Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“TITRASI ASAM BASA“

NAMA KELOMPOK :
Danti
Riko
Cahya
Hamdi

KELAS :
XII-1 MIPA

SMA KHARISMAWITA DEPOK


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu
zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui
konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam
basa.Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat
dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH
pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi
asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki
rentang pH dimanatitik ekuivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit
untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau
sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi
tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu
berimpit dengan titik ekuivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat
memperkecil kesalahan titrasi. Titrasi asam basa merupakan contoh analisis glumetri,
yaitu suatu cara atau metode yang menggunakan larutan yang disebut titran dan
dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret. Titik dalam titrasi dimana titran yang
telah ditambahkan cukup untuk bereaksi secara tepat dengan senyawa yang ditentukan
disebut titik ekuivalen atau titik stoikiometri, titik ini sering ditandai dengan perubahan
warna senyawa yang disebut indikator. Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar
titrasi yang dilakukan berhasil:
1. Konsentrasi titrasi harus diketahui. Larutan seperti ini disebut larutan standar.
2. Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
3. Titik stoikiometri atau titik ekuivalen harus diketahui. Indikator yang memberikan
perubahan warna, atau sangat dekat pada titik ekuivalen yang sering digunakan. Titik
pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir.
4. Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen harus diketahui
setepat mungkin.

1.2 TUJUAN PENELITIAN


• Menghitung konsentrasi larutan HCl dengan menggunakan titrasi larutan NaOH.
• Menghitung kadar zat dalam senyawa dengan menggunakan titrasi.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 DASAR TEORI


Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan
asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan
menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan
basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui
kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi
volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-
alat, seperti buret dan pipet volumetri.

Larutan yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, sementara
larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai
titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang
digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi
asam kuat oleh basa kuat.

Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu:


1. Asam kuat - Basa kuat
2. Asam kuat - Basa lemah
3. Asam lemah - Basa kuat
4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
5. Basa kuat - Garam dari basa lemah
BAB III

METODE PENILITIAN

3.1 WAKTU & TEMPAT


➢ Waktu: Rabu, 14 September 2022
➢ Tempat: SMA Kharismawita Depok

3.2 ALAT & BAHAN


✓ Labu erlenmeyer
✓ Buret
✓ Statip dan klem
✓ Gelas ukur
✓ Beaker glass
✓ Indikator PP
✓ Minuman ringan
✓ Larutan NaOH 0,1 M
✓ Cuka dapur 25%

3.3 CARA KERJA


MENENTUKAN KADAR CUKA DENGAN MELAKUKAN TITRASI
1. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1M hingga batas 0 ml.
2. Mengambil 10 larutan cuka 25% kemudian encerkan hingga 1000 ml.
3. Mengambil 10 ml larutan cuka yang sudah diencerkan ke dalam labu erlenmeyer
ml kemudian tetesi dengan indikator PP sebanyak 3 tetes.
4. Tetesi larutan cuka yang diencerkan dan ditetesi dengan indikator PP dengan
larutan NaOH, penetesan dilakukan sedikit demi sedikit secara hati-hati dengan
labu erlenmeyer terus menerus diguncangkan, penetesan dihentikan saat terjadi
perubahan warna yang tetap yaitu merah muda. Catat berapa volume NaOH yang
dibutuhkan dan tulis pada data pengamatan.
5. Ulangi prosedur di atas sebanyak 3 kali hingga diperoleh tiga data.
MENENTUKAN KADAR MINUMAN RINGAN DENGAN MELAKUKAN TITRASI

1. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1M hingga batas 0 ml.


2. Mengambil 10 ml larutan kemudian encerkan hingga 100 ml.
3. Mengambil 10 ml minuman yang sudah diencerkan ke dalam labu erlenmeyer
kemudian tetesi dengan indikator PP sebanyak 3 tetes.
4. Tetesi larutan cuka yang diencerkan dan ditetesi dengan indikator PP dengan
larutan NaOH, penetesan dilakukan sedikit demi sedikit secara hati-hati dengan
labu erlenmeyer terus menerus diguncangkan, penetesan dihentikan saat terjadi
perubahan warna yang tetap yaitu merah muda. Catat berapa volume NaOH yang
dibutuhkan dan tulis pada data pengamatan.
5. Ulangi prosedur di atas sebanyak 3 kali hingga diperoleh tiga data.

3.4 DATA PENGAMATAN


A. MENENTUKAN KONSENTRASI HCI DENGAN LARUTAN SPRITE
Percobaan Volume HCI Volume NaOH Warna Reaksi
1 10 1 ml Merah Keunguan
2 10 0,8 ml Merah Keunguan
3 10 - -
Rata-rata 10 0,9 ml

B. MENENTUKAN KADAR ASAM CUKA DENGAN MELAKUKAN TITRASI


Percobaan Volume asam cuka Volume NaOH Warna Reaksi
1 10 3 ml Ungu
2 10 4,1ml Ungu
3 10 -
Rata-rata 10 3,55 ml

Anda mungkin juga menyukai