Anda di halaman 1dari 1

ADAPTASI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

2010812110010 FRANSISKUS KELVIN SIMANTO

A. SISTEM BUDAYA DAN WUJUD BUDAYA


Sistem budaya terdiri dari tujuh, yaitu sistem teknologi, sistem ekonomi, sistem religi, sistem kesenian, sistem Bahasa, sistem pengetahuan,
dan sistem organisasi masyarakat. Sedangkan wujud budaya terdiri dari tiga, yaitu ide, aktivitas, dan artefak. Adaptasi lingkungan bagi
masyarakat akan menghasilkan suatu sistem kebudayaan di dalam masyarakat dan juga akan menghasilkan wujud dari sistem kebudayaan
tersebut.
B. ADAPTASI MASYARAKAT DI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

Menurut Konvensi Ramsar, lingkungan lahan basah terdiri dari:


1. Kawasan laut (marine): meliputi kelompok lahan basah yang berair asin, pesisir dan laguna (coastal wetlands including coastal lagoons),
termasuk pantai berbatu (rocky shores), terumbu karang (coral reefs) dan padang lamun (seagrass beds);
2. Kawasan muara (estuarine): muara sungai, delta (deltas), rawa pasang surut yang berair payau (tidal marshes) dan hutan bakau (mangrove
swamps);
3. Kawasan rawa (palustrin): meliputi daerah yang bersifat rawa (berair tergenang atau lembab), misalnya hutan rawa air tawar, hutan rawa
gambut dan rawa rumput (“marshy”- marshes, swamps and bogs);
4. Kawasan danau (lakustrin): meliputi semua lahan basah yang berhubungan dengan danau (wetlands associated with lakes) dan biasanya berair
tawar;
5. Kawasan sungai (riverin): meliputi lahan basah yang terdapat di sepanjang sungai atau perairan yang mengalir
Adaptasi masyarakat di lingkungan dataran lumpur dan dataran pasir meliputi:
 Penanaman mangrove
 Pembuatan sea dikes
 Pembuatan groin
 Pembuatan jetty
 Pembuatan breakwater
 Pembuatan artificial headland
Adaptasi masyarakat di lingkungan pesisir khususnya di dataran lumpur dan pasir bertujuan untuk memecah ombak, mencegah terjadinya abrasi
yang merupakan permasalahan yang krusial bagi lingkungan pesisr, dan sebagai penahan atau pengendali banjir.
Adaptasi masyarakat di lingkungan terumbu karang adalah dengan melakukan konservasi terumbu karang dengan membuat terumbu karang
buatan atau artificial reef yang bertujuan untuk mengembalikan ekosistem pada terumbu karang.
Adaptasi masyarakat di lingkungan padang lamun adalah dengan mendirikan bangunan panggung di atas air untuk menjaga kelestarian lamun
dan hewan-hewan di sekitarnya.
Adaptasi masyarakat di lingkungan mangrove adalah dengan membangun titian di sepanjang hutan mangrove dengan tujuan sebagai rekreasi
dan sebagai akses bagi manusia.
Adaptasi masyarakat di lingkungan kepulauan adalah dengan membangun pondok-pondok di area pulau dengan menggunakan sistem panggung.
Adaptasi masyarakat di lingkungan rawa berumput adalah dengan mendirikan bangunan di sekitar rawa, melakukan aktivitas di area rawa dengan
menggunakan perahu, dan kegiatan peternakan di atas air seperti yang terdapat di daerah Danau Panggang, Kalimantan Selatan.
Adaptasi masyarakat di lingkungan sungai meliputi pembangunan rumah panggung dan rumah apung atau lanting di pinggir sungai dan
pembangunan siring di mengelilingi sungai dengan tujuan mencegah terjadinya banjir dan abrasi pinggir sungai.
Pembangunan kawasan siring di pinggiran sungai juga merupakan langkah dalam mengatasi kawasan kumuh di tepi sungai dan untuk
menghidupkan kembali ekosistem pinggir sungai.
Adaptasi masyarakat di lingkungan danau adalah dengan membangun rumah di tepi danau dan pemanfaatan danau sebagai tempat rekreasi.

Masyarakat juga melakukan adaptasi dengan lingkungan lahan basah dengan mengelola lingkungan lahan basah tersebut menjadi
lingkungan buatan seperti sawah, embung, bendungan, kolam, dan tambak. Lingkungan lahan basah buatan tersebut bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat seperti pemanfaatan sawah sebagai lahan untuk menanam padi dan pemanfaatan bendungan untuk pembangkit listrik dan
pelestarian ikan-ikan khas suatu daerah.

Anda mungkin juga menyukai