Anda di halaman 1dari 50

PELATIHAN IPCN

INFECTION PREVENTION CONTROL NURSE

PPI DI RUANG
PEMULASARAAN JENAZAH

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Curriculum Vitae
Arifiana, SKep. Ns., FISQua

Riwayat Pekerjaan :
1. Th 2020 – sekarang = RS Bhayangkara POLDA DIY (Bag. Mutu & Akreditasi RS)
2. Th 1994 – 2019 = RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (IPCN th 2011-2018)

Gabung dengan KARS = Tahun 2016


Email : arifianappi@gmail.com
Hp : 08786772005
Riwayat Akademis : Pelatihan :
1.TOT (Training Of Trainer)
Organisasi :
1. S1 Ners STIKes ‘Aisyiyah Yogyakarta = Lulus 2.Pelatihan IPCN
▪ PERSI
▪ PPNI (Persatuan Perawat
th 2010 3.Pelatihan PPI Dasar
2. D3 AkPer Notokusumo = Angk. 1 lulus th 4.Workshop pelatihan : PMKP, PPI, dll
Nasional Indonesia)
1993 5. ISQUA
▪ HIPPII (Himpunan Perawat
Pencegah Infeksi Indonesia)
▪ KARS
HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA
Bunga mekar di pagi hari
Ada mawar dan juga melati
Sebelum masuk ke pembahasan inti
Mohon ijin dengarkan pantunku ini

Makan es bikin batuk


Batuknya sungguh lama
Terlihat teman-teman sudah mengantuk
tenang presentasi tidak akan lama

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Hari minggu berjalan santai
Menuju pusat kota Yogyakarta
Sebelum presentasi dimulai
Izinkan memperkenalkan diri saya

Sarapan pagi dengan roti


Bersiap-siap pergi bekerja
Sebelum masuk ke pembahasan
inti
Saya menyapa, apa kabar semua?

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta
dapat memahami PPI di ruang Pemulasaraan
Jenazah

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Setelah mengikuti pelatihan peserta dapat
memahami:
1. Pengertian Pemulasaraan Jenazah
2. Prinsip Pemulasaraan Jenazah
3. Prinsip PPI pada Pemulasaraan Jenazah
4. Persyaratan Bangunan Kamar Jenazah
5. Pengelolaan Jenazah dengan Penyakit Menular
(ec: COVID-19)
HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA
AGENDA

Pengertian Pemulasaraan Jenazah

Prinsip Pemulasaraan Jenazah

Prinsip PPI dalam Pemulasaraan Jenazah

Persyaratan Bangunan Kamar Jenazah

Pengelolaan Jenazah dengan penyakit menular ( ec; COVID -19)

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA
Pendahuluan

➔ Kamar jenazah merupakan sumber infeksi yang potensial tidak


hanya untuk ahli patologi aotopsi tapi juga untuk pengunjung
dan petugas pemulasaran jenazah

➔ Beberapa studi telah melaporkan bahwa dengan kehidupan


mikroorganisme patogenik tertentu akan dilepaskan dari tubuh,
jika tidak diwaspadai dapat menular pada seseorang yang
menangani jenazah tersebut

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Pendahuluan

➔ Hasil penelitian di laboratorium klinik di Britania Raya tahun 1970 – 1989


menunjukan bahwa tingginya angka Laboratory Aquired Infection personel yang
bertugas terjangkit infeksi blood borne virus HIV

➔ Cara penularan tersebut tidak menjadi fokus perhatian saat melakukan prosedur
pemulasaraan jenazah dimana penularan dapat terjadi saat petugas menyentuh
tubuh pasien atau objek yang mengandung virus, lalu petugas menyentuh
mulut, hidung atau mata mereka

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Penelitian Susan et al,Birmingham Alabama USA, 2006
“Risk of Infection and Tracing of work-related Infectious
diseases in the funeral industry’

Hasil Penelitian:
Risiko Infeksi Kontak : MRSA,
Streptococcus Pyrogene
Fecal-oral route : Salmonella Typhi,
Hepatiis A, Shigella species, Helicobacter
pylori

Airborne : penularan lewat udara belum


terbukti
Bloodborne : HBV, HCV & HIV

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


CDC Yellow book 2018 : Health Information for
International Traveller (Importation of human remains
for Interment and Cremation)

Menurut CDC ( Center for Disease Control) :

Untuk kebutuhan Transportasi baik darat, laut dan udara


termasuk didalamnya penyakit yang di isolasi dan
karantina, Semua jenazah harus di formalin / di embalming
dengan tatacara dan standar yang baik

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Menurut WHO (World Health Organization)
dan CDC (Center for Disease Control)

Untuk jenazah yang tidak di transportasi Laut dan Udara , pada pasien:
•Antraks
•Ebola
TIDAK boleh dimandikan ataupun diembalming, langsung
dimakamkan sesuai standar biosafety.
Jika memang diperlukan sekali dengan keperlukan “khusus” dengan transportasi laut dan
udara untuk kasus H5N1, SARS, MERCoV, Covid -19 atau Pasien yang terkontaminasi
Radioaktif (baik oleh perang radioaktif ataupun akibat terapi Radioaktif), jenazah ini boleh
dimandikan dengan ketentuan harus diembalming dahulu untuk mengurangi biohazard petugas
kesehatan. (Namun hal ini pun tidak dianjurkan).

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Peraturan Menteri Kesehatan 1501/ MENKES/PER/X/2010

Penyakit Wabah pada jenazah yang tidak boleh


di formalin/embalming:
- Kolera - Pes Bubo/ Pes Pneumonik
- DBD - Campak
- Polio - Difteri
- Pertusis - Rabies
- Malaria - Avian Flu / H5N1
- Antraks - Leptospirosis Influenza
- Hepatitis - A/ H1N1 Chikungunya
- Meningitis -
- Demam Kuning/ Yellow Fever
Penanganan jenazahnya:
Terhadap jenazah akibat penyakit wabah, perlu penanganan
secara khusus menurut jenis penyakitnya untuk menghindarkan
penularanHimpunan
penyakit pada orang lain.
Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia_2022
HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA
PENGERTIAN DAN TUJUAN
Pengertian
Pemulasaraan Jenazah adalah proses yang meliputi kegiatan
memandikan, mengkafani, mensholatkan, sebelum jenazah
dibawa ke rumah duka atau pemakaman jenazah

Tujuan
Mengetahui tata cara perawatan jenazah sesuai agama dan
kepercayaan masing dan memahami faktor resiko penularan
penyakit

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


STANDAR AKREDITASI kementerian
Kesehatan (STARKES 2022) PPI
STANDAR
PPI 7.1

Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar


bedah mayat sesuai dengan peraturan perUU

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


ELEMEN PENILAIAN PPI 7.1

1 Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat sesuai dengan regulasi.

Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar bedah mayat sudah dikelola
2 sesuai dengan peraturan perUU

Ada bukti pemantauan dan evaluasi, serta tindak lanjut kepatuhan


3 prinsip-prinsip PPI sesuai dengan peraturan perUU.

Instrumen Survei Akreditasi KARS sesuai Sandar Akreditasi RS KEMENKES R.I 2022

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


REGULASI DOKUMEN OBSERVASI Wawancara

• Panduan • Bukti kegiatan di • Tempat • Ka.unit/staf


pelayanan pelayanan jenazah dan pengelolaan pengelolaan
pengelolaan bedah mayat jenazah dan jenazah
jenazah dan bedah • Hasil monitoring Ppi di bedah mayat
mayat pelayanan jenazah dan • Kulkas untuk
bedah mayat menyimpan
• Bukti evaluasi dan tindak jenazah
lanjut hasil supervise • Kulkas untuk
• Bukti pemantauan kulkas menyimpan organ
utk menyimpan jenazah • Tempat
memandikan
jenazah

Instrumen Survei Akreditasi KARS sesuai Sandar Akreditasi RS KEMENKES R.I 2022

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


STARKES = SKP, HPK

❑SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) =


SKP 1 : Identifikasi Pasien (Label Jenazah)

❑HPK (Hak Pasien & Keluarga =


HPK 1. 2 : RS memberikan Pelayanan yg menghargai Martabat Pasien,
Menghormati nilai nilai dan kepercayaan pribadi pasien serta
menanggapi permintaan yg terkait dgn keyakinan agama dan spiritual.

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


PRINSIP PEMULASARAAN JENAZAH

1. Selalu menerapkan Kewaspadaan Isolasi (memperlakukan setiap risiko


kontaminasi darah, produk darah dan cairan tubuh serta jaringan tubuh
manusia sebagai bahan infeksius)
2. Tanpa mengabaikan budaya dan agama yang dianut keluarga
3. Tindakan petugas yang memahami Pencegahan & Pengendalian Infeksi
mampu mencegah penularan/transmisi

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Kategori Pelayanan Kamar
Jenazah
1. Pelayanan Jenazah purna-pasien, setelah pasien dinyatakan meninggal,
sebelum jenazahnya diserahkan ke pihak keluarga atau pihak berkepentingan
lainnya.
2. Pelayanan kedokteran forensic
3. Pelayanan sosial kemanusiaan lainnya : seperti pencarian orang hilang,
rumah duka / penitipan jenazah.
4. Pelayanan bencana atau peristiwa dengan korban mati massal.
5. Pelayanan untuk kepentingan keilmuan atau pendidikan penelitian.

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Pemulasaraan/
pemandian
jenzah

Transpor/
Pemindahan Autopsi
Jenazah

Penyimpanan

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Ketentuan Umum Penanganan Jenazah

1. Semua petugas/keluarga/masyarakat yang menangani jenazah penyakit


infeksi sebaiknya telah mendapatkan vaksinasi Hepatitis-B sebelum
melaksanakan perawatan jenazah (catatan: efektivitas vaksinasi Hepatitis-B
selama 5 tahun).
2. Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya.
3. Kenakan alat APD→ Sarung tangan, gaun tahan air/ celemek, masker bedah,
pelindung mata/kacamata, sarung tangan ganda, sepatu bot
4. Luka dan bekas suntikan atau semua lubang-lubang tubuh, ditutup dengan
kasa absorben dan diplester kedap air diberikan desinfektan.

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Ketentuan Umum Penanganan Jenazah
5. Petugas jangan merokok, minum , makan dan jangan menyentuh mata,
mulut dan hidung
6. Amati kebersihan pribadi dengan tepat → Kebersihan tangan
7. Hindari cedera benda tajam, baik dalam pemeriksaan jenazah dan setelah
dekontaminasi limbah
8. Lepaskan peralatan APD setelah menangani jenazah
9. Badan jenazah harus bersih dan kering.
10.Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh di buka lagi.
11.Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan atau
autopsi, kecuali oleh petugas khusus. Dalam hal tertentu autopsi hanya
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan Rumah
Sakit dan Keluarga (STARKES_HPK)

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


PRINSIP PPI PADA
PEMULASARAAN JENAZAH
➔ Tidak terjadi transmisi (Penularan) terhadap petugas yang melakukan perawatan
jenazah, keluarga dan lingkungan sekitar

➔ Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah (kencing, darah, kotoran dll) bisa
mengandung mikroorganisme sehingga menjadi sumber penularan

➔ Penerapan Kewaspadaan Isolasi :


* Kewaspadaan Standar
* Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


KEWASPADAAN ISOLASI
DI KAMAR JENAZAH
Pemakaian
APD

Kesehatan Pengelola an
Petugas Linen

Kebersihan
Tangan

Pengelola an
Praktik
Limbah/
Penyuntik an
Alat Bekas
yang Aman
Pakai

Pengelola an
Ling kungan

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


KEWASPADAAN ISOLASI
DI KAMAR JENAZAH

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


PENGGUNAAN APD

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


PELAKSANAAN SOP PADA KEGIATAN
PEMULASARAAN JENAZAH
Petugas ruangan memberitahukan kepada petugas kamar jenazah bahwa pasien meninggal adalah
penderita penyakit menular
Pastikan petugas yang akan memandikan jenazah TIDAK ada perlukaan pada tubuhnya, Jika didapatkan
luka terbuka atau borok pada tangan atau kaki, petugas tidak boleh memandikan jenazah.
Kenakan gaun pelindung.
Kenakan sepatu boot dari karet.
Kenakan celemek plastik.
Kenakan masker pelindung mulut dan hidung.
Kenakan kacamata pelindung.
Kenakan sarung tangan karet.
Setelah jenazah selesai dimandikan, siram meja tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5%,
lalu bilas dengan air mengalir.

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


LANJUTAN……………….

Lepaskan sarung tangan karet dan masukkan dalam larutan klorin 0,5%
Lakukan Kebersihan tangan
Lepaskan kacamata pelindung, lalu rendam dalam larutan klorin 0,5%.
Lepaskan masker pelindung, buang ke tempat sampah infeksius
Lepaskan celemek plastik, buang ke tempat sampah medis.
Lepaskan gaun pelindung, rendam pada larutan klorin 0,5%.
Rendam bagian luar sepatu pada lautan klorin 0,5%, bilas dengan air bersih lalu
lepaskan sepatu dan letakkan di tempat semula
Lakukan Kebersihan tangan

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


MONITORING
PELAKSANAAN PPI
FORMULIR MONITORING PELAKSANAAN PPI
DI INSTALASI KAMAR JENAZAH RS X

NO JENIS MONITORING INDIKATOR YA TIDAK NA

1 Kebersihan Ruangan dan 1. Ada Alur masuk dan keluar jenazah


peralatan 2. Lantai bersih, tidak licin
3. Permukaan tidak berdebu
4. Tidak ada lawa lawa
5. Tempat sampah tertutup
6. Wastafel cuci tangan selalu bersih dan
bebas dari peralatan
7. Dilakukan general cleaning segera setelah
proses perawatan jenazah
8. Keranda selalu bersih dan tidak berkarat
9. Penutup keranda bersih
10. Mobil jenazah bersih
11. Mobil jenazah dibersihkan setiap habis
pakai
2 Fasilitas 1. Tersedia APD lengkap ( sarung tangan,
masker, tutup kepala, goggles,
gawn/celemek, sepatu )
2. Alat cuci tangan lengkap di ruangan
( wastafel, sabun antiseptic, handtowel )
dan handrub
3. Peralatan medis tersusun rapi dilemari
4. Ada monitor Freezer jenazah
5. Tersedia handrub di mobil jenazah
6. Tersedia Spillkit di mobil jenazah
7. Tempat sampah imfeksius dan non
infeksius dan safety box
8. Tempat linen kotor

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Contoh : Form
Surveilans di Kamar Jenazah

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


PERSYARATAN BANGUNAN
KAMAR JENAZAH
➔ Area tertutup
➔ Jalur jenazah : berdinding keramik, berlantai tidak berpori, memiliki sistim
pembuangan limbah, sistem sirkulasi udara, sistem mesin pendingin
➔ Jalur masuk keluar jenazah menggunakan pintu Ganda dan jalur pintu
masuk dalam dan luar
➔ Jalur petugas terpisah : Ruang kamar mandi & WC, ruang ganti pakaian
dilengkapi dengan Antiseptik Footbath, tempat cuci tangan
➔ Tersedia sarana : lemari Alat, Meja Jenazah, Air bersih dan mengalir,
Lemari pendingin, Meja Periksa Organ
➔ Ruang terpisah antara jenazah Infeksius dan Non Infeksius

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


SARANA PRASARANA
KAMAR JENAZAH

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


RUANG OTOPSI

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


BANGUNAN KAMAR JENAZAH

G. Kristanto, 1 Ade Firmansyah2


dar Fasilitas Pelayanan Forensik dan Kamar Jenazah di Era Pandemi COVID-19

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Pemulasaran Jenazah Pasien Covid-19
Di berlakukan Pada Beberapa Kasus Berikut:
Jenazah dari dalam rumah sakit dengan diagnosis ISPA, ISPB, pneumonia, AR- DS(Acute
Respiratory Distress Syndrome) dengan atau tanpa keterangan kontak dengan penderita
COVID-19 yang mengalami perburukan kondisi dengan cepat

Jenazah Pasien Dalam Pemantauan (PDP) dari dalam rumah sakit


sebelum keluar hasil swab

Jenazah dari luar rumah sakit, yang memiliki riwayat yang termasuk ke dalam Orang
Dalam Pengawasan (ODP) atau Pasien Dengan Pemantauan (PDP). Hal ini termasuk
pasien DOA (Death on Arrival) rujukan dari rumah sakit lain

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


PPI PADA PENGELOLAAN JENAZAH
PENYAKIT MENULAR (COVID-19)
1. Petugas pamulasaran jenazah minimal 4 orang dan tenaga dekontaminasi
ruang jenazah, kantong jenazah dan peti jenazah minimal 1 orang
2. Memberikan penjelasan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus
bagi jenazah yang meninggal dengan penyakit menular, apa yang akan
dilakukan terhadap jenazah, sangat tidak dianjurkan apabila ada keluarga
yang ingin melihat jenazah untuk terakhir kalinya, akan tetapi dapat
menggunakan media komunikasi digital
3. Tidak mengabaikan budaya dan agama yang dianut keluarga
(STARKES_HPK)
4. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet
5. Jika akan diotopsi dilakukan oleh petugas khusus, jika diijinkan oleh
keluarga dan Direktur Rumah Sakit
6. Pemulasaraan jenazah di ruang isolasi

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


LANJUTAN………….
7. Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.
8. Luka dan bekas suntikan atau semua lubang-lubang tubuh, ditutup
dengan kapas/kasa absorben dan diplester kedap air dilakukan
desinfeksi
9. Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah yang
tidak mudah tembus sebelum dipindahkan ke kamar jenazah
10. Badan jenazah harus bersih dan kering
11. Jangan ada kebocoran cairan tubuh
12. WHO → Tidak memandikan jenazah,untuk menghindari
penyebaran virus
13. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 (empat) jam disemayamkan di
pemulasaraan jenazah. Perlakuan ini juga diperuntukkan bagi
jenazah dengan status PDP yang belum mendapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium COVID-19

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


LANJUTAN………….
14. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
15. Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melakukannya
sebelum jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan
menggunakan APD
16. Setelah dimasukkan di peti jenazah, tidak boleh di buka kembali untuk
meminimalkan transmisi.
17. Perlindungan Kesehatan Masyarakat➔Pencegahan Penularan➔apa yang
harus dilakukan keluarga atau pelayat (masker, jaga jarak) ➔ turut saat
pemakaman dari jarak jauh

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA
Table 1. Use of personal protective equipment in the mortuary management of
COVID-19 bodies

Procedure Hand Disposible Medical Respirator Long Sleeve gownFace shield or Rubber Gloves Apron
Hygiene gloves Mask (N-95 or google
similar)

Packing and transport of Yes Yes Yes


the body

Mortuary care Yes Yes Yes Yes Yes

Autopsy Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes

Religious observation – Yes Yes Yes OR Apron Yes


care of body by family
members

Infection Prevention and Control for the safe Management of Dead Body in the Context of Covid -19. 24
March 2020.

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


APD SAAT TRANSPORTASI PASIEN
DENGAN AMBULANS
Transport pasien curiga COVID-19 ke RS rujukan
Petugas kesehatan
1. Masker bedah
2. Gaun / Gown
3. Sarung tangan
4. Pelindung mata
5. Pelindung kepala
6. Sepatu pelindung

Driver
Hanya bertugas sebagai driver pada proses transport pasien curiga
COVID-19 dan area driver terpisah dengan area pasien
1. Menjaga jarak minimal 1 m
2. Menggunakan masker bedah

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


APD PADA PENANGANAN JENAZAH
PASIEN COVID-19
APD minimum pada saat tidak dilakukan otopsi
➔ Pelindung kaki (sepatu boots)
➔ Penutup kepala
➔ Gaun yang bersih, lengan panjang dan tahan air untuk melindungi kulit dan
baju, Apron plastik
➔ Kaca Mata Pelindung / Goggle atau Face Shield
➔ Masker Bedah
➔ Sarung tangan:
a. Sarung tangan on steril (nitrile gloves) saat menangani material yang

berpotensi infeksius
b. Jika pada petugas terdapat luka di kulit, setelah sarung tangan non steril

(nitrile gloves) kenakan sarung tangan rumah tangga

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


LANJUTAN………..
APD minimum pada saat dilakukan otopsi
❑ Pelindung Kaki/Sepatu boots Sepatu pelindung digunakan secara rutin.
❑ Penutup kepala digunakan secara rutin.
❑ Gaun yang bersih, lengan panjang dan tahan air untuk melindungi kulit dan baju
❑ Apron tahan air
❑ Masker N95 sekali pakai atau yang lebih tinggi :Powered, air-purifying respirators
(PAPRs) dengan HEPA filters dapat disediakan untuk meningkatkam keamanan petugas
selama melakukan prosedur otopsi lebih dalam
❑ Kaca Mata Pelindung/Goggle atau Face Shield
❑ Sarung Tangan bedah dua lapis / dobel yang disisipkan dengan lapisan sarung tangan
yang tahan goresan pisau
❑ Lepaskan APD secara hati-hati untuk menghindari kontaminasi terhadap diri sendiri
❑ APD setelah dilepas, dibuang di tempat sampah infeksius
HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA
Pengendalian dan Pembersihan Lingkungan

Kamar jenazah harus tetap bersih dan berventilasi baik


Desinfeksi permukaan benda dan instrumen
Peralatan yang digunakan untuk pemulasaraan harus segera dibersihkan dan didesinfeksi

Pencahayaan harus cukup.


Peralatan dan furnitur harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan didesinfeksi
Permukaan lingkungan tempat mempersiapkan jenasah agar segera dicuci dengan sabun
atau cairan deterjen, dan sesudahnya didesinfeksi dengan sodium hipoklorit 0,5%, atau
etanol 70% setidaknya 1 menit.

Petugas yang melakukan desinfeksi lingkungan menggunakan APD


Desinfeksi dilakukan pada daerah-daerah yang terpapar sebagai berikut: meja periksa
dan tulis, kursi, keyboard komputer, handle pintu, lantai, dinding ruangan, brankar
jenazah, tombol lift, mobil jenazah bagian dalam

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


KESIMPULAN
1. Pemulasaraan Jenazah harus menerapkan prinsip pencegahan
dan pengendalian infeksi

2. Tersedianya sarana dan prasarana di instalasi pemulasaraan


Jenazah dalam menunjang pelaksanaan pemulasaraan jenazah

3. Dengan penerapan kewaspadaan standar dan transmisi pada


pemulasaraan jenazah dapat mencegah terjadinya transmisi/
penularan penyakit dari jenazah ke petugas, lingkungan,
keluarga, pengunjung dan masyarakat pada umumnya

4. Perlu dilakukan monitoring/ audit rutin PPI

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


Menyalahkan

Memperbaiki dan Menyempurnakan


HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA
TERIMA KASIH – WASSALAMU’ALAIKUM

Siang-siang pergi ke kota


Jangan lupa beli alpukat
Demikian presentasi kita
Semoga bisa bermanfaat.

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


TERIMAKASIH

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai