Rencana Kerja Dan Syarat (Spesifikasi Teknis) : Pekerjaan Renovasi Bangunan Laboratorium
Rencana Kerja Dan Syarat (Spesifikasi Teknis) : Pekerjaan Renovasi Bangunan Laboratorium
SYARAT
(SPESIFIKASI TEKNIS)
PEKERJAAN
RENOVASI BANGUNAN LABORATORIUM
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
I. Umum................................................................................................................................. I.1
II. Lokasi dan Kondisi Pekerjaan ........................................................................................... I.1
III. Jangka Waktu Serah Terima Pekerjaan ............................................................................ I.1
IV. Jangka Waktu Pemeliharaan ............................................................................................. I.1
V. Uraian dan Syarat – Syarat Pekerjaan .............................................................................. I.2
VI. Direksi Pekerjaan dan Wakil Para Pihak ........................................................................... I.3
VII. Keselamatan Kerja, Keamanan, Kebersihan, Kesehatan, Perburuhan/Jaminan Sosial... I.3
VIII. Kantor dan Mess ............................................................................................................... I.4
IX. Buku Harian dan laporan harian ........................................................................................ I.5
X. Penyiaran dan Informasi .................................................................................................... I.5
XI. Dokumen Penawaran ........................................................................................................ I.5
XII. Cara Pembayaran ............................................................................................................. I.9
XIII. Hak Dan Kewajiban Pihak Pertama .................................................................................. I.10
XIV. Hak Dan Kewajiban Pihak Kedua ..................................................................................... I.10
BAB III : SYARAT – SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
I. Pekerjaan Persiapan Pembongkaran ................................................................................ III.1
II. Pekerjaan Penutup Atap Sementara ................................................................................. III.1
III. Pekerjaan Beton ................................................................................................................ III.1
IV. Lapisan Kedap Air / Water Proofing .................................................................................. III.5
V. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan ....................................................................... III.6
VI. Pekerjaan lantai ................................................................................................................. III.7
VII. Pekerjaan Dinding Dan Partisi ........................................................................................... III.7
VIII. Pekerjaan Langit – Langit / Plafond ................................................................................... III.7
IX. Pekerjaan Pengecatan ...................................................................................................... III.8
X. Pekerjaan Kosen, Pintu, Jendela Alumunium .................................................................... III.10
XI. Pekerjaan Daun Pintu Kayu Lapis HPL ............................................................................. III.13
XII. Pekerjaan Alat Penggantung Dan pengunci ...................................................................... III.14
XIII. Pekerjaan Atap .................................................................................................................. III.15
XIV. Pekerjaan Perbaikan Cerobong Asap ............................................................................... III.16
BAB IV : SYARAT – SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
I. Ketentuan Umum ................................................................................................................ IV.1
II. Persyaratan Teknis Instalasi Listrik .................................................................................... IV.2
III. Persyaratan Teknis Instalasi Plumbing ............................................................................... IV.5
IV. Persyaratan Teknis Pekerjaan Penangkal Petir ................................................................ IV.6
V. Pekerjaan Grounding .......................................................................................................... IV.6
VI. Pekerjaan Instalasi GAS ..................................................................................................... IV.7
VII. Pekerjaan Lain – Lain .......................................................................................................... IV.7
BAB I
PENDAHULUAN
I. UMUM
PIHAK PERTAMA adalah PT ANTAM yang beralamat di Gedung Aneka Tambang Tower A, Jl. Letjen
T.B. Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta sebagai pemilik pekerjaan yang
memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Pekerjaaan Renovasi Bangunan
Laboratorium Geomin Antam.
PIHAK KEDUA adalah Badan Usaha/Perusahaan dalam bentuk PT yang kegiatan usahanya
menyediakan barang/jasa yang memiliki bidang layanan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan tersebut
diatas.
Dalam pengadaan ini adalah meliputi seluruh kegiatan yang harus dilaksanan oleh PIHAK KEDUA
sehubungan dengan Renovasi Bangunan Laboratorium Geomin Antam. Pekerjaan ini harus mengikuti
standart dan ketentuan yang berlaku,Uraian Pekerjaan dan Syarat-Syarat Teknis sebagaimana pada
BAB II LINGKUP & SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN.
I-1
V. URAIAN & SYARAT-SYARAT PEKERJAAN
A. Untuk melaksanakan PEKERJAAN tersebut di atas maka PIHAK KEDUA harus menyediakan/
melakukan PEKERJAAN dengan minimum spesifikasi/kualifikasi dan jumlah seperti yang tercantum
dalam syarat perjanjian.
B. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dalam pengurusan izin-izin atas nama PIHAK PERTAMA
sehubungan dengan perjanjian ini, seperti namun tidak terbatas pada: izin memasuki LOKASI
PEKERJAAN dan izin-izin yang lain terkait dengan pelaksanaan PEKERJAAN. Jika diperlukan,
PIHAK PERTAMA dapat membantu untuk memfasilitasi pengajuan izin-izin kerja dimaksud. Biaya
yang timbul atas penyelesaian izin-izin ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
C. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas semua peralatan yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan.
D. PIHAK KEDUA harus mempunyai data teknis dan prosedur yang akan digunakan dalam
PEKERJAAN. Jika diperlukan PIHAK PERTAMA akan memeriksa dokumen-dokumen ini.
Kegagalan PIHAK KEDUA dalam memberikan data ini akan menjadi pertimbangan PIHAK
PERTAMA untuk melarang dimulainya PEKERJAAN atau menghentikan PEKERJAAN yang sedang
berlangsung.
E. PIHAK KEDUA harus memberikan Laporan Kemajuan Pekerjaan Mingguan kepada PIHAK
PERTAMA dan disampaikan di dalam Progress Report meeting mingguan. PIHAK KEDUA harus
memberi akses kepada wakil pihak PIHAK PERTAMA untuk dapat melakukan inspeksi ke
semua tempat-tempat penyimpanan peralatan, material, dan kantor milik PIHAK KEDUA.
F. Selama Jangka Waktu PERJANJIAN akan dilakukan meeting-meeting koordinasi. Meeting
koordinasi dilakukan pertama kali dalam bentuk kick off meeting, yang akan dilakukan sesegera
mungkin sebelum waktu pelaksanaan PEKERJAAN. Selanjutnya meeting dilakukan secara
berkala atau sesuai kebutuhan. Dalam meeting koordinasi akan dibahas hal-hal yang berkaitan
dengan realisasi progress PEKERJAAN dan pembayaran, penyelesaian permasalahan yang
terjadi, dan rencana PEKERJAAN untuk bulan berikutnya. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk
menyampaikan semua informasi yang dimilikinya sehubungan dengan PERJANJIAN ini. Untuk
meeting koordinasi baik meeting online ( zoom meeting ) maupun metting offline di fasilitasi oleh
PIHAK KEDUA.
G. Pekerjaan konstruksi dinyatakan selesai apabila pekerjaan dinyatakan diterima oleh PIHAK
PERTAMA serta PIHAK KEDUA melengkapi Laporan Akhir lengkap dengan As Built Document.
I-2
VI. DIREKSI PEKERJAAN & WAKIL PARA PIHAK
Terkait Pengadaan project ini, PIHAK PERTAMA menunjuk wakilnya yang berwenang menyatakan
menerima penyelesaian PEKERJAAN.
Sebelum memulai PEKERJAAN, PIHAK KEDUA wajib menunjuk seorang atau lebih wakilnya yang
kompeten, yang diberi wewenang untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama PIHAK KEDUA
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan PERJANJIAN. Setidaknya 1 (satu) orang
wakil PIHAK KEDUA sebagai penanggung jawab lapangan harus berada di LOKASI PEKERJAAN
untuk mengurus perijinan dan mempersiapkan fasilitas kerja PIHAK KEDUA, dan setiap saat selama
pelaksanaan PEKERJAAN.
PIHAK KEDUA wajib memberitahu PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat pada saat kick off
meeting perihal identitas dari (para) Wakil tersebut dan dengan jelas menetapkan lingkup wewenang
yang diberikan kepadanya. PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk menyetujui atau menolak wakil
PIHAK KEDUA yang dianggap oleh PIHAK PERTAMA tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya,
dan apabila terjadi hal seperti ini maka PIHAK KEDUA harus segera mengganti wakilnya tersebut
B. Kebersihan / Kesehatan
a. Tempat kerja harus senantiasa dijaga dari kotoran – kotoran yang dapat menimbulkan penyakit.
b. Untuk keperluan pekerjanya, PIHAK KEDUA harus membuat tempat MCK yang cukup bersih.
I-3
c. Apabila terjadi kasus penyakit menular diantara pekerjanya, maka PIHAK KEDUA diharuskan
bertindak agar tidak menjalar lebih lanjut.
I-4
IX. BUKU HARIAN & LAPORAN HARIAN
a. Buku harian merupakan sarana kontrol, sarana komunikasi, sarana dokumentasi, dan sarana
untuk dasar perhitungan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, merekam semua instruksi
di lapangan / proyek dari PIHAK PERTAMA atau kuasanya antara lain, revisi – revisi sehubungan
keadaan lapangan / proyek, persetujuan/keberatan, sanggahan dari PIHAK KEDUA dan
tanggapan serta keputusan – keputusan PIHAK PERTAMA.
b. Laporan Harian merupakan sarana kontrol, sarana dokumentasi dan sarana dasar perhitungan
antara PIHAK KEDUA dengan PIHAK PERTAMA yang akan merekam semua kegiatan lapangan
atas jenis dan volume pekerjaan sebagai dasar pembuatan laporan minggaun / bulanan yang
dilengkapi dengan foto – foto pelaksanaan.
c. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menandatangani laporan harian setiap hari dan diserahkan
pada esok harinya kepada Pengawas Lapangan.
d. PIHAK KEDUA wajib melampirkan data-data yang mendukung untuk pembuatan laporan harian
ini sesuai petunjuk PIHAK PERTAMA.
X. PENYIARAN INFORMASI
a. PHAK KEDUA tidak boleh menyiarkan, menggunakan advertensi, pengumuman – pengumuman,
atau press release, foto – foto, atau reproduksi – reproduksi pekerjaan – pekerjaan yang ada dalam
Surat Perjanjian / Kontrak, atau informasi lainnya sehubungan dengan pekerjaan itu tanpa
adanya ijin tertulis dari PIHAK PERTAMA.
I-5
c.Stamper
d. Jack Drill
8 Struktur Organisasi 1 set hardcopy + softcopy
9 Daftar Personil :
a. Project Manajer (Lampiran. : Scan Ijazah S1 Sipil, CV, SKA / SKT yang masih 1 set hardcopy + softcopy
berlaku, KTP )
b. Site Manajer (Lampiran. : Scan Ijazah S1 Sipil, CV, SKA / SKT yang masih 1 set hardcopy + softcopy
berlaku, KTP )
c. Logistic ( Lampiran : Scan Ijazah SLTA semua jurusan / SMK jurusan bangunan, 1 set hardcopy + softcopy
KTP )
d. Safety Officer ( Lampiran : Scan Sertifikat K3, CV, KTP ) 1 set hardcopy + softcopy
e. Pekerja Lapangan / mandor (Lampiran : Scan KTP) 1 set hardcopy + softcopy
keterangan : Scan harus terbaca jelas. Apabila tidak maka tidak akan dinilai
10 Daftar Pengalaman Perusahaan selama 5 periode tahun terakhir
1 set hardcopy + softcopy
Pengalaman pekerjaan sejenis bangunan gedung kantor, rumah sakit, perumahan
dan gedung lainnya diatas Rp. 500.000.000,- dengan dilampiri SPJP/SPK & BAST
11 Surat Dukungan Aplikator Rangka Baja Ringan, Suplier Atap Onduvilla 1 set hardcopy + softcopy
12 Dokumen pendukung lainnya yang masih berlaku :
1 set hardcopy + softcopy
Scan NPWP Perusahaan, LPJK, SBU Konstruksi, SIUP ( yang masih berlaku )
Ket : isi dokumen penawaran baik hard copy maupun soft copy harus sama .
Apabila ada perbedaan pada item yang berbeda, akan diberi nilai 0 ( nol )
I-6
Penilaian dokumen penawaran dilakukan dengan cara penilian terhadap beberapa aspek sebagai berikut :
KETERANGAN KRITERIA
NO ASPEK PENILAIAN
PENILAIAN
A KATEGORI TEKNIS
1 Spesifikasi Teknis & Metode Kerja
Kesesuaian dalam pembuatan metode pelaksanaan
a. Metode Pelaksanaan Pekerjaan pekerjaan ( untuk metode pelaksanaan pekerjaan atap Mandatory
menjadi perhatian khusus karena aktifitas laboratorium
Geomin tetap beraktifitas selama masa pelaksanaan
pekerjaan )
Kesesuaian dalam pembuatan time schedule
b. Time Schedulle
terhadap jangka waktu pelaksanaan yang telah Mandatory
ditentukan
c. Safety & Environmet meliputi :
Job safety analysis yang akan diterapkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan mengutamakan Mandatory
Job Safety Analysis
keselamatan serta keamanan pekerja
2 Peralatan, meliputi :
Stamper
Kesesuaian jumlah alat dengan kebutuhan Mandatory
dilapangan, (1 unit )
Jack Drill
Kesesuaian jumlah alat dengan kebutuhan Mandatory
dilapangan, (1 unit )
3 Struktur Organisasi Struktur organisasi yang berisikan personil yang akan
mengerjakan poject ini, minimal berisikan : project Mandatory
manager, site manager, logistik, safety officer, mandor
4 Tenaga Kerja / Daftar Personil, meliputi :
I-7
memimpin dan mengelola pelaksanaan pekerjaan
dibidang konstruksi sekurang – kurangnya 5 (lima)
tahun
Minimal S1 Teknik Sipil, memiliki Sertifikat Keahlian (
SKA) yang disahkan LPJKN minimal Ahli Madya
Site Manager Manajemen Proyek (kode 602) / Ahli Madya Teknik Mandatory
Bangunan Gedung (kode 201), berpengalaman dalam
memimpin dan mengelola pelaksanaan pekerjaan
dibidang konstruksi sekurang – kurangnya 5 (lima)
tahun
Minimal SLTA semua jurusan ( SMK jurusan
bangunan lebih diutamakan ), berpengalaman dalam Mandatory
Logistik
bidang yang sama sekurang – kurangnya 3 (tiga)
tahun, diutamakan pada proyek yang sama sebanyak
3 (tiga) kali.
Minimal SLTA semua jurusan, memiliki sertifikat Ahli
K3 Umum, berpengalaman pada bidang yang sama Mandatory
Safety Officer
sekurang – kurangnya 3 (tiga) tahun, diutamakan pada
proyek yang sama sebanyak 3 (tiga) kali
Minimal SLTA semua jurusan ( SMK jurusan
bangunan lebih diutamakan), berpengalaman dalam Mandatory
Pekerja Lapangan (Mandor )
melaksanakan pekerjaan dibidang konstruksi
5 Pengalaman Perusahaan yg sejenis Berpengalaman dalam pekerjaan sejenis bangunan Mandatory
gedungkantor/rumah sakit/perumahan/gedung lainnya
sekurang – kurangnya 5 (lima) tahun dengan nilai
kontrak diatas Rp. 500.000.000,- disertai dengan
SPJP/SPK, bukti penyelesaian kontrak/pekerjaan
(BAST), dan referensi dari perusahaan serta
berkinerja baik.
6 Dokumen Pendukung
Surat Dukungan dari Aplikator Baja Ringan Surat yang menyatakan dukungan/support dari Mandatory
aplikator baja ringan untuk pelaksanaan pekerjaan
baja ringan pada project ini
Surat Dukungan dari Aplikator Atap Onduvilla Surat yang menyatakan dukungan/support dari Mandatory
aplikator atap onduvilla untuk pelaksanaan pekerjaan
atap pada project ini.
7 Dokumen Pendukung Lainnya
NPWP Perusahaan, LPJK SBU Konstruksi, Kelengkapan dokumen Mandatory
SIUP, ( yang masih berlaku )
B KATEGORI HARGA
1 Harga Penawaran Harga terbaik sesuai dengan spesifikasi dan volume Mandatory
pekerjaan serta menyampaikan analisa harga satuan
I-8
XII. CARA PEMBAYARAN
1. PIHAK KEDUA membuat invoice dengan dilampiri pendukung - pendukung
2. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA atas tagihan dari PIHAK KEDUA berdasarkan atas invoice yang dilampiri
bukti – bukti pendukung dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan ( BASTP ) dan Notulen Pemeriksaan Jasa
Pekerjaan ( NPJP ).
3. Pembayaran dilakukan berdasarkan pada progress pekerjaan, sesuai termin yang disepakati sebagai berikut :
Termin Uraian Termin Deliverable
Pembayaran
1 Progres Pekerjaan 35%, diterima dan 30% Meliputi pekerjaan :
disetujui PT. ANTAM Tbk - Pekj. persiapan prestasi pekj. mencapai 50%
- Pekj. tanah ( galian tanah pondasi & urugan
kembali prestasi pekj. Mencapai 100 %
- Pekj. beton bertulang prestasi pekj. mencapai
100%
- Pekj. rangka & atap prestasi pekj. mencapai 75%
- Pekj. pas. bata & plesteran prestasi pekj.
mencapai 90%
- Pekj. keramik lantai prestasi pekerjaan mencapai
25%
- Pekj. plafond prestasi pekj. mencapai 50%
- Pekj. saluran air prestasi pekj. mencapai 90%
- Pekj. plumbing prestasi pekerjaan mencapai
75%
- Pekj. instalasi GAS prestasi pekj. mencapai 50%
2 Progres Pekerjaan 70%, diterima dan 30% Meliputi pekerjaan :
disetujui PT. ANTAM Tbk - Pekj. persiapan prestasi pekerjaan mencapai
75%
- Pekj. rangka & atap prestasi pekj. mencapai 100
%
- Pekj. pas. bata & plesteran prestasi pekj.
mencapai 100 %
- Pekj. keramik lantai & dinding prestasi pekj.
mencapai 100%
- Pekj. plafond prestasi pekj. mencapai 100%
- Pekj. Ssaluran air prestasi pekj. mencapai 100%
- Pekj. plumbing prestasi pekj. mencapai 100%
- Pekj. instalasi GAS prestasi pekj. mencapai
100%
I-9
- Pekj. cat – catan prestasi pekj. mencapai 50%
- Pekj. perbaikan cerobong asap & relayout
peralatan pekj. mencapai 50%
- Pekj. kabel toufur prestasi pekj, mencapai 50%
- Pekj. penerangan prestasi pekj, mencapai 50%
- Pekj. kabel tray prestasi pekj. mencapai 100%
- Pekj. penangkal petir prestasi pekj. mencapai
100%
3 Progres Pekerjaan 100%, diterima dan 35% Keseluruhan pekerjaan telah dikerjakan &
disetujui PT. ANTAM Tbk diselesaikan dengan baik ( pekj. Sipil / Struktur,
Arsitektur, ME ) disertai dengan BAST 100%
4 Masa Pemeliharaan Pekerjaan selama 5% Segala kerusakan selama masa pemeliharaan (
180 ( seratus delapan puluh ) hari apabila ada ) telah selesai diperbaiki semua
kalender berakhir dengan baik, diterima
dan disetujui PT. ANTAM Tbk
TOTAL 100%
I - 10
peristiwa kompensasi.
D. Pemutakhiran program mutu harus menunjukan perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan
pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan PIHAK PERTAMA.
E. Persetujuan PIHAK PERTAMA terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban kontraktual PIHAK
KEDUA.
F. PIHAK KEDUA wajib mengerjakan seluruh tahapan pekerjaan sesuai lingkup kerja.
G. PIHAK KEDUA memastikan dan mengatur pekerjaan agar berjalan tepat waktu.
H. PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab penuh dalam segala hal atas hasil akhir pekerjaan yang di
tugaskan kepadanya, sesuai UUJK/2017.
I. PIHAK KEDUA wajib mengikuti kick off meeting sebagai awal permulaan proyek.
J. PIHAK K E D U A bertanggung jawab terhadap akomodasi, transportasi, & extrafooding atas personilnya.
K. PIHAK KEDUA wajib menggunakan peralatan kerja yang sesuai.
L. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan harian, mingguan dan rekap bulanan.
M. PIHAK KEDUA wajib membuat data tenaga kerja, dan memastikan kecukupan tenaga ahli, termasuk
jumlah dan kesesuaian kompetensi untuk koordinasi dengan PIHAK PERTAMA.
N. PIHAK KEDUA wajib membuat foto dan dokumentasi pekerjaan.
O. PIHAK KEDUA wajib melaksanakaan rapat koordinasi mingguan/bulanan, dan mengkomunikasikan
segala hal terkait koordinasi pelaksanaan pekerjaan agar dapat berjalan lancar.
P. PIHAK KEDUA wajib untuk memperbaiki apabila mengalami kerusakan selama kegiatan pekerjaan
maupun masa pemeliharaan pekerjaan..
Q. PIHAK KEDUA wajib menyiapkan perlengkapan maupun peralatan yang dibutuhkan, alat pelindung diri
(APD) yang sesuai, material kerja yang dibutuhkan serta tenaga kerja
R. PIHAK KEDUA wajib mematuhi peraturan K3 PIHAK PERTAMA. Biaya yang timbul akibat pelanggaran
dari ketentuan ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.
S. PIHAK KEDUA wajib mengikuti semua peraturan yang ada di PIHAK PERTAMA ( K3L dan peraturan
lainnya).
T. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, setiap orang yang bekerja di lingkungan PIHAK PERTAMA wajib
dilengkapi dengan kartu identitas (ID Card) dan melaksanakan safety induction.
U. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib mengikuti UU ketenagakerjaan dan
melindungi pekerjanya dari asuransi tenaga kerja, Jamsostek/BPJS dll.
V. PIHAK KEDUA wajib melaporkan kejadian atau kecelakaan akibat kerja sekecil apapun kepada PIHAK
PERTAMA.
W. PIHAK KEDUA wajib menjamin keamanan peralatan lab dari air hujan maupun alat /material konstruksi.
X. Calon PIHAK KEDUA wajib hadir dalam agenda aanwizing yang telah ditentukan untuk kejelasan
pekerjaan.
Y. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan informasi dan akses untuk melaksanakan pekerjaan.
Z. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan pengawasan dan arahan dari PIHAK PERTAMA.
AA. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan pembayaran atas hasil pekerjaan, sesuai dengan aturan yang
ada.
I - 11
BAB II
LINGKUP PEKERJAAN
I. LINGKUP PEKERJAAN
RENOVASI LABORATORIUM,Unit Geomin & Technology Development, PT ANTAM meliputi Pekerjaan yang
dilaksanakan terdiri dari namun tidak terbatas pada :
A. Renovasi Bangunan Laboratorium,terdiri :
▪ Penggantian atap
▪ Renovasi tata ruang
▪ Perbaikan plafond
▪ Perbaikan kosen, pintu, jendela
▪ Perbaikan lantai.
▪ Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
B. Pekerjaan lain – lain :
▪ Penutup atap sementara ( sistem sewa ) sehingga operasional di laboratorium tetap berjalan
▪ Perbaikan atap kanopi samping kanan & kiri bangunan
▪ Perbaikan cerobong asap
▪ Pekerjaan instalasi gas dan pemindahan serta instalasi beberapa peralatan laboratorium ( dust colector,
Peralatan ICP MS, ICP OES, Dehumidifier, furnace & fues bed, dan lain – lain ).
▪ Pemindahan tiang telepon.
▪ Lain – lain sesuai dokumen.
II - 1
IV. PENGGUNAAN BAHAN – BAHAN BANGUNAN
A. Bahan – bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri kwalitas baik.
B. Harus tetap diperhatikan syarat – syarat dan mutu dari barang dan jasa yang bersangkutan.
C. Semua bahan – bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan dari
PIHAK PERTAMA terlebih dahulu dan harus berkwalitas baik.
D. Semua bahan – bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh PIHAK PERTAMA tidak dapat dipakai ( afkir ), harus
segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
E. Bilamana PIHAK PERTAMA sangsi akan mutu bahan/ kwalitas bahan bangunan yang akan digunakan, PIHAK
PERTAMA berhak meminta kepada PIHAK KEDUA untuk memeriksakan bahan- bahan bangunan tersebut pada
laboratorium bahan-bahan bangunan atas biaya PIHAK KEDUA.
F. Apabila dikemudian hari ditemukan pemakaian bahan – bahan atau material yang tidak sesuai spesifikasi, PIHAK
KEDUA wajib mengganti bahan – bahan / material tersebut sesuai spesifikasi yang ditentukan, dengan biaya
ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
II - 2
BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL & ARSITEKTUR
B. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SNI 2847-2019 terutama yang menyangkut pekerjaan beton struktur.
III - 1
Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh semen dari merk yang telah dipilih
dan telah digunakan.
Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan harus disertai
jaminan dari PIHAK KEDUA yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen
pengganti setaraf dengan mutu semen yang digantikannya.
Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
b. Aggregates.
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat dalam SKSNI T-15-1991- 03, terdiri dari :
1. Pasir beton (aggregat halus).
2. Koral atau crushed stone (aggregat kasar) :
3. Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous).
Dimensi maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
4. Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas maksimum tersebut 3 cm
dengan gradasi baik.
c. Besi beton
Besi beton yang digunakan ialah : besi beton ulir fy = 240 MPa untuk diameter lebih besar dari 13 mm.
Overlap sambungan besi tulangan yang diijinkan, panjang minimal adalah 40 x diameter besi tulangan.
d. Admixture.
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton, PIHAK KEDUA diwajibkan mengajukan jenis
bahan . Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.
III - 2
kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja.
2. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan harus dapat
menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
3. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan bergeraknya bekesting
selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya
adukan (mortar leakage).
4. Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga pengawasan atas
kekurangannya dapat mudah dilakukan.Penyusunan bekesting harus sedemikian rupa sehingga pada
waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan.
5. Pada bagian terendah pada setiap phase pengecoran dari bekesting kolom atau dinding, harus ada bagian
yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
6. Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran.
7. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi
bawah dari bekesting.
8. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga – penyangga atau silangan – silangan bekesting
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
9. Pembongkaran Bekesting :
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2
x beban sendiri.
Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi
dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada
PIHAK KEDUA, dan perhatian PIHAK KEDUA mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SNI
2847-2019.
Pembongkaran harus memberitahu PIHAK PERTAMA / konsultan bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian – bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya, tapi
dengan adanya persetujuan itu tidak berarti PIHAK KEDUA terlepas dari tanggung jawabnya.
D. Pemasangan Pipa-pipa
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.
E. Kwalitas Beton
1. Kwalitas beton adalah dengan f 'c = 20,75 Mpa ( K250). Sedang beton praktis dengan f'c = 14,5 Mpa
(K175). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam SNI
2847-2019. Untuk cor beton dengan sit mix, pelaksanaan dengan pengawasan oleh pengawas lapangan.
2. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maximum 12,5 cm. Pengujian slump
dilaksanakan pada setiap pekerjaan pengecoran dalam hari yang sama minimal 3x, yaitu di awal, di
tengan dan di akhir waktu pengecoran.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton ( bekesting )
Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia 16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya
yang bulat (seperti peluru)
III - 3
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis ditusuk – tusuk 25
kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang dibawahnya.
Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan – lahan, dan diukur penurunannya (
slumpnya ).
3. Ketebalan selimut beton 2 cm – 4 cm. Khusus untuk pondasi ketebalan selimut beton 4 cm.
F. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam
gambar, harus sesuai dengan SI 2847 -2019.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai.
Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
G. Penggantian Besi
1. PIHAK KEDUA harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan apa yang tertera
dalam gambar.
2. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman PIHAK KEDUA atau pendapatnya mengalami kekeliruan,
kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka :
1. PIHAK KEDUA dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas Lapangan untuk sekedar
informasi.
2. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana. Mengajukan ususl dalam rangka kejadian
tersebut diatas adalah merupakan juga kewajiban bagi PIHAK KEDUA.
3. Jika PIHAK KEDUA tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat
1. Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau
didaerah overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
4. Toleransi Besi :
Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara Variasi dalam berat Toleransi
yang diameter
dua permukaan yang berlawanan)
diperbolehkan
Dibawah 10 mm ±7% ± 0,4 mm
29 mm dan 32 mm ±4% -
H. Perawatan Beton
1. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
2. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
3. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah pengecoran.
III - 4
I. Tanggung Jawab PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai dengan ketentuan- ketentuan diatas
dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil PIHAK PERTAMA yang sejauh melihat /
mengawasi / menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.
Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang
telah digariskan di atas atau yang telah tertera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi
tanggung jawab Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.
C. Syarat-Pelaksanaan
a. Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing haruslah kering dan bersih dari kotoran-kotoran,
lubang-lubang dan celah-celah harus ditambal dengan adukan/acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan
harus diratakan dengan grinda dahulu.
b. Pekerjaan yang disebut dalam point a tersebut harus disetujui dahulu oleh Pengawas Lapangan
/Konsultan Perencana sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan.
c. Kalau terdapat pipa-pipa konduit atau benda-benda lain yang menembus lapisan kedap air atau jika drain
lantai keluar dari bidang waterproofing, maka pada keliling benda- benda yang sudah terpasang itu harus
diberi Flashing.
d. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang vertikal yang mengelilingi lantai toilet, lantai
janitor plat beton atap, hingga setinggi minimal 20 cm dari permukaan bidang tersebut.
e. Hasil akhir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan dengan permukaan yang rata /
tidak bergelombang serta tidak berlubang-lubang atau bercelah- celah pada sambungan-sambungannya
ataupun keretakan-keretakan lainnya yang mungkin bisa menimbulkan kebocoran.
III - 5
V. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN
A. Jenis Pasangan dan Penggunaannya.
a. Pasangan bata ringan dan bagian lain seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan
b. Pasangan bata ringan untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan ini seperti yang ada
dalam gambar pelaksanaan.
B. Jenis Adukan Yang Digunakan
Untuk adukan Bata ringan dengan menggunakan campuran semen instan /mortar.
C. Jenis Plesteran Yang Digunakan
Untuk Plesteran dinding bata ringan dengan menggunakan adukan plesteran instan/mortar.
D. Kwalitas Bahan Yang Digunakan
a. Bata ringan
Bata yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Bata ringan dari campuran yang sesuai standart pabrikan.
Bilamana terdapat bahan yang tidak dapat sesuai Standard tersebut diatas maka PIHAK PERTAMA /
Pengawas Lapangan dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan-
persyaratan yang ditentukan.
Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang rendah.
Seluruh permukaan datar / rata tidak melengkung, tanpa cacat/berlubang ataupun mengandung
kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul. Ukuran seragam dengan standard nominal.
b. Bahan untuk adukan, plesteran dan Acian.
Bahan semen instant/ Mortar yang digunakan untuk plesteran dan acian harus memenuhi standart SNI
E. Contoh-contoh Bahan
Sebelum memulai pekerjaan pasangan, PIHAK KEDUA terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-contoh
bahan yang akan digunakan Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan/Perencana.
F. Syarat Pemasangan
a. Pemasangan batu kali untuk pondasi.
Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran dan ketinggian yang diminta
III - 6
e. Plesteran
Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-benar verikal, datar, rata, tidak
melengkung atau begelombang.
f. Kolom Beton/Tulangan Praktis.
Untuk dinding dengan luasan minimal 10 m2 diharuskan pelaksanaan dengan perkuatan kolom beton
praktis dengan tulangan pokok 4 dia 10 dan begel dia 6 jarak 15 cm.
b. PIHAK KEDUA diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang, khususunya
untuk diseleksi kwalitas, warna, tesktur, bahan lantai untuk mendapat persetujuan dari PIHAK
PERTAMA.
c. PIHAK KEDUA harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen / Sub-PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA untuk setiap masing-masing penggunaan bahan lantai yang menyatakan bahwa bahan
tersebut berkwalitas baik / sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan ( grade A ).
d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Lantai Homogenous Tile.
2. Pekerjaan Lantai Keramik.
III - 7
digunakan rangka hollow/metal furing .
b. Pemasangan langit-langit harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar ahli untuk pemasangan langit-
langit.
c. Sebelum pelaksanaan, PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan gambar pelaksanaan (shop
drawing) kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
d. Rangka yang terpasang harus benar-benar lurus dan datar sehingga saat pemasangan tidak
bergelombang, gridnya harus lurus dan datar, garis vertikal dan horizontal harus saling tegak lurus sesuai
dengan desain.
e. Untuk lubang-lubang penempatan lampu, harus disesuaikan dengan pekerjaan elektrikal.
f. Apabila hasil pemasangan langit-langit terjadi lendutan-lendutan atau kekurangan- kekurangan lain, PIHAK
KEDUA harus mengganti dan memperbaiki bila diminta pembongkaran oleh Pengawas Lapangan, biaya
perbaikan ditanggung sendiri oleh PIHAK KEDUA.
III - 8
dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab atau berdebu.
3. Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang
akan dicat.
C. Daftar bahan-bahan :
Setelah kontrak ditanda tangani, PIHAK KEDUA harus secepat-nya, tapi tidak kurang dari 1 (satu) bulan
sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai
untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada PIHAK PERTAMA. Semua bahan-bahan harus disetujui
oleh PIHAK PERTAMA..
D. Pemilihan Warna :
Semua warna harus dipilih PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA harus mengadakan contoh warna-warna
yang disetujui.
E. Persiapan Umum :
a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain harus dicuci dan dijaga agar tidak
ada debu beterbangan.
b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah disetujui dan
diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan banyak lap-
lap bersih.
F. Pengecatan tembok :
Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam.
a. Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan
dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/
pengapuran tersebut berhenti.
b. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki retak-retak
serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
G. Pengecatan Kayu :
a. Persiapan :
Biarkan kayu mengering sebaik mungkin bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan sebagainya.
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan
dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses
pengkristalan/pengapuran.
tersebut berhenti. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya.
Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
b. Pelaksanaan.
Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
III - 9
H. Keahlian :
Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan berpengalaman
dalam bidang ini. Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi ditempat tersebut selama
pekerjaan dilaksanakan. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus
mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar
(Under coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrik pembuat cat tersebut,
serta mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA.
III - 10
Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti "rock" atau "gripper" pada permukaan alumunium
harus diganti atas biaya PIHAK KEDUA.
g. Pekerjaan Pelaksanaan.
1. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kosen alumunium beserta kaca harus
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yang ahli dalam bidangnya dan disetujui Pengawas Lapangan.
2. Untuk mendapat ukuran yang tepat, PIHAK KEDUA harus datang ke lapangan dan melakukan
pengukuran.
3. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan / penyetelan kosen alumunium harus dilakukan di
pabrik secara maksimal dan di lapangan tinggal pasang.
4. Antara tembok/kolom/beton dan kosen alumunium harus diisi dengan "sealant" yang elastis.
5. Pemasangan kaca pada kosen alumunium harus diisi dengan "sealant" dan karet gasket.
6. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat yangmempengaruhi
permukaan alumunium.
7. Sambungan-sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang, demikian
juga pengkombinasian profil-profil dari bahan stainless steel.
8. Kaca tidak boleh bergetar dan beri tanda setelah terpasang.
9. Pemasangan rangka alumunium dan kaca harus memperhatikan faktor-faktor akustik ruang,
sehingga tidak ada kebocoran suara.
h. Hubungan dengan Material Lain.
Apabila aluminium berhubungan dengan besi, maka besi harus dilapis dengan zinc chromate +
bitumen.
i. Bahan.
Perlindungan terhadap alumunium seluruhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA, oleh
karenanya PIHAK KEDUA wajib memberikan perhatian mengenai cara-cara pengangkutan,
penyimpanan dan lain-lain dengan cara terbaik.
j. Garansi (Jaminan).
1. PIHAK KEDUA wajib memberikan garansi bahan selama 5 tahun, terhitung sejak selesainya
masa perawatan.
2. Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya cacat pewarnaan akibat dari proses
anodizing yang tidak sempurna dan lain-lain, sedang garansi pemasangan sebagai perlindungan
kemungkinan terjadinya kebocoran udara atau air akibat dari aplikasi yang tidak sempurna.
b. Bahan-bahan.
Semua pintu menggunakan peralatan kunci merek setara FINO/DEKSON untuk komponen sebagai
III - 11
berikut :
Lockcase
Cylinder
Handle
Back Plate
Engsel (Butt Hinges)
Handle pengunci daun jendela kaca setara interlock
c. Persyaratan Bahan.
1. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi Teknis Bila terjadi perubahan atau penggantian "hardware" akibat dari
pemilihan merk, PIHAK KEDUA wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
3. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
4. PIHAK KEDUA wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam
Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan standard spesifikasi pabrik.
5. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh PIHAK PERTAMA.
6. Contoh-contoh.
Setelah pekerjaan diberikan PIHAK KEDUA harus menyerahkan daftar alat penggantung
dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan Pengawas Lapangan.
7. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat alumunium berukuran 3 x 6
cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
D. Pekerjaan Engsel.
Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Finno/Dekson, warna standart,
dipasang sekurang-kurangnya 4 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan
warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
a. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
b. Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-
tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu, engsel tengah
dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
d. Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.
e. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai, PIHAK KEDUA
wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
III - 12
E. Pekerjaan Kaca.
a. Penggunaan :
Seluruh penggunaan kaca exterior kecuali ada ketentuan lain menggunakan jenis Rayban 5 mm,
sedangkan kaca interior menggunakan jenis clear ( bening), dengan pemasangan sesuai dengan
kebutuhan atau rencana gambar. Untuk pintu Kaca frameless menggunakan kaca tempered 12 mm.
b. B a h a n :
Kaca harus standard dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti disebutkan dalam gambar, kaca
harus plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik - bintik / noda-noda lainnya.
c. Pemasangan kaca pada kosen alluminium :
Pemasangan kaca harus betul-betul dijamin kerapiannya /kekuatannya. Untuk menghindari kaca pecah
akibat panas (memuai) pemasangannya harus menggunakan seel karet sesuai dengan prosedure
pemasangan kosen/kaca dari pabrik.
d. Membersihkan dan memperbaiki :
Semua kaca yang selesai dipasang harus diberi tanda silang dengan kertas ditempel dengan lem hal
tersebut dimaksud untuk menghindari benturan- benturan akibat salah masuk.
Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke I, kaca harus dibersihkan, yang retak/pecah
atau gores-gores harus diganti dengan yang baru.
e. Bahan Panel Penutup Partisi.
Double Gypsum board ex Jaya Board masing-masing pada sisi luar dan dalam tebal 9 mm, Rangka
metal furing/hollow.
Finishing : Cat tembok
III - 13
XII. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
A. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan- bahan, perlengkapan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu, baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan pemasangan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu
dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam gambar.
B. Persyaratan bahan
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya
serta dari bahan-bahan yang telah disetujui PIHAK PERTAMA.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal tersebut dari pelat aluminium yang tertera
nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci
harus disediakan sebuah lemari anak kunci dengan “backed enamel finish” dilengkapi kaitan-kaitan untuk
anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta
dilengkapi denah.
d. Kunci tanam harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada kunci harus
dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
f. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa sehingga pintu selalu
menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik.
g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan type
seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon
plug.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya kepada PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan /
penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, PIHAK PERTAMA dapat meminta untuk mengadakan test-test laboratorium yang
dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test
laboratorium menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang
tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara
kedua engsel tersebut.
d. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu sama.
e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat. Untuk bentuk handle yang
dipasang vertical, jarak 100 cm adalah dihitung dari pertengahan dua perlekatan handle tersebut.
f. Posisi “Lock” dan “Latch” harus diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA untuk
mendapatkan persetujuan.
g. Door closer yang digunakan type hidrolic, automatic back check dengan “adjustable force”.
Pengatur kecepatan closing dan latch, dikehendaki jenis dalam posisi terbutka dengan sudut buka tertentu
seperti yang dikehendaki ruang-ruang yang membutuhkan seperti yang tertera pada pelengkap gambar.
h. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya : Stainless steel.
III - 14
XIII. PEKERJAAN ATAP
A. Bahan
a. Rangka atap baja ringan yang dipakai dalam pekerjaan ini memakai bahan baja ringan profil C75 ketebalan
0,75 mm, merk TASO, Gigastell atau setara.
b. Penutup atap menggunakan bahan selulosa / bitumen dengan merk onduvilla.
c. Bagian bawah penutup atap dilapisi alumunium.
d. Semua bahan baik rangka baja ringan, baut – baut, penutup atap dan bahan – bahan lain yang berkaitan
dengan pemasangan rangka maupun penutup atap wajib dilapisi dengan cat epoxy tahan asam.
B. Gambar Kerja
a. Sebelum pekerjaan dimulai PIHAK KEDUA harus menyiapkan gambar – gambar kerja yang menunjukan
metode pekerjaan, letak kuda – kuda, bahan, & peralatan kerja.
b. PIHAK KEDUA wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja
C. Pemasangan
a. Rangka Atap Baja Ringan
- Rangka atap harus dipasang tegak lurus terhadap tumpuannya ( ring balk ).
- Rangka atap baja ringan didudukan langsung diatas tumpuan ( ring balk ).
- Apabila kondisi tumpuan tidak rata, rangka atap baja ringan dapat didudukan diatas wall plate
sebagai perantara.
- Ikatan rangka atap dan ring balk harus diperkuat dengan baut angkur ( dynabolt )
- Puncak kuda - kuda harus sama tinggi dan nok terpasang rata.
- Kemiringan rangka atap harus sama rata ( tidak boleh bergelombang )
- Spesifikasi bahan rangka baja ringan harus sesuai spesifikasi yang telah ditentukan yaitu baja ringan
profil C75 ketebalan 0,75 mm.
- Baut yang dipakai harus anti karat dan anti asam.
- Sebelum pemasangan rangka atap baja ringan, dipastikan terlebih dahulu bahwa bidang tumpuan (
ring balk ) sudah rata dan siku. Apabila tidak rata biisa menggunakan wall plate sebagai perantara.
- Kuda – kuda dan tumpuan disatukan dengan plat L ( L-bracket ). Untuk sambungan kuda – kuda dan
plat L di gunakan sekrup / baut. Sedangkan untuk penyatuan plat L dengan ring balk di gunakan baut
angkur ( dynabolt ).
- Setelah kuda – kuda terpasang, dipastikan tinggi puncak antar kuda – kuda sama dan mempunyai
kemiringan yang rata. Kemudian dipasang kelengkapan rangka atap, dimulai dari balok nok yang
menghubungkan puncak kuda – kuda. Untuk menjamin kekuatan struktur, harus dipasang batang
pengaku ( bracing ) sebagai pengikat antar kuda – kuda ( pada bagian bawah, tengah, diagonal dan
dekat dinding ).
- Selanjutnya dipasang kelengkapan lainnya yaitu berupa kasau /usuk (rafter ), reng ( roof betten ),
talang jurai dan alumunium foil. Alumunium foil dipasang diantara kuda – kuda atau kasau dan reng
dengan cara di jepit, dipakau atau disekrup.
- Pemasangan jarak reng disesuaikan dengan jenis penutup atap.
- Setelah rangka baja ringan terpasang semua, dipastikan rangka baja ringan sudah terpasang dengan
III - 15
kemiringan atap yang sama, kelurusan reng dan sebagainya.
-
b. Penutup Atap Onduvilla
- Pemasangan penutup atap dilakukan setelah pemasangan rangka baja ringan terpasang.
- Sudut kemiringan pemasangan atap ONDUVILLA disarankan minimum 15 derajat.
- Penyusunan genteng diawali dari sisi yang berlawanan arah angin dan genteng dipasang dengan
pola susunan bata ( zig – zag ). Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap
- dengan overhang maksimal 5 cm dari lispalnk.
- Pemakuan atau penyekrupan pada genteng ONDUVILLA dilakukan pada tiap bagian gelombang
atas, diantara 2 gelombang ( interlock ).
- Pemasangan nok pada puncak atap antar genteng, diletakkan berlawanan arah dengan angin.
III - 16
BAB IV
SYARAT -SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
I. KETENTUAN UMUM
A. Ketentuan PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan
sebagai berikut :
1. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku,
2. PIHAK KEDUA harus melaksanakan pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai
dengan :
Ketentuan Umum ini
Uraian dan Ketentuan teknis
Gambar-gambar bestek
Ketentuan administrasi
Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis maupun lisan.
IV - 1
Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat / tidak otomat LitbangtelPerum.Telekomunikasi.
Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat.
A. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan commisioning peralatan
dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik
yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun
instalasi penerangan.
IV - 2
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari : Sub panel, panel-panel cabang sesuai single line diagram, kabel
- kabel pembagi dari MDP ke panel, pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian, lampu- lampu
(lightning fixtures, exit lightning dan emergency lightning), pentanahan / grounding, testing dan comisioning.
D. Persyaratan Bahan.
1. Panel Listrik.
Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub panel, dan 2 mm untuk papan pembagi
utama.
Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis master key.
Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat duco, warna cat akhir akan
ditentukan setempat.
Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting switch, Pilot Lamp &
Circuit Breaker, harus buatan Merlin Gerin atau sederajat.
2. Kabel.
Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
System Jeniskabel
MDP NYFGBY
MDP-Sub Panel NYY
Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
Kabel lampu luar bangunan NYY
Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN. Penarikan kabel NYM dalam
pipa PVC ex egatype AW. diatas kabel duct.
IV - 3
4. Saklar dan Kotak-kontak :
Merk yang dipergunakan adalah Panasonic
E. Persyaratan Pemasangan.
1. Panel.
Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman dan mudah diperbaiki.
Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal 0,2 Ohm diukur setelah tidak hujan
minimum selama dua hari.
2. Kabel.
Kabel Utama.
Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyatan umum yangberlaku.
Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan pekerjaan dan kabel tidak
rusak karena tekukan dan puntiran.
Sebelum penarikan kabel dimulai, PIHAK KEDUA harus menunjukkan kepada PIHAK PERTAMA pekerjaan
alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan. Semua penyambungan
kabel ke terminal busbar dipanel harus menggunakan kabel schoen dengan sistem press dan di patri.
Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian bangunan. Konduit kabel mempunyai
diameter minimum 2.5 x diameter kabel.
Kabel dalam bangunan.
Kabel-kabel yang turun ke kotak-kontak dan saklar harus menggunakan konduit PVC Ega/setara.
Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal ex LICO dan lilitan penyambungan
kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.
Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada diatas rak kabel yang dibuat dari besi
siku, besi plat (jenis nobi) dengan lebar dua kali jumlah lebar kabel.
Kotak-kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari
lantai.
Kapisitas kotak-kontak 10 cmp, dan untuk kotak-kontak khusus 16 amp. Sakelar harus model tanam,
dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas 6 amp, dan 10 amp.
Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
Semua instalasi didalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).
3. Lampu-lampu.
Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka. Harus dipasang dengan
ketinggian yang sama.
Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal maupun horizontal.
IV - 4
Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua bahan-bahan peralatan dan tenaga
yang diperlukan selama testing, balancing commision dan perbaikan, atas kerusakan yang timbul
sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
C. Persyaratan pemasangan
a. Semua pipa harus dipasang lurus dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah horizontal maupun
vertikal.
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik.
c. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung dan penumpu yang kuat dari
metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tidak melentur.
d. Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan diganti.
e. PIHAK KEDUA harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang menembus bangunan.
f. Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah 0,5 - 1 % ke arah septicktank/STP
g. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir sehingga kemiringan dapat rata.
h. Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang sama.
IV - 5
D. P e n g u j i a n.
a. Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian kebocoran pipa atas seluruh
instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik.
b. Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian terhadap sistem dengan cara
menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8 jam terus menerus tanpa mengalami kerusakan.
c. Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan PIHAK KEDUA
A. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan instalasi penangkal petir termasuk air terminal/batang penerima, conductor, pentanahan dan bak
kontrolnya serta peralatan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan penangkal petir, sesuai yang tertera dalam
gambar kerja.
B. Air Terminal / batang penerima
Air terminal yang dipakai pada pekerjaan ini memakai splitz tembaga Ø 1,5” yang pemasangannya disambungkan
dengan pipa Gip Ø 1,5” dan dipasang diatas atap / nok atas dari bangunan laboratorium. Total air terminal / splitz
dalam pekerjaan ini adalah 9 unit.
C. Conduktor
Kabel conductor yang dipakai dalam pekerjaan penangkal petir ini menggunakan kabel BC 50 mm2, yang dalam
pemasangannya dimasukkan kedalam pipa pvc 1”.
D. Pentanahan
Pipa Galvanized ∅ 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dan dimasukkan dalam pipa Galvanized dan
dibaut pada batang elektroda seperti yang tertera pada gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan
tahanan pentanahan max. 0,2 ohm. Untuk pentanahan dilengkapi dengan bak kontrol ukuran 50 x 50 cm dengan
tutup beton.
V. PEKERJAAN GROUNDING
A. Lingkup Pekerjaan
Grounding listrik adalah suatu sistem instalasi listrik yang bisa meniadakan beda potensial sebagai pelepasan
muatan listrik berlebih pada suatu instalasi listrik dengan cara mengalirkannya ke tanah yang disebut dengan istilah
pentanahan. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan bahan, tenaga, peralatan &
pemasangannya yang berkaitan dengan pekerjaan grounding, sesuai yang tertera dalam gambar kerja.
B. Pelaksanaan Pekerjaan
Pipa Galvanized Ø 2” dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dimasukkan kedalam pipa Galvanized dan
dibaut pada batang elektroda seperti yang tertera pada gambar. Kedalam elektroda tidak kurang dari 6 m dengan
tahanan pentanahan max. 0,2 ohm. Untuk pentanahan dilengkapi dengan bak kontrol ukuran 50 x 50 cm dengan
tutup beton.
C. Testing
Pengujian / testing dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dengan uji tes ketahanan grounding sampai mencapai
ketahanan max. 0,2 ohm. Peralatan testing disediakan oleh PIHAK KEDUA dan atas beban / biaya PIHAK KEDUA.
IV - 6
VI. PEKERJAAN INSTALASI GAS
A. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan bahan, tenaga, perlatan & pemasangannya yang
berkaitan dengan pekerjaan pemasangan jalur instalasi gas, sesuai yang tertera dalam gambar kerja.
B. Pelaksanaan Pekerjaan
Pemasangan jalur instalasi gas oxygen (O2), gas argon, gas Nitrous Oksida ( N2O), gas asetilen, gas helium, gas
LPG.
C. Bahan
Bahan untuk instalasi pipa gas menggunakan copper tube type ASTM B819 dengan diameter 11/8”, 5/8’,1/2”
Wall outlet gas menggunakan tipe Quick Connect.
D. Testing
Testing terhadap keseluruhan sistem jalur instalasi gas dengan dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan
baik. Peralatan testing disediakan oleh PIHAK KEDUA dan atas beban / biaya PIHAK KEDUA.
A. Semua bahan dan alat – alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini sebelum
dipergunakan harus diperiksa dan disetujui PIHAK PERTAMA dan Pihak Pengawas.
B. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
C. Jika ada perbedaan antara gambar & RKS, gambar petunjuk dan gambar detail, maka segera dilaporkan untuk
diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
D. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut
harus dikerjakan / dilaksanakan.
E. Hal – hal yang belum tercantum dalam uraian – uraian dalam pasal – pasal RGS ini akan dijelaskan dalam
Aanwijzing.
IV - 7
DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS
Spandek/Galvalum Galvalum/Spandek
Beton/Rigid pavement K 300 + wire mesh M8
9 Beton halaman
Paving Block K300,
II ARSITEKTUR
AAC (Autoclave
1 Bata Ringan Bricon, Citicon, Setara, lokal
Aerated concrete)
MU, Grand Mortar, Smart mortar ,
2 Mortar Plesteran /Aci an
setara
Keramik 40/40
3 - Lantai Keramik 30/30 Platinum,KIA ( Grade A )
Mowlilex Weathercoat
IV - 8
6 Kosen aluminium 4” Powder coating Alexindo, Allumatec, setara
7 Kaca Exterior Rayban Asahimas, Mulia glass
8 Kaca interior Bening/ Clear glass Asahimas, Mulia glass
Handle, Kunci tanam,
9 Kunci Asesoris pintu engsel, FINO,DEKSON
10 Sanitair Closet jongkok TOTO CE6
Jet wsher TOTO THX 20 NB
Washtafel TOTO LW 246 J
Floor drain TOTO TX 1 DB
Wastafel gantung + TOTO LW 246 J
Kran air
Krain air TOTO T22BQ13N
Head shower + TOTO TX 465 SL
Kran air
Emergency shower TOTO TX 456 SL
Urinoir TOTO U57M
Sekat urinoir TOTO AW 115 J
Kitchen zink TOTO, ROYAL, Setara
Stainless stell
IV - 9
Emergency lamp ICM, Philips
Saklar tunggal Panasonic, MK, Clipsal, Legrand
Saklar ganda Panasonic, MK, Clipsal, Legrand
Stop kontak Panasonic, MK, Clipsal, Legrand
Grid switch Panasonic, MK, Clipsal, Legrand
Starter Panasonic, MK, Clipsal, Legrand
Komponen lampu : Philips, May & Christe
- Balast
- Lamp holder Philips, Vosloch, Sace
- Tube TL Phillips, Osram
- Starter Phillips, Osram
- Capasitor Phillips, AE (Aid Electronic)
Kunci panel Dom, setara
Automatic Capasitor Bank Alvivar, Vishay, setara
Regulator Alvivar, Vishay, setara
Relay Crompton, SEG, MG, setara
Alat ukur kwh Tenant ALCOSAIA, Carlogavaci, Elektronik,
setara
B LAN / DATA
LAIN - LAIN
Rangka baja ringan Lokal
- Rangka untuk atap sementara
- Penutup untuk atap sementara
Galvalume/spandek/ Lokal
zincalume
- Pemindahan dus colector
Vendor khusus Koordinasi dengan PIHAK PERTAMA
- Pemindahan alat – alat furnace &
Koordinasi dengan PIHAK PERTAMA
Fuse bed
- Pemindahan alat ICP MS, ICP OES,
Koordinasi dengan PIHAK PERTAMA
meja Lab ruang ICP, dan lain-lain
- Pemindahan & instalasi Dehumidifier
Koordinasi dengan PIHAK PERTAMA
dari ruang ICP lama ke ruang ICP baru
- Pekerjaan pembuatan atap darurat
Koordinasi dengan PIHAK PERTAMA
IV - 10
- Pekerjaan jalur elektrikal,
Koordinasi dengan PIHAK PERTAMA
Elektronika
Koordinasi dengan PIHAK PERTAMA
- Pekerjaan penangkal petir
- Pekerjaan Grounding
Koordinasi dengan PIHAK PERTAMA
CATATAN :
- Lab tetap beroperasi selama konstruksi. Atap sementara sifatnya PT. Antam menyewa dari
PIHAK KEDUA ( dibuy back/dipinjamkan oleh PIHAK KEDUA ).
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA harus melaksanakan test swab antigen
terhadap para pekerja dilapangan dengan hasil negatif. Test swab antigen dilaksanakan
secara berkala sesuai dengan ketentuan dari PIHAK PERTAMA ( Lab UGTD ).
- PIHAK KEDUA harus membuat & melaksanakan metode pekerjaan yang tidak mengganggu
operasional, dikarenakan Lab masih tetap operasional selama pelaksanaam pekerjaan
konstruksi.
IV - 11
BAB V
PENUTUP
Demikian rencana kerja / spesifikasi teknis ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
V-1