Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH MATA KULIAH

SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Interaksi Sosial Antara Ketua OSIS SMAN 8 Surakarta Dengan Ketua
OSIS SMAN 6 Surakarta

Disusun Oleh:

Nama: Galang Al Farizy

Nim: G000220237

Dosen: Drs. Ma’arif M.Si

Jurusan Pendidikan Agama Islam


Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
202
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Karena kontak sosial adalah prasyarat utama untuk kegiatan sosial,
interaksi sosial adalah jenis proses sosial yang umum. Jika kontak sosial dan
komunikasi hadir dan berfungsi secara efektif, dua prasyarat untuk interaksi
sosial, interaksi sosial yang berhasil dapat dihasilkan. Untuk mencapai
tujuan bersama, orang atau kelompok pertama-tama harus memahami dan
menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan yang sama. Inilah inti dari
kontak sosial yang baik, yang berbentuk interaksi sosial asosiatif.
orang akan mencoba untuk terlibat dengan orang lain karena mereka
adalah makhluk sosial. Jarang, jika seorang manusia dapat bertahan hidup
sendirian tanpa bantuan orang lain atau tanpa bimbingan orang lain.
karenanya, hubungan sosial menjadi sangat penting; salah satu contohnya
adalah interaksi antar anggota OSIS.
Karena sebagian besar individu benar-benar hidup dan
menghabiskan waktu mereka dalam kelompok, organisasi OSIS sangat
penting untuk kehidupan kita sehari-hari dan meliputi masyarakat dan
lingkungan pendidikan. Organisasi mungkin tidak selalu berfungsi tanpa
cegukan, tetapi jika bakat manajemen dan teknis dipadukan dengan tepat
untuk membentuk tim yang kuat dan bekerja sama dengan baik, organisasi
itu setidaknya dapat mencapai tujuannya dengan cepat dan sukses.
Interaksi antara anggota OSIS dengan anggota OSIS lainnya sangat
diperlukan guna mengembangkan sarana dan prasarana dalam Organisasi
OSIS itu sendiri, salah satu contohnya adalah interaksi antara ketua OSIS
SMAN 8 Surakarta dengan ketua OSIS SMAN 6 Surakarta, dengan adanya
interaksi antar ketua OSIS ini mereka dapat bertukar pendapat guna
mengembangkan Organisasi OSIS yang ada dalam sekolah mereka itu
sendiri.
Selain untuk mengembangkan Organisasi OSIS yang terdapat dalam
sekolah mereka masing-masing, Interaksi antara ketua OSIS SMAN 8
Surakarta dengan SMAN 6 Surakarta dapat memudahkan mereka untuk
mengadakan event-event yang akan mereka adakan di sekolah mereka
nantinya karena dengan mereka berinteraksi mereka dapat bertukar pikiran
mengenai bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasarana yang
ada di sekolah mereka

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang membuat ketua OSIS SMAN 8 Surakarta berinteraksi dengan
ketua OSIS SMAN 6 Surakarta?

2
2. Apa tujuan dari Interaksi antara ketua OSIS SMAN 8 Surakarta dengan
SMAN 6 Surakarta?
3. Apa hasil dari Interaksi antara ketua OSIS SMAN 8 Surakarta dengan ketua
OSIS SMAN 6 Surakarta?

3. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahu tentang apa yang membuat ketua OSIS SMAN 8
Surakarta berinteraksi dengan ketua OSIS SMAN 6 Surakarta
2. Untuk mengetahui tujuan dari Interaksi antara ketua OSIS SMAN 8
Surakarta dengan ketua OSIS SMAN 6 Surakarta
3. Untuk mengetahui hasil dari Interaksi antara ketua OSIS SMAN 8
Surakarta dengan ketua OSIS SMAN 6 Surakarta

BAB II
Pembahasan
A. Alasan mengapa Ketua OSIS SMAN 8 Surakarta berinteraksi dengan
Ketua OSIS SMAN 6 Surakarta
Salah satu alasan mengapa Ketua OSIS SMAN 8 Surakarta
berinteraksi dengan Ketua OSIS SMAN 6 Surakarta adalah untuk menjalin
silaturahmi agar memperarat tali persaudaraan dan untuk menjalin hubungan
timbal balik agar terjalin Kerjasama diantara keduanya.
Dengan menjalin Kerjasama diantara keduanya mereka dapat saling
bertukar pendapat tentang bagaimana mereka mengatasi suatu masalah yang
ada pada organisasi mereka seperti bagaimana mereka mengerjakan event
mereka masing-masing di sekolah mereka, atau bagaimana cara mereka
mengadakan kegiatan sosial di lingkungan sekolah mereka seperti bakti sosial
untuk korban penanggulangan bencana dan lain sebagainya..
B. Tujuan dari Interaksi antara Ketua OSIS SMAN 8 Surakarta dengan
ketua OSIS SMAN 6 Surakarta
Pada dasarnya Interaksi Sosial bertujuan untuk menjalin hubungan
Kerjasama dan untuk mempererat hubungan persahabatan diantara keduanya ,
dengan adanya Interaksi Sosial mereka juga dapat membicarakan dan
merundingkan suatu masalah yang sedang mereka alami.
Dengan adanya Interaksi Sosial antara ketua OSIS SMAN 8
Surakarta dengan ketua OSIS SMAN 6 Surakarta mereka akan bekerja sama
untuk saling melakukan hubungan timbal balik yang menguntungkan kedua
belah pihak seperti saling bertukar ide tentang bagaimana agar organisasi
mereka bisa lebih berkembang.

3
Pada kasus ini tujuan dari Interaksi Sosial antara ketua OSIS
SMAN 8 Surakarta dengan Ketua OSIS SMAN 6 Surakarta adalah untuk
mendiskusikan tentang acara KREASO yang biasa diadakan satu tahun sekali
yang mengikut sertakan seluruh sekolah SMP dan SMA yang berada di
Surakarta.

C. Hasil dari Interaksi Sosial antara Ketua OSIS SMAN 8 Surakarta


dengan Ketua OSIS SMAN 6 Surakarta
Hasil dari Interaksi Sosial antara Ketua OSIS SMAN 8 Surakarta
dengan Ketua OSIS SMAN 6 Surakarta adalah terbentuknya kesepakatan antara
SMAN 8 Surakarta dengan SMAN 6 Surakarta mengenai jadwal tampil pentas
seni yang dimana SMAN 6 Surakarta akan tampil terlebih dahulu

4
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa


Interaksi Sosial antara Ketua OSIS SMAN 8 Surakarta dengan Ketua OSIS
SMAN 6 Surakarta mempengaruhi prestasi siswa. Interaksi Sosial yang
dilakukan oleh Ketua OSIS SMAN 8 Surakarta dengan Ketua OSIS SMAN
6 Surakarta adalah kegiatan yang positif, seperti semangat berprestasi,
kedisiplinan, kerja sama, saling menghargai, integritas, dan kreativitas dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi siswa. Di sisi lain, budaya sekolah yang
negatif, seperti bullying, diskriminasi, dan perilaku tidak etis, dapat
menurunkan motivasi dan prestasi siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut adalah beberapa saran untuk


meningkatkan pengaruh budaya sekolah terhadap prestasi siswa:

1. Membuat kebijakan sekolah yang mendukung budaya


sekolah yang positif, seperti kebijakan anti-bullying,
kebijakan penghargaan untuk prestasi akademik, dan
kebijakan penghormatan terhadap keragaman.
2. Mengedukasi guru dan staf sekolah untuk mengembangkan
perilaku yang positif dan memberikan perhatian khusus
terhadap perkembangan siswa secara individu.
3. Membuat lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman,
seperti ruang kelas yang bersih dan terorganisir, serta fasilitas
yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai