Anda di halaman 1dari 6

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN

2010812110010 FRANSISKUS KELVIN SIMANTO

Setiap konstruksi bangunan tentu menggunakan bahan-bahan bangunan yang


membantu agar bangunan yang dibangun dapat bertahan lama, kokoh, dan kuat. Hal ini sesuai
dengan konsep yang dikemukakan oleh Vitruvius mengenai tiga pilar arsitektur yaitu bangunan
yang ideal harus memuat fungsi, struktur, dan estetika. Bangunan yang baik tentu harus
memiliki strruktur yang baik pula dan hal ini didukung oleh teknologi bahan bangunan yang
semakin berkembang setiap zaman. Pada masa modern saat ini, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat sangat memengaruhi bahan bangunan yang
digunakan pada bangunan, bahkan saat ini sudah banyak inovasi-inovasi yang membuat bahan
bangunan yang digunakan dapat bersahabat dengan lingkungan atau eco friendly. Beberapa
dari inovasi yang sedang berkembang saat ini yaitu mass timber, self healing materials, batu
bata penyaring udara, strand rods, keramik pendingin pasif, bahkan sampah.

1. Mass Timber
Mass timber adalah panel kayu padat yang direkayasa untuk kekuatan melalui laminasi
berbagai lapisan dengan ukuran yang bervariasi mulai dari 20 meter sampai 2.4 meter
yang tahan api dan hamper sama dengan beton. Bahan bangunan ini mulai popular
digunakan terutama di kota-kota di Amerika. Penggunaan mass timber adalah salah satu
inovasi teknologi bahan bangunan yang memenuhi syarat pembangunan di masa
sekarang dimana bangunan harus juga memerhatikan keseimbangan lingkungan. Kayu
yang digunakan pun juga suistainable sehingga dapat membuat bangunan menjadi
tahan lama dan kokoh. Material ini dapat diaplikasikan pada bangunan bertingkat
bahkan pada bangunan bertingkat di atas 2 lantai.

Contoh bangunan bertingkat berbahan mass timber.

https://i0.wp.com/warstek.com/wp-content/uploads/2018/09/30102-preview_low_2207-
1_30102_sc_v2com-e1481575497200-300x242.jpg
2. Self Healing Material
Self healing material jika diartikan menjadi material yang dapat memperbaiki dirinya
sendiri merupakan jenis material yang dikembangkan oleh para ilmuan khususnya pada
material semen. Pada bangunan beton biasa, keretakan pada dinding beton merupakan
hal yang dapat membuat masalah karena dapat mengakibatkan masuknya air saat hujan,
dan jika keretakan parah dapat membuat dinding beton menjadi hancur, namun semen
yang dikembangkan ini dapat menutup kembali keretakan yang terjadi dengan
sendirinya. Para ilmuan mengembangkan material ini dengan metode mikrokapsul dan
mikrovaskular dimana terdapat perbedaan di antara keduanya.
Pada metode mikrokapsul, bakteri agen perbaikan dimasukan ke kapsul mikro dan
dicampur ke material. Ketika terjadi keretakan pada beton yang menggunakan material
tersebut dan jika terkena air, maka kapsul akan pecah dan mengeluarkan bakteri
perbaikan dan akan menutup sendiri keretakan tersebut.

Reaksi yang terjadi pada beton dengan material mikrokapsul


www.bbc.com/news/science-environment-19781862
Sedangkan pada metode mikrovaskular, prinsip yang digunakan sama dengan
peredaran darah pada manusia. Pada metode ini, bakteri ditempatkan di dalam
reservoir-reservoir bertekanan (pressured reservoirs) yang dilengkapi hollow
fiber yang bertindak seperti pembuluh darah. Saat kerusakan terjadi bakteri akan
mengisi bagian yang retak akibat adanya perbedaan tekanan antara resevoir dan retakan
(sama prinsipnya dengan darah yang memancar).
Reaksi yang terjadi pada metode mikrovaskular
www.bbc.com/news/science-environment-19781862
Penggunaaan material dengan teknologi bahan bangunan ini sangat cocok diaplikasikan
pada bangunan yang dirancang dalam jangka waktu yang lama karena perawatannya
yang tidak terlalu mahal meskipun biaya pembelian bahan ini jauh lebih tinggi daripada
beton biasa.
3. Batu Bata Penyaring Udara
Batu bata penyaring udara atau air cleaning bricks merupakan inovasi yang
dikembangkan oleh Carmen Trudell yang memanfaatkan batu bata di bagian luar
gedung untuk menyaring partikel yang lebih berat di udara. Sistem kerja material ini
adalah udara masuk ke bagian saringan siklon internal batu bata kemudian memisahkan
partikel yang berat ke penampung yang berada di dasar dinding. Udara bersih kemudian
masuk ke dalam gedung. Perawatan dari material ini dengan melepas dan
mengosongkan penampung secara berkala. Dari pengujian yang dilakukan Trudell,
material ini dapat menghilangkan sepertiga dari partikel halus dan serratus persen
partikel berat. Kelebihan dari material ini adalah biaya yang relatif lebih murah dan
juga perawatannya yang mudah sehingga dapat diaplikasikan pada bangunan-bangunan
yang berada di kota-kota besar dan daerah dengan tingkat polusi udara yang cukup
tinggi.
Sistem kerja material batu bata penyaring udara
https://www.archdaily.com/771767/this-innovative-brick-sucks-pollution-from-the-air-like-
a-vacuum-cleaner
4. Strand Rods
Strand rods adalah material serat karbon yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang
bernama Komatsu Seiren Fabric Laboratory sebagai bahan struktural yang dikenal
dengan nama CABKOMA Strand Rod yang memiliki fungsi sebagai penguat
bangunan terutama pada daerah rawan gempa. Material ini dilapisi oleh serat sintetik
dan serat anorganik yang diperkuat dengan thermoplastic resin, yang kemudian
disatukan dengan menggunakan teknik braiding dengan menyatukan helai-helai tipis
serat karbon menjadi lebih kuat dan fleksibel sehingga cocok untuk menjadi material
structural. Posisi tiap untaiannya dirancang secara presisi dengan menggunakan
komputer agar dapat menahan gaya angin dan seismik secara horizontal. Selain itu,
karena bentuknya yang estetis, material ini tidak hanya dapat digunakan untuk
pemakaian eksterior, namun juga digunakan untuk kebutuhan interior seperti instalasi
lampu. Material ini masih terus dikembangkan oleh perusahaan dan belum
diperdagangkan secara komersial. Material ini sangat cocok diterapkan di Indonesia
mengingat wilayahnya yang berupa kepulauan dan sering terjadi gempa.
Penerapan strand rods pada bangunan kantor Komatsu Seiren Fabric Laboratory
http://www.majalahsketsa.com/sketsas-perspective/cabkoma-strand-rod-serat-karbon-
tahan-gempa
5. Keramik Pendingin Pasif
Metode ini sudah digunakan selama berabad-abad namun sebagian besar kurang efektif
dan sudah tergantikan dengan penggunaan AC. Material ini dikembangkan oleh siswa-
siswa di Institute for Advanced Architecture of Catalonia’s Digital Matter Intelligent
Constructions dengan menggunakan bahan yang berbeda dari metode sebelumnya
dengan menggunakan campuran tanah liat dan hydrogel yang dapat mendinginkan
bangunan dengan prinsip yang sama pada kulit manusia. Material ini terbukti dapat
menghasilkan penurunan suhu hingga 6,4 derajat celcius dalam waktu 20 menit.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan penggunaan AC dapat berkurang sehingga
tingkat polusi udara juga akan berkurang.

Komposisi keramik pendingin pasif


https://www.archdaily.com/590348/iaac-students-
develop-a-passive-cooling-system-from-hydrogel-
and-ceramic
6. Sampah
Sampah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peradaban manusia, setiap hari
manusia selalu menyisakan sampah. Untuk menekan angka pencemaran, para arsitek
ada yang tertarik untuk menggunakan bahan sampah daur ulang sebagai material
utama bangunannya seperti besi tua, botol plastic, botol kaca, dan lain-lain.
Salah satu bangunan dengan material sampah yang terkenal di Indonesia adalah
bangunan karya Ridwan Kamil, dimana beliau menggunakan botol kaca yang beliau
kumpulkan selama dua tahun dan mendapatkan penghargaan Green Design Award
2009 oleh BCI Asia.
Penggunaan material sampah menjadi tantangan tersendiri bagi arsitek dimana
seorang arsitek harus mampu menyesuaikan kekuatan bahan sampah yang ia pilih
agar sesuai dengan konstruksi bangunan yang dibuatnya. Hal ini juga sebagai upaya
pengurangan sampah dan pemanfaatan sampah sebagai bagian dari penyelamatan
lingkungan hidup.

Bangunan dengan material botol kaca karya Ridwan Kamil

http://furnizing.com/article/rumah-botol-di-bandung-karya-ridwan-kamil

Anda mungkin juga menyukai