PERNIKAHAN
Anak menjadi asal dan tujuan utama dari sebuah pernikahan. Maksudnya
adalah mempertahankan keturunan agar dunia tidak berkurang dari populasi
manusia. Dan syahwat adalah motivasi dan pendorong terhadap anak.
Ada 4 sisi yang menjadikan anak sebagai perantara diri untuk mendekatkan
diri kepada Allah ta’ala, sehingga seseorang itu tidak ingin berjumpa dengan
Allah dalam keadaan jomblo
1.1 Sisi pertama: Selaras dengan kecintaan Allah dalam memiliki anak
untuk mempertahankan komunitas manusia. Aspek atau sisi ini adalah
yang paling halus dan paling penting namun sulit dipahami. Hanya bisa
terlihat oleh orang yang memiliki pandangan yang tembus terhadap
keajaiban ciptaan Allah. Dari sini, bagi seseorang yang enggan untuk
menikah adalah orang yang menelantarkan benih dan alat yang sudah
1
Tamattu’ adalah bersenang senang atau hubungan suami istri
2
Hasyiyah adalah syarah dari syarah atau penjelas dari penjelasan
Allah ciptakan, orang yang berpaling dan menyimpang dari fitrah dan
hikmah alami manusia. Orang yang menikah adalah orang yang
berusaha menyempurnakan kecintaan terhadap Allah.
1.3 Sisi ketiga: Memperoleh barokah dengan do’a anak yang sholih.
Sebagaimana didalam hadits tentang amalan seorang anak adam yang
terputus setelah wafat kecuali 3 hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan, dan do’a anak yang sholeh. Imam Al-Ghazali berkata:
“secara garis besar, do’a seorang mu’min itu sampai kepada kedua
orangtua nya, baik ia berperilaku baik ataupun pendosa. Maka
orangtuanya itu diberi pahala sebab do’a anaknya, namun tidak dengan
dosanya. Karena seseorang tidak akan memikul dosa orang lain.
Sebagaimana dalam alqur’an surah At-Thur ayat 21. Artinya Allah
tidak akan mengurangi amal mereka dan Allah jadikan anak sebagai
tambahan pahala mereka.
1.4 Sisi keempat: Anak bisa menjadi pemberi syafa”at jika ia wafat
sebelum kedua orangtuanya atau sebelum ia lahir. Rasulullah
shallaallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ketika seorang anak
diperintahkan untuk masuk ke surga maka ia protes dengan penuh
kemarahan lalu berkata: “aku tidak akan masuk ke surga kecuali
bersama kedua orangtuaku” maka dikatakan: “masukkan ia ke surga
beserta kedua orangtuanya”. Rasul juga bersabda: “barang siapa yang 3
orang anaknya wafat sebelum mencapai umur baligh maka Allah akan
memasukkannya ke surga dengan karunia dan rahmat dariNya. Ada
yang bertanya: “bagaimana jika 2 orang ya Rasulullah?” berkata rasul:
“2 orang juga”
4 sisi ini menyatakan secara jelas bahwa kebanyakan fadhilah menikah itu
karena menjadi penyebab adanya anak.
2) Faedah kedua: Membentengi diri dari setan, meluapkan keinginan,
menundukkan pandangan, menjaga faraj. Banyak hadits yang membahas
tentang perkara ini. Perkara ini bukan yang pertama, karena syahwat itu
mewakilkan untuk menghasilkan anak. Maka syahwat dan anak itu ada
keterkaitan. Anak menjadi tujuan dengan fitrah manusia yang suci, sedangkan
syahwat menjadi motivasi untuk hal demikian. Imam Al-Ghazali berkata:
“demi umurku, didalam syahwat itu ada hikmah lain selain memotivasi
terhadap anak yaitu mencapai kelezatan yang tidak didapat dengan hal lain,
dan merasakan kelezatan yang dijanjikan disurga. Karena ini syahwat
menjadi salah satu faedah kelezatan dunia yang diharapkan akan
mencapainya juga hingga disurga, supaya menjadi pendorong beribadah
kepada Allah ta’ala.
5) Faedah Kelima: Berjuang dan melatih diri melalui pengasuhan dan perwalian,
menunaikan hak-hak keluarga, bersabar dengan akhlak seorang istri, menahan
celaka dari mereka, berjuang memperbaiki dan membimbing mereka ke jalan
agama, berjuang mencari uang untuk kepentingan mereka , dan mengasuh
anak-anaknya. Kebajikan kepedulian itu hebat, tetapi dia yang menjaganya
takut gagal memenuhi haknya.
Selain pesan pernikahan dalam imunisasi pria dan wanita, dan transendensi
naluri seksual ke cakrawala yang murni dan bersih sesuai dengan status manusia
di alam semesta dan misinya dalam hidup, kelangsungan hidup spesies manusia di
alam semesta. sepenuhnya, perbanyakan bangsa, pencapaian kebanggaan Nabi
semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, dan penegasannya
tentang makna martabat dan tanggung jawab manusia, dokumen pernikahan. Juga
antara orang-orang adalah ikatan sosial, dan itu memperluas lingkaran keluarga,
sehingga masyarakat meningkat dalam kekuatan dan kohesi, dan kemudian faktor
perpecahan dan konflik di dalamnya berkurang.Allah menghendaki hamba-
hamba-Nya dalam ayat ini , Maha Suci Allah, menciptakan laki-laki dan
perempuan dari air yang hina, dan menjadikan tanda yang sah di antara mereka
tiang silsilah yang benar, dan jalan perkawinan dan pertalian. jalan yang
menjamin stabilitas dan dasar bumi dengan kebaikan.
Tidak ada cara untuk menjalani kehidupan yang baik dan bersih bagi
masyarakat mana pun kecuali dengan keluarga sehat yang layak huni, dan andalan
pembentukan keluarga tersebut adalah perkawinan bagi masyarakat, kehidupan
yang aman dan stabil yang tidak mengenal penyimpangan moral. , perpecahan
sosial, atau anak terlantar dan anak tunawisma, yang mempersempit masyarakat,
dan masyarakat mempersempit mereka.