendapkan beberapa menit.
Pada percobaan struktur tanah, alat yang digunakan praktikan
adalah botol air mineral sebagai tempat untuk sampel tanah dan air yang
dicampur. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah biasa dan air
secukupnya. Adapun langkah kerja yang dilakukan praktikan adalah
praktikan mengisi botol air mineral dengan sampel tanah biasa dan air ±
100 ml. Selanjutnya mengaduk campuran tersebut, kemudian
mendiamkannya selama 10 menit. Setelah itu, praktikan mengamati
struktur tanah yang terbentuk dari campuran tersebut.
Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan
bumi dan terdiri dari massa padat, cair dan gas. Tanah terjadi karena
adanya pelapukan batuan dan tumbuhan yang prosesnya ratusan tahun
(Kartasapoetra dan Sutedjo,1991).
Menurut Kartasapoetra dan Sutedjo (1991), susunan tanah mineral
terdiri atas tiga komponen, yakni pasir (sand), debu (silt), dan lempung
(clay). Ketiga susunan tanah tersebut dibagi berdasarkan ukuran yang
berbeda-beda :
1. Partikel pasir memiliki ukuran sekitar 200 mikrometer hingga
2000 mikrometer.
2. Partikel debu memiliki ukuran sekitar 2 mikrometer sampai
kurang dari 200 mikrometer.
3. Partikel lempung memiliki ukuran kurang dari 2 mikrometer.
Gambar percobaan identifikasi tanah

Sumber : Dokumentasi pribadi

Pada saat percobaan, setelah sampel tanah dicampurkan dengan air


dan didiamkan kurang lebih 10 menit dapat diamati terdapat tiga
susunan tanah pada botol air mineral. Lapisan pertama, yang terletak
paling atas dengan tinggi 0,4 cm memiliki ciri-ciri partikel berukuran
kecil, bertekstur lembut, berwarna cokelat tua dan merupakan lapisan
paling tipis dibanding lapisan yang lain merupakan lapisan debu. Hal ini
sesuai dengan Kartasapoetra dan Sutedjo (1991). Lapisan kedua, yang
terletak ditengah-tengah dengan tinggi 0,7 cm memiliki ciri-ciri partikel
berukuran sedang berwarna cokelat tua dan lapisan lebih tebal dari
lapisan atas. Lapisan ini termasuk lapisan lempung atau liat yang
memiliki ukuran tidak telalu besar juga kecil. Hal ini sesuai dengan
Kartasapoetra dan Sutedjo (1991). Lapisan tanah ketiga, yang terletak
paling dasar di botol air mineral memiliki tinggi 2 cm dengan ciri-ciri
partikel berukuran besar, bertekstur kasar, berwarna cokelat tua dan
lapisannya lebih tebal dari lapisan lain. Ukuran partikel yang besar dan
tekstur yang kasar menandakan lapisan ini termasuk lapisan pasir, sesuai
dengan Kartasapoetra dan Sutedjo (1991).
Menurut Nasiah (2000), susunan tanah (dengan bahan induk
mineral) terdiri atas 50% bahan padatan (45% berupa bahan mineral dan
5% berupa bahan organik) 25% air dan 25% berupa udara. Tekstur
susunan tanah dapat bermacam-macam dan bisa dikempompokkan
menjadi :
1. Tekstur kasar misalnya pasir dan pasir berlempung
2. Tekstur agak kasar misalnya lempung berpasir dan lempung
berpasir halus
3. Tekstur sedang antara lain lempung berpasir sangat halus,
lempung berdebu dan debu
4. Tekstur halus misalnya tanah liat berpasir dan tanah liat berdebu

Tekstur tanah ini juga dipengaruhi oleh kandungan air yang


terdapat dalam tanah (Nasiah, 2000).

Hasil percobaan yang telah dilakukan kemudian perhitungan


persentase masing-masing lapisan tanah yang teramati dengan membagi
ukuran tinggi tiap lapisan tanah dengan jumlah tinggi dari masing-
masing lapisan tanah. Lapisan debu memiliki persentase 13%, lapisan
lempung atau liat memiliki persentase 23% dan lapisan pasir memiliki
persentase 64%. Kemudian dengan menggunakan segitiga tekstur tanah
masing-masing persentase yang didapatkan digambarkan garis pada
segitiga tekstur tanah. Hasilnya jenis sampel tanah merupakan tanah
lempung berpasir yang termasuk jenis tekstur tanah agak kasar sesuai
dengan Nasiah (2000).

2. Percobaan erosi angin

Pada percobaan erosi angin bertujuan untuk mengetahui faktor-


faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi oleh angin. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang memepengaruhi erosi tanah oleh angin
maka praktikan menyediakan empat sampel untuk percobaan ini.
Sampel terbagi atas 2 jenis, yaitu sampel tanah yang terdapat 2 variasi
yaitu tanah basah dan tanah kering kemudian jenis sampel pasir yang
terdapat 2 variasi yaitu pasir basah dan pasir kering. Kemudian,
praktikan meniup masing-masing sampel dengan sedotan untuk
mengetahui adanya erosi angin.

Pada percobaan erosi angin, alat yang digunakan praktikan


adalah kardus sepatu bekas sebagai tempat untuk sampel tanah dan pasir
yang akan ditiup dan sedotan yang digunakan untuk meniup masing-
masing sampel untuk diketahui terjadi atau tidaknya erosi angin. Bahan
yang digunakan adalah sampel tanah basah, sampel tanah kering, sampel
pasir basah dan sampel pasir kering. Adapun langkah kerja yang
dilakukan praktikan adalah membuat lubang dengan ukuran sebesar
sedotan (1-3 lubang) pada salah satu sisi kardus, memasang sedotan
pada lubang dan masukkan kira-kira 2 cm, meletakkan beberapa sampel
tanah yang anda bawapada kardus pada jarak kira-kira 5 cm di depan
ujung sedotan yang masuk, meniup masing-masing sampel tanah dalam
kardus dengan sedotan dari bagian ujung luar dengan tiupan keras dan
tiupan biasa dan mengamati tingkat erosi tanah yang terjadi dan
masukkan data pengamatan pada tabel.
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan dan
kemudia dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan
gravitasi. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur
dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan
tanah untuk menyerap dan menahan air (Arsyad, 1989).
Erosi angin atau deflasi adalah pengikisan batuan atau tanah
yang dilakukan oleh angin. Pengikisan yang dilakukan oleh hembusan
angin ini disebut deflasi. Angin yang bertiup kencang membawa butiran
kerikil atau pasir dan berusaha mengikis setiap batuan yang dilewatinya.
Angin hanya dapat mengikis endapan yang halus, seperti pasir,
lempung, dan tanah liat, tetapi angin juga dapat menimbulkan pengaruh
ke daerah-daerah yang lebih luas (Arsyad, 1989).

Gambar percobaan erosi angin

Sumber : Dokumentasi pribadi


Pada percobaan erosi angin yang dilakukan dengan 4 sampel
pada gelas plastik, dilakukan 2 jenis perlakuan tiupan sebagai simulasi
dari erosi yang disebabkan angin yaitu tiupan biasa dan tiupan keras.

a. Tiupan biasa
Pada sampel tanah basah setelah diberi perlakuan
tiupan biasa didapatkan hasil tanah basah tetap
(dilambangkan dengan simbol -) yang menandakan tidak ada
pergerakan tanah setelah diberi tiupan, tidak ada tanah yang
tersebar, tidak membentuk cekungan pada permukaan tanah.
Pada sampel tanah kering setelah diberi perlakukan tiupan
biasa didapatkan hasil terdapat tanah yang tersebar
(dilambangkan dengan simbol + +) yang menandakan tanah
tersebar setelah diberi tiupan, membentuk cekungan tapi
tidak dalam pada permukaan tanah. Pada sampel pasir basah
setelah diberi perlakukan tiupan biasa didapatkan hasil tetap
(dilambangkan dengan simbol -) yang menandakan tidak ada
pergerakan tanah setelah diberi tiupan, tidak ada pasir yang
tersebar, tidak membentuk cekungan pada permukaan pasir.
Pada sampel pasir kering setelah diberi perlakukan tiupan
biasa didapatkan hasil terdapat partikel yang tersebar
(dilambangkan dengan simbol + +) yang menandakan tanah
tersebar setelah diberi tiupan, terbentuk cekungan berukuran
sedang pada permukaan pasir yang menandakan tanah
tersebar setelah diberi tiupan.
b. Tiupan keras
Pada sampel tanah basah setelah diberi perlakuan
tiupan keras didapatkan hasil ada partikel/tanah yang
tersebar (dilambangkan dengan simbol + +) yang
menandakan tanah tersebar setelah diberi tiupan, membentuk
cekungan kecil pada permukaan tanah. Pada sampel tanah
kering setelah diberi perlakuan tiupan keras didapatkan hasil
banyak partikel tanah yang tersebar (dilambangkan dengan
simbol + + +) yang menandakan banyak tanah tersebar
setelah diberi tiupan, banyak debu berterbangan dan
membentuk cekungan besar pada permukaan tanah. Pada
sampel pasir basah setelah diberi perlakuan tiupan keras
didapatkan hasil ada partikel pasir yang tersebar
(dilambangkan dengan simbol + ) yang menandakan sedikit
pasir yang tersebar setelah diberi tiupan dan namun tidak
membentuk cekungan pada permukaan pasir. Pada sampel
pasir kering setelah diberi perlakuan tiupan keras didapatkan
hasil banyak partikel pasir yang tersebar (dilambangkan
dengan simbol + + +) yang menandakan banyak pasir yang
tersebar setelah diberi tiupan, terbentuk cekungan besar pada
permukaan pasir.

Menurut Rahim (2000), bahwa faktor-faktor yang memengaruhi


erosi adalah :
 Energi, yang meliputi hujan, air limpasan, angin, kemiringan dan
panjang lereng
 Ketahanan; erodibilitas tanah (ditentukan oleh sifat fisik dan
kimia tanah)
 Proteksi, penutupan tanah baik oleh vegetasi atau lainnya serta
ada atau tidaknya tindakan koservasi.

Berdasarkan hal tersebut, maka faktor yang memengaruhi erosi


tanah/pasir oleh angin, antara lain kekuatan angin memengaruhi
keadaan fisik tanah/pasir basah (tanah/pasir basah mengandung banyak
air menyebabkan tanah terikat kuat antar partikel sehingga sulit
terlempar), kecepatan angin yang kencang sehingga mampu
memindahkan partikel-partikel tanah/pasir basah ke tempat lain.
Menurut Arsyad (1989), gerakan partikel-partikel tanah/pasir yang
terangkut dibedakan menjadi 3, yaitu :
 Gerakan menyerap pada permukaan tanah, gerakan ini dilakukan
oleh partikel-partikel tanah yang berukuran relatif besar.
 Gerakan meloncat-loncat di atas permukaan tanah, gerakan ini
dilakukan oleh partikel-partikel yang berukuran sedang.
 Gerakan dalam suspanse, gerakan ini dilakukan oleh partikel-
partikel tanah berukuran halus yang tersangkut angin dengan
jarak paling jauh.
Pada tanah/pasir kering faktor yang memengaruhi erosi tanah yaitu
tenaga erosi yang meliputi, percepatan angin dan kekasaran permukaan.
Percepatan angin disimulasikan dengan tiupan keras dan tiupan biasa.
Agregat-agregat dari tanah kering beterbangan karena akibat dari tenaga
erosi. Angin hanya dapat mengikis endapan yang halus, seperti pasir,
lempung, dan tanah liat. Hasil cekungan yang terbentuk merupakan
hasil sculpturing erosi angin.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka faktor yang memengaruhi
tingkat erosi angin adalah kecepatan angin yang disimulasikan dengan
tiupan biasaa dan keras, ukurang partikel tanah/pasir yang dierosi,
tingkat kebasahan lingkungan (lingkungan yang basah menyebabkan
tanah sulit berpindah dan sulit terkena erosi dibandingkan dengan
partikel pada lingkungan yang kasar, massa partikel juga memengaruhi
jenis sampel).

H. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka kesimpulan dari


percobaan ini sebagai berikut :

1. Bagian-bagian lapisan tanah yaitu :


a. Debu
b. Liat
c. Pasir
2. Faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan erosi oleh angin yaitu :
a. Kecepatan angin (tiupan)
b. Tingkat kebasahan lingkungan
c. Ukuran dan masa partikel
I. Jawaban Pertanyaan
1. Yang manakah tingkat erosi yang lebih besar terjadi pada tanah basah
dan tanah kering?
Jawab : Tingkat erosi lebih besar terjadi pada tanah kering.
2. Yang manakah tingkat erosi yang lebih besar terjadi pada pasir basah
dan pasir kering?
Jawab : Tingkat erosi lebih besar terjadi pada pasir kering.
3. Faktor-faktor apakah yang memenagruhi erosi oleh angin?
Jawab :
a. Kecepatan angin (tiupan)
b. Tingkat kebasahan lingkungan
c. Ukuran dan masa partikel
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kartasapoetra, A. G dan Sutedjo, M. M. 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta:

Bhineka Cipta.

Nasiah. 2000. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi untuk Prioritas.

Yogyakarta: UGM.

Rahim, S. E. 2000. Pengendalian Erosi Tanah dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup.

Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai