Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK SEBAGAI AKUNTABILITAS

KEPALA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN JATINEGARA


Emalia Karti
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Esa Unggul
Jl. Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510
email : emmalika25@gmail.com

Abstract
Efforts to improve teaching quality to improve learning by improving the
supervisory system. Supervision is an activity process consisting of control,
inspection and supervision of coaching. However, supervision in schools today is
more likely to lead to inspection, finding the teacher’s fault without a coaching.
This study aims to determine the supervision of academic supervisors of
educational units or supervisors in primary schools. To achieve these objectives,
this study used a qualitative approach. Data collection techniques are done
through observation and questionnaires. The procedure of data analysis is data
reduction, data presentation and conclusion. While the subject of research is
elementary school teachers in Kelurahan Jatinegara, East Jakarta. The results
showed that: 1) Supervision planning in primary school has an average score of
4.00 and 3.5625 which belongs to high category. 2) Implementation of the
supervision of learning carried out in primary school has an average value of
3.9375 and 3.739 into the high category. 3) Follow-up of academic supervision
conducted in primary school has an average value of 2.982 and 2.892 into the
category of middle.
Keyword :Supervision, Academic Supervision, Supervisor, Headmaster

Abstrak
Usaha peningkatan mutu mengajar untuk memperbaiki pembelajaran
dengan meningkatkan sistem kepengawasan. Pengawasan merupakan suatu proses
kegiatan yang terdiri dari kontrol, inspeksi dan supervisi pembinaan. Namun
supervisi yang ada di sekolah dewasa ini lebih cenderung mengarah ke inspeksi,
mencari-cari kesalahan dari pada guru tanpa ada sebuah pembinaan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah
atau supervisor di sekolah dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
observasi dan angket. Prosedur analisis data adalah reduksi data, penyajian data
dan kesimpulan. Sedangkan subjek penelitian adalah guru-guru sekolah dasar di
kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)
Perencanaan supervisi di sekolah dasar memiliki nilai rata- rata 4,00 dan 3,5625
yang termasuk kategori tinggi. 2) Pelaksanaan supervisi pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah dasar memiliki nilai rata-rata 3,9375 dan 3,739 masuk ke
dalam kategori tinggi. 3) Tindak lanjut supervisi akademik yang dilaksanakan di
sekolah dasar memiliki nilai rata-rata 2,982 dan 2,892 masuk ke dalam kategori
sedang.
Kata kunci: Supervisi, Supervisi Akademik, Pengawas, Kepala Sekolah
PENDAHULUAN
Sistem kepengawasan yang tidak profesional merupakan salah satu mata
rantai penyebab rendahnya mutu pendidikan nasional. Usaha peningkatan mutu
mengajar untuk memperbaiki pembelajaran dengan meningkatkan sistem
kepengawasan yang profesional merupakan salah satu usaha untuk memutus mata
rantai tersebut. Pengawasan selama ini masih berorintasi administratif,
pengamatannya masih terhadap lingkup fisik material yang mudah diamati, tidak
pada pembelajaran yang ditangani guru. Sehingga terkadang pengawasan
membuat guru cemas karena yang dicari kesalahan dan kekurangannya.
Pengawasan merupakan suatu proses kegiatan yang terdiri dari kontrol,
inspeksi dan supervisi pembinaan. Kontrol yaitu memeriksa apakah pekerjaan
berjalan seperti yang telah direncanakan. Inspeksi merupakan pemeriksaan di
tempat kerja untuk mengetahui bagaimana proses pekerjaan dilakukan. Supervisi
merupakan pembinaan, bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pekerjaan. Supervisi merupakan tindak lanjut dari kontrol dan inspeksi,
dilaksanakan berdasarkan data yang telah ditemukan sebelumnya. Supervisi meru-
pakan bagian dari pengawasan, yaitu pembinaan untuk memperbaiki dan
meningkatan mutu pembelajaran.
Supervisi diartikan sebagai aktivitas yang menentukan kondisi atau syarat-
syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan jembatan komunikasi
antara guru dan kepala sekolah dalam memantau aktivitas mengajar guru dengan
melihat bagaimana mereka menggali bahan pelajaran, menggunakan metode
mengajar yang variatif, melaksanakan evaluasi serta membantu guru dalam
menerjemahkan kurikulum sesuai dengan minat, kebutuhan dan potensi peserta
didik. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengelola dan
memberdayakan berbagai potensi dan sumber daya untuk mewujudkan visi, misi
dan tujuan sekolah yang ada. Maka seorang kepala sekolah dituntut
akuntabilitasnya sebagai penanggungjawab pendidikan. Akuntabilitas kepala
sekolah dapat ditunjukkan melalui supervisi akademik.
Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru dengan siklus
perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang

2
objektif dan segera yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengajaran
yang baik. Supervisi ini diberikan oleh kepala sekolah kepada guru dalam rangka
memperbaiki kinerja guru terutama pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran dan evaluasi proses serta hasil pembelajaran (Fathurrohman
dan Suryana, 2011:8).
Dalam jurnal Ajasan, Nasir dan Niswanto (2016) menjelaskan supervisi
yang ada di sekolah dewasa ini lebih cenderung mengarah ke inspeksi, di mana
supervisor dalam pelaksanaannya mencari-cari kesalahan dari pada guru tanpa ada
sebuah pembinaan serta pembenaran atau perbaikan dari sesuatu yang telah
disalahkan. Penyebab kesemuanya itu diduga karena tidak terlaksananya supervisi
akademik secara ideal, dan kalaupun ada kepala sekolah melakukan supervisi
pelakasanaannya masih melalui pendekatan inspeksi yang terkesan supervisi itu
hanya mencari-cari kesalahan dari guru tanpa bermaksud untuk memberi
perbaikan atau bantuan terhadap kesalahan yang dilakukan oleh guru yang
disupervisi.

TEORI TERKAIT
Akuntabilitas Kepala Sekolah
Dalam suatu organisasi formal maka akan terjadi pola hubungan antara
manajer dengan bawahan. Hubungan tersebut terjadi melalui delegasi. Delegasi
itu sendiri merupakan suatu pemberian wewenang dari pemegang otoritas yang
lebih tinggi. Esensi dari delegasi itu adalah adanya tanggung jawab ganda.
Tanggung jawab ganda ialah tanggung jawab kepada si pemberi delegasi dan
tanggung jawab kepada bawahan.
Di dalam organisasi sekolah terjadi delegasi yang diberikan kepada kepala
sekolah. Maka akuntabilitas kepala sekolah sebagai pengawas di sekolah tersebut
sangat penting karena mencakup bertanggung jawab dalam melakukan tindakan
dan membuat keputusan, bertanggung jawab atas tindakan bawahan, melakukan
tindakan menegur, bawahan atas pekerjaan yang kurang memuaskan dan meminta
bawahan melakukan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan
selanjutnya adalah mempertanggungjawabkan kembali pekerjaan yang telah

3
dilakukan bawahan sebagai pencapaian hasil sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Akuntabilitas memiliki arti lain yaitu suatu sikap manajer dalam melakukan
upaya atau tindakan yang merupakan bagian dari kewenangannya supaya
bawahan atau dalam hal ini, para guru dapat melakukan pekerjaannya,
memberikan tindakan korektif terhadap pekerjaan guru dan meminta pelaporan
dari guru atas keadaan dan kualitas kerja mereka(Susanto, 2016).

Pengertian Supervisi Akademik Kepala Sekolah


Supervisi terdiri dari dua kata, yakni super berarti atas, dan visi berarti visi
berarti lihat, tilik, awasi. Wahyudi (2012:98) mengartikan “supervisi sebagai
bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Dengan
perkataan lain, supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang disediakan
untuk membantu para guru untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalankan
tugas pengajaran”.
Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-
guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru
serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta
evaluasi pengajaran.(Harahap, 2014)
Supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi. Inspeksi lebih menekan
kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekan
kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian layanan dan kerja sama yang
lebih baik diantara guru-guru karena bersifat demokratis. Misi utama supervisi
pendidikan adalah memberikan pelayanan kepada guru untuk mengembangkan
mutu pembelajaran, memfasilitasi guru agar dapat mengajar dengan efektif.
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas pengajaran.
Kaitannya dengan peningkatan pengajaran maka diperlukan manajemen
kelas oleh guru yang bertujuan untuk melakukan suatu keputusan berdasarkan
upaya memahami, mendiagnosa dan melakukan tindakan memperbaiki apsek-

4
aspek yang menjadi pendorong dan penghambat kesulitan belajar siswa. (Susanto,
2017a)
Salah satu tugas guru yaitu membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau
melakukan serangkaian kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi belajar maka
hasil belajar akan tercapai secara optimal. (Melinda & Susanto, 2018)
Prinsip supervisi secara umum adalah prinsip perbaikan, komunikatif,
pencegahan, pengendalian, objektif, dan kontinuitas. Sedangkan prinsip modern
ialah menciptakan hubungan baik guru dan tenaga kependidikan, bersifat
demokratis, dan komprehensif. Tujuan supervisi pendidikan meliputi dalam
beberapa hal yaitu peningkatan daya kerja atau mutu dari guru di sekolah
sehingga menjadi guru yang terampil dalam pembelajaran, kemudian peningkatan
kemampuan yang bersifat bahan mata pelajaran yaitu semua keperluan bagi
pelaksanaan pendidikan itu sendiri.
Dalam Jurnal R. Susanto (2017) menyatakan bahwa supervisi akademik
yang baik harus mampu membuat guru semakin kompeten, yaitu guru semakin
menguasai kompetensi, baik kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Di dalam Oleh karena itu,
supervisi akademik harus menyentuh pada pengembangan seluruh kompetensi
guru. Termasuk kepemimpinan guru, tanpa kepemimpinan guru di kelas berarti
guru tidak dapat menjalankan fungsi dan perannya yang berkaitan dengan peran
dan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar secara optimal.(Susanto,
2017b)

Prosedur Supervisi Akademik


Prosedur supervisi pendidikan yang dimaksud adalah rangkaian kegiatan
supervisi pendidikan untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada kepala
sekolah dan guru agar termotivasi melakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan dengan cara memilih pendekatan dan model supervisi akademik yang
tepat dan sesuai dengan tujuan yang dicapai.

Teknik Supervisi Akademik Kepala Sekolah

5
Teknik supervisi merupakan cara yang ditempuh supervisor untuk mencapai
tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial
dengan sasaran kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta
masalah-masalah lain yang berhubungan, serta berorientasi pada peningkatan
mutu pendidikan. Teknik supervisi yang digunakan akan selalu memperhatikan
dan terkait dengan problem mengajar yang dilakukan guru, banyaknya guru dan
variasi mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab guru yang dibimbing.
Tugas supervisor satuan pendidikan ketika melaksanakan tugas
kepengawasannya, haruslah memahami teknik supervisi manajerial dan akademik
agar kegiatan supervisi dapat terlaksana dengan baik dan hasil pembinaannya
mencapai tujuan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
yaitu mendeskripsikan dan menganalisis supervisi akademik yang dilakukan
kepala sekolah di salah satu Sekolah Dasar yang ada di Kelurahan Jatinegara,
Jakarta Timur. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan guru di sekolah dasar
negeri dan sekolah dasar swasta di wilayah kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif, di mana data-data
yang dikumpulkan dituangkan dalam bentuk uraian dengan metode deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha memberikan
dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu yang
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi sekarang dan
mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan, dan
dianalisis.(Balqis, Usman, & Ibrahim, 2014)
Kemudian pendapat lain dari Sudjana dan Ibrahim (2010:64) menyebutkan
bahwa ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang dimana peneliti
berusaha memotret peristiwa dan kejadian sesuai fokus yang telah ditetapkan”.
(Balqis et al., 2014)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disintesiskan bahwa metode deskripsi
merupakan suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami dan

6
menggambarkan fenomena atau permasalahan tentang yang dialami subjek
penelitian, misalnya perilaku, kompetensi dan tindakan seseorang.
Dalam menemukan data yang benar tentang supervisi akademis yang
dilakukan kepala sekolah dasar di kelurahan Jatinegara, peneliti mengunakan
teknik pengumpulan data melalui observasi dan angket. Selanjutnya untuk
menganilisis data yang telah dikumpulkan sejak awal penelitian sampai akhir
penelitian dengan teknik reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam pembahasan hasil penelitian ini akan diupayakan untuk
menginterpretasikan hasil pengumpulan data angket yang telah diperoleh. Hal ini
didasarkan pada suatu persepsi bahwa tujuan utama penelitian kualitatif adalah
untuk memperoleh pemaknaan atas realita yang terjadi. Selanjutnya secara
sistematis pembahasan hasil penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut.

Pembahasan Hasil Penelitian


Perencanaan Supervisi Akademis
Program supervisi akademik terdiri dari program tahunan, semester, dan bulanan.
Dalam menyusun program supervisi, selalu melibatkan guru senior serta
berkoordinasi dengan pengawas sekolah agar dapat diberikan pentunjuk dan saran
untuk kelancaran supervisi akademik.

PERENCANAAN SUPERVISI SD Negeri


5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
4 4 4 4 4
3
3
2
1
0

PERENCANAAN SUPERVISI SD Negeri

7
Gambar 1 Grafik Perencanaan Supervisi SD Negeri

PERENCANAAN SUPERVISI SD Swasta


4 5 4 4
5
3 4
4
3
3
2 1

1
0

PERENCANAAN SUPERVISI SD Swasta

Gambar 2 Grafik Perencanaan Supervisi SD Swasta

Hasil grafik membuktikan bahwa tingkat perencanaan supervisi di sekolah


dasar negeri yang diteliti dengan aspek membuat perencanaan supervisi akademis
dengan program tahunan dan semester dengan menyiapkan instrumen supervisi
(lembar observasi dan angket), menyiapkan jadwal dan publikasi supervisi.
Dengan nilai rata-rata 4,00 yang menunjukkan tingkat perencanaan supervisi
tinggi. Begitupun juga dengan tingkat perencanaan supervisi di sekolah dasar
swasta yang menunjukkan nilai rata-rata 3,5625 termasuk kategori tinggi.

Pelaksanaan Supervisi Akademik


Pelaksanaan supervisi akademik dibagi dalam tiga tahap yaitu melakukan
survey awal sebelum supervisi akademik dilaksanakan, melakukan kunjungan ke
kelas untuk melihat langsung kondisi mengajar guru dan menyimpulkan dan
merevisi hasil supervisi akademik. Pelaksanaan supervisi di lapangan, di samping
dilakukan oleh kepala sekolah juga dilakukan oleh supervisor.

8
PELAKSANAAN SUPERVISI SD Negeri
5 5 5
5
5 4 4 4
4
4 4 4
4 4
3
3 3
3 3

PELAKSANAAN SUPERVISI SD Negeri

Gambar 1 Pelaksanaan Supervisi SD Negeri

PELAKSANAAN SUPERVISI SD Swasta


5 5
5 4
5 4 3
4 3
3 2
2
1
0

PELAKSANAAN SUPERVISI SD Swasta

Gambar 2 Pelaksanaan Supervisi SD Swasta


Hasil grafik membuktikan bahwa pelaksanaan supervisi pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah dasar yang diteliti memiliki nilai rata-rata 3,9375 untuk
sekolah dasar negeri dan di sekolah dasar swasta memiliki nilai rata-rata 3,739
masuk ke dalam kategori tinggi dengan aspek sebagai bentuk pembinaan terhadap
para guru, melakukan survey awal sebelum supervisi akademik dilaksanakan,
melakukan kunjungan ke kelas untuk melihat langsung kondisi dan kesiapan

9
mengajar guru, mengadakan pertemuan dan percakapan individual terhadap guru
dan menyimpulkan dan merevisi hasil supervisi akademik.

Tindak Lanjut Supervisi Akademik


Adapun pengembangan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sebagai upaya
tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan yaitu mengikuti guru dalam
kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), mengikuti Kelompok
Kegiatan Guru (KKG), mengirim guru untuk mengikuti pelatihan dan penataran
yang berhubungan dengan pengembangan profesionalisme guru. Usaha
peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar harus dilakukan
secara terus menerus baik oleh lembaga ataupun secara pribadi.

TINDAK LANJUT SUPERVISI SD Negeri


4 4 4
4
4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3
3
3
2 2

2
1
1
0

TINDAK LANJUT SUPERVISI SD Negeri

Gambar 3 Tindak Lanjut Supervisi di SD Negeri

10
TINDAK LANJUT SUPERVISI SD Swasta
4
5 4 4
4 3 3 3
3 2
2 1
1
0

TINDAK LANJUT SUPERVISI SD Swasta

Gambar 4 Tindak Lanjut Supervisi di SD Swasta


Hasil grafik membuktikan bahwa tindak lanjut supervisi akademik yang
dilaksanakan di sekolah dasar yang diteliti memiliki nilai rata-rata 2,982 untuk
sekolah dasar negeri dan di sekolah dasar swasta memiliki nilai rata-rata 2,892
masuk ke dalam kategori sedang dengan aspek kepala sekolah tidak mencari-cari
kesalahan tetapi memberikan solusi, melakukan pembinaan sesuai hasil supervisi,
mengajak guru study banding, mengikutsertakan guru dalam pelatihan
pembelajaran dan menegur guru sebagai bentuk arahan bukan ancaman.

Tingkat Supervisi Akademis yang dilakukan Kepala Sekolah


Dari hasil data yang diolah membuktikan bahwa tingkat supervisi akademik yang
dilaksanakan di sekolah dasar memiliki nilai rata-rata sedang yang menunjukkan
sudah terjadinya keseimbangan antara perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut
dari supervisi akademik yang dilakukan di sekolah dasar kelurahan Jatinegara,
Jakarta Timur.

11
Tabel 1 Tabel 2
Tingkat Supervisi Akademis SD Negeri Tingkat Supervisi Akademis SD Swasta

Tingkat Tingkat
NAMA
NO RERATA Supervisi NO NAMA GURU RERATA Supervisi
GURU Akademik Akademik

1 Guru 1 4 Sedang 1 Asmah 4 Tinggi


2 Guru 2 3 Sedang
2 Asroriah Fauziah 3 Sedang
3 Guru 3 3 Sedang
3 M. Aqil Fathoni 4 Sedang
4 Guru 4 3 Sedang
Andjar Sawitri,
5 Guru 5 3 Sedang
4 S.Pd.I 4 Tinggi
6 Guru 6 4 Tinggi
5 Muniroh, S.Pd.I 3 Sedang
7 Guru 7 4 Sedang
6 Djumiati Nurbaiti 1 Sedang
8 Guru 8 4 Sedang
7 Tuti S 3 Sedang
9 Guru 9 4 Sedang
8 Dewi R 4 Tinggi
10 Guru 10 4 Sedang
11 Guru 11 4 Sedang Jumlah 27,187
12 Guru 12 4 Sedang Rerata 3,3983 Sedang
13 Guru 13 4 Sedang
14 Guru 14 4 Tinggi
15 Guru 15 4 Tinggi
16 Guru 16 4 Tinggi
Jumlah 58,071
Rerata 3,62946 Sedang

Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1) Perencanaan supervisi di sekolah dasar negeri memiliki nilai rata-rata 4,00
yang menunjukkan tingkat perencanaan supervisi tinggi. Perencanaan supervisi
di sekolah dasar swasta menunjukkan nilai rata-rata 3,5625 termasuk kategori
tinggi.
2) Pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dasar yang
diteliti memiliki nilai rata-rata 3,9375 untuk sekolah dasar negeri dan di
sekolah dasar swasta memiliki nilai rata-rata 3,739 masuk ke dalam kategori
tinggi.
3) Tindak lanjut supervisi akademik yang dilaksanakan di sekolah dasar yang
diteliti memiliki nilai rata-rata 2,982 untuk sekolah dasar negeri dan di sekolah
dasar swasta memiliki nilai rata-rata 2,892 masuk ke dalam kategori sedang.

12
Daftar Pustaka

Ajasan, Nasir Usman & Niswanto. 2016. ‘Efektivitas Pelaksanaan Supervisi


Akademik Oleh Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMK
Negeri 1 Meulaboh’. Jurnal Administrasi Pendidikan Volume 4, No. 3
Agustus. http://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?id=21307&page=6a

Balqis, P., Usman, N., & Ibrahim, S. (2014). Kompetensi Pedagogik Guru Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala, 2(1), 25–38.

Fathurrohman, P. dan Suryana, A.A. (2011). Supervisi Pendidikan. Bandung:


Refika Aditama.

Harahap, D. P. (2014). WORKSHOP MENINGKATKAN KEMAMPUAN, 6(2),


67–76.

Margariena, Ika Nova, Achmad Supriyanto & Burhanuddin. 2016. ‘Implementasi


Supervisi Klinis Dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran di Sekolah
Dasar’. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume:
1 Nomor: 12, Halaman: 2332—2336.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/8288

Melinda, I., & Susanto, R. (2018). Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap
Motivasi Belajar Siswa, 2(2), 81–86.

Susanto, R. (2016). Hubungan Pengambilan Keputusan Rasional Dengan.


Research, 2(1), 22–39. Retrieved from
http://digilib.esaunggul.ac.id/hubungan-pengambilan-keputusan-rasional-
dengan-akuntabilitas-kepemimpinan-kepala-sekolah-8524.html

Susanto, R. (2017a). KETERAMPILAN MANAJEMEN KELAS MELALUI


GERAKAN SEDERHANA SENAM OTAK ( BRAIN GYM ) DI SD
PELITA 2 , JAKARTA. ABDIMAS, 3(2), 1–13. Retrieved from
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/ABD/article/view/1740/1552

Susanto, R. (2017b). Keterkaitan, Analisis Guru, Kepemimpinan Kelas, D I Pola,


D A N Dasar, Sekolah, 1(November).

Suryani, Cut. 2015. ‘Implementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan


Proses Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh’. Jurnal Ilmiah
Didaktika Vol. 16, No. 1, Agustus 2015, hal 23-42. http://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/view/585

Wahyudi. (2012). Kepemimpian Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran.


Bandung: Alfabeta

13

Anda mungkin juga menyukai