Anda di halaman 1dari 11

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SLB Negeri Banjar


Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan kemampuan membuat kalimat Subjek,
Predikat, Objek, dan Keterangan peserta didik kelas VI
SDLB Tunarungu menggunakan Metode Maternal Reflektif
(MMR).

Penulis Eris Permana, S.Pd


Tanggal 18 Juli 2023
Situasi: A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kondisi yang menjadi latar Tunarungu merupakan salah satu jenis dari ABK.
belakang masalah, mengapa Menurut Irdamurni (2018 hlm) menjelaskan
praktik ini penting untuk pengertian dari tunarungu adalah seseorang yang
dibagikan, apa yang menjadi mengalami kehilangan fungsi pendengaran yang
peran dan tanggung jawab anda mencakup semua tingkat kerusakan pendengaran.
dalam praktik ini. Ketunarunguan yang telah terjadi menyebabkan siswa
mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa.
Hal ini terjadi dikarenakan siswa tunarungu tidak
mendapatkan pemerolehan bahasa dengan cara normal
seperti anak dengar pada umumnya. Minimnya
kosakata yang dimengertinya menyebabkan bahasa
yang digunakan siswa tunarungu dalam menulis dan
menyusun kalimat menjadi tidak teratur dan struktur
kalimatnya menjadi terbolak-balik (Sintya & Sopingi,
2018). Kemudian menurut Dadang (2017) kalimat
merupakan satuan gramatikal terbesar yang
mengandung predikat dan mengungkap sebuah
pikiran. Kalimat memiliki peranan penting terhadap
kelancaran dalam proses komunikasi. Kemampuan
dalam penyusunan kalimat sangat diperlukan dalam
bahasa untuk mengirimkan pesan atau
mengungkapkan perasaan kepada orang lain
(Ramadhani & Hasan, 2019). Hal ini dikarenakan
pesan akan lebih mudah tersampaikan maknanya,
apabila struktur dan pola kalimatnya sesuai dengan
tata kalimat dalam bahasa indonesia (Pitaloka, 2019).
Struktur kalimat tersebut yaitu Subjek (S), Predikat
(P), Obyek (O), dan Keterangan (K) atau sering
disebut dengan singkatan SPOK.
Pada umumnya kesulitan dalam pembelajaran
Bahasa peserta didik tunarungu mengalami kesulitan
dalam pembelajaran Bahasa termasuk menyusun
kalimat. Keterbatasan dalam pendengaran dapat
mempengaruhi kemampuan mereka dalam memahami
dan menggunakan Bahasa secara tepat. Keterbatasan
dalam memahami struktur kalimat peserta didik
tunarungu mungkin mengalami kesulitan dalam
memahami struktur kalimat yang benar, dalam Bahasa
Indonesia, struktur kalimat adalah salah satu struktur
yang umum digunakan dan penting untuk
menyampaikan informasi dengan jelas.
Keterbatasan dalam menyusun kata-kata selain
memahami struktur kalimat, peserta didik tunarungu
juga mungkin menghadapi tantangan dalam menyusun
kat-kata secara tepat. Penggunaan kata-kata tidak tepat
dalam kalimat dapat mengubah arti dan makna kalimat
secara keseluruhan. Selain itu keterbatasan dalam
memahami hubungan antar kalimat peserta didik juga
mungkin mengalami kesulitan dalam memahami
hubungan antar kalimat dalam sebuah teks.
Pemahaman yang buruk terhadap hubungan ini dapat
menyebabkan kesulitan dalam menggabungkan
kalimat-kalimat menjadi paragraf yang terstruktur
dengan baik
REDUKSI
B. URGENSI PELAKSANAAN PRAKTIK
Permasalah-permasalahan tersebut sangat penting untuk
dapat diselesaikan. Praktik pembelajaran ini juga sangat
penting untuk dibagikan karena :
1. Pentingnya komunikasi dalam kemampuan
menyusun kalimat dengan benar sangat penting bagi
peserta didik tunarungu untuk berkomunikasi dengan
orang lain, memahami struktur kalimat SPOK
membantu mereka menyampaikan ide, gagasan, dan
perasaan dengan lebih jelas dan efektif
2. Penguasaan bahasa dalam hal ini mengenali struktur
kalimat SPOK membantu peserta didik memahami
tata bahasa dalam bahasa yang dipelajari.
3. Meningkatkan kepercayaan diri jika peserta didik
tunarungu dapat menguasai keterampilan menyusun
kalimat SPOK, mereka akan merasa lebih percaya
diri ketika berbicara atau menulis. Hal ini dapat
meningkatkan percaya diri mereka dalam berinteraksi
dengan teman-teman sebaya dan orang lain.
KESIMPULAN
C. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PRAKTIK
(GURU, KEPSEK,
MENJELASKAN PEMBELAJARAN
Langkah unutk mencapai pelaksanaan peran dan
tanggung jawab dalam praktik pembelajaran ini sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan individu dalam
memahami kebutuhan dan kemampuang bahasa
masing -masing peserta didik tunarungu, hal ini dapat
membantu dalam menyusun strategi pembelajaran
yang tepat dan efektif
2. Praktik pembelajaran harus memberikan kesempatan
kepada peserta didik tunarungu untuk berlatih
menyusun kalimat SPOK secara aktif. Latihan yang
berkelanjutan dan konsisten akan membantu peserta
didik mengembangkan kebiasaan menggunakan
struktur kalimat yang benar
3. Pemahamahan konsep dan tata bahasa, praktik
pembelajaran harus membantu peserta didik
tunarungu memahami konsep-konsep dasar yang
terkait dengan kalimat Subjek, predikat, objek dan
keterangan. Mereka perlu memahami bagaimana
elemen-elemen ini saling berhubungan dan
bagaimana mereka membentuk kalimat yang tepat
4. Penggunaan media visual dalam praktik
pembelajaran dapat membantu. Seperti penggunaan
gambar, media, yang dapat membantu peserta didik
tunarungu memvisualisasikan struktur kalimat SPOK
dengan lebih baik
5. Praktik pembelajaran harus memberikan umpan balik
yang terarah kepada peserta didik tunarungu. guru
harus membantu mengidentifikasi kesalahan dalam
menyusun kalimat SPOK dan memberikan koreksi
yang tepat .
6. Menggunakan model Problem based Learning,
metode Maternal Reflektif (MMR) dan media kartu
kata sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan bisa meningkatkan pemahaman
peserta didik pada materi membuat kalimat
sederhana.
Tantangan : A. TANTANGAN PRAKTIK PEMBELAJARAN
Apa saja yang menjadi
Beberapa tantangan untuk mencapai tujuan sebagai
tantangan untuk mencapai
tujuan tersebut? Siapa saja yang berikut:
terlibat,
1. Tantangan utama bagi peserta didik tunarungu adalah
komunikasi terbatas karena keterbatasan
pendengaran. Hal ini bisa menyulitkan mereka dalam
memahami intruksi guru atau berinteraksi dengan
teman sebaya
2. Pemahaman konsep subjek, predikat, objek dan
keterangan pada kalimat SPOK dapat menjadi sulit
bagi peserta didik tunarungu. Tantangan ini
menyebabkan kesulitan dalam menyusun kalimat
dengan benar dan bermakna
3. Penggunaan kata-kata yang tepat peserta didik
tunarungu mungkin menghadapi kesulitan dalam
memilih dan menggunakan kata-kata yang tepat
dalam kalimat. Dalam hal ini dapat mempengaruhi
artikulasi dan kejelasan pesan yang ingin mereka
sampaikan
REDUKSI
B. SIAPA SAJA YANG TERLIBAT?
Beberapa pihak yang terlibat dalam praktik
pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Guru dalam hal ini guru merancang dan
menyampaikan materi pembelajaran, memberikan
umpan balik dan membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan mereka
2. Peserta didik tunarungu adalah peserta utama, mereka
aktif terlibat dalam proses belajar, berlatih menyusun
kalimat SPOK dan berusaha meningkatkan
keterampilan bahasa mereka
3. Kepala sekolah, pakar (Pengawas Sekolah), Guru
(teman sebaya), dalam bidang pendidikan khusus,
mereka membantu mengidentifikasi kebutuhan dan
tantangan khusus peserta didik tunarungu serta
memberikan panduan dan dukungan tambahan untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik
Aksi : A. LANGKAH - LANGKAH MENGHADAPI
Langkah-langkah apa yang TANTANGAN
dilakukan untuk menghadapi Berdasarkan tantangan yang dihadapi guru, langkah-
tantangan tersebut/strategi apa langkah yang harus dihadapi sebagai berikut:
yang digunakan/bagaimana 1. Menyesuaikan materi pembelajaran dengan
prosesnya, siapa saja yang kebutuhan peserta didik tunarungu menggunakan
terlibat /Apa saja sumber daya media visual, gambar, dan bahasa isyarat untuk
atau materi yang diperlukan membantu memahami konsep-konsep SPOK secara
untuk melaksanakan strategi ini lebih baik
2. Memberikan penekanan pada pemahaman struktur
kalimat SPOK, membantu peserta didik untuk
mengenali peran dan hubungan antara subjek,
predikat, objek dan keterangan dalam sebuah kalimat.
3. Menggunakan bahasa yang jelas dan sedeharna
berfokus pada bahasa lisan dan bahasa isyarat dalam
hal ini mengkombinasikan pengajaran bahasa lisan
dengan bahasa isyarat untuk membantu peserta didik
tunarungu memahami konsep SPOK dengan lebih
baik.
B. STRATEGI DAN PROSES PRAKTIK
PEMBELAJARAN
Berikut adalah beberapa strategi dan proses praktik
pembelajaran :
a. Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
yaitu merancang pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dengan mengembangkan RPP dan LKPD
yang berpusat pada peserta didik terkait dengan
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Pendekatan multisensori dengan mengintegrasikan
berbagai bentuk media, dan alat bantu, seperti
gambar,video, bahasa isyarat dan tulisan untuk
membantu pesertra didik memahami konsep SPOK
dari berbagai sudut pandang
c. Penekanan pada makna menjelaskan arti dan makna
dari setiap elemen-elemen dalam SPOK dengan
menggunakan contoh-contoh yang relevan, membantu
peserta didik menghubungkan konsep-konseo dengan
kehidupan sehari – hari mereka
d. Pembelajaran berbasis konteks, dalam hal ini diajarkan
konsep SPOK dalam konteks situasi nyata. Misalnya
peserta didik menyusun kalimat berdasarkan gambar,
video, atau peristiwa yang terjadi di sekitar mereka
e. Proses pengembangan RPP yang berpusat pada peserta
didik dengan menentukkan kegiatan-kegiatan
pembelajaran apa saja yang bisa mengaktifkan peserta
didik dan berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian
pembelajaran.
f. Mengajak peserta didik bermain peran untuk mejadi
subjek, predikat, objek, atau keterangan dalam kalimat
dibentuk.

C. SIAPA SAJA YANG TERLIBAT?


Adapun yang terlibat dalam proses pembelajaran
sebagai berikut:
1. Guru atau pendidik adalah tokoh sentral dalam
pembelajaran kalimat SPOK pada siswa tunarungu.
Mereka bertanggung jawab untuk merancang dan
menyampaikan materi pembelajaran, memfasilitasi
kegiatan, memberikan dukungan dan memberikan
umpan balik kepada peserta didik
2. Peserta didik tunarungu adalah subjek utama dalam
proses pembelajaran mereka adalah peserta aktif
yang belajar untuk memahami dan menggunakan
kalimat SPOK dalam bahasa isyarat dan komunikasi
sehari – hari
3. Orang tua berperan pentng dalam mendukung proses
pembelajaran peserta didik tunarungu dirumah.
Mereka dapat membantu melatih dan memperkuat
kemampuan bahasa isyarat anak, serta memberikan
dan dorongan
D. APA SAJA SUMBER DAYA ATAU MATERI
YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN
STRATEGI INI?
a. Sumber daya yang diperlukan atau materi yang
diperlukan untuk melaksanakan metode ini adalah
peserta didik sehingga percakapan berasal dari
peserta didik itu sendiri
b. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media
pembelajaran inovatif yaitu jaringan internet, laptop,
printer, aplikasi microsoft word, gunting, sterefoam,
lem, kertas karton
c. Sumber daya yang diperlukan adalah kompetensi dan
kreatifitas guru dalam mengembangkan RPP dan
LKPD yang berpusat pada aktifitas peserta didik.
Refleksi Hasil dan dampak A. REFLEKSI HASIL DARI PRAKTIK
Bagaimana dampak dari aksi PEMBELAJARAN
dari Langkah-langkah yang Berikut ini beberapa hasil yang dicapai dari
dilakukan? Apakah hasilnya pembelajaran membuat kalimat SPOK pada peserta
efektif? Atau tidak efektif? didik tunarungu:
Mengapa? Bagaimana respon 1. Peserta didik dapat memiliki kemampuan yang lebih
orang lain terkait dengan strategi baik (TERUKUR)
yang dilakukan, Apa yang 2. Peserta didik tunarungu dapat membuat kalimat
menjadi faktor keberhasilan atau SPOK dengan baik
ketidakberhasilan dari strategi 3. Peserta didik tunarungu dapat menentukan struktur
yang dilakukan? Apa kalimat yang sesuai SPOK
pembelajaran dari keseluruhan 4. Peserta didik tunarungu berhasil menguasai kalimat
proses tersebut SPOK dalam bahasa isyarat hal ini dapat
meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dalam
berkomunikasi dengan orang lain
Urutan hasil refleksi
B. DAMPAK AKSI DARI LANGKAH-LANGKAH
YANG DILAKUKAN
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah
dilakukan yaitu hasil yang dirasakan sangat
berpengaruh, hal ini dapat dilihat dari :
1. Pemilihan metode pembelajaran yaitu Metode
Maternal Reflektif (MMR) adalah aktifitas
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang
sangat efektif dalam percakapan. Metode
pembelajaran bahasa ini dengan mengikuti cara –
cara anak mendengar sampai pada penguasaan
bahasa ibu dengan tekanan pada berlangsungnya
percakapan antara ibu dan anak sejak bayi, tetapi
bukan pada program pengajaran tentang aturan
bahasa. Selain itu, menyajikan bahasa yang
sewajarnya pada anak, baik secara ekspresif maupun
represif, serta menuntun anak agar secara bertahap
mampu menemukan sendiri aturan/bentuk bahasa
melalui refleksi terhadap segala pengalaman
berbahasanya.
2. Penggunaan media kartu kata yang membantu peserta
didik untuk memahami kata pada subjek, predikat,
objek dan keterangan. Serta penggunaan media wain
word yang membantu untuk memahami pola struktur
kalimat sederhana yang tepat.
3. Kemampuan komunikasi yang meningkat, melalui
pembelajaran membuat kalimat SPOK peserta didik
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka,
mereka belajar menggabungkan subjek, predikat,
objek dan keterangan dalam kalimat yang terstruktur,
sehingga dapat menyampaikan ide dan informasi
dengan lebih jelas dan teratur
4. Rasa percaya diri meningkat, peserta didik merasa
lebih percaya diri dalam mengahadapi tugas-tugas
yang melibatkan pembuatan kalimat. Rasa percaya
diri yang tinggi ini dapagt berdampak positif pada
motivasi dan partisipasi mereka dalam proses
pembelajaran

C. BAGAIMANA RESPON ORANG LAIN TERKAIT


DENGAN STRATEGI YANG DILAKUKAN?
Respon peserta didik terhadap proses pembelajaran
ini sangat baik karena pembelajaran dan pemahaman
materi membuat kalimat dengan metode MMR sampai
kepada peserta didik dilihat dari hasil pengerjaan LKPD
dengan nilai yang cukup memuaskan nilai. Selain itu
respon dari guru memberikan pujian dan dukungan
karena strategi yang dilakukan sangat membantu peserta
didik dalam memahami dan menggunakan struktur
kalimat dengan baik. Antusias dan minat peserta didik
terhadap proses belajar hal ini menunjukkan strategi
tersebut efektif dalam menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan dan inspiratif

D. APA YANG MENJADI FAKTOR


KEBERHASILAN ATAU KETIDAKBERHASILAN
DARI STRATEGI YANG DILAKUKAN?
Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat
ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola
pembelajaran terutama dalam melaksanakan pendekatan
metode pembelajaran yang efektif dalam mengajarkan
struktur kalimat SPOK kepada peserta didik tunarungu.
Metode yang digunakan adalah metode Maternal
reflektif (MMR), media visual dan penggunaan metode
penggunaan bahasa isyarat. Penggunaan teknologi yang
sangat mendukung seperti gambar, video dan aplikasi
pembelajaran yang membantu peserta didik memahami
dan berlatih membuat kalimat SPOK dengan baik.
Lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung juga
berperan dalam keberhasilan pembelajaran peserta didik,
terciptanya atmosfer yang aman dan nyaman untuk
berpatisipasi dan berlatih membuat kalimat SPOK.
Selain itu dukungan keluarga melibatkan orang tua
dalam pendidikan peserta didik menciptakan lingkungan
belajar yang lebih holistik

E. APA PEMBELAJARAN DARI KESELURUHAN


PROSES TERSEBUT?
Berdasarkan proses dan aktifitas pembelajaran yang
telah dilaksanakan guru, pembelajaran yang dapat
diambil adalah guru harus lebih kreatif dalam memilih
media pembelajaran serta melaksanakan metode
pembelajaran sesuai dengan kaidah agar dapat
mengaktifkan peserta didik sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Berikut beberapa pembelajaran
yang dapat diperoleh dari proses sebagai berikut:
1. Proses membuat kalimat SPOK membantu peserta
didik memahami struktur dasar kalima yaitu subjek,
predikat, objek dan keterangan
2. Dengan berlatih membuat kalimat SPOK peserta
didik belajar untuk konsisten dalam menggunakan
bahasa yang benar dan terstruktur hal ini
meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dan
menghindari kebingungan dalam menyampaikan ide
atau gagasan
3. Peserta didik mengenali peran masing – masing
elemen dalam kalimat subjek, predikat, objek dan
keterangan dan bagaimana mereka saling
berhubungan hal ini membantu mereka
memahamicara membentuk kalimat yang berbeda
dan memperluar keterampilan bahasa mereka

Anda mungkin juga menyukai