i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Da ar Isi ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB 4 PENUTUP 83
LAMPIRAN 87
Da ar Produk Hukum 2017-2018 87
Foto-Foto Kegiatan Strategis 88
BAB I PENDAHULUAN
1
tantangan tersendiri bagi jasa konstruksi nasional untuk dapat terus
mempertahankan pasar dalam negeri dan juga kebutuhan meningkatkan kualitas
agar berdaya saing tinggi untuk menghadapi kompetitor dari negera lain.
Peningkatan kualitas tersebut dapat dimulai dari kualitas badan usaha jasa
konstruksi dan juga tenaga kerja konstruksi nasional yang hingga saat ini masih
kurang dari kata cukup.
Melihat dari kondisi tersebut diatas, dibutuhkan penyelenggaraan
pembinaan jasa konstruksi yang mumpuni oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
Penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi ini diharapkan dapat meningkatkan
daya saing konstruksi nasional dari berbagai aspek, diantaranya adalah kualitas
badan usaha jasa konstruksi dan tenaga kerja konstruksi, sistem penyelenggaraan
jasa konstruksi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan juga iklim
usaha jasa konstruksi yang baik.
Adanya peran Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dalam
mendukung layanan internal Eselon 1 Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
diperlukan adanya kesinambungan program pembinaan konstruksi. Perubahan
pimpinan merupakan suatu hal yang pasti akan terjadi, namun diharapkan agenda
dan arah kebijakan konstruksi dapat terus berkesinambungan. Sehingga diperlukan
adanya penulisan Buku Memori Akhir Tugas ini yang akan menyajikan informasi
mengenai capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi TA 2017-
2018, agenda program dan kegiatan yang perlu diselesaikan hingga tahun 2019,
kondisi saat ini dan juga tantangan yang dihadapi. Selain itu buku ini juga
diharapkan dapat dijadikan sumber informasi untuk menciptakan inovasi baru
dalam perumusan kebijakan maupun strategi pembinaan jasa konstruksi.
2
pembinaan penyelenggaraan, kelembagaan, dan sumber daya
konstruksi;
b. Pengelolaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana;
c. Pengelolaan urusan administrasi keuangan, tata usaha, dan rumah
tangga serta pengelolaan barang milik negara Direktorat Jenderal; dan
d. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, fasilitasi
advokasi hukum dan pertimbangan hukum, pengolahan data serta
penyelenggaraan komunikasi publik Direktorat Jenderal.
3
dan rencana kerja pembinaan konstruksi, dan pelaksanaan administrasi
kerjasama luar negeri dan kerjasama strategis.
b. Subbagian Program dan Anggaran, dengan tugas melakukan
penyusunan dan penelaahan usulan rencana kerja dan anggaran
penyelenggaraan pembinaan bidang kelembagaan dan sumber daya
jasa konstruksi, penyelenggaraan jasa konstruksi, investasi
infrastruktur, kompetensi dan produktivitas konstruksi, dan kerjasama
dan pemberdayaan, serya penyelenggaraan administrasi Direktorat
Jenderal.
c. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan, dengan tugas melakukan
pelaksanaan pemantauan, evaluasi dna pelaporan kinerja pelaksanaan
program dan kegiatan pembinaan konstruksi.
4
pembinaan jabatan fungsional serta fasilitasi pelaksanaan evaluasi
kinerja pegawai.
c. Subbagian Organisasi dan Tatalaksana, dengan tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan kebutuhan dan formasi pegawai,
analisa jabatan, dan fasilitasi penataan organisasi dan reformasi
birokrasi, dan penyusunan ketatalaksanaan, serta fasilitasi system
manajemen mutu di lingkungan Direktorat Jenderal.
5
Susunan Organisasi Bagian Keuangan dan Umum terdiri dari:
a. Subbagian Keuangan, dengan tugas melakukan urusan kas, gaji, dan
perbendaharaan Direktorat Jenderal, penyiapan bahan koordinasi
penyusunan rencana kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal, dan
administrasi penerimaan negara bukan pajak, penyiapan bahan
koordinasi administrasi tuntutan ganti rugi, pemantauan penyelesaian
laporan hasil pemeriksaan, verifikasi dan pembukuan keuangan
Direktorat Jenderal, penatausahaan pelaporan sistem akuntansi
keuangan dan sistem akuntansi instansi, serta evaluasi dan
penyusunan laporan keuangan Direktorat Jenderal dan penyiapan
bahan koordinasi penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja
Sekretariat Direktorat Jenderal.
b. Subbagian Umum, dengan tugas melakukan administrasi tata usaha
dan kearsipan Direktorat Jenderal, penyiapan bahan koordinasi dan
pelaksanaan pemeliharaan gedung kantor, rumah jabatan, dan
kendaraan dinas Direktorat Jenderal, serta pengadaan dan
pemeliharaan peralatan dan perlengkapan, prasarana dan sarana
perkantoran Sekretariat Direktorat Jenderal.
c. Subbagian Barang Milik Negara, dengan tugas melakukan penyiapan,
pelaksanaan dan penatausahaan barang milik negara termasuk
penyiapan penyusunan laporan sistem informasi manajemen akuntansi
barang milik negara.
6
e. Pengelolaan dokumentasi dan publikasi data dan informasi bidang
penyelenggaraan, kelembagaan, dan sumber daya jasa konstruksi serta
fasilitasi pengelolaan pengaduan masyarakat di lingkungan Direktorat
Jenderal.
Susunan Organisasi Bagian Hukum, Data dan Komunikasi Publik terdiri dari:
a. Subbagian Hukum, dengan tugas melakukan pelaksanaan pembinaan
dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan pemberian
bantuan dan penyelesaian masalah hukum serta saran pertimbangan
penyusunan kontrak/perjanjian.
b. Subbagian Pengelolaan Data, dengan tugas melakukan pelaksanaan
pengembangan dan pengelolaan data dan sistem informasi konstruksi.
c. Subbagian Komunikasi Publik, dengan tugas melakukan pelaksanaan
pengelolaan dokumentasi dan publikasi data dan informasi bidang
penyelenggaraan, kelembagaan, dan sumber daya konstruksi
7
1.4. Isu Strategis
Dalam menjalankan tugas dan fungsi, isu strategis yang dihadapi Sekretariat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi yang menjadi tantangan dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanannya adalah sebagai berikut ini:
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data terkait pembinaan
konstruksi yang belum dikelola dengan baik di tengah tuntutan
perumusan kebijakan berbasis data meningkat;
b. Lahirnya Undang-undang Jasa Konstruksi No.2 Tahun 2017 berimplikasi
pada kebutuhan penyusunan peraturan pelaksanaan di bawahnya;
c. Amanat UU Jasa Konstruksi No. 2 Tahun 2017 mengenai tanggung
jawab dan kewenangan pemerintah pusat berimplikasi pada
kebutuhan perencanaan penyelenggaraan program pembinaan
konstruksi yang matang;
d. Keterkaitan antara paket pekerjaan, output dan outcome yang rendah
sehingga diperlukan adanya perbaikan perencanaan penyusunan
kegiatan program pembinaan konstruksi;
e. Sistem informasi yang terintegrasi sangat dibutuhkan oleh para
stakeholder sebagai sarana untuk menampilkan produk dan layanan
serta dashboard pemantauan pembinaan konstruksi;
f. Peningkatan pembinaan jabatan fungsional pembina jasa konstruksi
dan bagi peran tugas antara pejabat struktural dan jafung pembina jasa
konstruksi sesuai dengan jenjang jabatannya;
g. Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pengadaan Barang/ Jasa
Konstruksi;
h. Evaluasi penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);
i. Evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi;
j. Penyusunan Analisis Jabatan/ Analisis Beban Kerja Jabatan Fungsional
Pembina Jasa Konstruksi;
k. Sistem informasi di lingkungan DJBK yang cenderung berjalan sendiri-
sendiri (belum terintegrasi) sedangkan Undang-undang Jasa Konstruksi
No. 2 tahun 2017, khususnya pasal 83 mengamanatkan tersedianya
data dan informasi Jasa Konstruksi yang akurat melalui sistem
informasi yang terintegrasi.
l. Sistem informasi jasa konstruksi (SIJK) yang merupakan integrasi proses
bisnis sistem informasi/aplikasi jasa konstruksi, memerlukan peraturan
8
pelaksanaan dalam bentuk Peraturan Menteri tentang Sistem
Informasi Jasa Konstruksi.
m. Kebutuhan akan portal web bina konstruksi berbasis konten dan
mengutamakan pemanfaatan SEO (search engine optimization)
sehingga lebih menjangkau stakeholder jasa konstruksi serta lebih
mudah dalam pengelolaannya.
n. Inisiasi awal SIJK perlu dilakukan dengan pengelolaan terpusat
terhadap sistem informasi/aplikasi di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Konstruksi yang akan diatur melalui Surat Edaran;
o. Maraknya kecelakaan kerja konstruksi diikuti dengan adanya
Pencanangan Gerakan Nasional Keselamatan Konstruksi (GNKK) yang
dipimpin oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di
Auditorium Kementerian PUPR Senin (29/1/2018) dan Pembentukan
Komite Keselamatan Konstruksi (KKK), berdasarkan Keputusan Menteri
PUPR No. 66/KPTS/M/2018 tanggal 24 Januari 2018, mendominasi
tema pemberitaan periode Januari-Februari 2018;
p. Penandatanganan nota kesepahaman tentang Peningkatan Kapasitas
Bagi Petugas dan Warga Binaan Pemasyarakatan di Bidang Jasa
Konstruksi (27/09) di Nusakambangan, oleh Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono bersama Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly, mendominasi pemberitaan
periode September – Oktober 2018;
q. Penyerahan sertifikat kompetensi kepada perwakilan dari 10.000
tenaga kerja Konstruksi se-Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Basuki Hadimuljono, melakukan penyerahan pada rangkaian
kegiatan Konstruksi Indonesia dan Indonesia Infrastructure Week 2018,
Rabu (31/10/2018), mendominasi pemberitaan November 2018;
9
10
BAB II KAPASITAS ORGANISASI
Gambar Kualifikasi Pegawai Sekretariat DJBK Gambar Kualifikasi Pegawai Sekretariat DJBK
Menurut Tingkat Pendidikan Menurut Golongan dan Ruang
11
pada tahun 2018 dan 14 orang pada tahun 2017. Jumlah pegawai dengan tingkat
pendidikan S1 maupun S2 cukup mendominasi dan menjadi potensi yang dapat
dikembangkan lagi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di Sekretariat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
Selain berdasarkan golongan dan ruang, serta tingkat pendidikan, data
pegawai berdasarkan pada usia juga dapat menjadi cerminan dari tingkat
produktivitas yang dapat dicapai Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
Sebaran SDM Sekretairat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi berdasarkan usia
dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:
12
non-PNS adalah sebanyak 25 orang yang tersebar keseluruh bagian di lingkungan
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Tingkat pendidikan pegawai non-
PNS tersebut mulai dari SLTA hingga S2. Pegawai tersebut turut memiliki andil
dalam pelaksanaan kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
13
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menempati Gedung Utama
lantai 10 dan sebagian lantai 11 Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang diurus oleh Biro Umum dengan luas total sebesar 939,9 m²
yang terdiri dari 800,10 m² pada lantai 10 dan 139,7 m² pada lantai 11. Rincian
ruang Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi pada lantai 10 dapat dilihat
pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 4. Rincian Ruang Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (Lantai 10)
No Nama Ruang / Pengguna Luas Ruang
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
WING SELATAN
A Bagian Perencanaan dan Evaluasi 133.60 m²
B Bagian Keuangan dan Umum 129.80 m²
C Bagian Hukum, Data dan Komunikasi Publik 137.70 m²
D R. Penunjang 17.00 m²
E Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi 72.80 m²
F R. Rapat Set. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi 53.80 m²
G R. Rapat Dirjen Bina Konstruksi 115.20 m²
H R. Penunjang 17.00 m²
WING UTARA
I R. Kerja Direktur Jenderal Bina Konstruksi 89.60 m²
J R. Sekretaris, R. Tunggu, R. Simpan 33.60 m²
Sumber: Bagian Keuangan dan Umum, 2016
14
Sedangkan rincian ruang Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
pada lantai 11 hanya terdapat satu ruang, yaitu Ruang Bagian Kepegawaian, Ortala,
dan Hukum dengan luas sebesar 139,7 m² yang terletak pada area A seperti terlihat
pada Gambar 3 dibawah ini:
15
Penggolongan Barang Milik Negara di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi dikategorikan dalam 2 (dua) jenis yaitu aset Fungsional dan aset Umum.
Aset Fungsional merupakan penggunaan aset dalam mendukung tugas dan
fungsi dari unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dan memiliki
potensi terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sedangkan Aset Umum
merupakan aset penunjang kegiatan rutinitas keseharian yang dilakukan oleh unit
kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
Fungsional - -
Umum 1,318 36,077,132,306
Berdasarkan data tersebut diatas, diketahui bahwa jumlah aset yang tergolong
umum sebanyak 1,318 unit dengan nominal sebesar Rp36,077,132,306,00,
sedangkan jumlah aset yang tergolong fungsional sebanyak 0 unit dengan nominal
sebesar Rp 0.
2.3. Pendanaan
16
BAB III CAPAIAN STRATEGIS
17
evaluasi dengan bentuk kegiatan yang baru sehingga terjadi percepatan
pelaksanaan anggaran yang di bulan November dan Desember untuk mengejar
ketertinggalan capaian terhadap target rencana.
100,0 90,3100,0
86,4 98,9
95,0 81,5
75,7 88,0
80,0 69,9
62,6 77,0
70,1 57,9
50,3 65,5
58,7 46,4
40,0 54,7
47,7 37,4 46,0
28,7 29,7
37,6 37,5
21,4 20,5 31,1
29,2
12,6 21,4 13,2
7,4 6,9 20,1
1,1 3,4 15,2 2,5 12,6
9,1 5,9
1,5 4,8 2,0
Jun
Jun
Jul
Des
Des
Jul
Jan
Mei
Jan
Mei
Feb
Sep
Okt
Nov
Feb
Sep
Okt
Nov
Mar
Mar
Ags
Ags
Apr
Apr
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Gambar 6. Kurva S Keuangan DJBK TA 2017 Gambar 7. Kurva S Keuangan DJBK TA 2018
Sumber: e-monitoring.pu.go.id
18
pihak terkait. Hal yang melandasi adanya midterm review terhadap
Renstra Ditjen Bina Konstruksi adalah berkembangnya isu dan tantangan
pembinaan konstruksi, evaluasi capaian target renstra, serta adanya UU
Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017. Adapun perbedaan dari Renstra
awal dengan hasil midterm review yang telah disepakati adalah sebagai
berikut:
Sasaran Strategis:
Sasaran Program:
Sasaran Kegiatan:
• (tidak ada)
Renstra Awal:
1. Peningkatan Investasi Infrastruktur dan Pasar Konstruksi
Midterm Review:
2. Peningkatan Penerapan Manajemen Mutu, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), Tertib Pengadaan dan Administrasi Kontrak
3. Peningkatan Persentase Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) yang
berkinerja baik dan Peningkatan Utilitas Produk Unggulan
4. Peningkatan Kerjasama dan Pemberdayaan Jasa Konstruksi
5. Peningkatan Sumber Daya Manusia Penyedia Jasa Konstruksi yang
Kompeten
6. Peningkatan Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya
19
Program, sedangkan pada midterm review target Renstra tercantum pada
Sasaran Kegiatan. Adapun perbedaan antara target renstra pada Renstra
awal dengan Renstra midterm review adalah sebagai berikut:
20
Perjanjian Kinerja, hingga Evaluasi Capaian dan Kinerja, mengikuti acuan
dan target yang tercantum pada Renstra PUPR hasil midterm review.
21
c. Konsep Dasar Struktur Tipologi Kegiatan
Standar struktur biaya merupakan dokumen identifikasi kegiatan
sejenis yang terdapat pada kegiatan direktorat-direktorat di lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Berdasarkan hasil identifikasi, tipologi
kegiatan sejenis terdiri dari: FGD, workshop, sosialisasi, bimbingan teknis,
monitoring dan evaluasi.
Setiap tipologi kegiatan sejenis dilakukan pemetaan elemen-elemen
aktivitas yang menjadi ruang lingkup kegiatan untuk dilakukan
standardisasi berdasarkan hasil kajian literatur, benchmarking dan best
practice oleh masing-masing direktorat. Berdasarkan hasil pembahasan,
elemen yang distandardisasi terdiri dari: definisi dan output, lama
pelaksanaan, jumlah narasumber, jumlah peserta, dan jumlah panitia.
Hasil pemetaan tersebut disusun dalam struktur kebutuhan
penganggaran yang akan digunakan sebagai instrumen pedoman
penyusunan dan penelaahan kelayakan RAB sehingga diperoleh struktur
penganggaran dengan ruang lingkup standar yang relevan serta efektifitas
rencana kebutuhan anggaran. Tindak lanjut yang diperlukan pada tahun
anggaran 2019 adalah finalisasi dan internalisasi Standar Struktur Biaya
dalam suatu ketetapan regulasi untuk dapat diterapkan penggunaannya.
Berikut Tipologi Pelaksanaan Kegiatan Generik DJBK berdasarkan
kajian yang telah dilakukan:
22
Tipologi
Definisi dan Lama Jumlah Narasumber Jumlah Jumlah
Kegiatan
output Pelaksanaan atau OJ Peserta Panitia
Generik
Sosialisasi Penyampaian 1 hari Narasumber: Maks. 100 Maks,
informasi Maks. 16 OJ per hari orang 4
produk Maks. 4 Orang orang
secara satu atau
arah 1 10%
dilakukan moderator/fasilitator dari
oleh per sesi (Maks. 2 jumlah
narasumber orang) peserta
Bimtek Kegiatan 3 hari Narasumber 30 peserta 4
belajar Maks. 5 orang orang
mengajar
suatu produk Jumlah seluruh OJ
dengan selama 3 hari Maks.
jumlah jam 24 OJ
pelajaran
tertentu yang
di bimbing
narasumber
Monev Maks. 5 hari - - Maks.
Lapangan 3
Kegiatan orang
pengumpulan
Monev data untuk 1 hari - Maks. 80 Maks,
Paket bahan orang 4
Meeting masukan orang
penyusunan atau
kebijakan. 10%
dari
jumlah
peserta
d. Revisi Anggaran
Pada setiap tahun anggaran terjadi revisi anggaran baik dokumen
POK maupun DIPA sebagai respon jika terjadi perubahan kebijakan
maupun penyesuaian dengan kondisi terkini di lapangan. Pada TA 2019,
selain terjadi revisi POK dan DIPA oleh masing-masing satuan kerja, juga
terjadi dua kali revisi anggaran yang dilakukan secara kolektif berupa
realokasi anggaran antar satker lintas Kanwil Perbendaharaan, yaitu:
1. Revisi antar satker dalam rangka mengoptimalisasi
penggunaan anggaran yang berpotensi tidak terserap untuk
mendukung percepatan pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi
tenaga kerja konstruksi
23
2. Revisi antar satker untuk memenuhi kenaikan tunjangan
kinerja ASN.
24
dikategorikan BB (Sangat Baik) dan merupakan peringkat pertama
dibandingkan unor lain di internal Kementerian PUPR.
80
79,8
79,6
79,4 Tertinggi se
Nilai (%)
25
Tabel 12. Perbandingan Nilai LaKIP TA 2014-2017 DJBK
Bobot/ Nilai Hasil Evaluasi
No Komponen
Nilai Maks TA 2015 TA 2016 TA 2017
1. Perencanaan Kinerja 30% 24,4% 26,4% 26,7%
2. Pengukuran Kinerja 25% 17,6% 17,5% 18,1%
3. Pelaporan Kinerja 15% 11,3% 10,2% 11,0%
4. Evaluasi Kinerja 10% (tidak dilakukan 5,1%
penilaian untuk unit
Eselon I, hanya untuk
tingkat Kementrian)
5. Capaian Kinerja 20% 17,7% 17,7% 17,9%
JUMLAH 100% 78,8% 79,9% 78,85%
Sumber: Kertas Kerja Evaluasi DJBK TA 2014-2017
26
keuangan, proges capaian fisik, progres capaian kegiatan strategis, dan
prognosis satuan kerja direktorat dan balai. Sebelum melakukan kegiatan
evaluasi, dilakukan terlebih dahulu pengumpulan data dan pengolahan
data mengenai item yang akan dievaluasi dari masing-masing satuan kerja.
Hasil pengolahan data item tersebut ditampilkan dengan
membandingkan satuan kerja satu dengan satuan kerja lainnya agar dapat
terlihat satuan kerja mana saja yang berkinerja baik dan kurang baik, serta
demi terbentuknya persaingan yang positif antar satuan kerja dalam
melaksanakan program pembinaan konstruksi.
27
Sumber: Bagian Perencanaan dan Evaluasi (2018)
Gambar 12. Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi di Bulan Agustus 2018
28
100,0 87,64
91,7
78,52 78,31
REALISASI KEUANGAN (%)
74,39 73,4 76,42 75,93 74,21
80,0 72,04 71,68 69,19 72,2 70,26
63,21
60,0
,0
29
Olah data pemaketan dilakukan dalam rangka memetakan distribusi
pemaketan terhadap paket-paket pekerjaan konstruksi dan jasa
konsultansi yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR, khususnya paket-
paket lelang dengan nilai di atas 100 Milyar yang diselenggarakan oleh
Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Inisiasi awal pengolahan
data lelang pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi badan usaha di
Kementerian PUPR berawal dari rapat koordinasi yang diadakan oleh Sub-
bagian Evaluasi dan Pelaporan pada tanggal 18 Juli 2018 di Hotel Ambara,
Jakarta Selatan. Pada kegiatan rapat koordinasi tersebut, Sub-bagian
Evaluasi dan Pelaporan menggunakan jasa tenaga ahli TI (Teknologi dan
Informasi) dalam melakukan query data masukan seluruh paket-paket
yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR. Data yang digunakan untuk olah
data pemaketan bersumber dari E-monitoring Kementerian PUPR dari
tahun 2015 hingga 2018.
Dalam menyajikan olah data pemaketan tersebut, terdapat analisis-
analisis yang disajikan dalam bentuk dashboard yang menjadi produk dari
olah data pemaketan yang akan disampaikan kepada Pimpinan dan juga
masyarakat secara umum. Dashboard pemaketan yang dihasilkan antara
lain adalah:
1. Distribusi Pemaketan
2. Analisis BUMN vs Swasta
3. Analisis Herfindhal-Hirschman Index
4. Analisis Badan Usaha Jasa Konstruksi Lokal vs Non-Lokal
5. Top 10 Badan Usaha Pemenang
Berikut adalah contoh salah satu dashboard olah data pemaketan
yang telah dihasilkan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
melalui Bagian Perencanaan dan Evaluasi.
30
Tabel 14. Contoh Dasboard Olah Data Pemaketan Pekerjaan Konsultansi
31
Gambar 15. Hasil Analisis Tenaga Kerja Konstruksi Gambar 14. Hasil Analisis Tenaga Kerja Konstruksi
Berdasarkan Jumlah Orang Berdasarkan Jumlah Sertifikat
Sumber: LPJKN, 15 November 2018
32
capaian kinerja tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
memiliki sistem informasi berupa aplikasi web yaitu Dayanaker. Hingga
saat ini, Dayanaker menjadi alat utama Balai-Balai di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi dalam menginput data-data tenaga kerja
konstruksi yang melakukan pelatihan dan uji sertifikasi melalui
Kementerian PUPR. Fitur-fitur Dayanaker yang telah tersedia dan
beberapa masih dalam proses pengembangan antara lain:
1. Dashboard, yang memuat beberapa data statistik terkait pembinaan
tenaga kerja konstruksi.
2. Menu Peserta, yang memuat Master Data Peserta, Data Peserta
Kegiatan, Input Data Peserta, Laporan Capaian Peserta, dan Laporan
Peserta.
3. Menu Kegiatan, yang memuat Input Kegiatan, Daftar Kegiatan, Modul
Kegiatan, Import Daftar Kegiatan, Gallery, Materi Kegiatan, Kalender
Kegiatan, Peta Lokasi Kegiatan, dan Laporan Kegiatan.
4. Menu Data TIM, yang memuat TIM Instruktur, TIM Assessor, dan
Observer.
5. Menu Staff/Pegawai, yang memuat informasi tentang pegawai yang
ada di Balai-Balai lingkungan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
6. Menu Profil Balai, yang memuat informasi tentang Balai-Balai di
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
7. Menu Master Data, yang memuat Data Utusan/Instansi, Data
Kegiatan Non Jabker, Data Kegiatan Jabker/SKKNI, dan Master Data
Kualifikasi.
8. Menu Pendaftaran Online, yang memuat informasi terkait
pendaftaran pelatihan dan uji secara online.
9. Menu Admin, yang memuat fitur-fitur yang digunakan oleh admin
untuk mengontrol penggunaan aplikasi web Dayanaker.
33
terakhir pada tahun 2018, capaian kinerja pembinaan tenaga kerja
konstruksi melalui pelatihan dan uji sertifikasi adalah sebagai berikut.
34
Gambar 16. Contoh Piagam Pernyataan PK TA 2019
Pernyataan perjanjian kinerja yang sering disebut dengan piagam
pernyataan merupakan pernyataan untuk mewujudkan suatu kinerja pada
suatu tahun tertentu yang terdiri dari tanda tangan pihak yang
berjanji/para pihak yang bersepakat
35
Dalam Sistem/Aplikasi DIPA/RKA-KL, yang saat ini dikunci adalah
hanya sampai pada level output dimana indikator output, volume dan
satuan targetnya cenderung bersifat umum dan kurang dapat mengukur
kinerja setiap Satuan Kerja. Kondisi ini memungkinkan Satker dapat
mengubah lingkup kegiatannya, sehingga berpotensi tidak sesuai dengan
arahan Bapak Direktur Jenderal Bina Konstruksi pada saat pengajuan pagu
Satker TA 2019. Oleh karena itu, diperlukan penajaman output lebih lanjut
pada setiap paket pekerjaan.
Dalam rangka melakukan penajaman output tersebut, pada TA
2019 telah disusun PK Berbasis Produk yang digunakan di internal
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi untuk memantau kinerja Satuan Kerja
dengan indikator dan target yang lebih terukur. Sehingga Dokumen PK
terdiri dari 1 (satu) lembar Piagam Pernyataan PK dan 2 (dua) lembar
lampiran. Lampiran pertama yaitu Matriks PK Formal yang akan digunakan
sebagai dokumen formal dalam penyelenggaraan SAKIP. Lampiran kedua
yaitu Matriks PK Substansi yang akan digunakan di internal Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi untuk memantau kinerja Satuan Kerja dengan
indikator dan target yang lebih terukur. Dokumen PK disusun mengacu
pada Dokumen Renstra dan Dokumen DIPA/RKA-KL.
36
Gambar 18. Contoh PK Substansi TA 2019
37
Direktorat dan Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
berdasarkan alur penyusunan SKP dan sesuai dengan struktur penyusunan
SKP di DJBK.
38
masing unit kerja di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dan selanjutnya
Tim dari Bagian Kepegawaian dan Ortala dan para fasilitator yang sudah
ditetapkan SK nya oleh BPSDM melakukan kegiatan pendampingan
penyusunan SKP yang dilaksanakan pada bulan januari s/d februari 2018
dan penilaian SKP pada bulan Desember 2018 s/d Januari 2019.
1 1 Laporan 1 La p o r a n
Hukum Bina 1 Layanan
Konstruksi
39
didasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu serta bersifat mandiri
dan bias bekerjasama dengan team yang sudah di tugaskan. Pejabat
fungsional mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pembinaan yang
terdiri dari kegiatan perencanaan program, pengaturan, pemberdayaan,
pengawasan, dan pengembangan pembinaan jasa kontruksi. Salah satu
tujuan yang dicapai dalam pembinaan karir melalui jabatan fungsional
adalah membina pegawai negeri sipil menjadi pejabat yang berkompeten
dibidangnya, professional, bermoral tinggi dan mandiri.
Dalam pasal 1 UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 disebutkan bahwa
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu tidak terkecuali keahlian dalam bidang
Pembinaan Jasa Konstruksi. Dengan adanya Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38
Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi dan
Angka Kreditnya maka Direktorat Jenderal Bina Konstruksi sebagai bagian
dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diberikan
mandat untuk menjadi instansi Pembina para Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang menduduki Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi, pembinaan
ini dilakukan untuk peningkatan mutu profesionalisme dan karier para
ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembinaan jasa konstruksi di
tingkat daerah maupun nasional. Karena itu peran Jabatan Fungsional
perlu dioptimalkan, diperkuat dan dikembangkan khususnya pada tugas-
tugas yang memerlukan keahlian seiring dengan besarnya tantangan di
masa mendatang.
Gambar 22. Data Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi di Kementerian PUPR
40
Dalam dua tahun terakhir pertambahan jumlah Pejabat Fungsional
Pembina Jasa Konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
baik yang ada di Pusat, Balai maupun Daerah bertambah secara signifikan,
data per 1 November 2018 Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi
yang berada di Kementerian PUPR sebanyak 190 orang terdiri dari 185
orang Jabatan Fungsional jenjang Pertama, Muda, Madya dan Utama dan
5 orang jenjang Madya berasal dari Daerah se-Indonesia.
41
hal ini merupakan tugas jafung untuk mengevaluasi dan membuat
rekomendasi kebijakan kepada pejabat strukural.
Tujuan dalam pembagian peran tugas strukural dan jafung
adalah Menyeimbangkan tugas dan fungsi antara Jabatan
Struktural, Jabatan Fungsional dan Pelaksana, Mempertegas tugas
dan fungsi antara Jabatan Struktural, Jabatan Fungsional dan
Pelaksana, Mengoptimalkan peran Jabatan Fungsional sebagai
expert of task, Mengoptimalkan peran jafung sebagai “engine” atau
motor penggerak pembangunan infrastruktur dan pejabat
struktural sebagai “casing” dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
42
2. Bimbingan Teknis Penyusunan DUPAK Jafung Pembina Jasa
Konstruksi Jenjang Pertama dan Muda
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan DUPAK Jafung Pembina
Jasa Konstruksi Jenjang Pertama dan Muda dengan maksud dalam
Rangka Fasilitasi Administrasi Jafung di Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi yaitu Meningkatkan mutu profesionalisme dan karier
para Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi jenjang Pertama
dan Muda. Sedangkan Tujuan Kegiatan Bimbingan Teknis Jabatan
Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Jenjang Pertama dan Muda
dalam Rangka Fasilitasi Administrasi Jafung di Direktorat Jenderal
Bina Konstruksi antara lain:
a. Memberikan motivasi dan kerjasama yang baik antara
Pejabat Fungsional dengan Pejabat Struktural di
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi;
b. Memotivasi PNS yang menduduki Jabatan Fungsional
Pembina Jasa Konstruksi jenjang Pertama dan Muda
untuk dapat mengumpulkan DUPAK (Daftar Usulan
Penilaian Angka Kredit) dan Produk-produk dalam
rangka kenaikan pangkat dan karier Jabatan
Fungsionalnya ke jenjang berikutnya.
• Dalam penyusunan DUPAK Jafung Terdapat 6
langkah, yaitu
• Berapa Target Angka Kredit yang akan dicapai,
Memperhatikan jumlah angka kredit unsur
Pengembangan Profesi,
• Menyusun Strategi Daftar Usul Penilaian Angka
Kredit,
• Memasukkan angka kredit ke dalam DUPAK,
Membuat surat usulan kepada Sekretaris
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
• Membuat Bukti Fisik (lampiran DUPAK). Membuat
daftar kebutuhan akan diklat fungsional dan diklat
teknis bagi Pejabat Fungsional Pembina Jasa
Konstruksi.
3. Penyusunan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi tentang
Petunjuk Teknis Perolehan dan Penilaian Angka Kredit Jabatan
Fungsional Pembina Jasa Konstruksi
43
Untuk mendukung pelaksanaan pembinaan Aparatur Sipil
Negara khususnya Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi
maka salah satu cara yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi yaitu melakukan penyusunan Petunjuk Teknis Perolehan
dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pembina Jasa
Konstruksi sebagai ketentuan pelaksanaan Peraturan Bersama
Menteri Pekerjaan Umum dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 04/PRT/M/2014 dan Nomor 8 Tahun 2014 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2013
tentang Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi dan Angka
Kreditnya.
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi disusun untuk
memberikan kemudahan kepada Pejabat Fungsional Pembina Jasa
Konstruksi dalam mengumpulkan Daftar Usul Penilaian Angka Kredit
(DUPAK) dan Penilaian angka kredit. Pejabat Fungsional Pembina
Jasa Konstruksi untuk mendapatkan kenaikan jabatan/pangkat
harus memenuhi jumlah angka kredit tertentu/sesuai jenjang
jabatan yang telah dinilai oleh Tim Penilai. Untuk kelancaran
penilaian dan penetapan angka kredit, setiap jenjang jabatan
fungsional (Jafung) pembina jasa konstruksi wajib mencatat,
menginventarisasi, membuat laporan seluruh kegiatan yang
dilakukan dan mengusulkan Daftar Usul Penilaian Angka Kredit
(DUPAK).
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi
dan Angka Kreditnya, terdiri dari tugas pokok yaitu Perencanaan
Program, Pengaturan Jasa Konstruksi, Pemberdayaan Jasa
Konstruksi, Pengawasan Jasa Konstruksi, Pengembangan
Pembinaan Jasa Konstruksi dan tugas tambahan yaitu Penunjang.
Hasil dari kegiatan tersebut di atas adalah telah terbitnya
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor 1446 Tahun
2018 Tentang Petunjuk Teknis Perolehan Dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi, yang selanjutnya akan
disosialisasikan kepada para pejabat/pegawai/jafung di
44
Kementerian PUPR sebagai acuan dalam penyusunan dan penilaian
DUPAK.
45
pembangunan Infrastruktur yang handal dan berdaya saing
dengan tema Coaching for Performance;
• Meningkatkan sistem yang lebih fundamental bagi pegawai
agar saling membantu untuk melaksanakan/ mengatur
pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya;
• Memberikan motivasi dan kerjasama dengan baik bagi setiap
Sumber Daya Manusia di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi;
46
2. Pengajuan Pensiun melalui eHRM
Pensiun merupakan Hak bagi setiap PNS. Pensiun akan diberikan
pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai:
1. Telah mencapai usia kurang lebih 50 tahun dan memiliki masa
kerja untuk pensiun kurang lebih selama 20tahun.
2. Memiliki masa kerja kurang lebih 4 tahun dan oleh badan atau
pejabat yang telah ditunjuk oleh departemen kesehatan
berdasarkan peraturan mengenai pengujian kesehatan para
pegawai negeri, yang dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam
jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau rohani yang
tidak disebabkan oleh dan karena dalam menjalankan tugas
kewajiban jabatannya.
3. Diberhentikan secara hormat sebagai pegawai negeri sipil dan
pada saat pemberhentiannya mereka telah mencapai usia
sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki masa kerja untuk
pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun.
Jafung Jafung
No Unit Kerja Staf/Pejabat Total
Madya Muda
1 Sekretariat DJBK 1 - - 1
2
Direktur Bina Investasi - - - 0
Infrastruktur
3 Direktur Bina
Penyelenggaraan Jasa 2 1 - 3
Konstruksi
4
Direktur Bina 3
2 1 -
Kelembagaan dan Sumber
Daya Jasa Konstruksi
47
Jafung Jafung
No Unit Kerja Staf/Pejabat Total
Madya Muda
Total 14 4 2 20
48
Oleh karena itu telah dilaksanakannya sistem e-absensi terintegrasi
yang sudah terpasang di seluruh Direktorat dan Balai di Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi yang bertujuan untuk:
1. Memantau kehadiran setiap pegawai;
2. Meningkatkan kedisiplinan dan tertib administrasi pegawai
terkait dengan kehadiran; dan
3. Menjadi bahan laporan dan evaluasi setiap pegawai.
49
Berpedoman pada amanat peraturan perundang-undangan diatas,
bahwa semua pihak yang terlibat dalam UKPBJ harus bekerja secara
profesional dan mandiri, maka dengan kondisi yang ada sekarang,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dipandang sebagai unit organisasi
yang paling independen dan memiliki kompetensi untuk melaksanakan
fungsi UKPBJ dengan membentuk 34 Balai baru yang akan berada di setiap
Propinsi di Indonesia yang akan fokus menangani pengadaan barang/ jasa.
Menindaklanjuti hal tersebut, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
telah mengajukan usulan pembentukan 34 Balai Pelaksana Pemilihan Jasa
Konstruksi, setelah sebelumnya melakukan analisa terkait balai yang akan
dibentuk, antara lain klasifikasi balai menjadi dua jenis, yaitu Balai III A dan
Balai III B, yg didasarkan pada kriteria data jumlah dan nilai paket
pekerjaan konstruksi nasional bidang PUPR, luas wilayah, jumlah
penduduk, dan keberadaan Balai PUPR, serta untuk efisiensi dan
kemudahan koordinasi.
Adapun dalam melakukan penilaian berdasarkan kriteria di atas,
dilakukan dengan memberi nilai dengan skala 1 – 5, dengan bobot
terbesar pada kriteria jumlah paket dan nilai paket, tabel penilaian
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 18. Penilaian Berdasarkan Data Jumlah dan Nilai Paket Pekerjaan
Konstruksi Nasional Bidang PUPR, luas wilayah, jumlah penduduk, dan
keberadaan Balai PUPR
Nilai Paket Luas Wilayah Jumlah Penduduk Tipologi Balai
Jumlah Paket
(milyar) (ribu km2) (juta jiwa) Balai Besar Balai Kecil
< 100 = 1 < 500 = 1 1 - 10 = 1 <2 =1 0 =1 0 =1
100 - 200 = 2 500 - 1500 = 2 10 - 30 = 2 2- 5 =2 1 =2 1 =2
200 - 400 = 3 1500 - 3500 = 3 30 - 100 = 3 5 - 15 = 3 2 =3 2 =3
400 - 800 = 4 3500 - 8000 = 4 100 - 250 = 4 15 - 40 = 4 3 =4 3 =4
> 800 = 5 > 8000 = 5 > 250 = 5 > 40 = 5 >3 =5 >3 =5
50
sejumlah 24 Balai III A dan 10 Balai III B, yang tergambar pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 19. Hasil Penilaian Berdasarkan Data Jumlah dan Nilai Paket Pekerjaan
Konstruksi Nasional Bidang PUPR, luas wilayah, jumlah penduduk, dan
keberadaan Balai PUPR
Luas wilayah Jumlah penduduk Tipologi Balai Tipologi Balai
Jumlah paket Nilai paket
(dalam Ribu Km2) (dalam Juta Jiwa) Besar Kecil
Total Tipe
No. Propinsi
Nilai Balai
∑ ∑ Balai ∑ Balai
∑ paket Nilai ∑ rupiah Nilai ∑ luas Nilai Nilai Nilai Nilai
penduduk Besar Kecil
51
Pengendalian Ekstern pemerintah dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), DPR/DPRD, Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan
Korupsi dan lembaga peradilan lainnya.
Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, Sistem
Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Terbitnya Permen PUPR nomor 20/PRT/M/2018 tentang
Penyelenggaraan SPIP di Kementerian PUPR, mengamanatkan seluruh
pegawai PUPR untuk mendukung penerapan SPIP, dengan demikian
diharapkan dapat menciptakan kondisi dimana terdapat budaya
pengawasan terhadap seluruh organisasi dan kegiatan sehingga dapat
mendeteksi terjadinya sejak dini kemungkinan penyimpangan serta
meminimalisir terjadinya tindakan yang dapat menimbulkan kerugian
negara.
Menindaklanjuti hal tersebut, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
telah melakukan Sosialisasi Penerapan SPIP di DJBK, Penilaian Mandiri
Maturitas SPIP, Penyusunan Peta Risiko, dan Quality Assurance yang
melibatkan tim asesor dari Inspektorat Jenderal dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Secara singkat, rangkaian kegiatan
tersebut tergambar pada tabel sebagai berikut:
52
g. Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek
kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process) dan sumber
daya manusia aparatur.
Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 17/2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, bahwa
pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi
untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di pusat dan di daerah agar
mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang lainnya. Untuk
mencapai sasaran reformasi tersebut, Kementerian PUPR melakukan
penataan organisasi/ kelembagaan demi terwujudnya organisasi yang
tepat fungsi dan tepat ukuran, terciptanya birokrasi yang memiliki budaya
kerja dengan integritas dan kinerja yang tinggi, terwujudnya sistem,
proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efesien, terukur, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip good governance, tersusunnya regulasi yang lebih
tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif, serta terbangunnya SDM yang
kompeten, profesional dan produktif.
Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian PUPR
pada tahun 2018, dilakukan terhadap seluruh Unit Organisasi oleh
Kemenpan-RB dengan difasilitasi oleh Biro Kepegawaian dan Ortala. Hal ini
perlu mendapat perhatian, mengingat hasil evaluasi penerapan RB
menggambarkan tingkat profesionalisme aparatur negara dalam
mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
Terkait hal tersebut, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menghadiri
rapat-rapat pembahasan yang difasilitasi oleh Biro Kepegawaian dan
Ortala, dan melakukan pengumpulan dokumen sebagai bukti dukung yang
menjadi salah satu metode penilaian.
Dalam rangka peningkatan penerapan Reformasi Birokrasi di
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, khususnya pada area Penguatan
Pengawasan, telah dilakukan sosialisasi Permen PUPR nomor
20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan SPIP di Kementerian PUPR dan
ditindaklanjuti dengan Penyusunan Peta Risiko, yang pada saat bersamaan
tengah dilakukan penilaian Maturitas SPIP oleh Inspektorat Jenderal dan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
53
Di samping penerapan SPIP, juga turut dilakukan sosialisasi
Pengendalian Gratifikasi, Penanganan Benturan Kepentingan, Penanganan
Pengaduan Masyarakat dan Whistle Blowing System yang turut
mendukung area Penguatan Pengawasan
54
3.4. Bagian Keuangan dan Umum
a. Penyelesaian Temuan Pemeriksaan
Pada Tahun Anggaran 2018 terdapat 2 temuan pemeriksaan oleh
BPK RI pada Satuan Kerja Balai Material dan Peralatan Konstruksi atas
pemeriksaan Laporan Keuangan TA 2017, dengan rincian sebagai berikut:
55
Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
56
Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan
jumlah terbesar merupakan Pendapatan Jasa yakni Pendapatan Hak
dan Perijinan berupa Perijinan atas BUJK Asing yang diperoleh
Satuan Kerja Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya
Konstruksi, terdapat penurunan sebanyak 8% antara realisasi pada
Triwulan III TA 2018 dan Triwulan III TA 2017 yang disebabkan pada
Triwulan III TA 2018 jumlah perpanjangan izin BUJK Asing untuk 3
tahun kedepan lebih tinggi dibanding TA 2017 yang sejumlah 21
perusahaan dan pembuatan izin BUJK Asing baru sejumlah 22
perusahaan.
Realisasi Belanja Pegawai terbesar dimiliki oleh Satuan Kerja
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi senilai Rp
28.781.000.046. Realisasi Belanja Barang terbesar merupakan
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang dimiliki oleh Satuan
Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi senilai Rp
15.446.719.694 atau 8%. Realisasi Belanja Modal terbesar
merupakan Belanja Modal Peralatan dan Mesin yang dimiliki oleh
Satuan Kerja Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta senilai Rp
2.054.470.000 atau 52%.
2. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada periode
tertentu.
Neraca pada Laporan Keuangan Triwulan III Tahun Anggaran 2018
Direktorat Jenderal disusun dan disajikan dengan perbandingan nilai
antara 30 September 2018 dengan 31 Desember 2017.
ASET
KEWAJIBAN
57
Jumlah Kewajiban 5.220.232.050 975.840.995
EKUITAS
3. Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO,
beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan
operasional dan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa,
pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar. Laporan Operasional pada Laporan Keuangan Triwulan III
Tahun Anggaran 2018 Direktorat Jenderal disusun dan disajikan dengan
perbandingan nilai antara 30 September 2018 dengan 30 September
2017.
KEGIATAN OPERASIONAL
58
KEGIATAN NON OPERASIONAL
59
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang
penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional,
dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang
berakhir sampai dengan tanggal 30 September 2018 disusun dan disajikan
berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan
Laporan Perubahan Ekuitas untuk Triwulan III Tahun 2018 disusun dan
disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 telah diaudit oleh Tim BPK
dengan status opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Sedangkan Laporan
2018 Unaudited masih dalam proses penyusunan dan bersamaan dengan
itu Tim Inspekorat Jenderal Kementerian PUPR telah melakukan reviu
terhadap Satuan Kerja di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
TOTAL 764.591.277
60
Dengan uraian penerimaan PNBP Umum tersebut diatas,
realisasi PNBP Umum tahun 2018 ini meningkat sebesar 27,31%
dari tahun 2017 atau dengan kata lain realisasi PNBP Umum
tahun 2017 sebesar Rp600.572.562,-.
ii. PNBP Fungsional
Realisasi PNBP Fungsional sebesar Rp 5.543.320.000,-
dengan realisasi penggunaan dana PNBP sebesar Rp
102.750.000,- yang terdiri dari beberapa uraian penerimaan,
diantaranya:
61
dapat mengajukan izin perwakilan BUJKA sehingga berdampak
terhadap realisasi penerimaan PNBP.
Selanjutnya, penerimaan PNBP Fungsional tahun 2018 ini
turun sebesar 27,53% dari tahun 2017 atau dengan kata lian
realisasi PNBP Fungsional tahun 2017 sebesar Rp
7.649.135.000,-.
62
3. Usulan Jenis dan Tarid Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) Yang Berlaku di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Dalam rangka penyusunan rancangan perubahan Peraturan
Pemerintah No.38 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku di Kementerian
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menyusun
usulan jenis dan tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang berlaku di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi terdiri atas:
1. Jasa Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi, yang
terdiri dari:
a. Layanan Tempat Uji Kompetensi Bidang Jasa
Konstruksi; dan
b. Jasa Pendidikan, Pelatihan dan Bimbingan Teknis.
2. Penggunaan Sarana/Prasarana dalam rangka mendukung
pelaksanaan Tugas dan Fungsi Instansi Pemerintah
3. Jasa Pembinaan Usaha Jasa Konstruksi, yang terdiri dari:
63
c. Registrasi Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) bagi Tenaga
Kerja Konstruksi Asing;
d. Registrasi Pengalaman Profesional Tenaga Kerja Konstruksi;
e. Registrasi Pengalaman Profesional Tenaga Kerja Konstruksi
Asing; dan
f. Registrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Konstruksi.
64
Penilaian kinerja pelaksanaan anggaran didasarkan pada 4 aspek berikut
ini:
Tabel 29. 4 Aspek Kinerja Pelaksanaan Anggaran
KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN
Ke - 3
Peringkat Ke - 4 Peringkat Ke - 4 Peringkat Ke - 2 Peringkat
96,44
Skor 81,26 Skor 88,92 Skor 94,85 Skor
Indikator yang
Indikator yang Indikator yang rendah dibandingkan
rendah dibandingkan rendah dibandingkan rata-rata penilaian
DIREKTORAT rata-rata penilaian rata-rata penilaian Kementerian PUPR
JENDERAL BINA Kementerian PUPR Kementerian PUPR adalah Penyelesaian
KONSTRUKSI adalah adalah - Tagihan
1. Penyerapan 1. Penyelesaian
Anggaran dan Tagihan dan
2. Terlambat 2. Terlambat
menyampaikan data menyampaikan data
kontrak. kontrak.
65
URAIAN TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
DIREKTORAT 91,37
Skor 80,63 Skor 88,89 Skor 91,44 Skor
JENDERAL BINA
KONSTRUKSI Indikator yang Indikator yang Indikator yang Indikator yang
rendah dibandingkan rendah dibandingkan rendah dibandingkan rendah dibandingkan
rata-rata penilaian rata-rata penilaian rata-rata penilaian rata-rata penilaian
DJBK adalah DJBK adalah DJBK adalah DJBK adalah
1. Penyelesaian 1. Terlambat 1. Adanya retur SP2D;1. Realisasi Anggaran;
tagihan; dan menyampaikan data 2. Frekuensi Revisi 2. Penyelesaian
2. Rekon LPJ kontrak.; dan DIPA; dan Tagihan;
Bendahara. 2. Adanya retur SP2D.3. Terlambat 3. Adanya Retur SP2D;
menyampaikan data 4. Deviasi realisasi
kontrak. dengan Hal III DIPA;
5. Frekuensi Revisi
DIPA; dan
6. Terlambat
menyampaikan data
kontrak.; dan
7. Rekon LPJ
Bendahara.
66
berasal dari pembiayaan APBN selama periode tahun berjalan
sedangkan transaksi non-keuangan merupakan transaksi
penambahan dan pengurangan atas BMN yang berasal dari
pembiayaan selain APBN periode tahun berjalan.
67
ribu seratus empat puluh enam rupiah) dan total mutasi kurang
persediaan selama periode laporan sebesar Rp. 824.637.042,-
(Delapan ratus dua puluh empat juta enam ratus tiga puluh
tujuh empat puluh dua rupiah).
b. Tanah
Saldo Tanah pada Laporan Barang Pengguna Eselon I
Triwulanan per 30 September 2018 adalah sebesar Rp.
2.345.864.103.000,- (Dua triliyun tiga ratus empat puluh lima
milyar delapan ratus enam puluh empat juta seratus tiga ribu
rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal tanah seluas
97.224 m2 dengan nilai sebesar 2.345.864.103.000,- (Dua
triliyun tiga ratus empat puluh lima milyar delapan ratus enam
puluh empat juta seratus tiga ribu rupiah) mutasi tambah seluas
0 m2 dengan nilai sebesar Rp 0,- (Nol rupiah) dan mutasi kurang
seluas 0 m2 dengan nilai sebesar Rp 0,- (Nol rupiah).
68
seratus empat puluh enam rupiah) mutasi tambah sebesar Rp.
23.223.121.029,- (Dua puluh tiga milyar dua ratus dua puluh
tiga juta seratus dua puluh satu ribu dua puluh sembilan rupiah)
dan mutasi kurang sebesar Rp. 14.661.563.408,- (Empat belas
milyar enam ratus enam puluh satu juta lima ratus enam puluh
tiga ribu empat ratus delapan rupiah).
h. Aset Lainnya
69
Saldo Aset Lainnya pada Laporan Barang Pengguna Eselon I
Triwulanan per 30 September 2018 adalah sebesar Rp.
108.299.833.743,- (Seratus delapan milyar dua ratus sembilan
puluh sembilan juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu tujuh
ratus empat puluh tiga rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari
saldo awal sebesar Rp. 109.150. 110.967,- (Seratus sembilan
milyar seratus lima puluh juta seratus sepuluh ribu sembilan
ratus enam puluh tujuh rupiah) mutasi tambah sebesar Rp.
306.867.026,- (Tiga ratus enam juta delapan ratus enam puluh
tujuh ribu dua puluh enam rupiah) dan mutasi kurang sebesar
Rp. 1.157.144.250,- (Satu milyar seratus lima puluh tujuh juta
seratus empat puluh empat ribu dua ratus lima puluh rupiah).
1 Persediaan - -
2 Tanah - -
5 Jaringan - -
Jumlah 2.811.322.900 -
70
- Penetapan Status Penggunaan BMN
Nilai BMN yang sudah ditetapkan status penggunaannya
pada Laporan Barang Pengguna Eselon I Triwulanan per 30
September 2018 adalah sebagai berikut:
1 Persediaan - -
2 Tanah - -
Peralatan dan -
3 2.811.322.900
Mesin
Gedung dan -
4 -
Bangunan
5 Jaringan - -
Jumlah 2.811.322.900 -
- Pengelolaan BMN
71
Tabel 32. Pengelolaan BMN per 30 September 2018
Pemindah- Jumlah
No Uraian Penggunaan Pemanfaatan Penghapusan
tanganan
Dalam proses pengajuan permohonan Rp.0
1 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp.0
ke Pengguna Barang *)
Dalam proses pengajuan permohonan Rp. 0
2 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0
ke Pengelola Barang
3 Dalam proses Pengelola Barang Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0
c. Informasi Lainnya
72
Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi menggunakan update aplikasi SIMAK BMN 18.2
dan Persediaan 18.1 dalam konsolidasi penyusunan laporan
BMN Triwulanan Triwulan III TA. 2018. Seluruh Satuan Kerja
wajib melaksanakan penyusunan Laporan BMN Triwulanan
dengan menggunakan aplikasi e-Rekon & LK mulai periode
pelaporan Triwulan III Tahun 2018. Aplikasi e-Rekon & LK
belum dapat mengakomodir beberapa laporan yang
dibutuhkan untuk pembuatan Laporan BMN eselon I seperti
laporan kondisi barang dan laporan mutasi BMN
73
Berdasarkan hasil Penelaahan terhadap RKBM Eselon I
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Usulan Pengadaan BMN
sebanyak 8 (delapan) unit dan Usulan Pemeliharaan BMN
sebanyak 404 (empat ratus empat) NUP BMN.
74
Tabel 34. Rincian Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara
USULAN YANG DISETUJ UI
NO NAM A SATKER J UM L J UM L KETERANGAN
NILAI BM N NILAI BM N
AH AH
2017-2018
Sekretariat Direktorat
Sisa 1 karena batal lelang, akan diajukan
1 Jenderal Bina 9 1,088,150,000 8 882,450,000
lelang pada TA. 2019
Konstruksi
Surat Eselon I Permohonan Persetujuan
Direktorat Bina Penghapusan melalui Penjualan PL.0601-
2 26 153,732,500
Investasi Infrastruktur Ks/1050 tgl. 19/09/2018 selanjutnya Proses
ke Sekjen Persetujuan Penghapusan
Direktorat Bina
Persetujuan Penghapusan dr Sekjen
Kelembagaan dan
3 1 147,000,000 PL.06.03-Mn/236 tgl. 20/02/2018 selanjunya
Sumber Daya Jasa
Proses Satker ke KPKNL
Konstruksi
Direktorat Kerja Sama Rekomtek No. PL.0603-DK/112 tanggal
4 2 148,893,000
dan Pemberdayaan 27/02/2018, harus Tindaklanjut dari Satker
Balai Penerapan
5 2 31,520,000 Harus mengajukan PSP ke KPKNL
Teknologi Konstruksi
Surat Eselon I Permohonan Persetujuan
Balai Jasa Konstruksi Penghapusan melalui Penjualan PL.0601-
6 80 302,931,688
Wilayah I Banda Aceh Ks/1051 tgl. 19/09/2018 selanjutnya sudah
Proses ke Sekjen Persetujuan Penghapusan
Surat Eselon I Permohonan Persetujuan
Balai Jasa Konstruksi Penghapusan melalui Penjualan PL.0601-
7 2 309,500,000
Wilayah III Jakarta Ks/1051 tgl. 19/09/2018 selanjutnya sudah
Proses ke Sekjen Persetujuan Penghapusan
Terdapat Kekeliruan nomor NUP, harus
Balai Jasa Konstruksi
8 1257 723,909,634 melakukan koreksi Daftar Pengajuan
Wilayah IV Surabaya
Penghapusan
Balai Jasa Konstruksi Masih Kurang Dokumen Pendukung berupa
9 11 565,951,000
Wilayah VII Jayapura BPKB sehingga harus melengkapi
75
3.5. Bagian Hukum, Data, dan Komunikasi Publik
a. Uji Materiil Perkara Nomor 70/PUU-XVI/2018
Pada tanggal 15 Agustus 2018 telah diajukan uji materii Pasal 30
ayat (2), (4) dan (5), Pasal 68 ayat (4), Pasal 70 ayat (4), Pasal 71 ayat (3)
dan ayat (4), Pasal 77 ayat (2), Pasal 84 ayat (5) Undang-Undang No. 2
Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi terhadap Pasal 18 ayat (2) dan ayat
(5) Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar RI. Proses
persidangan yang telah dilakukan yaitu pengajuan dan pembacaan
Keterangan Presiden, pengajuan saksi dan ahli, dan pengajuan
kesimpulan. Saat ini proses uji materii masih menunggu Putusan dari
Mahkamah Konstitusi.
76
Selain itu terdapat pengajuan rancangan peraturan menteri melalui
izin prakarsa dan sudah ditetapkan oleh Menteri PUPR yaitu:
1. Peraturan Menteri No. 2/PRT/M/2018 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; dan
2. Peraturan Menteri No. 24/PRT/M/2018 Tentang Akreditasi
dan Registrasi Asosiasi Pengembang serta Sertifikasi dan
Registrasi Pengembang Perumahan.
Pada tahun 2019 diusulkan 3 rancangan peraturan menteri
(rapermen) PUPR yang masuk dalam program legislasi prioritas PUPR
yaitu:
1. Rapermen PUPR tentang Keikutsertaan Masyarakat Jasa
Konstruksi dan Pembentukan Lembaga;
2. Rapermen PUPR tentang Klasifikasi dan Kualifikasi Usaha;dan
3. Rapermen PUPR tentang Tata cara Registrasi Lembaga Diklat
Tenaga Kerja Konstruksi dan Tata Cara Sertifikasi Kompetensi
Kerja Konstruksi.
77
tanggung jawab pada batang tubuh Konsep Peraturan Menteri tentang
SIJK.
78
web service agar proses penambahan data dalam Sibima secara otomatis
masuk ke dalam aplikasi Dayanaker.
79
harus melalui Balai Penerapan Teknologi Konstruksi. Diharapkan
keseragaman teknologi yang digunakan dapat tercapai yang akan
berujung pada mudahnya proses integrasi lebih lanjut terhadap data dan
informasi jasa konstruksi.
80
− Publikasi melalui Twitter sebanyak 150 Posts, yang didominasi
posting terkait ULP, Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi, K3
Konstruksi.
− Publikasi melalui Youtube sebanyak 8 Video
81
k. Penyelenggaraan Publikasi Terkait Konstruksi
Selama tahun 2018, Ditjen Bina Konstruksi telah berpartisipasi 7
(tujuh) kegiatan Pameran, dengan rincian sebagai berikut:
a. Pameran PUPR Goes To Campus, Kampus UMB Jakarta, 20
April 2018,
b. Pameran Indonesia Building Technology Expo 2018, Indonesia
Convention Exhibition Tangerang, 2-6 Mei 2018
c. Pameran Urbanscape 2018, Jakarta International Expo
Kemayoran Jakarta, 19-21 Juli 2018
d. Pameran Palembang Expo 2018, Dekranasda Jakabaring
Palembang Sumatera Selatan Hall/Tenda C, 16-25 Agustus
2018
e. Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2018 / Pameran
Indonesia Property Expo (IPEX) 2018, Jakarta Convention
Center, 22-30 September 2018
f. Konstruksi Indonesia 2018, Jakarta Internasional Expo
Kemayoran Jakarta, 31 Oktober s.d. 2 November 2018
l. Pameran Pembangunan Infrastruktur Nasional 2018 (Hari
Bhakti PUPR), Gedung Sate Bandung Jawa Barat, 2 s.d. 4
November 2018
82
BAB IV PENUTUP
83
4.2. Hal-Hal Yang Perlu Menjadi Perhatian
84
j. Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi diharapkan dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai peraturan
perundangan yang berlaku dan dapat memberikan kesamaan
pandangan dan tujuan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya di
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
k. Diperlukan pemahaman dalam penulisan DUPAK agar dapat dinilai
dan dengan adanya SE diharapkan dapat menyamakan persepsi
antara Jafung dan Tim Penilai. Akan segera dilaksanakan kegiatan
sosialisasi Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi tentang
Petunjuk Teknis Perolehan dan Penilaian Angka Kredit Jabatan
Fungsional Pembina Jasa Konstruksi.
85
86
LAMPIRAN
87
Lampiran II. Foto-foto Kegiatan Strategis
Penyusunan SE Dirjen
Mengenai Integrasi Data
dan Informasi
88
Pameran Indonesia Building Technologi (Indobuildtech) Expo
2018 Mei 2018
RDP Kementerian
PUPR dengan
Komisi V DPR-RI
Penganugerahan
Apresiasi dari
Wapres untuk para
pendukung Asian
Games XVIII,
September 2018
89