Anda di halaman 1dari 3

PELANGGARAN KODE ETIK JURNALISTIK OLEH HILMAN MATTAUCH

OLEH :

BARNABAS RIO YEHESKIEL NABABAN (190710071)


MUHAMMAD GIAN FIKRI (190710090)
TIWI PURNAMASARI JATI (190710138)
LAURENCIA AYU MANGNGERA (190710251)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN MULTIMEDIA
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebuah berita dianggap penting dalam kehidupan sosial, hal ini dikarenakan berita
menjadi salah satu kebutuhan masyarakat untuk mengetahui informasi yang sedang
berkembang. Terbitnya sebuah berita tak lepas dari kerja keras seorang jurnalis dalam
mencari sebuah informasi sehingga jurnalis atau wartawan seringkali dianggap sebagai
kawan masyarakat karena melalui mereka masyarakat bisa menyampaikan opini dan
pendapatnya.
Namun fenomena pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh jurnalis seperti
menerima suap, memberitakan berita bohong, membuat opini pribadi dan berperilaku
tidak sopan kepada narasumber bukan hal yang baru lagi. Pelanggaran kode etik yang
dilakukan pihak-pihak tertentu tentu didasari beberapa alasan seperti gaji wartawan yang
kebanyakan dibawah umr, kurangnya pemahaman mengenai kode etik jurnalis.
Kurangnya pemahaman dan Pendidikan mengenai kode etik jurnalis kepada wartawan
yang perlu diperhatikan lagi.

Pelanggaran-pelanggaran kode etik yang terjadi di dunia jurnalisme disebabkan oleh


beberapa faktor yaitu ketidaktahuan jurnalis terkait kode etik itu sendiri, faktor ekonomi
politik yang bekerja. Profesionalisme yang di tangguhkan, kecepatan vs akurasi dan
verifikasi. Jurnalisme cloning dan staff plagiarism sekarang ini banyak dilakukan karena
memang belum ada aturan dan dewan pers juga belum bisa melakukan teguran kepada
jurnalis terkait dengan proses ini. karya jurnalistik tidak merupakan karya individu
jurnalis melainkan sebuah prodak media dimana jurnalis yang melakukan liputan,
kemudian di dapur redaksi terdapat editor, redaktor yang bertugas mengkonfirmasi ulang
apa yang dikerjakan oleh jurnalis

Jurnalis seringkali seringkali diberikan sebuah amplop tujuan tujuan tertentu namun
berkaitan dengan amplop pada jurnalis dilarang pada kode etik pasal 6. Amplop sangat
dilarang dalam dunia jurnalisme karena dapat mempengaruhi profesionalisme jurnalis.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa hal menjadi tantangan yang berat bagi jurnalis karena
tidak semua media bisa me,berikan upah diatas umr. Kesejahteraan jurnalis yang belum
terjamin menjadi penyebab jurnalis menerima amplop. Tetap saja dalam dunia
jurnalisme amplop dilarang karena menimbulka intervensi.sehingga perlunya ketelitian
jika terdapat oknum memberikan bingkisan.

Dalam UU Pers terdapat hak jawab, hak jawab adalah hak setiap orang,sekelompok
orang, badan hukum. Hak ini digunakan untuk menanggapi karya jurnalistik yang
melanggar kode etik jurnalistik seperti kekeliruan, fakta yang tidak akurat yang bisa
menimbulkan pencemaran nama baik. Hak jawab berlaku dua bulan sejak berita
diterbitkan jika lebih dari itu pers berhak menolak yang berarti mekanismenya akan
beralih. Pers berhak menolak apabila hak jawab dilakukan tapi tidak sesuai dengan
konteks pemberitaan. Pers juga berhak menolak apabila pihak yang mengajukan hak
jawab mulai mengancam pihak ketiga (sumber yang dilindungi).

Pencampuran opini dan fakta yang terjadi dalam dunia jurnalisme seringkali karena
pengaruh politik dan ekonomi. Saat ini banyak sekali media yang dikenadalikan oleh
oknum-oknum politik sehingga tak jarang kita temukan berita yang menjatuhkan oknum
lawan, lalu kembali berkaitan dengan ekonomi dimana beberapa jurnalis mendapatkan
gaji dibawah umr. Sehingga pentingnya etika dalam dunia jurnalitistik diterapka untuk
mendisiplinkan jurnalis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan konteks masalah diatas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai
berikut: “bagaimana pelanggaran kode etik jurnalistik dan dampak dari pelanggaran kode
etik jurnalistik yang dilakukan oleh Hilman Mattauch”

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran kode etik
jurnalitisk dan memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah hukum etika penyiaran.

Anda mungkin juga menyukai