KAJIAN PUSTAKA
2.1. Vihara
bahwa Vihara atau asrama pertama dalam sejarah Buddha terletak diatas tanah yang
dinamakan Isipatana Migadaya (taman rusa Isipatana), dekat kota Banarasi. Tempat
yang sangat indah ini mengandung makna sejarah yang sangat penting bagi umat
Pengertian Vihara seperti yang diuraikan oleh Suwarno (1999) dalam Yoyoh
(2008) bahwa pada awalnya pengertian Vihara sangat sederhana, yaitu pondok atau
tempat tinggal atau tempat penginapan para bhikku dan bhikkuni, samanera,
samaneri. Namun kini pengertian Vihara mulai berkembang, yaitu : Vihara adalah
kepercayaan dan tradisi agama Buddha, serta tempat umat awam melakukan ibadah
secara perseorangan maupun berkelompok. Di dalam Vihara terdapat satu atau lebih
tinggal para bhikku adalah goa-goa dibawah pohon, di kuburan, diatas bukit,
menginap. Setelah banyak orang yang mendengarkan ajaran Sang Buddha dan
berlindung kepada Sang Tri Ratna, mereka bermaksud untuk menyediakn tempat
tinggal bagi para bikkhu yang layak. Sang Buddha kemudian memperbolehkan umat
berada di Vihara.
Gagasan untuk membangun sebuah Vihara pertama kali dilakukan oleh Raja
ajaran Sang Buddha dan mencapai sottapati (tingkat kesucian pertama) maka beliau
memberikan persembahan kepada Sang Buddha dan para bhikku. Atas pemberian
Tempat tersebut tidak jauh, dekat dan ada jalan untuk lewat.
Ditempat tersebut ada bhikku yang lebih tua (senior) yang mempunyai
banyaknya penganut ajaran Sang Buddha, maka Vihara bukan hanya sebagai tempat
singgah para bhikku, tetapi juga digunakan oleh para upasaka dan upasika untuk
belajar Dhamma.
melakukan puja bhakti bersama-sama pada hari yang telah mereka tentukan. Selain
puja bakti umat juga mengadakan berbagai kegiatan lain yang sesuai dengan
singgah atau tempat tinggal bagi para bhikku dan sebagai sarana ibadah umat
Buddha. Sedangkan jika dilihat dari fungsi Vihara, adalah sebagai berikut :
berguna.
Buddha
tradisional Cina
merupakan suatu wadah toleransi antar umat Confucius, Buddhis dan Taois dalam
1. Aliran “Konghucu”
Khongcu. Nabi Khongcu adalah keluarga Raja Seng Thong dari dinasti Siang.
Agama Konghucu dalam istilah aslinya memiliki makna agama bagi yang lembut
hati, yang terbimbing dan yang terpelajar. Ajaran Konghucu mengacu pada filsafat
Konfusianisme.
2. Aliran “Buddha”
Agama Buddha berkembang dari tanah India, yaitu ditandai dengan kelahiran
untuk mencari kebenaran sejati bagi kebahagiaan alam semesta, yaitu dengan jalan
menjadi seorang pertapa dan berguru. Pangeran Shidartha mencapai apa yang ingin
sempurna, guru yang agung sekalian alam, umat manusia dan para Dewa.
3. Aliran “Taois”
Aliran Taois dibawa oleh seorang filsafat Tiongkok jaman kuno bernama Lao
Tse, yang oleh penganutnya dianggap sebagai Nabi dari Taois. Nabi Lao Tse dikenal
juga sebagai seorang yang mengajarkan tentang perhitungan alam, yaitu manusia
hidup selaras dengan alam. Didalam masyarakat Tionghoa dikenal pula dengan
istilah Hong Shui / Feng Shui, yaitu salah satu cara untuk menselaraskan alam
budaya tradisional Cina), yang membedakannya hanyalah aliran dan kegiatan yang
berlangsung didalamnya.
Menurut Khol (1984) dalam Tonny (1996) mengatakan bahwa ciri - ciri
vihara selain ditunjukkan dengan bangunan yang berarsitektur tradisional Cina, ada
10
tertentu.
d. Suasana ruangan tempat penyembahan berkesan religious dengan bau asap Hio
yang dibakar.
dewa-dewa yang disembah atau gambar lain yang mempunyai symbol / makna.
umumnya terdiri dari empat bagian, yaitu: halaman depan, ruang suci utama,
Yang pertama adalah halaman depan yang cukup luas. Halaman ini
digunakan untuk upacara keagamaan berlangsung. Lantai halaman depan ini kadang-
kadang dilapisi dengan ubin, tapi tidak jarang hanya berupa tanah yang diperkeras.
Menurut Lombard dan Salmon (1985) dalam Nandita (2008) bahwa pada umumnya,
pada bagian depan halaman terdapat satu atau sepasang patung Cina dan tempat
11
merupakan tempat tinggal para Dewa dalam kosmologi India. Pagoda yang sangat
tinggi memiliki area yang luas dan dilindungi pada bagian bawahnya. Di Cina,
pagoda memiliki dua tipe, yaitu tipe T’ing dan atap diatas atap (Kohl, 1984).
Yang kedua, adalah ruang suci utama, merupakan bagian utama dari sebuah
vihara. Ukuran besar dan kecilnya ruang suci utama ini berbeda pada setiap vihara.
12
serta menampung air hujan dari atap. Sebuah altar utama terdapat pada dinding
belakang ruang suci utama ini. Dewa utama terletak disini. Di depan altar paling
tidak terdapat sebuah meja . Kadang-kadang lebih dari satu. Sering juga diapit
kemudian setelah ’ruang suci utama berdiri’. Bahkan tidak jarang dibangun setelah
vihara berdiri selama bertahun-tahun. Hal Ini disebabkan karena adanya kebutuhan
untuk menyimpan peralatan yang sering digunakan pada upacara atau perayaan
keagamaan.
Konfusianisme :
mengajarkan tentang tata cara menjalani kehidupan dan bagaimana berfikir bijak.
tetapi merupakan ajaran yang mengajarkan tentang prinsip-prinsip hidup yang lebih
13
Pola penataan ruang yang seimbang dan simetris merupakan dasar tata letak
ruang yang dipengaruhi oleh factor serta dasar ajaran Confusius yang telah biasa
Taoisme :
kebenaran di luar pemahaman manusia dapat diperoleh dengan cara bersemadi atau
Pada ajaran Taoisme dikenal pula dengan istilah Hong Shui atau Feng Shui,
yaitu salah satu cara untuk menselaraskan alam dengan kehidupan manusia. Feng
shui adalah metode pengaturan tata letak bangunan yang berpedoman pada
keseimbangan lingkungan dan alam. Feng shui merupakan ilmu untuk menganalisa
sifat, bentuk, kondisi dan situasi bumi yang menjadi lokasi/tempat manusia berada.
(Dian, 1996).
pada lokasi (tapak), arah bangunan, ukuran dan bentuk lahan bangunan (Too, 1995).
Kondisi tanah :
Tanah yang terlalu datar dipercaya memiliki unsur negatif, maka untuk
positif. Oleh karena itu, bentuk tanah yang naik dan turun mewakili keseimbangan
14
1. Menghadap jalan : Suatu lokasi dimana terdapat garis lurus dan sudut yang
mengarah pada lokasi bangunan harus dihindari karena mengandung unsur Sha-Chi .
Sha-Chi (hawa pembunuh) bisa berupa garis lurus, sudut tajam, atau apapun yang
berbentuk simetri. Prinsip yang disetujui para ahli Feng Shui adalah orang harus
berusaha keras untuk menghindari lokasi yang menghadap ke jalan lurus, seperti
simpang T.
2. Menghadap saluran air, sungai dan kolam : Air melambangkan kekayaan dan
ruang. Aliran air yang deras atau menyembur sebaiknya dihindari karena akan
menghalangi datangnya Ch’I (energy positif). Sebaliknya aliran air yang tidak deras
dan seimbang akan menyebabkan Ch’I berkumpul dan menumpuk. Bangunan yang
dibangun didekat lokasi yang dipenuhi aliran air akan selalu makmur. Bangunan
yang menghadap lurus ataupun menghadap kearah kelokan sungai memiliki Feng
15
3. Menghadap benda alami dan buatan : Tempat yang mengandung benda alami atau
benda buatan yang langsung mengarah kearah bangunan sebaiknya dihindari, karena
4. Menghadap arah mata angin : Arah utara dihindari dan dianggap arah yang penuh
16
sebagai posisi yang dinamis dan penuh kekuatan, sedangkan arah barat
melambangkan tempat yang tenang dan penuh kekuatan. Idealnya, vihara dibangun
dan hidup (Lip, 1986). Posisi bangunan yang baik menghadap ke selatan, hal ini
didasarkan pada geografi Cina, yang dimana arah selatan merupakan sumber
kehangatan, karena merupakan jalan masuknya sinar matahari. Sedangkan arah utara
Untuk tujuan Feng Shui, tanah yang berbentuk segi empat atau bujur sangkar
adalah bentuk tanah terbaik. Pada umumnya bentuk lahan yang lebih beraturan dan
tanah yang dibangun memiliki sudut, maka sebaiknya bagian belakang bangunan
17
Ruang yang dipengaruhi oleh Feng Shui, yang selalu menguraikan suatu
penataan ruang dengan beberapa unsur yaitu adanya unsur tanah, api, air dan kayu
Untuk mencapai keselarasan ini biasanya pada bagian belakang rumah Cina
terdapat taman yang dilengkapi dengan sebuah kolam. Taman dan kolam
disimbolkan sebagai surga kecil (lengkap dengan unsur tanah, air, api, kayu, besi dan
udara) yang berfungsi untuk menetralisir unsur-unsur buruk atau jahat yang terbawa
Buddhisme :
Menurut Suzuki (2009) dalam Wayan (2014) bahwa agama Buddha ialah
agama dan falsafah yang berasaskan ajaran Sakyamuni. Dalam Agama Buddha ada
ritual dan juga tempat yang dianggap sakral yang dikenal dengan Vihara. Umat
Buddha menganggap tempat sakral (Vihara) sebagai pusat kegiatan keagamaan yang
dapat meningkatkan moral dan budi pekerti yang luhur dalam kehidupan beragama
18
adalah alat bantu visual yang membantu seseorang untuk mengenang Sang Buddha
dan sifat-sifat luhurnya yang mengilhami jutaan orang dari generasi ke generasi
sepanjang peradaban dunia. Umat Buddha menggunakan arca sebagai suatu lambang
(Dhammananda, 2004: 308-309). Arca Buddha ini pada umumnya banyak ditemukan
di vihara-vihara yang ada di Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
(Amitabha atau Amita, penunjuk jalan yang menuntut para pemngikutnya ke Surga
Barat), Yue Shifo (Buddha Tabib Utama), Dashizi Pusa (Mahastama, pendamping
Guan Yin (Dewi Welas Asih), Dizangwang (Dewa Neraka), Weituo (Viharapala,
Dewa pelindung Dharma Buddha dan Vihara Buddhis), Empat raja intan langit,
Boddhidharma (Werner,2008).
19
1. Memfokuskan pada bumi bukan langit, yang merupakan bentuk ideal dan
keharmonisan dalam masyarakat dimana langit bundar dan bumi persegi. Persegi
20
• Pintu dan jendela menjadi elemen penunjang yang penting dalam tatanan
permukaan bangunan.
2. Hirarki dan status : Dicirikan oleh jumlah courtyard, 1-3 courtyard (bangunan
4. Struktur dan konstruksi : Adanya rangka atap , kolom sebagai pendukung beban
jenis (Zhong,2012) :
• Bangunan rumah bata dengan ruang terbuka persegi di sebelah utara China
(siheyuan) (I)
Henan (II)
• Arsitektur dengan konstruksi kayu dan bata di sebelah barat dan barat daya
China(III)
21
• Arsitektur tanah liat dan kayu di Hakka (Fujian), Guangdong dan Jiangxi (V)
• Batu bata, kayu dan bangunan batu sepanjang selatan China (VI)
• Tipe bangunan yang memiliki halaman tengah atau dikenal dengan sebutan
• Gerbang yang berornamen menuju ke court yard yang disebut dengan chuihuamen (
• Pada tipe dasar hanya terdapat satu court yard, sedangkan jumlah court yard
22
23
• Terbagi atas dua geografi : Dataran landai (Jiangsu dan sebelah utara Zhejiang) dan
Tipikal Bangunan di Cina Bagian Barat dan Barat Daya (Western and South-
Western Cina)
24
25
• Banyaknya jian mulai dari satu, tiga dan lima. Jumlah jian yang genap dihindarkan
Menurut Tan (1981) dalam Titiek (tanpa tahun) bahwa peradaban Cina mulai
terbangun sejak 4000 hingga 5000 tahun yang lampau. Secara garis besar Wilayah
Cina terbagi atas Huabei ( China Utara) dan Huanan (China Selatan). Di Cina secara
umum terdapat Vihara Tao, Budha dan Konfusius. Di Beijing terdapat Vihara Budha
dan Vihara Tao, tetapi sangat sedikit ditemui Vihara Konfusius. Di Cina Utara dan
Cina Tengah terdapat pemisahan yang jelas antara Vihara Budha dan Vihara Tao.
pemujaan kepada Budha, Tao dan leluhur. Hal ini dikarenakan orang-orang Cina
26
Jenis Vihara Tao, Buddha dan Konfius (Konghucu) dibedakan berdasarkan kategori
penamaan (Wikipedia) :
1. Vihara Tao : Beberapa Dewa yang disembah pada Vihara Taoisme antara lain
Lao-Zi, Guang Gong, Toa Pekong dan lainnya. Tidak semua Dewa Tao yang dipuja
3. Vihara Konghucu : Beberapa Dewa yang disembah seperti Dewa Kong Hu Cu,
Hok Tek Ceng Sin (Dewa Bumi), Kwan Sheng Te Kun (Panglima Perang), dan
Karakteristik Arsitektur China yang perlu dibahas dan dikenali, seperti yang
27
# The Jian
Jian adalah unit dari organisasi ruang. Pengorganisasian ruang pada arsitektur
klasik Cina adalah sangat sederhana. Konsep dasarnya meliputi penggunaan Jian,
atau bay room, sebagai standar unit dan dapat dikembangkan atau dibuat secara
Jian adalah sebuah ruang persegi empat atau suatu ruang yang diberi
pembatas dinding atau hanya dibatasi oleh kolom sehingga secara psikologis juga
membentuk sebuah ruang. Jian juga dapat ditambahkan untuk membentuk suatu
ruang (hall) atau ting dengan menggunakan unit standar sepanjang sumbu
untuk membentuk suatu kelompok bangunan bahkan sebuah kota. Kadang - kadang
28
kombinasi bangunan yang berbeda. Konsep Jian adalah sebuah konsep orisinal yang
Pada umumnya unit Jian disusun pada kelipatan ganjil dan bertujuan untuk
longitudinal. Aksis/sumbu yang seringkali hadir pada sebuah Jian adalah 3X6 meter,
tetapi setelah Dinasti Tang standard bentang ini diperluas. Ruang –ruang pada
bangunan penting seperti istana dan kuil menggunakan bentang 5 sampai 10 meter
Disini dapat dilihat bahwa organisasi ruang arsitektur Cina berasal dari
sebuah sel (bagian terkecil) kemudian menjadi kelompok atau mikro kosmos menjadi
Konsep organisasi ruang ini dapat diterapkan baik pada bangunan pribadi
ataupun bangunan publik dengan membuat variasi pada hall, courtyard, jumlah unit
ruang atau bentuk dan dekorasi. Jian dapat digunakan untuk berbagai maksud.
29
sembahyang, dan lain-lain. Walaupun dua hall terpisah dan masing-masing berdiri
sendiri, kedua hall tersebut selalu dihubungkan dengan serambi beratap atau jalur
# Axial planning
Karakteristik berikut dari arsitektur Cina klasik adalah bentuk struktur yang
simetri dan orthogonal. Hal ini merupakan sumber dari kosmologi Cina. Pada
Arsitektur Cina hall dan courtyard ditempatkan sepanjang suatu axis longitudinal
yang pada akhirnya dianggap sebagai ruang utama dalam komposisi secara
1). Sumbu longitudinal adalah sumbu utama sedangkan sumbu horizontal adalah
sumbu sekunder.
2). Ada kalanya dalam suatu komposisi hanya ada satu sumbu atau tidak ada sumbu
sama sekali.
30
Arsitektur Cina:
1). Menempatkan ruang utama pada pusat axis utama dan ruang-ruang lainnya
ditempatkan pada sisi kiri dan kanan atau depan belakang dari susunan keseluruhan.
2). Yang kedua disebut susunan bangunan pusat/utama (Central Building Layout).
pada perpotongan dua sumbu tersebut dan bangunan tersebut dikelilingi dengan
ruang-ruang yang kecil, serambi dan bangunan-bangunan lain pada semua sudut.
Dengan demikian maka akan terjadi sebuah kompleks bangunan yang simetris secara
3). Susunan ketiga digunakan pada kelompok bangunan yang lebih luas. Susunan ini
adalah pola pengembangan kelompok bangunan dengan tiga cara, antara lain:
31
tidak efisien untuk memenuhi fungsinya, maka sumbu bangunan diperpanjang agar
Pada pola ini penambahan ruang dilakukan dengan menambahkan axis atau sumbu
Pada tipe ini pengembangan terjadi pada dua sumbu vertikal dan horizontal. Bentuk
arsitektur Barat. Pada arsitektur Cina apabila seseorang memasuki ruang utama dan
melangkah menuju courtyard, sebagai ruang transisi, akan terlihat bahwa kompleks
bangunan secara keseluruhan disusun berdasarkan permainan ruang solid & void
(ruang massif dan ruang yang berlubang). Axis diterjemahkan sebagai menjadi
sebuah jalur sirkulasi (path) sedangkan courtyard pada arsitektur Cina adalah
digunakan pada setiap bangunan, mulai dari kompleks istana, tempat beribadah
32
Menurut Yao yi (tanpa tahun) dalam Naniek (2004) bahwa hal-hal pokok
yang perlu dibahas dalam arsitektur bangunan Cina adalah sebagai berikut:
- Ragam Hias
terletak pada tata ruang dalam yang dikenal dengan istilah “inner court” atau
Semua bangunan yang berlantai satu besar atau kecil akan direncanakan atau
dibangun dengan aturan-aturan tertentu di sekeliling courtyard. Hal ini sesuai dengan
pandangan hidup masyarakat Cina “dekat dengan tanah/bumi” (close to the earth)
atau apabila manusia dekat dengan tanah atau bumi maka kesehatannya terjamin.
penting selalu ditempatkan di daerah yang paling utama yang merupakan bagian
terakhir dari tapak. Ukuran dan tinggi bangunan di sekelilingnya ditentukan setelah
bangunan utama. Courtyard, sebagai fokus dan pusat dari seluruh kegiatan yang ada
33
cenderung simetris dengan courtyard yang berulang dan bertahap. Hal ini juga
menunjukkan bahwa makin tinggi bangunan (ruang), maka semakin penting artinya
34
ruang yang dipengaruhi oleh dasar pemikiran ajaran filsuf Confusius yang telah biasa
Langgam dan gaya bangunan berarsitektur Cina dapat dijumpai pada bagian
atap bangunan yang umumnya dilengkungkan dengan cara ditonjolkan agak besar
pada bagian ujung atapnya yang disebabkan oleh struktur kayu dan juga pada
pembentukkan atap sopi-sopi. Selain bentukan atapnya juga ada unsur tambahan
dekorasi dengan ukiran atau lukisan binatang atau bunga pada bubungannya sebagai
komponen bangunan yang memberikan ciri khas menjadi suatu gaya atau langgam
tersendiri.
(1). Atap Pelana dengan struktur penopang atap gantung atau Overhanging gable
(2). Atap pelana dengan dinding sopi-sopi atau Flush gable roof (Ngang Shan)
(3). Atap perisai (membuat sudut) atau Hip roof (Wu Tien)
(4). Gabungan atap pelana dan perisai atau Gable and hip roofs (Hsuan Shan dan
Ngang Shan)
35
1. Atap lurus satu tingkatan : Jenis atap yang hanya memiliki satu tingkatan. Atap ini
adalah jenis yang paling ekonomis dan paling lazim dalam Arsitektur Cina biasa.
2. Atap bertingkat : Jenis atap dengan dua atau lebih tingkatan. Atap ini digunakan
dalam kelas konstruksi yang lebih tinggi. Biasanya digunakan untuk rumah tinggal
3. Atap dengan lengkungan : Jenis atap dengan lengkungan yang naik/meninggi pada
bagian sudut atap. Jenis konstruksi atap ini biasanya digunakan untuk bangunan kuil
ataupun istana. Pada bagian atas atap biasanya dihiasi dengan patung-patung keramik
(Wikipedia).
36
dan konstruksinya, contohnya yaitu lengkungan atap yang menonjol sebagai suatu
akibat dari system struktur rangka yang umumnya terbuat dari kayu. Ukir-ukiran
serta konstruksi kayu sebagai bagian dari struktur bangunan pada arsitektur
Tionghoa, dapat dilihat sebagai ciri khas pada bangunan Tionghoa. Detail-detail
konstruktif seperti penyangga atap, atau pertemuan antara kolom dan balok, bahkan
Ornamen merupakan salah satu bentuk ekspresi kreatif manusia zaman dulu.
Ornamen dipakai untuk mendekorasi badan, dipahat pada kayu, pada tembikar-
tembikar, hiasan pada baju, alat-alat perang, bangunan, serta benda bangunan seni
lainnya. Jenis maupun peletakan ornamen vihara pada umumnya sudah ditentukan
sesuai dengan maknanya. Seperti bagian atas altar terkadang digantungkan panji-
panji pujian bagi dewa yang bersangkutan, di sisi kanan kiri digantungkan
papan/kain bertuliskan puji-pujian. Di depan altar biasanya ditutup oleh secarik kain
sutra merah yang disulam aneka pola misalnya: naga, delapan Hyang Abadi, burung
yang dikombinasikan dengan binatang seperti kijang, kilin, burung bangau dan
kelelawar. Kelelawar bagi orang Tionghoa melambangkan rejeki atau berkah karena
kelelawar dalam bahasa Tionghoa dialek Hokkian adalah Hok yang berarti rejeki.
Gambar-gambar lambang Pat Sian juga terdapat diantara lukisan bunga dan
37
kemakmuran. Dewa-dewa dari Pat Sian juga diang-gap pelindung berbagai profesi,
dijumpai lukisan dewa-dewa atau cerita bergambar pendek seperti: cerita Sam Kok,
Di atas atap selalu ditempatkan sepasang naga yang dibentuk dari pecahan
porselin dalam kedudukan saling berhadapan untuk berebut sebuah mutiara alam
semesta menyala, lambang matahari (Cu). Pada bagian atap bangunan yang lain
kadang dihiasi sepasang naga mengapit Houw Lo, yaitu buah labu yang telah kering
sebagai tempat air/arak. Houw Lou tidak dapat dipisahkan dari bekal para dewa,
sehingga dianggap punya kekuatan gaib untuk menjaga keseimbangan Hong Shui
melambangkan kekuatan, keadilan, dan penjaga burung suci. Naga adalah hasil
paduan khayalan dari berbagai hewan seperti: berkepala unta, bermata kelinci,
berbadan ular, bertanduk rusa, berpaha harimau, bercakar rajawali, bersisik ikan.
Selain itu hiasan naga kadang digantikan oleh sepasang ikan naga di atas atap
tersebut. Ikan ini berkepala dengan bentuk Liong yang melambangkan keberhasilan
Ornamen pada tiang dan balok penyangga sering berupa dewa, panglima
perang, tumbuh-tumbuhan, bunga, gajah, kilin, naga, dan lain-lain. Gajah biasa-nya
digunakan untuk melambangkan roh para dewa binatang. Tubuhnya tampak berat
tapi belalainya lincah dan kecil berwatak ramah, lambang kekuatan. Ragam hias
38
pinggiran atap dan tiang adalah bunga botan, bambu, anggrek, dan seruni yang mana
Mayang,dkk.2008)
elemen dari detail estetika setiap bangunan. Ukir-ukiran kayu umumnya dapat
dijumpai pada struktur konstruksi struktur penopang atap, balustrade tangga, pagar
balkon, bagian dari kusen pintu jendela, konsolkonsol tembok atau kayu, juga pada
Dekorasi ragam hias sebagai detail ornamen dijumpai pula pada dinding
tembok, plafond dan kolom. Juga sering dijumpai kaligrafi pada dinding diatas pintu,
selain gambar-gambar dari ragam hias yang umumnya digambarkan dalam bentuk
barong/chilin, burung phoenix, singa dan lain-lain), binatang (ikan, bangau, rusa,
gajah dan lain-lain). Unsur dekorasi atau detail estetika umumnya mempunyai
makna atau symbol terutama pada bangunan-bangunan yang masih asli dipengaruhi
umumnya pada dinding, atap, pilar, dan elemen interior lainnya sesuai dengan sifat
dan maknanya. Secara umum jenis ornamen yang biasa digunakan di Vihara dibagi
menjadi tiga, yaitu ornamen hewan, tumbuhan dan manusia. Selain ketiga hal
Ornamen hewan, antara lain Naga, Phoenix/ Burung Api, Kura-kura, Singa
(Ciok Say), Rusa, Kelelawar, Bangau, Chi Lin, dan sebagainya. Setiap ornamen
39
kebudayaan Cina.”Naga merupakan makhluk yang tertinggi dan raja segala binatang
di alam semesta”. Memiliki bagian tubuh yang menunjukkan dapat hidup di tiga
alam, yaitu kepala seperti buaya, badan seperti ular (bersisik dan berkelok-kelok),
lengan dan cakar seperti burung. Naga melambangkan penolak roh jahat, menjaga
dan melimpahkan kebahagiaan Ornamen ini biasanya banyak dipakai pada atap,
Naga :
pendirian teguh, keberanian dan daya tahan. Makhluk ini menunjukkan semangat
40
Lillian Too,1995:150).
Beberapa macam naga pada tradisi Cina adalah (1) Naga surga yang paling
sempurna Tian Lung, yang menjaga dan melindungi tempat tinggal Dewa sehingga
terhindar dari bahaya; (2) Naga Shen Lung yang dipercaya mampu mendatangkan
angin dan hujan; (3) Ti Lung, naga bumi yg membantu aliran air sungai; (4) Fu tsang
Lung, naga yang selalu memantau dan dipercaya sebagai sumber kekayaan; (5) Lung
sebagai naga yang paling kuat dan tinggal di awan-awan; (6) Li, naga yang hidup
dalam lautan; (7) Chiao naga yang hidup di rawa-rawa dan bersarang di gunung,
ukurannya lebih kecil, panjangnya sekitar 13 kaki. Aplikasi Lung sebagai simbol
yang populer pada budaya Cina adalah (1) P’u lao diukirkan pada bagian atas dari
bel dan gong; (2) Ch’iu niu, diukir pada alat musik agar bunyi yang dihasilkan enak
didengar; (3) Pa-hsia, diukirkan pada bagian bawah monumen batu; (4) Chao-feng,
ornamen pada tepi atap, gambaran dari lung yang melindungi terhadap bahaya; (5)
Chih-wen, diukir pada balok penyangga jembatan dan pada atap rumah, untuk
menjauhkan dari kebakaran; (6) Suan-ni, diukirkan pada tahta singgasana Budha; (7)
Yai tzu, diukir pada pedang pembunuh; (8) Pi-kan, diukir pada gerbang rumah
tahanan, sebagai kekuatan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Ragam hias
naga banyak dijumpai pada bagian tiang pilar penyangga bangunan (Tatt, 1993).
41
Singa :
menyerupai anjing Pekingese. Singa merupakan salah satu simbol hewan yang
banyak dijumpai pada klenteng. Simbol ini biasa diletakkan pada sisi kanan-kiri
pintu masuk utama sebuah bangunan dan dipercaya dapat menjaga bangunan tersebut
dari marabahaya. Simbol singa yang banyak dijumpai dalam bentuk karya tiga
dimensi, digambarkan dalam posisi duduk sambil memegang bola. Bola merupakan
lambang matahari sebagai simbol dari Yin Yang. Pada simbol ini, singa jantan
digambarkan sedang bermain dengan bola, sedang singa betina digambarkan duduk
sambil menjaga anak singa. Simbol ini memiliki makna yang sama dengan simbol
naga yang memegang mutiara dan terbang di awan-awan. Simbol ini melambangkan
keberuntungan, berkat serta dipercaya dapat melindungi dari hal-hal yang buruk
(Tatt,1993).
Singa adalah lambang energy dan keberanian. Singa batu sering diletakkan
penghuni dan tempat umum, terutama dari setan dan roh jahat. Dalam Budhisme,
42
tarian singa disertai music yang keras. Singa dipercaya dapat menakuti roh jahat dan
Kelelawar :
rupa yang penuh ornamen sehingga mirip sekali dengan seekor kupu-kupu. Sayapnya
kekayaan, kesehatan, cinta kebajikan, dan kematian alami. Semua ini dianggap nasib
yang paling diharapkan semua orang. Dalam bahasa Tiongkok kelelawar disebut fu,
kepercayaan ini terletak pada kata Cina untuk kelelawar, yaitu “Fu” yang kedengaran
seperti kata “kebahagiaan”. Bila akan digunakan sebagai lambang untuk nasib baik,
kelelawar sering dicat warna merah, warna untuk kegembiraan. Kelelawar sering
43
berkat, yaitu panjang umur. Kemakmuran, kesehatan, kbajikan dan kematian alami
(Lillian Too,1995:153).
Kili :
berkat. Unicorn dalam kebudayaan Cina, memiliki tubuh mirip rusa jantan, kuku
kuda, dahi serigala, dan satu tanduk pada dahinya (pada unicorn jantan). Unicorn
betina tidak memiliki tanduk. Unicorn jantan disebut chi, dan Unicorn betina disebut
li sehingga dikombinasikan menjadi kili dan merupakan simbol hewan yang identik
dengan kemurahan hati. Mahluk ini digambarkan memiliki beberapa warna kulit
sebagai simbol dari warna-warna kekaisaran, yaitu merah, kuning, biru, putih dan
hitam. Kili dapat berjalan di atas air dan memiliki suara indah seperti phoenix.
Mahluk ini merupakan binatang tunggal, hasil alam imajinasi manusia. Biasanya
unicorn digambarkan dengan latar belakang api atau awan-awan. Dewi kesuburan
44
kedudukan tertinggi pada militer. Nilai-nilai yang terkandung pada simbol ini adalah
tiap aspek kehidupan dan semua kebaikan pada hewan mamalia. Unocorn
diaplikasikan pada meja altar, dimana meja altar merupakan salah satu fasilitas
Kili dianggap sebagai kuda naga, dikatakan bersifat halus, bertikad baik dan
dermawan terhadap semua makhluk hidup.. Ornamen kili / unicorn sering diterapkan
pada beberapa furniture, seperti meja, lukisan dan terkadang sebagai arca. (Lillian
Too,1995:152).
Harimau :
Cina dan merupakan simbol alami dari keagungan, kemuliaan, keberanian dan
letak pintu depan sebuah bangunan. Apabila pintu berada di sebelah timur, maka
45
meng-hadap ke barat, ini berarti akan ada marabahaya yang mengintai rumah
Gambar harimau yang diletakkan pada dinding dan pintu dipercaya mampu mengusir
roh jahat. Terkadang harimau diletakkan sebagai elemen dekoratif. Harimau identik
dengan kejayaan masa panen dan dipercaya dapat mengusir roh jahat yang
pelindung anak-anak. Para orang tua percaya harimau mampu melindungi anak-anak
mereka dari roh jahat. Mereka juga berharap bahwa anak-anak mereka dapat tumbuh
sekuat harimau. Harimau memiliki kedudukan tertinggi diantara hewan lainnya.. Roh
Harimau yang terkenal yaitu Lin chun, dengan jimatnya yang mampu memberikan
manusia yang berdosa dan patut dihukum , menurut perintah dewa-dewi (Tatt, 1993).
46
Kuda merupakan salah satu zodiac yang penting dalam astrologi Tiongkok.
Kuda merupakan simbol dari kecepatan, keberanian, kekuatan dan juga mere-
presentasikan kalangan menengah keatas. Sering kali makhluk ini digunakan sebagai
elemen dekorasi. Makhluk anggun yang dianggap perkasa ini juga melambangkan
kegoyahan dalam hidup. Dalam kepercayaan orang Tionghoa, kuda juga merupakan
mahluk yang melambangkan jalan dari sebuah kehidupan lama ke sebuah kehidupan
Kuda merupakan salah satu dari Tujuh Kakayaan Budhisme. Binatang ini
melambangkan kecepatan dan ketekunan. Meskipun bukan hewan langit, tapi kuda
Too,1995:154).
Burung Bangau :
Tionghoa selain burung phoenix. Burung ini adalah lambang umum dari panjang
umur dan seringkali digambarkan dibawah pohon pinus, sebagai simbol kehidupan.
47
yaitu bangau hitam, kuning, putih dan biru, di mana bangau hitam yang paling
panjang umurnya. Bangau dipercaya dapat hidup hingga 600 tahun dan saat
menjejaki usia tersebut, mahluk ini tidak lagi makan dan hanya minum air. Manusia
telah berulang kali berubah menjadi bangau untuk melambangkan panjang umur
salah satu makhluk yang mampu hidup lama. Sebenarnya burung bangau adalah
salah satu dari lambang yang paling umum dan popular atas panjang umur (Lillian
Too,1995:154).
Menurut Lillian Too dalam bukunya “Feng Shui” bahwa ornamen tumbuhan
juga memiliki jenis yang cukup banyak, antara lain Bunga Teratai yang biasa dipakai
sebagai lambang kesucian dan kesuburan, karena sesuai dengan warnanya yaitu
putih. Jenis tumbuhan yang lain adalah Bunga Seruni, Botan, dan Plum, ornamen ini
kehidupan, ornamen ini biasanya digunakan pada dinding ,partisi dan untuk dekorasi.
48
penolakan dari hal-hal tidak diinginkan. Pohon Bambu, Cemara digunakan untuk
Jenis ornamen manusia yang biasa digunakan antara lain Men Sin, yaitu
sepasang perwira penjaga pintu masuk bernama Cin Siok Poo/Perwira Muka Putih di
daun pintu kiri, dan Oei Tie Kiong/Perwira Muka Hitam di daun pintu kanan; Pat
Sian merupakan delapan dewa dalam kisah Tang Yu (kisah perjalanan ke Timur)
biasanya dipakai pada meja altar atau lukisan di dinding. Selain hal tersebut ada pula
cuplikan Kisah Sam kok tentang tiga negara yang berperang. Cuplikan kisah ini
biasanya dijadikan sebagai ornamen yang diletakkan di dinding. Dan cuplikan Kisah
49
1. Boddhisatva Maitreya
penerus Buddha Gautama di masa yang akan datang. Dikenal akan kebajikannya.
50
yang disebut Pu Tai He Sang atau Bhiksu Berkantong Kain. Legenda mengatakan
bahwa bhiksu ini sering berkelana membawa kantong kain pada permulaan abad ke-
10. Dia juga dijulukiBuddha Ketawa, Buddha Mi Le, atau Ju Lai Fo (Buddha yang
akan datang).
Asia Timur dikenal dengan nama Kwan Im. Kwan Im sebagai seorang Bodhisatva
51
7. Kwan Im Duduk Bersila Membawa Botol Suci & Dahan Yang Liu;
kemudian menjadi Buddha (secara harfiah: orang yang telah mencapai Penerangan
Sempurna). Dia juga dikenal sebagai Boddhisatva Shakyamuni ('orang bijak dari
kaum Sakya'). Siddhartha Gautama adalah guru spiritual dari wilayah timur laut
52
Guan Yu adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Guan Yu
dikenal juga sebagai Kwan Kong, Guan Gong, atau Kwan Ie, dilahirkan di kabupaten
senjatanya adalah guan dao bernama "Blue Dragon Spike" atau "Green Dragon
Halbred".
5. Boddhisatva Ksitigarbha
53
jiwa manusia yang terjatuh dalam alam neraka. Dalam wihara Mahayani biasanya ia
cahaya mengelilingi kepalanya, ia membawa tongkat pembuka pintu alam neraka dan
alam neraka.
Simbol-Simbol Religi dan geometri yang biasa digunakan adalah Yin dan
Yang dan Pakua (Bagua). Yin dan Yang merupakan simbol yang dipakai dalam
dihubungkan dengan bulan (kegelapan, air, dan prinsip feminin) sedangkan Yang
dapat dicapai apabila keduanya dalam keadaan yang seimbang. Sedangkan Pakua
yang biasa disebut juga dengan trigrams karena terdiri dari tiga garis pada kedelapan
sisinya. Tiap garis mewakili tingkat kenyataan yang berbeda, garis terluar (atas)
menunjukkan aspek fisik, garis di tengah mengarah pada isi pokok atau tingkat
54
spiritual. Simbol ini merupakan perwakilan tenaga atau kekuatan dari yin dan yang.
dinding ataupun partisi sebagai celah untuk pencahayaan dan pengudaraan (Lingyu,
2001).
yang paling disucikan dan merupakan contoh nyata tentang sebuah simbol religious.
Kata Swastika terdiri dari kata Su yang berarti baik, kata Asti yang
berarti adalah dan akhiran Ka yang membentuk kata sifat menjadi kata benda.
Sehingga lambang Swastika merupakan bentuk simbol atau gambar dari terapan kata
55
berarti mengandung hal - hal yang bersifat atau mengandung kebaikan. sedangkan
bila berlawanan dengan arah jarum jam maka merupakan suatu bentuk kejelekan
(Wikipedia).
Delapan. Jalan Utama Berunsur Delapan (bahasa Pali: Ariyo aṭ ṭ haṅ giko
mencapai pencerahan.
sebuah jalan tua yang dilalui dan diteladani olah para buddha sebelumnya. Jalan
1. Jenis : Naga
monumen batu.
2. Jenis : Singa
56
3. Jenis : Kelelawar
kebijaksanaan.
5. Jenis : Harimau
6. Jenis : Kuda
atas.
57
Perletakan : Dinding, partisi, pintu dan elemen dekorasi, balok penyangga, pilar
mencapai pencerahan.
58