Anda di halaman 1dari 5

SOAL 1.

POIN A
- Budaya WASPADA
- Budaya kerja aman
- Budaya cuci tangan, kuku pendek, tanpa perhiasan
- Budaya APD
- Budaya hemat, rapih, resik
- Budaya keselamatan kerja pasien / patient safety
- Budaya FIFO, Kadaluarsa (recall), sekali pakai (disposable), First Expired Out

POIN B
Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian
infeksi
2. Melindungi sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat dari penyakit infeksi yang berbahaya
3. Menurunkan angka kejadian Infeksi Nosokomial
4.
5.

POIN C
Saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut, karena dengan program2 PPI yang tepat maka hasil dan cost
effective akan maksimal, sehingga karyawan dan Rumah sakit dapat merasakan keuntungan dari program PPI
tersebut

POIN D
DIREKTUR
dr. Raymond AS

KETUA PANITIA
dr. Deddy SpPD

KETUA TIM PPI


IPCN Fennylisa. AMK IPCD
Ns. Yuni S.Kep dr. Erland Benedicty

IPCLN IPCLN IPCLN


Farmasi IPD WTC
Lab ICU NICU Dental
Radiologi OK OPD
Dapur CSSD UGD
Laundry

POIN E
1 orang, Karena berdasarkan SK Menkes tahun 2007 bahwa setiap Rumah Sakit harus melaksanakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) dan memiliki IPCN dengan perbandingan 1 IPCN terhadap 100-150 tempat tidur

POIN F
mencegah agar tidak terjadi infeksi dari petugas ke pasien, pasien ke petugas, pasien ke pengunjung atau sebaliknya
SOAL 2
POIN A
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien
2. Peningkatan Komunikasi Efektif
3. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
4. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
5. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

POIN B
3 contoh commision :
1. Infeksi saluran kemih akibat kateter
2. Pneumonia akibat ventilator
3. Gastritis akibat infeksi H.pylori akibat endoskopi

3 contoh ommision :
1. Tidak memindahkan pasien keruang isolasi, saat dicurigai pasien infeksius
2. Tidak menggunakan APD saat menangani pasien yang dicurigai infeksius
3. Melakukan suatu tindakan secara tidak aseptik

POIN C
1. Melakukan Inspeksi Rutin. Melakukan inspeksi rutin pada lingkungan kerja dapat membantu
mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko. Hal ini dapat membantu menghindari terjadinya near miss dan
kecelakaan yang sebenarnya.
2. Memberikan Pelatihan Keselamatan. Memberikan pelatihan keselamatan pada pekerja dapat membantu
meningkatkan kesadaran mereka akan bahaya dan risiko di lingkungan kerja. Pelatihan ini juga dapat
membantu pekerja dalam mengidentifikasi dan melaporkan near miss.
3. Melakukan Investigasi Near Miss. Setiap kali terjadi near miss, perlu dilakukan investigasi untuk mengetahui
penyebabnya. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang
ada di tempat kerja dan mencegah terjadinya kecelakaan di masa depan.

POIN D
- Flexibel saat berkomunikasi
- Pendengar yang baik
- Berpikiran Terbuka
- Pahami gaya komunikasi
- Sampaikan dengan jelas

POIN E

Menurut WHO 6 langkah mencuci tangan :


1. Ratakan sabun dengan menggosokkan pada kedua telapak tangan
2. Gosok punggung tangan dan sela sela jari, lakukan pada kedua tangan
3. Gosok kedua telapak dan sela sela jari kedua tangan
4. Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri dengan diputar dengan genggaman tangan kanan, begitu juga sebaliknya
6. Usapkan ujung kuku tangan kanan dengan diputar di telapak tangan kiri, begitu juga sebaliknya

POIN F

Menurut WHO 5 moment cuci tangan


1. Sebelum menyentuh pasien
2. Sebelum prosedur aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah menyentuh pasien
5. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
SOAL 3
SOAL 4
POIN A
1. Kebersihan tangan, 5 momen, 6 langkah
2. Penggunaan APD
3. Pengelolaan limbah dan benda tajam
4. Pengendalian lingkungan
5. Penyuntikan aman
6. Etika batuk
7. Lumbal pungsi aman
8. Pengelolaan peralatan perawatan pasien
9. Pengelolaan linen
10. Kesehatan karyawan
11. Penempatan pasien

POIN B
Untuk pengendaliannya yaitu yang pasti dilakukan pertama adalah pemberian terapi untuk infeksinya lalu
pembuatan laporan untuk diinvestigasi kenapa bisa terjadi, selain itu untuk pencegahannya yaitu dengan
penggunaan alat yang steril dan teknik pemasangan kateter urine yang sesuai standar SOP rumah sakit.

POIN C
Pendapat saya, yang pasti bila sedang terinfeksi covid 19, maka yang utama adalah kita memberikan pemberian
terapi agar pasien tidak jatuh ke kondisi yang lebih berat dan agar cepat pulih.
Lalu yang saya tekankan adalah pencegahannya, berdasarkan kemenkes untuk mencegah penularan corona.
1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh
meningkat.
2. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol.
Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini
juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber
dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
3. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain. Jika anda terlalu dekat, anda dapat menghirup droplet dari
orang yang mungkin menderita COVID-19.
4. Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam
5. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat
terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi,
maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
6. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat sedang keluar
rumah.
7. Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.

Anda mungkin juga menyukai