Anda di halaman 1dari 51

INFECTION CONTROL RISK

ASSESMENT Kamar
Jenazah

Ari Siswanto Efendi, S.Kep., Ns


Riwayat Pelatihan :
 Pelatihan PPI Dasar, 2014
 Pelatihan PPI Lanjut, 2014
Curiculum Vitae Nama :  Nasional Workshop & Caracter Building IPCN , 2015  PIT HIPPII Ke
-1, 2015
ARI SISWANTO EFENDI Tempat/tgl Lahir : Sidoarjo, 28  Workshop PPI KARS, 2016
Juni 1977 Instansi bekerja : RSUD Kab. Sidoarjo (1997 – sekarang)  Pelatihan TOT PPI PPSDM Kemenkes, 2016
HP : 0815 5316 3181  Pelatihan IPCN HIPPII, 2016
Email : aritiens77@gmail.com  Symposium of wound infection : From Basic to Clinic , 2016  PIT HIPPII Ke
-2, 2016
Organinsasi :  Pelatihan K3RS, 2016
o PPNI (anggota)  Update Infection Control and Septic Shock, 2016  Bangkok 8th
International Congress of APSIC, 2017  Pelatihan IPCN Lanjut HIPPII,
o HIPPII (Bid. Diklat HIPPII Jatim) 2017
 Symposium & workshop peripheral line and central care INICC Bundle, 2017
Riwayat Pendidikan :
 National symposium hand hygiene focus, 2017  Pelatihan
o SPK Depkes Sidoarjo Manajemen Risiko , 2017
o Poltekes Surabaya Prodi Keperawatan Sutopo o Stikes Bina  SHEA – EUCIC – ISC Epidemiology Training, 2017  PIT HIPPII ke
Sehat PPNI Mojokerto – 3, 2017
 Workshop SNARS Edisi 1, 2018
Riwayat Pelatihan :  Pelatihan Surveilance, 2018
o Workshop implementasi program PPI di RS, 2014 o Workshop Pengukuran,  Pelatihan Patient Safety, 2019
Analisa dan Validasi Data Indikator, 2014  Pelatihan Asesor IPCN, 2019)
 Workshop Online PPI (Kars,) 2020

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta pelatihan dapat memahami dan
menyusun Infection Control Risk Asesment (ICRA) di kamar jenazah sesuai
dengan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan standar
akreditasi.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta pelatihan dapat memahami :
① Definisi kamar jenazah
② Tujuan kamar jenazah
③ Persyaratan kamar jenazah
④ Jenis layanan kamar jenazah
⑤ Prosedur pemulasaran jenasah
⑥ Kewaspadaan standar di kamar
jenazah
⑦ Hazard di kamar jenazah
⑧ Risiko dalam penanganan
jenazah
⑨ Penyusunan ICRA kamar
jenazah
POKOK BAHASAN
① Definisi kamar jenazah
② Tujuan kamar jenazah
③ Persyaratan kamar jenazah
④ Jenis layanan kamar jenazah
⑤ Prosedur pemulasaran jenazah
⑥ Kewaspadaan standar di kamar
jenazah ⑦ Hazard di kamar jenazah
⑧ Risiko dalam penanganan jenazah
⑨ Penyusunan ICRA kamar jenazah
.

PENDAHULUAN

o Jenazah bisa berbahaya bagi orang yang menanganinya.


o Yang baru saja meninggal mungkin telah terinfeksi oleh berbagai macam patogen,
risiko yang muncul termasuk, tuberkulosis, infeksi streptokokus, patogen gastro
intestinal, agen penyebab spongiform ensefalopati, hepatitis B dan C, HIV, MERS,
Ebola, dan mungkin meningitis dan septikemia (terutama meningokokus).
o Tidak ada satu pun organisme yang menyebabkan kematian massal di masa
lalu (misalnya wabah) kemungkinan besar akan bertahan lama dalam
penguburan.
o Sebagian besar mikroorganisme penyebab kematian tidak bertahan lama setelah host
nya mati atau tidak dapat ditransmisikan dalam konteks ini.
PENDAHULUAN

o Kontak dengan jenazah manusia menimbulkan bahaya infeksi, dan ada berbagai
tahapan dalam proses penanganan dan pemakaman jenazah manusia yang
menunjukkan peningkatan risiko terjadinya hal ini
o Kewaspadaan standar dikembangkan guna mengelola risiko infeksi dari pasien
di fasyankes, termasuk risiko infeksi pada jenazah.
Standar PPI 6.2
Rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yang dapat
terjadi dan menyusun strategi untuk menurunkan risiko infeksi tersebut.

Elemen Penilaian PPI 6.2


1. Ada bukti rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi
yang dapat terjadi paling sedikit setahun sekali. (D,W)
2. Ada bukti rumah sakit melaksanakan pengelolaan risiko untuk
menurunkan risiko infeksi berdasarkan tingkat risiko. (D,W)
STANDAR AKREDITASI (SNARS Ed. 1.1)
Standar PPI 7.1
Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan kegiatan penunjang
pelayanan yang berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk menurunkan risiko
infeksi
EP PPI 7.1
1. RS menetapkan manajemen risiko infeksi pada proses kegiatan penunjang pelayanan
(medik dan non medik) yang berisiko terjadi infeksi serta strategi pencegahannya
meliputi butir a) sampai e) pada maksud dan tujuan (R)
2. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada
kegiatan sterilisasi alat (D,W)
3. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada
kegiatan pengelolaan linen/londri (D,W)
4. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada
kegiatan pengelolaan sampah (D,W)
5. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada
kegiatan penyediaan makanan (D,W)
6. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi di kamar
jenasah (D,W)
STANDAR AKREDITASI (SNARS Ed. 1.1)
Standar PPI 7.4.1
Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar bedah
mayat sesuai peraturan perundang-undangan

EP PPI 7.4.1
1. Pemulasaran jenazah dan bedah mayat sesuai regulasi (D,O,W)
2. Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar bedah mayat sudah dikelola
sesuai dengan peraturan perundang-undangan (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (D,W)
KAMAR JENASAH ?

Merupakan fasilitas ruangan yang berfungsi sebagai 🡪


1. Tempat menyimpan / meletakkan jenazah sebelum diambil keluarga
2. Tempat memandikan /dekontaminasi jenazah
3. Tempat pengeringan jenazah setelah dimandikan
4. Otopsi jenazah
5. Ruang duka dan pemulasaraan
TUJUAN PELAYANAN KAMAR JENASAH

Pencegahan penularan penyakit


@ Jangan sampai petugas yang merawat dan orang-orang disekitarnya tertular
@ Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah (urin, darah, kotoran dll) bisa mengandung kuman sehingga
menjadi sumber penularan
@ Penerapan standar precaution
@ Peralatan yang dipakai merawat jenazah diperlakukan khusus cara de kontaminasi (direndam) klorin 0.5%
selama 10 menit
Penegakan hukum
@ Wajib memberikan bantuan kepada pihak yang berwajib untuk kepentingan peradilan
PERSYARATAN KHUSUS KAMAR JENASAH

Kapasitas ruang jenazah minimal mempunyai 1 lemari pendingin jenazah


Mempunyai akses langsung dg instalasi lain (UGD,ICU, Rawat Inap,dll)
Area tertutup
Dinding keramik / tidak berpori
Akses keluar masuk jenazah menggunakan pintu ganda
Mempunyai sistem pembuangan limbah khusus

RUANGAN DI KAMAR JENASAH


No Nama Ruangan Fungsi Luas Fasilitas
Petugas pelaksana 2 Meja Kursi Lemari,
1 Ruang Admin Min 6 m
admin safety box
2 Ruang Tunggu Kel. Kel. menunggu Min 12 m2 Kursi, TV
jenazah
3 Ruang Duka Menyemayamkan Min 30 m2 Kursi
jenazah sementara
4 Ruang Dekontaminasi / Min 18 m2 Shower, sink,
Pemulasaraan memandikan sp brangkar, alat
jenazah kafani/peti dekontaminasi, dll
5 Lab. Otopsi Otopsi jenazah Min 24 m2 Meja periksa, lemari
BB, timbangan organ
dll
RUANGAN DI KAMAR JENASAH
No Nama Ruangan Fungsi Luas Fasilitas

Lemari pendingin jenazah,


6 Ruang Pendinginan jenazah Min 21 m2 wastafel, brangkar
pendingin
7 Ruang ganti Ganti pakaian Min 6 m2 Toilet, loker, kontainer
pakaian APD petugas sebelum & pakaian kotor
ssdh. giat.
8 Ruang Kepala Kepala instalasi Min 6 m2 Meja,kursi,komputer& printer
Instalasi melaks.manajemen
9 Ruang Jemur Menjemur & 12 m2 Rak, wastafel
Alat mengeringkan alat
stlh giat.
10 Gudang Menyimpan Min 12 m2 Lemari / rak
peralatan
pemulasaraan
11 Toilet KM / WC KM/WC Kloset , bak air
Petugas/ @ 2-3 m2
Pengunjung

PELAYANAN TERKAIT KAMAR JENASAH

Pelayanan jenazah purna pasien (“mayat dalam”)


Pelayanan kedikteran forensik terhadap korban mati (“mayat luar)
Pelayanan sosial kemanusiaaan : pencarian orang hilang, rumah duka,
penitipan jenazah
Pelayanan bencana atau peristiwa dengan korban mati masal
Pelayanan untuk kepetingan keilmuan, pendidikan/penelitian
KETENTUAN UMUM PERAWATAN JENASAH
1. Semua petugas / keluarga / masyarakat yang menangani jenazah sebaiknya sudah mendapatkan
vaksinasi Hepatitis-B sebelum pemulasaraan jenazah (dg catatan : efektifitas vaksinasi Hepatitis B
selama 5 tahun)
2. Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya dari jenazah
3. Luka dan bekas suntikan infus pada jenazah diberikan disinfektan
4. Semua lubang tubuh ditutup dengan kassa absorben dan diplester kedap air
5. Badan jenazah harus bersih dan kering
6. Jenazah yang sudah dibungkus oleh petugas kamar jenazah tidak boleh dibuka lagi 7. Jenazah
tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan, kecuali oleh petugas khusus
8. Dalam hal tertentu autopsi hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Pimpinan
rumah sakit

PEMULASARAN JENASAH
• Memperlakukan jenazah secara etis sebagaimana manusia :
o Perawatan kebersihan/kesucian (sesuai budaya , agama)
o Sopan
o Tidak merusak badannya
o Jaga kerahasiaan
• Pastikan jenazah sudah didiamkan 2 - 4 jam sebelum dilakukan perawatan jenazah, untuk memastikan
kematian seluler (matinya seluruh sel dalam tubuh)
• Kamar jenazah harus bersih
• Aman bagi petugas /tdk tertular peyakit dengan menerapkan Kewaspadaan standar

PEMULASARAN JENASAH

1. Siapkan larutan Chlorin 0,5%


2. Kenakan pakaian APD sesuai kewaspadaan standar
3. Pindahkan jenazah ketempat memandikan jenazah (tidak boleh dipangku)
4. Lepaskan semua pakaian yg dipakai jenazah
5. Siram seluruh permukaan tubuh jenazah dengan larutan chlorin secara merata, tunggu 10 menit 6.
Mandikan jenazah dengan sabun dan air mengalir
7. Bilas jenazah dengan air mengalir (wudlu bagi islam)
8. Keringkan jenazah dengan kain handuk
9. Sumbat semua lubang yg mengeluarkan cairan dengan kapas

PEMULASARAN JENASAH

10. Bungkus jenazah dengan kain Kafan atau lainnya sesuai dengan Agamanya.
11. Selesai ritual agamanya, jenazah dimasukkan kantong plastik
12. Pindahkan jenazah ke peti jenazah disaksikan keluarganya.
13. Jenazah diangkut ke dalam mobil jenazah untuk diantar ke rumah duka
14. Siram meja jenazah dengan chlorin 0,5% dan bilas dengan air mengalir.
15. Lepaskan perlengkapan APD sesuai protap.

HAZARD & RISIKO PENANGANAN JENASAH

☹Bahaya suatu sumber yang berpotensi menimbulkan kerusakan misalnya cidera, sakit,
kerusakan properti, lingkungan atau gabungan dari semuanya.

☹Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yg dapat timbul dari proses kegiatan saat sekarang
atau kejadian dimasa datang.
(ERM,Risk Management Handbook for Health Care Organization).

☹Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan


menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan
dampaknya.
HAZARD & RISIKO PENANGANAN JENASAH
Hazard grup 1 membahayakan manusia dan penyakit yang parah pada
petugas, menimbulkan bahaya serius manusia dan
o Organisme yang tidak bagi petugas, merupakan bahaya serius bagi
mungkin o Kecil kemungkinannya untuk petugas
menyebar ke komunitas, o Dapat menimbulkan risiko
menyebabkan penyebaran ke komunitas, o Dapat menimbulkan risiko
penyakit pada o Biasanya ada tinggi
manusia profilaksis/pengobatan yang o Biasanya ada penyebaran ke
efektif profilaksis/pengobatan yang
Hazard grup 2 efektif masyarakat
Hazard grup 3
o Organisme yang dapat Hazard grup 4 o Biasanya tidak tersedia
menyebabkan o Organisme yang dapat profilaksis/pengobatan yang
penyakit pada manusia dan menyebabkan o Organisme yang efektif
mungkin penyakit yang parah pada menyebabkan

HAZARD & RISIKO PENANGANAN JENASAH

Risiko yang terkait dengan setiap tahap penanganan


jenazah : 1. Pengumpulan awal jenazah
2. Pengangkutan sisa-sisa dari tempat pengumpulan awal
3. Penyimpanan jenazah sebelum penguburan atau kremasi
4. Persiapan atau tata letak yang higienis
5. Pemeriksaan post mortem
6. Pembalseman
7. Tugas rumah tangga, misalnya membersihkan kendaraan, melepaskan cangkang
8. Pencucian alat pembersih dan pembuangan limbah
9. Penggalian

HAZARD & RISIKO PENANGANAN JENASAH

▪ Untuk setiap tahapan, risikonya adalah terpapar bahan yang berpotensi


menyebabkan infeksi dari cairan tubuh, limbah, atau kontak kulit secara
langsung .
▪ Ada juga risiko paparan infeksi yang ditularkan melalui udara selama tahap apa
pun yang melibatkanmemindahkan sisa-sisa jenazah secara manual
▪ Selama penggalian, risikonya juga termasuk paparan bahan menular di tanah.

KEWASPADAAN STANDAR DALAM PENANGANAN JENAZAH


oPengelolaan lingkungan
oLokasi ponanganan jenazah & penilaian risiko infeksi
oAPD
oKebersihan tangan
oPengelolaan peralatan
oPenanganan tumpahan darah & cairan tubuh
oKesehatan staf 🡪 pencegahan & penatalaksanaan pajanan
o Manajemen linen yang aman (termasuk baju kerja staf)
oPengelolaan limbah

PENGELOLAAN LINGKUNGAN
• Untuk meminimalisasi penyebaran kontaminasi dari orang
atau lingkungan di kamar jenazah , post mortem, dan
tempat pemakaman, harus dipastikan area dan aktivitas
bersih dan kotor terpisah

• Area bersih, kotor dan transisi dapat dipisahkan dengan


penghalang fisik, signa (tanda) atau tanda dilantai.
• One way flow dari bersih 🡪 kotor

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

o Semua permukaan yang mungkin


terkontaminasi
harus dilap dengan bleach/chlorin (0.05 -0.5%),
biarkan selama 15-30 menit, dan kemudian bilas
dengan air.
o Permukaan logam bisa dibersihkan dengan
alkohol 70%.
o Permukaan yang tampak terkontaminasi oleh
darah dan cairan tubuh harus dibersihkan dengan
bleach/chlorin (0.5-1%) biarkan selama 10 menit,
lalu bilas dengan air.

LOKASI PENANGANAN JENAZAH & PENILAIAN RISIKO


INFEKSI

oPertimbangkan lokasi yang paling tepat untuk


menangani jenazah sesuai dengan kondisinya, untuk
mengurangi potensi kontaminasi silang dan
mempermudah pembersihan area setelah digunakan.
oPertimbangkan tenaga yang memenuhi kualifikasi
atau terlatih untuk menangani jenazah sesuai dengan
kondisi dan prosedur yang akan dilakukan.

APD
o RS harus menyediakan APD di tempat kerja.
o Ini termasuk pemilihan, penyediaan, pelatihan dan penggunaan
APD
yang tepat untuk mengelolah risiko dalam penanganan jenazah
(sarung tangan, pelindung mata, masker, atau masker respirator,
apron, both dll)
o Pemilihan APD harus mempertimbangkan risiko paparan
berdasarkan
prosedur yang akan dilakukan
o APD diletakkan di area yang bersih dan dekat dengan area dimana
prosedur dilakukan
o APD merupakan bagian integral dari standar precaution, tetapi sering
digunakan dengan tidak benar

KEBERSIHAN TANGAN

o Cuci tangan adalah praktik penting dalam mengurangi


penularan
mikroorganisme infeksius.
o Bersihkan tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan
cairan tubuh, setelah menyentuh jenazah dan setelah
menyentuh
langsung lingkungan jenazah.
o Lepaskan semua perhiasan ditangan dan pergelangan tangan, kuku
harus bersih dan pendek
o Tutupi semua luka atau lecet dengan balutan anti air.

PENGELOLAAN PERALATAN
o Peralatan mudah terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh lain, ekskresi, sekresi
dan mikroorganisme patogen.
o Perangkat invasif yang dapat digunakan kembali dan perangkat non-invasif
harus didekontaminasi secara tepat
@ antara setiap penggunaan
@ setelah kontaminasi darah atau cairan tubuh
o Pembersihan dan desinfeksi instrumen yang efektif melindungi staf yang menggunakannya
mereka.
o Dalam pelayanan kesehatan, harus ada regulasi untuk dekontaminasi (pembersihan
dan desinfeksi instrumen ) yang dapat digunakan kembali setelah digunakan -🡪 chlorin
0.5%
o Banyak kamar jenazah di RS memiliki peralatan sterilisasi sendiri, layanan sterilisasi
dikelolah sendiri, sehingga instrumen tidak dicampur dengan yang dari pasien hidup
dan waktu penyelesaian lebih cepat.
PENANGANAN TUMPAHAN DARAH & CAIRAN TUBUH

o Tumpahan darah dan cairan tubuh lainnya dapat menimbulkan


risiko infeksi atau kontaminasi silang .
o Tumpahan harus segera didekontaminasi dengan
aman oleh
Staf terlatih.
o Tanggung jawab untuk dekontaminasi tumpahan
darah dan
cairan tubuh harus jelas dan sesuai ketentuan
peralatan dan
bahan pembersih dan disinfektan tersedia.

KESEHATAN STAF 🡪
PENCEGAHAN & PENATALAKSANAAN PAJANAN
Rute paparan kerja dari darah atau cairan tibuh lain yang signifikan
melalui :
o cedera perkutan (mis : cedera akibat TERTUSUK jarum,
instrumen
atau fragmen tulang)
o paparan kulit yang rusak (lecet, luka atau eksim)
o paparan selaput lendir
o Paparan pada mata
Ada potensi risiko transmisi mikroorganisme patogen pada staf yang
terpapar staf harus memahami tindakan yang harus mereka ambil
ketika insiden terjadi
Vaksinasi Hep. B penting diberikan pada staf yang menangani jenazah
PENGELOLAAN LINEN

oSimpan linen dan pakaian bersih dengan tepat di area yang


ditentukan dan jumlah yang cukup sesuai skala
pekerjaan
oBuang semua linen atau pakaian kerja yang tidak layak
untuk
digunakan kembali (mis. sobek parah)
oJangan memenuhi sampai melampuhi wadah cucian dan
jangan
memasukkan barang yang tidak sesuai ke dalamnya
(mis. jarum
atau peralatan bekas).
oLinen bekas tidak boleh:
Dibilas, diguncang, atau disortir saat dilepaskan dari troli;
ditempatkan di lantai atau permukaan lain (misalnya loker atau
atas meja); ditangani ulang setelah dikantongi.

PENGELOLAAN LIMBAH

oLimbah yang dihasilkan dari penanganan jenazah harus


dibuang dengan aman.

oKlasifikasi semua limbah dari ruang post-mortem dan


pembalseman sebagai limbah layanan kesehatan
(infeksius)
PENGKAJIAN RISIKO (ICRA)

oRisiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses
kegiatan saat sekarang atau kejadian dimasa datang.
(ERM,Risk Management Handbook for Health Care Organization at PMK 27 tahun 2017).

oSalah satu program dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas


pelayanan kesehatan adalah melakukan pengkajian risiko.
oPengkajian risiko sebaiknya dilakukan setiap awal tahun sebelum memulai
program dan dapat setiap saat ketika dibutuhkan.
oICRA merupakan pengkajian yang di lakukan secara kualitatif dan kuantitatif
terhadap risiko infeksi terkait aktifitas pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan serta mengenali ancaman/bahaya dari aktifitas tersebut.
SUMBER DATA
• Laporan kinerja
• Audit
• Insiden Report
• Surveilans
• Brainstorming
• Risk register unit/RS

RISK GROUP TERKAIT PENANGANAN JENAZAH

• Regulasi (kebijakan dan prosedur) • Sarana prasarana (lay out/lokasi) • Proses


pelaksanaan prosedur • Alat Pelindung Diri • Penatalaksanaan linen
(APD) • Kesehatan staf
• Pembersihan Alat • Lingkungan
• Kepatuhan • Faktor eksternal
• Pengolahan limbah dan benda tajam

RISK GROUP TERKAIT PENANGANAN JENAZAH

Regulasi (kebijakan dan prosedur) • Layout area bersih dan kotor tidak
• Ketidak patuhan penerapan
jelas
prosedur PPI • Meja pemulasaran jenazah
• Kebijakan/pedoman pananganan penyakit berkarat
menular selain bloodborne pathogen? • Tidak terdapat ventilasi yang baik
Sarana dan Prasarana (tidak ada exhaust fan)

RISK GROUP TERKAIT PENANGANAN JENAZAH


Alat Pelindung Diri
Proses pelaksanaan prosedur • Keteersediaan APD kurang • Reuse
Paparan B3 APD?
• Paparan bahan infeksius • Pembersihan dan disinfeksi APD?
• Kepatuhan penggunaan APD •

RISK GROUP TERKAIT PENANGANAN JENAZAH

Kesehatan Staf
Lingkungan • Pembersihan dan disinfeksi
lingkungan kurang
• Kontaminasi air bersih
• Ventilasi dan aliran udara tidak • Vaksinasi Hep B belum optimal •
adekuat Insdien NSI
Monitoring PPI di Kamar Jenazah RS X Tahun 2019
100

90

80

70

60
Hasil monitoring dengan
50 Kepatuhan APD Fasilitas Pembersihan dan Pengelolaan linen adalah kepatuhan (75%)
Kepatuhan Pengelolaan limbah disinfeksi nilai terendah
cuci tangan penggunaan APD
Hasil (%) Standar (%)
SKORING

oProbability
oImpact
oCurrent System/Preparedness

Probability Impact Current System


PROBABILITY
IMPACT
CURRENT SYSTEM/PREPAREDNESS
SKOR LEVEL DESKRIPSI

1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan

2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu dilaksanakan


3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak dilaksanakan

4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak dilaksanakan


5 None Peraturan tidak ada, fasilitas tidak ada, tidak dilaksanakan

Form ICRA
Infection Control Risk Assesment (ICRA)
E

Potensial Risk/Masalah Probabilty Risk/impact(Health,Finacial,Legal,Regulatory Current systems/ R

Preparedness C

S
- e r r d d

Catastropic serious Prolonged Moderate Minimal


i i

1 n o
o
l
a
/
o o

Loss(life/lim
) o

Loss(Functi
o

Length of clinical/ Clinical


F
t / x
5 5
i P
N S
g -
) G
1 >

x
(

h
2

>
/

x
b/ function/ on/financial stay financial financial
financial /
t /
g 1
)
1 )
c
x (

t
m >
e h

Legal)
) e
1
/ (
t
p
(
x

h
x

1 r
t
E
b
( h 2

t
y y

e v
l

a
r
e
e

k M N

i R

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Kebijakan dan Prosedur

Ketidak patuhan pelaksanaan prosedur PPI 2 3 3 18

Kesiapan Pencegahan

Paparan B3 5 1 2 10

Paparan Bahan Infeksius/blood 5 3 2 18


borne patogen

Kegagalan Tindakan Pencegahan

Kepatuhan HH kurang 4 3 2 24

Kepatuhan Penggunaan APD kurang 4 4 2 32

Lingkungan

Kontaminasi air bersih 1 1 2 2

Ventilasi dan aliran udara tidak adekuat 3 2 2 12

Pembersihan dan disinfeksi tidak adekuat 4 3 2 24

Kesehatan Staf
Vaksinasi Hep B belum optimal 3 3 3 27

Insiden NSI 2 2 2 8

6 Paparan Bahan Infeksius/blood borne patogen 18

N Potensial Risk/Masalah SCORE


7 Ventilasi dan aliran udara tidak adekuat 12
O
8 Paparan B3 10
1 Kepatuhan Penggunaan APD kurang 32
9 Insiden NSI 8
2 Vaksinasi Hep B belum optimal 27
10 Kontaminasi air bersih 2

3 Kepatuhan HH kurang 24

4 Pembersihan dan disinfeksi tidak adekuat 24


ICRA –
PRIORITAS MASALAH
5 Ketidak patuhan pelaksanaan prosedur PPI 18

Apabila ada skor yg sama 🡪 prioritaskan yang impactnya lebih


besar
METHODE
FISHBONE MAN MONEY

Staf malas Staf kurang kadang kurang Kantong SPO penggunaan APD belum
memakai APD memahami SPO tersosialisasi
Jumlah APD
limbah

Kepatuhan penggunaan APD staf Bahan APD kurang nyaman APD mudah rusak Ruang ganti APD belum
APD tersedia khusus
kamar
sering telat Pelaksanaan edukasi/diseminasi
jenazah
limbah belum
(75%) optimal Penempatan APD belum
Belum semua staf
tepat
terlatih/teredukasi PPI

MATERIAL ENVIRONMENT

IDENTI
FIKASI
AKAR
MASALAH
Risk Grup Masalah Skor Prioritas Why 1 Why 2 Why 3
Tindakan Kepatuhan 32 1 Staf kurang Belum semua Pelaksanaan
Pencehgahan penggunaan memahami staf edukasi/disemina
APD kurang pentingnya terlatih/tereduk si belum optimal
penggunaan APD asi Tentang PPI (staf ada 3 shift
(APD) dinas)

PDSA
• Plan, merupakan tahapan perencanaan perubahan yang akan diuji coba
dan diterapkan.
Komponen penting pada tahap ini adalah Merumuskan tujuan.
• Do, Melaksanakan.
Melakukan uji coba atau langkah-langkah perubahan yang telah
direncanakan. • Study, Analisis.
Yaitu mempelajari dan mengevaluasi data sebelum dan setelah perubahan
serta merefleksikan apa yang telah dipelajari.
• Act, Tindak lanjut.
Merencanakan siklus perubahan berikutnya atau implementasi
penuh/dipertahankan.

Topik : Peningkatan kepatuhan pemisahan limbah


CYCLE PLAN DO STUDY ACTION
1 Saya merencanakan untuk: limbah meningkat sebesar 25% Koordinasi dengan kepala unit Melaksanakan
Meningkatkan kepatuhan (dari 75% menjadi 100%) terkait jadwal edukasi Koordinasi dengan kepala unit terkait
penggunaan APD di kamar Lakukan monitoring berkala jadwal edukasi
jenazah Langkah-langkah yang akan kepatuhan penggunaan APD Melakukan monitoring berkala
dilaksanakan: Melaksanakan Re edukasi secara prkatek kepatuhan pemisahan limbah di unit
Saya berharap hal ini menghasilkan: Re edukasi pentingnya APD kepada tentang APD kepada 3 staf shift pagi di Edukasi sudah
Kepatuhan dalam pemisahan 3 staf shif pagi secara praktek kamar jenazah dilaksanakan kepada 3 staf di kamar
jenazah

Kepatuhan penggunaan APD


menunjukkan
peningkatan (90%) tp belum memenuhi
standar
Kami menyimpulkan bahwa kepatuhan
penggunaan APD
menunjukkan
peningkatan dan metode edukasi dapat
dilanjutkan kepada semua staf kamar
jenazah 🡪 cycle 2
Topik : Peningkatan kepatuhan penggunaan APD staf kamar jenazah
CYCLE PLAN DO STUDY ACTION
2 Saya merencanakan untuk: Langkah-langkah yang akan Melaksanakan Re edukasi secara prkatek jenazah secara bergantian
Meningkatkan kepatuhan dilaksanakan: tentang APD kepada 3 semua staf di
penggunaan APD di kamar Re edukasi pentingnya APD kepada kamar jenazah Kepatuhan penggunaan APD
jenazah semua staf kamar jenazah secara Melaksanakan menunjukkan
praktek Koordinasi dengan kepala unit terkait peningkatan (95%)
Saya berharap hal ini menghasilkan: Koordinasi dengan kepala unit jadwal edukasi Kami menyimpulkan bahwa kepatuhan
Kepatuhan dalam pemisahan terkait jadwal edukasi Melakukan monitoring berkala penggunaan APD
limbah meningkat sebesar 25% Lakukan monitoring berkala kepatuhan pemisahan limbah di unit menunjukkan
(dari 75% menjadi 100%) kepatuhan penggunaan APD Edukasi sudah peningkatan dan metode edukasi
dilaksanakan kepada semua staf di kamar dilakansanakan secara berkala.

ICRA – ACTION PLAN


No Jenis Potensi Sko Prio Tujuan Tujuan Strategi Evaluasi Progress / Analisis
Kelompok al Risk/ r ri Umum Khusus
Risiko Masalah tas
1 Tindakan Kepatuha 32 1 Mencega Meningkatk Riview ulang Pada TB 1 Jadwal edukasi
Pencegahan n APD h risiko an jadwal Tahun 2020 telah disusun
kurang penularan kepatuhan edukasi/disemina menunjukk bersama unit
penyakit penggunaa si APD an terkait
pada staf n APD pada peningkata
staf di Berikan n Edukasi telah
kamar edukasi APD kepatuhan diberikan
jenazah pada semua APD sebesar kepada semua
sebesar staf di kamar 95% staf
100% pada jenazah
TB 1
tahun 2020 Monitoring Monetoring
evaluasi dilaksanakan
tingkat secara rutin
kepatuhan setiap bulan
penggunaan APD

120
90
Monitoring PPI di Kamar Jenazah RS X Tahun 2019
100
100 40

80 60

80

60
70

20

0
50
Monitoring PPI di Kamar Jenazah RS X TB 1 Tahun 2020

Kepatuhan Kepatuhan Pengelolaan Fasilitas Pembersihan Pengelolaan Kepatuhan cuci tangan limbah disinfeksi
Kepatuhan APD Pengelolaan Fasilitas Pembersihan dan Pengelolaan linen

cuci tangan APD limbah Hasil (%) Standar (%) dan disinfeksi linen
Hasil (%) Standar (%)

EVALUASI

1. Risiko penularan dari jenazah berada pada tingkat yang lebih


rendah daripada risiko dari individu hidup yang memiliki
penyakit aktif atau pembawa agen penyakit menular;
2. Mencegah infeksi yang bersentuhan dengan jenazah karena

Kesimpulan
yang tepat, dapat meminalkan terjadinya insiden
berbahaya pada staf;
penyakit menular terutama berkaitan dengan pencegahan 5. ICRA merupakan dasar dalam penyusunan program kerja
kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya, tahun berikutnya.
terutama ke membran mukosa atau kulit tidak utuh;
3. Penerapan kewaspadaan standar adalah kunci dalam
mencegah penularan pada staf saat menangani jenazah; 4.
Identifikasi hazard dan risiko dalam penanganan jenazah

Anda mungkin juga menyukai