Anda di halaman 1dari 8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Homesick sebagai gejala Psikologis

1. Pengertian Homesick

Homesick merupakan istilah yang menggambarkan perasaan kangen atau

rindu, menurut Cambridge advanced learner's dictionary, homesick adalah suatu

keadaan dimana kita merasa tidak nyaman karena berada jauh dari rumah dalam

jangka waktu yang lama.1 Homesick merupakan keadaan yang menyedihkan

karena jauh dari lingkungan rumah terlebih orang tua, yang dapat mengakibatkan

stress dan depresi sehingga mengganggu proses akademik individu. Homesick

merupakan sebuah emosi yang dirasakan oleh seseorang setelah meninggalkan

rumah yang ditandai dengan emosi negatif, kognisi tentang rumah dan gejala

somatik.2

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa homesick merupakan

perasaan rindu seseorang yang tinggal jauh dari rumah atau kampung halaman

juga orang tua dikarenakan merantau untuk menuntut ilmu ataupun hal lainnya di

suatu tempat yang baru dalam waktu relatif lama sehingga mengganggu pikiran

dan membuat suasana keadaan tidak nyaman.

1
CALD. 2008. Cambridge Advanced Learner’s Dictionary. Cambridge: Cambridge University
Press.
2
Trinanda Linggayuni Istanto, dan Agustina Engry. "Hubungan antara dukungan sosial dan
homesickness pada mahasiswa rantau yang berasal dari luar pulau Jawa di Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya Kampus Pakuwon City." Experientia: Jurnal Psikologi Indonesia 7, no.
1 (2019): 21.

15
16

2. Bentuk-bentuk Homesick

Homesick dapat dilihat melalui beberapa bentuk yaitu:

a. Merindukan rumah (merindukan orang tua, keluarga, rumah serta merasa

dirindukan oleh keluarga).

b. Kesepian (merasa kesepian, tidak dicintai, terisolasi dari lingkungan

sekitar serta merasa kehilangan orang terdekat).

c. Merindukan teman (merindukan kenalan, teman, orang yang dipercaya

serta mencari wajah yang familiar).

d. Kesulitan beradaptasi (kesulitan beradaptasi dengan situasi dan kebiasaan

baru, merasa tidak nyaman serta kehilangan arah di lingkungan baru).

e. Memikirkan rumah (individu berfikir bahwa situasi lama (rumah) lebih

baik daripada situasi saat ini, menyesali keputusan untuk meninggalkan

lingkungan lama, memikirkan secara berulang kali mengenai rumah serta

memikirkan berulangkali mengenai masa lalu).3

Literaur lain juga menyebutkan bentuk-bentuk homesick yang dapat

diamati seperti kesulitan dengan hari-harinya, merasa sedih dalam menjalani hari-

harinya dan mengalami penurunan dalam aktivitas, mempunyai masalah tidur,

kehilangan minat untuk beraktivitas, kehilangan nafsu makan.4

3
Margaret Stroebe, Tony Van Vliet, Miles Hewstone, and Hazel Willis. "Homesickness among
students in two cultures: Antecedents and consequences." British Journal of Psychology 93, no. 2
(2002): 147-168.
4
Christopher A Thurber, and Edward A. Walton. "Homesickness and adjustment in university
students." Journal of American college health 60, no. 5 (2012): 415-419.
17

3. Faktor Penyebab Homesick

Ada beberapa faktor yang menyebabkan homesick pada mahasiswa.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Jauhnya rumah dari lingkungan kampus.

b. Ekspektasi tentang universitas jauh dari yang dibayangkan.

c. Terpaksa kuliah di universitas.

d. Beban tugas dari kampus.

e. Gaya hidup yang berubah setelah masa perkuliahan.5

Perasaan Homesick ini akan membuat seseorang menjadi lebih sensitif dan

melankolis. Ia cenderung mendramatisir perasaan sedih yang dialaminya. Ia akan

mudah merasa terisolasi, sedih, dan kosong. Selain berpengaruh pada kondisi

mental kejiwaan seseorang, Homesick juga bisa mempengaruhi kondisi tubuh.

Seseorang yang dilanda Homesick biasanya akan mudah kehilangan nafsu makan

hingga menyebabkan berat badannya berkurang, selalu merasa pusing, hingga

sakit perut tiba-tiba. Kondisi ini disebut juga dengan gejala somatis.6

B. Homesick pada Mahasiswa Perantau

1. Pengertian Mahasiswa Perantau

Mahasiswa perantau adalah mahasiswa yang melanjutkan pendidikan ke

jenjang perguruan tinggi yang berada diluar wilayah asalnya dan berusaha

5
Senel Poyrazli, and Marcos Damian Lopez. "An exploratory study of perceived discrimination
and homesickness: A comparison of international students and American students." The Journal of
psychology 141, no. 3 (2007): 263-280.
6
Dyah Luthfia Kirana. "Penanganan Kasus Homesickness Melalui Cognitive Behaviour Terapi
Dengan Teknik Restruktursasi Kognitif Dan Terapi Sabar Di Yayasan Peduli Anak." QAWWAM
15, no. 1 (2021), 70.
18

menemukan identitas dirinya dihadapkan pada situasi yang menuju pada

kemampuan untuk menyesuaikan diri bukan hanya lingkungan sosial dan

akademiknya saja namun diri sendiri juga. Banyak mahasiswa melanjutkan

pendidikannya diluar daerah tempat tinggalnya agar mendapatkan fasilitas

pendidikan yang lebih memadai daripada didaerah asalnya.7 Mahasiswa-

mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah ini biasanya tinggal dirumah-rumah

kost, asrama, atau rumah kontrakan. Mahasiswa yang memiliki karakteristik

tersebut disebut mahasiswa perantau. Dalam istilah mahasiswa perantau memiliki

beberapa unsur pokok, yaitu:

a. Meninggalkan kampung halaman

b. Dengan kemauan sendiri

c. Jangka waktu lama atau tidak

d. Tujuan mencari penghidupan, menuntut ilmu, dan mencari pengalaman

e. Biasanya dengan maksud kembali pulang

Oleh karena itu dalam istilah kata bagaikan katak di dalam tempurung

begitulah orang menganggap orang lain yang hanya berada di zona nyaman.

Termasuk ketika hanya berdiam diri saja di daerah sendiri atau di tempat yang

telah diketahui. Merantau identik dengan pengalaman baru. Pengalaman yang

tidak akan didapat jika berada di kota asal.

7
Nurul Lady Choirunisa, dan Adijanti Marheni. "Perbedaan motivasi berpretasi dan dukungan
sosial teman sebaya antara mahasiswa perantau dan non perantau di Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana." Jurnal Psikologi Udayana 6, no. 1 (2019): 22.
19

2. Manfaat Mahasiswa Perantau

a. Perubahan pola pikir menjadi lebih baik.

b. Kemandirian

c. Mendapat ilmu di perkuliahan dan ilmu di luar perkuliahan tentang

kehidupan.

d. Bertemu dengan hal-hal baru.

e. Prestise yang tinggi.

f. Bertemu beragam orang dengan beragam latar belakang budaya.8

3. Homesick pada mahasiswa perantau

Homesick kerap meyerang para pelajar yang terpaksa pergi merantau ke

luar kota jauh dari tempat tinggal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

Homesick dialami oleh siswa yang bersekolah dengan system asrama atau

boarding school.9 Homesick dialami juga oleh mahasiswa yang berkuliah jauh dari

tempat asalnya dan anak panti asuhan.10 Mahasiswa yang mengalami Homesick

ditandai dengan mengalami performa yang buruk terkait adaptasi dengan

8
Suci Marta. "Konstruksi makna budaya merantau di kalangan mahasiswa perantau." Jurnal
Kajian Komunikasi 2, no. 1 (2014): 41.
9
Shirley Fisher, Norman Frazer, dan Keith Murray. "The transition from home to boarding school:
A diary-style analysis of the problems and worries of boarding school pupils." Journal of
Environmental Psychology 4, no. 3 (1984): 211-221.
10
Dyah Luthfia Kirana. "Penanganan Kasus Homesickness Melalui Cognitive Behaviour Terapi
Dengan Teknik Restruktursasi Kognitif Dan Terapi Sabar Di Yayasan Peduli Anak." QAWWAM
15, no. 1 (2021), h. 70.
20

lingkungan baru, ketergangguan dalam bidang akademik, serta ketergangguan

dalam keterlibatan social.11

C. Upaya Mengatasi Homesick

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi homesick

yakni sebagai berikut.

1. Melakukan aktivitas lain atau hobi

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyalurkan emosional bagi

mahasiswa baru yang terindikasi gejala homesick ialah dengan menekuni hobi,

misalnya dengan menjadikan tanaman hias sebagai tanaman harapan. Adakalanya

bunga dapat dipakai untuk mengekspresikan perasaan seseorang. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan bunga anggrek (orchidaceae) sebagai media dalam

memberikan treatment. Dengan bentuknya yang indah, diharapkan orang yang

melihatnya dapat mengespresikan emosionalnya, apalagi ditambah dengan

memodifikasi tanaman anggrek tersebut menjadi tanaman yang penuh dengan

harapan sang pemilik.12

2. Meningkatkan kesabaran

Cara lain yang dapat digunakan untuk mengatasi Homesick adalah dengan

teknik restrukturisasi kognitif dan terapi sabar. Restrukturisasi kognitif

dimaksudkan untuk mengubah system berpikir atau restrukturisasi pada pola piker

11
Senel Poyrazli, and Marcos Damian Lopez. "An exploratory study of perceived discrimination
and homesickness: A comparison of international students and American students." The Journal of
psychology 141, no. 3 (2007): 263-280.
12
Andreas Agung Kristanto, Nurlita Adha Apriliani, Sri Roman Doni, dan Pebria Saputra.
"Harapan Etam: Hope Plant (Orchidaceae) Treatment Katarsis Emosional Mahasiswa Baru
Terindikasi Homesickness." Psikostudia: Jurnal Psikologi 6, no. 1 (2017): 41-49.
21

dan beliefs individu yang mengalami homesick guna mewujudkan ketahanan

emosi dan perubahan perilaku. Sedangkan terapi sabar merupakan usaha

menanamkan ketenangan dalam jiwa individu, sehingga tidak lagi berkeluh kesah

atas cobaan yang menimpa selain kepada Allah, sebab ia menyadari bahwa setiap

cobaan yang dihadapi merupakan takdir Allah.13

3. Meningkatkan rasa syukur

Meningkatkan rasa syukur atau gratitude juga dapat digunakan untuk

mengatasi Homesick, sebab rasa syukur dapat menghindarkan individu dari emosi

negative seperti kecewa, frustasi, stress, dan dapat merasa puas dengan kehidupan

yang ada.14

4. Mencari dukungan dari orang lain

Dukungan dari orang tua dan teman dekat juga dapat menjadi solusi

mengatasi Homesick. Semakin tinggi dukungan social dari orang tua dan teman

dekat semakin tinggi semangat dan motivasi individu yang mengalami Homesick.

Pola asuh orang tua juga manjadi kunci mengurangi terjadinya homesick, pola

asuh yang autoritatif memiliki korelasi yang positif terhadap otonomi atau

kemandirian individu. Selain itu kematangan emosi seseorang juga menentukan

terjadinya homesick.15

13
Dyah Luthfia Kirana. "Penanganan Kasus Homesickness Melalui Cognitive Behaviour Terapi
Dengan Teknik Restruktursasi Kognitif Dan Terapi Sabar Di Yayasan Peduli Anak." QAWWAM
15, no. 1 (2021), h. 72.
14
Habiburraman. "Hubungan Gratitude dengan Homesickness Santri Baru Pondok Pesantren."
PAKAR Pendidikan 20, no. 1 (2022): 82.
15
Nabila Silva Fahira,. "Homesickness Pada Remaja Akibat Kurangnya Dukungan Sosial dari
Orang Tua." Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan Dan Konseling 12, no. 2 (2022): 166.
22

Kerangka Pikir

Meninggalkan
Mahasiswa
Kampung
Perantau
Halaman

Homesick

Bentuk-bentuk
Homesick

Upaya
Mengatasi
Homesick

Anda mungkin juga menyukai