Review “The Hidden Consequences of Credit: An Illustration from Rural Indonesia”
Kredit terkadang dianggap sebagai 'instrumen utama' pembangunan pedesaan. Sejak 1980-an, misalnya, telah terjadi pergeseran umum dari kredit pedesaan yang disponsori negara menuju pendekatan 'pasar keuangan' (Adams et al., 1984). Kriteria kinerja utama di bawah 'paradigma lama' adalah target keluaran kuantitatif (misalnya jumlah pohon yang ditanam) dan pertimbangan yang relatif kecil diberikan pada tingkat pengembalian kepada pemberi pinjaman. Sebaliknya, di bawah 'paradigma baru' perhatian sebagian besar terfokus pada sisi kreditur dan sejak tahun 1990-an 'keuangan mikro' telah menarik minat yang meningkat, membuka peluang baru bagi pemberi pinjaman. Kurangnya minat memahami konsekuensi ekonomi, sosial dan lingkungan mungkin dapat dijelaskan oleh fakta bahwa hubungan kredit/hutang menghasilkan hasil yang kompleks dan terkadang kontradiktif, sebagian besar terjadi sebagai efek samping 'tersembunyi' yang tidak diinginkan. Hubungan kredit/utang adalah kekuatan pendorong mendasar di balik dinamika kapitalisme yang ditandai dengan dorongan tanpa henti untuk menghitung, berdagang, bekerja, mengintensifkan dan berkembang. Utang yang meluas tidak hanya menjadi faktor kunci di balik penguasaan tanah dan tenaga kerja; itu juga telah memupuk disiplin pasar dan diwakili, secara lebih umum, mekanisme seleksi sosial yang kuat, baik secara perilaku maupun kelembagaan. Kredit telah melibatkan mitra utang yang lebih ketat yang juga mengakibatkan tekanan individu dan social yang cukup besar. Di bawah kapitalisme, kredit berbasis bunga dan agunan berkembang secara dramatis. Ada beberapa konsekuensi yang ‘tersembunyi’ dalam kredit modern. Awalnya, konsekuensi ini berupa tekanan baru pada debitur: tekanan untuk tetap pelarut, untuk menghormati batasan waktu, dan untuk mendapatkan keuntungan untuk mengganti pokok serta membayar bunga. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya dihasilkan dari 'keinginan tak terbatas' orang-orang seperti yang diungkapkan dalam semacam 'dorongan untuk mendapatkan keuntungan' bawaan yang dimungkinkan melalui kredit investasi. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan hasil utama dari kewajiban untuk mengambil pinjaman dan dari ancaman gagal bayar yang terus-menerus.