Anda di halaman 1dari 10

Tallysheet Praktikum Modul 4 Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan

Nama : Fardan Muhammad


NIM : 11520026
Kelompok :1

Tabel 1.1 Pengamatan Warna, Tekstur dan Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah basah


Konsistensi tanah Konsistensi Tanah
Warna tanah
lembab Kering
Kode Kelekatan Plastisitas
Tekstur
Sampel Koordinat
tanah
Tanah
s s v p s v v v e s v e Warna
s p L f t l s h Hue Value Chroma
o s s o p p r t t h h h tanah

6°56'19.84"S
dan E Very Dark
Silty Clay √ √ √ √ 7.5 YR 3 1
107°45'57.66 Grey
"E

Pengamatan dan pengambilan sampel tanah dilakukan pada hari Sabtu tanggal 26 Februari 2022 pada pukul 16.00 WIB. Lokasi pengambilan sampel tanah
berada pada koordinat 6°56'19.84"S dan E 107°45'57.66"E, yakni area bekas panen persawahan dan perkebunan jln.GKPN, Cibeusi, Jatinangor. Keadaan lokasi pada
saat proses pengambilan sampel tanah cukup mendung dengan gerimis kecil. Tanah yang diambil pun dalam keadaan berbongkah-bongkah dengan tekstur sangat
keras hingga cukup lembab. Kondisi tanah yang sangat keras diakibatkan karena tanah diambil dari bagian permukaan yang tidak digemburkan (bekas panen) dan
terkena cahaya matahari langsung sedangkan kondisi tanah lembab karena tanah diambil dilapisan yang cukup lebih dalam sehingga tidak terkena cahaya matahari
langsung. Rona lingkungan dan visualisasi dari lokasi pengambilan sampel tanah dapat diperhatikan melalui Gambar 1 dan Gambar 2 dibawah ini.
Gambar 1.1 Rona Lingkungan Lokasi Gambar 1.2 Visualisasi Lokasi Penngambilan
Pengambilan Sampel (Dokumentasi Pribadi) Sampel (Google Earth Pro)

Berdasarkan Tabel 1.1, Setelah dilakukan pengamatan dan analisis warna sampel tanah yang digunakan menggunakan Munsell Color Soil Chart didapati
warna tanah adalah Very Dark Grey dengan referensi nilai Hue 7,5 YR, Value 3, dan Chroma 1. Selain warna tanah, tingkat konsistensi dari tanah juga diamati
meliputi konsistensi tanah dalam keadaan kering, lembab, dan basah. Tanah kering diberi perlakuan sesuai tahapan analisis konsistensi dan didaapat kesimpulan
bahwa tanah kering dalam keadaan extremely hard (eh) karena hasil pengamatan dan analisis menunjukan sampel tanah kering amat sangat keras (tidak hancur atau
bahkan berubah bentuk ketika diberi perlakuan). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sampel tanah yang digunakan berada pada dua kondisi yakni kering dan lembab.
Perlakuan yang sama diberikan pada tanah lembab dan didapat kesimpulan bahwa sampel tanah lembab berada pada kondisi yang subur (friable (f)) karena hasil
pengamatan dan analisis menunjukan sampel tanah lembab dapat tercerai saat diremas dan bergumpal ketika digenggam serta cukup melekat ketika ditekan.
Konsistensi tanah basah diukur dengan memberi air di atas kapasitas lapang namun tidak terlalu membanjiri sampel tanah yang digunakan. Pada konsistensi tanah
basah dilakukan pengamatan dan analisis terkait tingkat kelekatan dan plastisitas. Tingkat kelekatan sampel tanah yang didapat adalah very sticky (vs) karena
berdasarkan perlakuan yang diberikan dan pengamatan menunjukan bahwa sampel tanah amat sangat melekat pada jari atau benda lain. Disisi lain tingkat plastisitas
sampel tanah yang didapat adalah plastic (p) karena berdasarkan perlakuan yang diberikan dan pengamatan menunjukan bahwa sampel tanah dapat membentuk
gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut. Selain konsitensi tanah, sampel tanah diberi perlakuan untuk
mengukur tingkat kasar-licinnya tanah tersebut dan berdasarkan hasil pengamatan dan analisis didapati hasilnya adalah cukup licin.

Ket:
Ket: Tanahnya terasa sangat halus (sangat halus) – SILT ATAU SILTY
Sangat lengket (kaku) dan kaku (kaku) -- CLAYS (liat) (debu atau berdebu)
Lengket dan kaku untuk memeras -- CLAYS LOAM (lempung berliat) Tanah terasa agak berpasir (agak berpasir) -- Tidak menggunakan kata sifat
Lembut, mudah ditekan, hanya sedikit lengket -- LOAM (lempung) Tanah terasa sangat, sangat berpasir (sangat berpasir) -- SANDY (berpasir)

Gambar 1.3 Segitiga Tekstur untuk Menentukan Tekstur Tanah


Tabel 1.2 Pengamatan Tekstur Tanah di Lapangan
Kelas
Kelengketan Pembentukan bola dan
Kekasaran Kelicinan tekstur (12
dan plastisitas benang tanah
kelas USDA)
Tidak kasar atau Tidak licin Sangat lengket Bola sangat kohesip, benang Liat (Clay)
agak kasar dan plastis tanah mudah dibentuk
cincin, sangat mengkilat
Cukup licin Sangat lengket Bola sangat kohesip, benang Liat berdebu
seperti sutera dan plastis tanah dapat dibentuk cincin, (Silty clay)
halus sangat mengkilat
Cukup lengket Kohesip, benang kohesip, Lempung
dan plastis benang tanah dapat liat berdebu
dibentuk cincin, cukup (Silty clay
mengkilat loam)
Sangat licin dan Sedikit sekali Bola cukup kohesip, sukar Debu (silt)
seperti sutera lengket dan dibentuk benang tanah, agak
plastis mengkilat
Sangat licin dan Hampir tidak Bola cukup kohesip, benang Lempung
seperti sutera lengket dan tanah sukar untuk dibentuk, berdebu (silt
plastis tidak mengkilat loam)
Agak kasar sampai Sedikit licin Cukup lengket Bola sangat kohesif, benang Lempung
cukup kasar dan cukup tanah dapat dibentuk cincin berliat (Clay
plastis loam)
Cukup kasar Tidak licin Sangat lengket Bola sangat kohesip, benang Liat berpasir
dan plastis tanah sukar dibentuk cincin, (sandy clay)
sangat mengkilat
Cukup kasar Tidak licin Sangat lengket Bola cukup kohesip, benang Lempung
dan plastis panjang, sukar dibentuk liat berpasir
cincin, cukup mengkilat (Sandy Clay
loam)
Cukup kasar Agak licin Agak lengket Bola cukup kohesip, sukar Lempung
dan plastis dibentuk benang (loam)
Sangat kasar Tidak licin Tidak lengket Bola agak kohesip, tidak Lempung
dan plastis dapat dibentuk benang berpasir
(sandy loam)
Sangat kasar sekali Tidak licin Tidak lengket Bola agak kohesip, tidak Pasir
dan plastis dapat dibentuk benang berlepung
(loam sand)
Bola mudah pecah/tidak Pasir (sand)
kohesip

Dengan parameter konsistensi tanah tersebut dapat diketahui berdasarkan segitiga tekstur pada Gambar 1.3 adalah Clay karena sangat lengket dan kaku bila tidak
beri air. Parameter tingkat kasar-licin digunakan untuk menambahkan kata sifat dan didapati hasil bawah sampel tanah yang digunanak adalah Silty karena terasa
sangat halus (licin). Selain menggunakan segitiga tekstur, dapat pula digunakan Tabel 1.2 untuk mengetahui tekstur tanah dan dapat disimpulkan bahwa sampel
tanah yang digunakan adalah Silt Clay (Liat berdebu).
Hasil pengamatan sampel tanah yang digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Roni (2015) dimana berdasarkan perbandingan banyaknya
butiran pasir, debu, dan liat, tanah liat berdebu termasuk jenis tekstur tanah dalam kelas agak halus hingga halus. Ciri lainnya yang diungkapkan dalam penelitian
tersebut adalah tanah liat berdebu terasa halus, cukup licin dan terasa sangat lengket. Bola yang dibentuk dari tanah ini bersifat tegus (kohesif) dan cukup mudah
digulung. Berdasarkan penelitian ini, Dariah & Agus (2004) menambahkan dari penelitian yang mereka lakukan bahwa tanah liat berdebu yang masuk ke dalam
kelas agak halus hingga halus ini cocok apabila dijadikan lahan pada area persawahan. Hal ini berbanding lurus dengan pengamatan yang dilakukan dimana sampel
tanah yang digunakan berasal dari area bekas panen pertanian (sawah) dan perkebunan yang telah disinggung diawal penjealasan. Kondisi tanah kering (kasar) yang
diambil pada permukaann dan tanah lembab (halus) yang diambil pada permukaan lebih dalam memiliki potensi untuk dijadikan lahan pertanian (sawah). Dapat
disimpulkan bahwa tektur dan tingkat konsistensi tanah dapat mencirikan tanah yang memiliki kesesuaian dengan suatu lahan, dari pengamatan ini contohnya bahwa
tanah Silt Clay atau liat berdebu memiliki kesesuain dengan lahan pertanian.
Tabel 2. Pengamatan Kematangan Gambut
Tekstur Tingkat Bahan Bahan Organik Bahan Organik Warna Tanah Tingkat
Tanah Pelapukan Organik Kasar Tertinggal Kematangan
Gambut
Awal

BM SM TM DK SK T >2/3 ½- <1/3 >2/3 50% <1/3 Hue Value Chroma Warna


K 2/3 Tanah

Loam (lempung) Dark Reddish


√ √ √ √ 5 YR 3 3 Hemik
Brown
Gambar 2 Sampel Tanah Gambut Teramati (lingkaran merah)

Berdasarkan Tabel 2, Setelah dilakukan pengamatan dan analisis warna sampel tanah yang diamati berdasarkan Gambar 2 menggunakan Munsell Color Soil
Chart didapati warna tanah adalah Dark Reddish Brown dengan referensi nilai Hue 5 YR, Value 3, dan Chroma 3. Nilai warna tanah gambut yang diamati adalah 5
YR 3/3 dimana berdasarkan literatur nilai tersebut masuk ke dalam rentang nilai tanah gambut dengan tingkat kematangan hemik (setengah melapuk) yakni 5 YR
3/2 hingga 7,5 YR 3/2. Alasan lain tanah gambut yang diamati merupakan tanah pada tingkat hemik adalah karena dapat diamati pada gambar bahwa sudah terjadi
proses pelapukan namun masih terdapat sisa-sisa bahan asal pembentuknya. Dapat diamati pula, terdapat bekas remasan dan yang tertinggal mencapai 50%
bagiannya.
Tabel 2.2 Pengamatan Tekstur Tanah Gambut
Kelas
Kelengketan Pembentukan bola dan
Kekasaran Kelicinan tekstur (12
dan plastisitas benang tanah
kelas USDA)
Tidak kasar atau Tidak licin Sangat lengket Bola sangat kohesip, benang Liat (Clay)
agak kasar dan plastis tanah mudah dibentuk
cincin, sangat mengkilat
Cukup licin Sangat lengket Bola sangat kohesip, benang Liat berdebu
seperti sutera dan plastis tanah dapat dibentuk cincin, (Silty clay)
halus sangat mengkilat
Cukup lengket Kohesip, benang kohesip, Lempung
dan plastis benang tanah dapat liat berdebu
dibentuk cincin, cukup (Silty clay
mengkilat loam)
Sangat licin dan Sedikit sekali Bola cukup kohesip, sukar Debu (silt)
seperti sutera lengket dan dibentuk benang tanah, agak
plastis mengkilat
Sangat licin dan Hampir tidak Bola cukup kohesip, benang Lempung
seperti sutera lengket dan tanah sukar untuk dibentuk, berdebu (silt
plastis tidak mengkilat loam)
Agak kasar sampai Sedikit licin Cukup lengket Bola sangat kohesif, benang Lempung
cukup kasar dan cukup tanah dapat dibentuk cincin berliat (Clay
plastis loam)
Cukup kasar Tidak licin Sangat lengket Bola sangat kohesip, benang Liat berpasir
dan plastis tanah sukar dibentuk cincin, (sandy clay)
sangat mengkilat
Cukup kasar Tidak licin Sangat lengket Bola cukup kohesip, benang Lempung
dan plastis panjang, sukar dibentuk liat berpasir
cincin, cukup mengkilat (Sandy Clay
loam)
Cukup kasar Agak licin Agak lengket Bola cukup kohesip, sukar Lempung
dan plastis dibentuk benang (loam)
Sangat kasar Tidak licin Tidak lengket Bola agak kohesip, tidak Lempung
dan plastis dapat dibentuk benang berpasir
(sandy loam)
Sangat kasar sekali Tidak licin Tidak lengket Bola agak kohesip, tidak Pasir
dan plastis dapat dibentuk benang berlepung
(loam sand)
Bola mudah pecah/tidak Pasir (sand)
kohesip

Proses pengamatan dan analisis berdasarkan Gambar 2 terkait tekstur tanah juga dilakukan dengan merujuk pada Tabel 2.2. Melalui pengamatan, tanah gambut
yang diamati dirasa agak licin namun cukup kasar dengan tingkat kelekatan yang agak lengket. Dapat diamati terdapat bagian yang sedikit patah pada pita tanah
sehingga dapat diketahui tanah tersebut agak plastis yang menandakan sukar dibentuk pita tanah. Didapat kesimpulan bahwa tanah gambut yang diamati memiliki
tekstur tanah Loam (lempung).
Hasil pengamatan sampel tanah gambut berdasarkan Gambar 2 sesuai dengan penelitian yang dilakukan Winarno et al. (2018) dimana dari penelitian tersebut
diketahu karakteristik tanah lempung yaitu berwarna coklat kemerahan (tanah yang diamati = Dark Reddish Brown ), mudah rekah dalam kondisi kering namun
lengket dalam kondisi basah, dan agak elastis. Bahan et al. (2016) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa tanah lempung lempung bahan penyusunnya
didominasi oleh alam sekitarnya dengan struktur tanahnya yang berpori erat kaitannya dengan proses desalinasi dan fungsi hidrologi gambut. Dari penelitian ini juga
diungkapkan bahwa tanah lempung gambut memiliki kandungan aluminosilicates yaitu kandungan seperti aluminium, silikon, dan oksigen yang merupakan
komponen utama kaolin. Tanah gambut hemik merupakan gambut yang berada pada tingkat pelapukan sedang atau setengah matamg dimana masih terdapat serat-
serat pembentuknya. Tanah ini memiliki kapasitas mengikat air kisaran 450-850% dan akan memiliki drainase yang baik pada kedalaman air tanah 41-59 cm
(Winarno et al., 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Bahan, S., Pembuatan, B. and Support, M. (2016) ‘Karakterisasi Tanah Lempung Gambut Kalimantan Selatan Sebagai Bahan Baku Pembuatan Membrane Support’,
Teknoin, 22(6), pp. 437–443. doi: 10.20885/teknoin.vol22.iss6.art5.
Dariah, A. and Agus, F. (2004) ‘Pengelolaan Sifat Fisik Tanah Sawah Bukaan Baru’, Lahan Sawah Bukaan Baru, (i), pp. 107–130. Available at:
balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/sawah baru.pdf?%5Cnbalittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/sawah baru.pdf.
Roni, N. G. K. (2015) ‘Tanah Sebagai Media Tumbuh Tanaman’, Bahan Ajar, p. 34.
Winarno, T. et al. (2018) ‘Identifikasi Jenis dan Karakteristik Lempung di Perbukitan Jiwo, Bayat, Klaten dan Arahannya sebagai Bahan Galian Industri’, Teknik,
38(2), p. 65. doi: 10.14710/teknik.v38i2.12942.

Anda mungkin juga menyukai