1. Masjid (Islam)
Gereja sebagai sebuah bangunan atau struktur dibangun dengan tujuan utama untuk
memfasilitasi pertemuan. Gereja juga memiliki fungsi sosial dan komunitas yang
berperan penting dalam membantu orang lain.
Kata gereja sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni “Ekklesia” yang berarti
perkumpulan atau orang-orang yang dipanggil keluar. Penggunaan salib pada bagian
luar bangunan menjadi ciri utama yang sangat khas dari sebuah gereja. Selain itu, gereja
tradisional biasanya memiliki sebuah kubah atau menara pada bagian atas bagunan.
Sedangkan pada gereja yang lebih modern biasanya memiliki variasi tata letak dan
arsitektur.
Sejarah gereja di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bangsa Belanda. Gereja
Protestan di Indonesia berkembang pesat dalam pengawasan dan tanggung jawab VOC
pada masa kolonial Belanda.
Bagi pemerintah Belanda, bangunan gereja pada masa itu sangatlah istimewa. Dapat
dikatakan bahwa jemaat Indonesia merupakan perwujudan jemaat Belanda dengan
ajaran Calvinis. Indonesia sendiri memiliki beberapa gereja Protestan bersejarah yang
cukup terkenal, yaitu:
5. Vihara (Buddha)
Secara umum, vihara sebagai tempat ibadah merupakan komplek yang terdiri
dari dhammasala, uposathagara, kuthi, dan bhavana sabha. Selain itu, bangunan vihara
biasanya memiliki gaya arsitektur khas Tiongkok yang telah berbaur dengan kearifan
lokal.
Selain berfungsi sebagai pusat keagamaan, vihara juga berfungsi sebagai pusat
pendidikan, pengembangan budaya, pengembangan sosial kemasyarakatan, dan tempat
pertemuan atau pelantikan organisasi Buddha. Berdoa, bermeditasi, dan membaca
parrita menjadi kegiatan yang kerap dilakukan di dalam vihara.
Kompleks vihara yang dikelilingi pagar memiliki beberapa relief dengan keunikannya.
Indonesia sendiri memiliki beberapa vihara tertua yang cukup terkenal, yaitu:
Vihara Talang,
Vihara Avalokitesvara,
Vihara Hok Tek Ceng Sin,
Vihara Dewi Welas Asih,
Vihara Hok Tek Bio, dan
Vihara Dharma Suci.
6. Kelenteng (Konghucu)
Selain menjadi tempat beribadah, kelenteng juga berfungsi sebagai simbol ajaran
kepercayaan, tempat sumber ajaran spiritual, pusat kegiatan sosial, pusat pembauran
kesenian, dan penanda sejarah perkembangan masyarakat Tionghoa. Secara umum,
kelenteng memiliki bangunan khas bergaya Tiongkok.
Kemunculan bangunan tua tempat pemujaan pada Konfusius di Pontianak menjadi awal
perkembangan agama Konghucu pada abad ke-17. Indonesia sendiri memiliki beberapa
kelenteng bersejarah yang cukup terkenal, yaitu: