Gedung Singa
Gedung Singa
Sejarah
Gedung Singa
Algemeene
Anggrita Salfa Pharmacytha
22/499452/PSA/20152
Karakteristik Bangunan Faktor Kerusakan Langkah Konservasi
bangunan Algemeene merupakan Faktor Internal
terdapat beberapa usaha
bangunan dengan dutch east indische bangunan mulai ditumbuhi pelestarian cagar budaya, salah
yang pertama-tama melakukan tanaman liar yang beresiko satunya adalah dengan melakukan
penyesuaian dengan lingkungan memunculkan keretakan pada konservasi. bangunan Gedung
setempat (fitting style of architecture) di
struktur. Singa Algeemene di Surabaya
Indonesia pada awal abad ke 20. fasad
sebagian material kayu sudah merupakan bangunan cagar
bangunan ini memiliki karakteristik
lapuk. budaya yang perlu dikonservasi
menonjol yaitu arch berjumlah 7 buah.
secara general fasad tampak dengan beberapa cara sebagai
dibangian tengah fasad terdapat mozaik
mengalami deteriorisasi. berikut:
porselen karya Jantoorop. didepan pintu
pembersihan tanaman liar.
utama terdapat dua patung singa karya
Faktor Eksternal reparasi kerusakan, seperti
Joseph Mendes da Costa.
pencurian mozaik porselen. keretakan, kebocoran, jendela
vandalisme. pecah, penggantian kayu lapuk,
pengecatan kembali.
Algemenee,
Surabaya