NIM : 311420050
Kelas/Prodi : 7B/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Statistik Bahasa
Dosen Pengampu : Rahmatan Idul, S.S., M.A
1. Gloss “Abu” dalam bahasa Bugis /awu/ dan dalam bahasa Banggai /abu/ memiliki
ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Berdasarkan dari cara artikulasi
bunyi yang ditimbulkan dari glos di atas sangat mirip karena memiliki daerah
artikulatoris yang sama serta yang menjadi pembeda yaitu terletak pada
artikulatoris tengah yaitu bunyi konsonan /b/ dan /w/ yang ditimbulkan dari kedua
kata tersebut.
2. Gloss “Bintang” dalam bahasa Bugis /bintoeng/ dan dalam bahasa Banggai
/bintang/ memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa.
Pembedanya terdapat pada vokal /o/ dan /e/ dalam bahasa Bugis yang merupakan
sisipan dalam kata /bintang/ tersebut.
3. Gloss “Busuk” dalam bahasa Bugis /kebong/ dan dalam bahasa Banggai /boan/
memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Pembedanya terdapat
pada kata /kebong/ bahasa Bugis yang terdapat sisipan atau tambahan konsonan
/k/ dan vokal /e/ pada awal kata dan konsonan /g/ pada akhir kata.
4. Gloss “Dia” dalam bahasa Bugis /alena/ dan dalam bahasa Banggai /yana/
memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Berdasarkan cara
artikulasi yang ditimbulkan dari glos di atas sangat mirip karena memiliki daerah
artikulatoris yang sama pada vokal /a/ dan konsonan /n/. Pembedanya terdapat
pada artikulatoris tengah yang ditimbulkan oleh kata /alena/ pada bahasa Bugis.
5. Gloss “Hidup” dalam bahasa Bugis /tuo/ dan dalam bahasa Banggai /tubo/
memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Berdasarkan dari cara
artikulasi bunyi yang ditimbulkan dari glos di atas sangat mirip karena memiliki
daerah artikulatoris yang sama, pembedanya hanya terdapat pada kata /tubo/
bahasa Banggai yang terdapat sisipan konsonan /b/ di tengah kata tersebut.
6. Gloss “Kamu” dalam bahasa Bugis /iko/ dan dalam bahasa Banggai /ko/ memiliki
ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Berdasarkan dari cara artikulasi
bunyi yang ditimbulkan dari glos di atas sangat mirip karena memiliki daerah
artikulatoris yang sama, pembedanya hanya terdapat pada kata /iko/ bahasa
Banggai yang terdapat tambahan vokal /i/ di awal kata tersebut.
7. Gloss “Kepala” dalam bahasa Bugis /ulu/ dan dalam bahasa Banggai /oluno/
memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Pembedanya hanya
terdapat pada sisipan atau tambahan konsonan dan vokal pada akhir kata /oluno/
bahasa Banggai.
8. Gloss “Laki-laki” dalam bahasa Bugis /urane/ dan dalam bahasa Banggai /malane/
memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Pembedanya hanya
terdapat pada konsonan awal kata /malane/. Tetapi memiliki posisi fonem yang
sama pada akhir kata yakni fonem /a/, /n/, dan /e/.
9. Gloss “Mata” dalam bahasa Bugis /mata/ dan dalam bahasa Banggai /matano/
memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Berdasarkan dari cara
artikulasi bunyi yang ditimbulkan dari glos di atas sangat mirip karena memiliki
daerah artikulatoris yang sama, pembedanya hanya terdapat sisipan atau tambahan
fonem pada akhir kata /matano/ bahasa Banggai.
10. Gloss “Minum” dalam bahasa Bugis /minung/ dan dalam bahasa Banggai
/monginum/ memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa.
Pembedanya hanya terdapat pada sisipan fonem pada tengah kata monginum
bahasa Banggai.
11. Gloss “Putih” dalam bahasa Bugis /pute/ dan dalam bahasa Banggai /moute/
memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Berdasarkan dari cara
artikulasi bunyi yang ditimbulkan dari glos di atas sangat mirip karena memiliki
daerah artikulatoris yang sama, pembedanya hanya terdapat pada tambahan fonem
pada awal kata /moute/ bahasa Banggai.
12. Gloss “Saya” dalam bahasa Bugis /iya/ dan dalam bahasa Banggai /yaku/
memiliki ciri-ciri artikulatoris yang dianggap cukup serupa. Berdasarkan dari cara
artikulasi bunyi yang ditimbulkan dari glos di atas sangat mirip karena memiliki
daerah artikulatoris yang sama, pembedanya hanya terdapat pada penambahan
fonem /i/ pada awal kata /iya/ dan penambahan fonem /k/ dan /u/ pada akhir
kata /yaku/ bahasa Banggai.