Anda di halaman 1dari 9

Struktur Kurikulum MI MTs dan MA (KMA 184) Terbaru

KAMI MADRASAH  AUGUST 16, 2019

Kami Madrasah - Kementerian Agama telah mengeluarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) No 184 Tahun
2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah, KMA yang ditanda tangani di Jakarta pada 7
Mei 2019 tersebut sekaligus juga mencabut KMA No 117 Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013
pada Madrasah.

Dalam KMA 184 Tahun 2019 tersebut terdapat perubahan-perubahan serta pembaharuan yang akan mulai
diterapkan pada semua tingkat di semua jenjang pendidikan madrasah mulai tahun pelajaran 2020-2021.

sehingga diharapkan para pemangku kebijakan serta seluruh insan Madrasah dapat menyesuaikan kurikulumnya
dengan KMA tersebut.

Untuk Bapak/Ibu guru yang ingin mengunduh KMA Nomor 184 Tahun 2019 dapat mengunjungi link berikut:
[Download KMA No 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah].

Dengan adanya KMA ini, implementasi kurikulum di madrasah diharapkan dapat berjalan secara efektif dan
efisie, sehingga dapat terwujud standarisasi implementasi Kurikulum di Madrasah dan memberikan kesempatan
kepada madrasah untuk berinovasi dalam mengimplementasikan kurikulum madrasah.

Baca Juga: Alokasi Waktu Mata Pelajaran K13 SMP MTS SMA MA Tahun 2019

Pedoman implementasi kurikulum pada madrasah ini mencakup 5 (lima) point penting kurikulum yaitu:

 Struktur kurikulum;

 Pengembangan implementasi kurikulum;

 Muatan lokal;

 Ekstrakurikuler;

 Pembelajaran pada madrasah berasrama; dan

 Penilaian hasil belajar.

Untuk memperjelas secara rinci isi Pedoman implementasi kurikulum pada madrasah tentang 5 (lima) point
penting tersebut, akan dijelaskan serta diuraikan dalam artikel berikut ini:

Baca Juga: Beban Belajar dan Struktur Kurikulum MTs Tahun 2018

Baca Juga: Struktur Kurikulum SMK/MAK Tahun 2018


1. Struktur kurikulum

Struktur Kurikulum adalah susunan atau bangunan kurikulum pada Madrasah yang memuat konsep tentang
bagaimana sebuah pelajaran harus dijalankan pada sebuah Madrasah.

Dengan adanya struktur kurikulum ini, madrasah mempunyai pedoman tentang berapa alokasi yang dibutuhkan
untuk tiap mata pelajaran dan muatan apa saja yang bersifat prioritas dan pilihan. Hal tersebut sekaligus
membuka peluang bagi tiap Madrasah untuk melakukan inovasi-inovasi.

Sehingga pelaksanaan pembelajaran disuatu Madrasah dapat disesuaikan dengan karakteristik daerah maupun
karakteristik Madrasah itu sendiri dengan memasukkan pada muatan-muatan lokal.

 Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI)

 Struktur Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (MTs)


Struktur Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (MTs)

 Struktur Kurikulum MA Peminatan MIPA

Struktur Kurikulum MA-Peminatan MIPA

 Struktur Kurikulum MA Peminatan IPS


Struktur Kurikulum MA-Peminatan IPS

 Struktur Kurikulum MA Peminatan Bahasa dan Budaya

Struktur Kurikulum MA-Peminatan Bahasa & Budaya

 Struktur Kurikulum MA Peminatan Keagamaan


Struktur Kurikulum MA - Peminatan Keagamaan

 Struktur Kurikulum MAN Program Keagamaan (MAN-PK)

Struktur Kurikulum MAN-PK

Struktur Kurikulum MAK Secara UMUM dan bidang keahlian silahkan lihat di KMA Nomor 184 Tahun 2019.

2. Pengembangan implementasi kurikulum

Melalui KMA Nomor 184 Tahun 2019 ini, Pemerintah menetapkan kurikulum yang harus dilaksnakan oleh tiap
Madrasah serta juga memberikan peluang kepada Madrasah untuk melakukan penambahan maupuan
pengurangan (bersifat pilihan) oleh Madrasah sesuai karakteristik Madrasah tersebut.

Baca Juga: Ekuuivalensi Tugas Tambahan Guru dalam PP No 19 Tahun 2017


Adapaun Inovasi dan pengembangan kurikulum madrasah dapat dilakukan pada:

 struktur kurikulum (kelompok B);


 alokasi waktu;
 sumber dan bahan pembelajaran;
 desain pembelajaran;
 muatan lokal, dan;
 ekstrakurikuler: Madrasah dapat menambah beban belajar sebanyak- banyaknya 6 (enam) jam
pelajaran berdasarkan pertimbangan kebutuhan peserta didik, akademik, sosial, budaya, dan
ketersediaan waktu.

1) Implementasi Kurikulum MI

Pengembangan implementasi kurikulum pada MI dapat dilakukan antara lain dengan:

 Menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan ketersediaan waktu.
 Merelokasi jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu untuk mata pelajaran lainnya sebanyak-
banyaknya 6 (enam) jam pelajaran untuk keseluruhan relokasi.
 Menyelenggarakan pembelajaran terpadu (integrated learning) dengan pendekatan kolaboratif.
Inovasi yang dilakukan madrasah dimuat dalam Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
madrasah bersangkutan dan mendapatkan persetujuan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.

2) Implementasi Kurikulum MTs 

Pengembangan implementasi kurikulum pada MTs dapat dilakukan antara lain dengan:

 Menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan ketersediaan waktu.
 Merelokasi jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu untuk mata pelajaran lainnya sebanyak-
banyaknya 6 (enam) jam pelajaran untuk keseluruhan relokasi.
 Menyelenggarakan pembelajaran terpadu (integrated learning) dengan pendekatan kolaboratif.
 Menyelenggarakan pembelajaran dengan Sistem Paket atau Sistem Kredit Semester (SKS). Ketentuan
tentang penyelenggaraan SKS diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
Inovasi yang dilakukan madrasah dimuat dalam Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
madrasah bersangkutan dan mendapatkan persetujuan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.

3) Implementasi Kurikulum MA

Pengembangan implementasi kurikulum pada MA dapat dilakukan antara lain dengan:


 Menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan ketersediaan waktu.
 Merelokasi jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu untuk mata pelajaran lainnya sebanyak-
banyaknya 6 (enam) jam pelajaran untuk keseluruhan relokasi.
 Menyelenggarakan pembelajaran terpadu (integrated learning) dengan pendekatan kolaboratif.
 Menyelenggarakan pembelajaran dengan Sistem Paket atau Sistem Kredit Semester (SKS). Ketentuan
tentang penyelenggaraan SKS diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam.

Inovasi yang dilakukan madrasah dimuat dalam Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
madrasah bersangkutan dan mendapatkan persetujuan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.

Baca Juga: Ekuivalensi Tugas Tambahan Guru Simpatika Tahun 2019

Baca Juga: Cara Cetak SKAKPT [S36] di Simpatika Kemenag

4) Implementasi Moderasi Beragama, Penguatan Pendidikan Karakter, dan Pendidikan Anti Korupsi

 Setiap guru mata pelajaran wajib menanamkan nilai moderasi beragama, penguatan pendidikan
karakter dan pendidikan anti korupsi kepada peserta didik.
 Penanaman nilai moderasi beragama, penguatan pendidikan karakter, dan pendidikan anti korupsi
kepada peserta didik bersifat hidden curriculum dalam bentuk pembiasaan, pembudayaan dan
pemberdayaan dalam kehidupan sehari-hari.
 Implementasi penanaman nilai moderasi beragama, penguatan pendidikan karakter dan pendidikan
anti korupsi kepada peserta didik di atas tidak harus tertuang dalam administrasi pembelajaran guru
(RPP), namun guru wajib mengkondisikan suasana kelas dan melakukan pembiasaan yang
memungkinkan terbentuknya budaya berfikir moderat dalam beragama, terbentuknya karakter, dan
budaya anti korupsi, serta menyampaikan pesan-pesan moral kepada peserta didik.

3. Muatan lokal

Muatan lokal pada KMA Nomor 184 Tahun 2019 diatur dan disusun sebagaimana keunikan serta potensi lokal,
sehingga sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan Madrasah tersebut.

Muatan lokal dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di
daerah tempat tinggalnya.

Baca Juga: Juknis Penyusunan Kurikulum Madrasah Tahun 2020

1. Muatan lokal dikembangkan atas prinsip:

 Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.


 Kebutuhan kompetensi
 Fleksibilitas jenis, bentuk dan pengaturan waktu penyelenggaraan.
 Penguatan karakter peserta didik, misalnya karakter berbangsa, karakter moderasi meragama, dan
karakter anti korupsi.
 Kebermanfaatan untuk kepentingan daerah dan nasional dalam menghadapi tantangan global.
2. Muatan lokal dapat berupa:

 Tahfidz 
 Tilawah
 Seni Islam
 Riset atau penelitian ilmiah
 Bahasa/literasi
 Teknologi
 Pendalaman Sains
 Kekhasan madrasah, dan
 Kekhasan madrasah khusus dalam naungan pondok pesantren.
3. Pengembangan muatan lokal mendukung terwujudnya empat pilar kebangsaan Republik Indonesia (Pancasila,
UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika).

Baca Juga: Buku Kerja dan RPP IPA Kelas 9 K13 SMP/MTs Tahun 2019

4. Berkaitan dengan teknis penyelenggaraan muatan lokal diatur melalui keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Islam.

4. Ekstrakurikuler

Terdapat 5 poin penting dalam pelaksanaan ekstrakurikuler di Madrasah sesuai KMA Nomor 184 Tahun 2019
yang harus diperhatikan oleh Madrasah dalam melaksanakan ekstrakurikuler. Kelima poin tersebut adalah
sebagai berikut:

 Madrasah menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler sebagai suplemen dari usaha pengembangan


potensi, bakat, minat dan karakter peserta didik.
 Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pembelajaran intrakurikuler.
 Pramuka menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib.
 Kegiatan ekstrakurikuler meliputi: Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Palang Merah Remaja (PMR),
PASKIBRA, olah raga, seni, pengembangan riset dan teknologi, komunikasi, pembinaan
olimpiade/kompetisi sains, pecinta alam, keagamaan Islam, keputrian, pengembangan bahasa,
kewirausahaan dan kegiatan lain yang menjadi keunggulan madrasah.
 Peserta didik dapat memilih ekstrakurikuler sesuai dengan waktu dan jenis ekstrakurikuler yang
tersedia.
5. Pembelajaran pada madrasah berasrama

Kurikulum pada madrasah yang menyelenggarakan sistem asrama dapat mengembangkan kurikulum
pembelajaran dengan ketentuan sebagai berikut: 

Baca Juga: Download Buku Guru dan Siswa K13 Kelas 6 SD/MI Revisi 2018
 Madrasah berasrama dapat menjalankan pembelajaran pada waktu pagi, siang dan malam hari;
 Kegiatan pembelajaran di asrama dimaksudkan untuk penguatan kekhasan madrasah (akademik,
keagamaan, keterampilan, sains, riset, kebahasaan); dan
 Ketentuan lebih lanjut tentang pembelajaran di asrama madrasah diatur dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam.

6. Penilaian hasil belajar

Penilaian adalah proses pengumpulan data dan informasi tentang perkembangan belajar peserta didik pada
aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.

Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui capaian standar kompetensi lulusan peserta didik pada aspek
sikap spiritual dan sosial, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.

Penilaian hasil belajar dilakukan secara terencana, obyektif dan berkesinambungan pada saat proses
pembelajaran maupun terhadap hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan dan oleh pemerintah. Ketentuan mengenai penilaian hasil belajar pada madrasah diatur melalui
keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam.

Baca Juga: Perangkat Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas 7 8 9 SMP/MTs

Dengan adanya penilaian yang terencana dan berkesinambungan akan mudah diketahui tentang perkembangan
peserta didik selama menempuh proses pembelajaran di Madrasah, untuk dapat mencapai standar kompetensi-
standar kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.

Selain itu, juga dapat mengukur dan melihat efektifitas guru dalam memberikan pembelajaran, sehingga
penilaian tidak hanya sebagai bahan evaluasi peserta didik, namun juga guru.

Demikianlah informasi tentang Struktur Kurikulum MI MTs dan MA Sesuai KMA 184 Tahun 2019, semoga dapat
memberikan manfaat untuk Bapak/Ibu pengelola Madrasah.
Kami_Madrasah

Anda mungkin juga menyukai