Anda di halaman 1dari 2

PEMBAKARAN HUTAN DI INDONESIA

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam dan banyak wilayah Indonesia
terdapat hutan misalnya di Sumatra dan Kalimantan. Namun beberapa waktu kemarin terjadi
kebakaran hutan di daerah Riau dan Jambi. Kasus kebakaran hutan di negeri ini bukan baru kali ini
terjadi namun hamper setiap tahun terjadi. Di antara kebakaran memang ada karena ketidak
sengajaan tetapi tidak sedikit yang dilakukan dengan sengaja. Ada yang berpendapat bahwa
kebakaran ini dilakukan oleh 8 perusahaan Malaysia.
Antisipasi pemerintah yang kurang optimal, kurang ketatnya kontrol terhadap upaya
pembakaran lahan yang dilakukan dengan cara membakar hutan dan penegakan hukum terhadap
para pelaku pembakaran hutan yang tidak menimbulkan efek jera menyebabkan kebakaran terus
terjadi.
Pembakaran hutan menimbulkan asap pekat yang mengganggu trasportasi laut, darat, dan
udara, mengganggu kesehatan masyarakat dan mengganggu proses belajar mengajar, yang bukan
hanya di wilayah Kalimantan dan Sumatra tetapi kabut asap meluas kewilayah negara-negara
tetangga.
Kegiatan penebangan liar dan pembakaran hutan tanpa izin, maupun bisnis ilegal yang
merusak lingkungan dan merugikan negara adalah tidak sah. Adapun hadis yang melarang
melakukan apa saja yang dapat merugikan orang lain yaitu HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin
Shamit yang artinya : “Tidak boleh merugikan orang dan tidak boleh dirugikan orang”.
Penyebab kebakaran hutan di Indonesia berhubungan langsung dengan tangan manusia.
Mereka menginginkan percepatan penyiapan lahan untuk perkebunan dengan tujuan menekankan
biaya semurah mungkin dan meningkatkan keasaman (pH) tanah agar sesuai dengan kondisi lahan
yang dibutuhkan untuk budidaya tanaman perkebunan.
Sudah di jelaskan dalam Q.S Ar-Rum ayat 41 yang artinya : “Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)”.
Manusia Indonesia harus sadar bahwa krisis multidimensi dan bencana yang datang bertubi-tubi
seperti tanah longsor, gempa bumi, kekeringan, kebakaran hutan adalah karena ulah manusia itu
sendiri.
Pembakaran hutan dengan sengaja yang menimbulkan dampak yang buruk, dalam
pandangan Islam para pelakunya tergolong orang yang berbuat kerusakan. Dalam Q.S. ar-Ra’ad
ayat 25 di jelaskan bahwa mereka yang berbuat kerusakan di bumi mendapatkan kutukan dari Allah
SWT di akhirat kelak dan mendapatkan seburuk-buruknya tempat di neraka Jahannam. Pembakaran
hutan secara sengaja adalah perbuatan yang merusak lingkungan yang berarti melanggar aturan
pemeliharaan lingkungan yang diperintahkan Allah yang berarti pula mereka ingkar kepada Allah
dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan, ditegaskan dalam Q.S Al-
Qashshash ayat 77.
Hutan mempunyai peran yang sangat penting pada lingkungan. Pelestarian lingkungan
sangatlah penting untuk kebutuhan mendatang. Pelestarian alam dan lingkungan tidak lepas dari
peran manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dalam Al Qur’an sudah dijelaskan bahwa manusia
diciptakan sebagai khalifah di bumi ini, Q.S Al-Baqoroh ayat 30 yang artinya : “Dan ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi”. Sebagai khalifah tentu manusia harus bersih jasmani dan rohani. Jadi jelas
bahwa tugas manusia terutama muslimin dan muslimat di muka bumi ini adalah sebagai khalifah
(pemimpin) dan sebagai wakil Allah dalam memelihara bumi (mengelola lingkungan hidup
termasuk menjaga kelestarian hutan).
Oleh karena itu dalam memanfaatkan bumi ini tidak boleh semena-mena dan seenaknya saja
dalam mengeksploitasinya. Pemanfaatan berbagai sumber daya alam baik yang ada di laut, daratan,
maupun hutan harus dilakukan secara proporsional dan rasional untuk kebutuhan masyarakat
banyak dan generasi penerusnya, serta menjaga ekosistemnya. Allah sudah memperingatkan dalam
Q.S Al-A’raf ayat 56 yang artinya “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
sesudah Allah memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak di terima dan
harapan (tidak di kabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik”.
Maka dalam pelaksanaan pembangunan, sumber daya alam harus digunakan dengan
rasional. Penggalian sumber kekayaan harus di usahakan dengan optimal dan strategi yang tidak
merusak tata lingkungan. Perlu di usahakan juga penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan
bisa menjaga kelestariannya.
Setelah mengetahui penyebab dan akibat yang di timbulkan kebakaran hutan maupun
bencana lainnya, mari kita senantiasa beramar ma’ruf nahi mungkar serta senantiasa istighfar dan
bertaubat kepada Allah SWT. Selalu memperbaiki diri agar Allah menjauhkan kita dari bencana.

SITI ZUMROTIN MAFTUKHAH


23010150372

Anda mungkin juga menyukai