Anda di halaman 1dari 59

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

UPAYA KONVERGENSI STUNTING MELALUI SKRINING HIPOTIROID


KONGENITAL DENGAN PERANGKAT BANTU APLIKASI e-SHK DI WILAYAH
KOTA BLITAR.

Disusun Oleh :

Drg. MOHAMAD AGUS SABTONI


NDH : 08

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN I
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

UPAYA KONVERGENSI STUNTING MELALUI SKRINING HIPOTIROID


KONGENITAL DENGAN PERANGKAT BANTU APLIKASI E-SHK DI WILAYAH
KOTA BLITAR

DISUSUN OLEH :

drg. MOHAMAD AGUS SABTONI


NDH: 08

Telah diseminarkan tanggal : 22 Mei 2023


Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Jawa Timur

MENYETUJUI

MENTOR, COACH,

dr. Dharma Setiawan, M.MKes Antonius Kustoro Y D, SE, MA, Ak, CRMP
Pembina Tk I Widyaiswara Ahli Utama
NIP. 196803052001121003 NIP. 196506131987031001

i
BERITA ACARA

SEMINAR RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

Pada hari ini, Senin tanggal 22 Mei Tahun 2023, bertempat di kantor BPSDM Jawa
Timur dilaksanakan Seminar Rancangan Aksi Perubahan terhadap:

Nama Peserta : drg. Mohamad Agus Sabtoni


NDH 08
Instansi : Dinas Kesehatan Kota Blitar
JUDUL : Upaya Konvergensi Stunting Melalui Skrining Hipotiroid Kongenital
Dengan Perangkat Bantu Aplikasi e-SHK di Wilayah Kota Blitar

Mengetahui,

MENTOR, PENYAJI,

dr. DHARMA SETIAWAN, M.MKes drg. MOHAMAD AGUS SABTONI


Pembina TK I Pembina
NIP. 196803052001121003 NIP. 197408312006041004

PENGUJI, COACH,

Dr……………………………………... Antonius Kustoro Y D, SE, MA, Ak, CRMP


NIDK Widyaiswara Ahli Utama
. NIP. 196506131987031001

ii
PERNYATAAN KOMITMEN
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


1 Nama : drg. Mohamad Agus Sabtoni
NIP : 197408312006041004
Pangkat/Gol Ruang : Pembina / IVA
Peserta Diklat : Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
Tahun 2023
Judul Rancangan : Upaya Konvergensi Stunting Melalui Skrining
Aksi Perubahan Hipotiroid Kongenital Dengan Perangkat Bantu
Aplikasi e-SHK di Wilayah Kota Blitar

2 Nama : dr. Dharma Setiawan, M.MKes


NIP : 196803052001121003
Pangkat/Gol Ruang : Pembina TK I/ IVB
Jabatan : Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar

Sebagai pejabat yang ditunjuk selaku mentor atas nama peserta diklat Pelatihan
Kepemimpinan Administrator tersebut diatas.
Dengan ini menyatakan komitmen sebagai berikut:
1. Bahwa Implementasi Aksi Perubahan yang merupakan indikator pencapaian hasil
Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) akan diintegrasikan dalam sasaran
Kinerja Pegawai, keberlanjutan dalam pencapaian milestone jangka menengah
dan jangka panjang.
2. Bersedia dan sanggup untuk menyelesaikan dan menindaklanjuti target
pencapaian milestone Rancangan Aksi Perubahan jangka menengah dan jangka
panjang karena sejalan dengan visi dan misi organisasi.
3. Akan melaporkan hasil implementasi Aksi Perubahan Jangka Menengah dan
Jangka Panjang kepada penyelenggara pelatihan yang bersangkutan.

Demikian surat Pernyataan Komitmen ini dibuat dengan sebenarnya dan bersedia
untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Surabaya, 5 Mei 2023


Selaku Mentor,
Kepala Dinas Kesehatan Peserta Pelatihan Pemimpinan
Kota Blitar Administrator Angkatan IV tahun 2023

dr. Dharma Setiawan, M.MKes drg. Mohamad Agus Sabtoni


NIP. 196803052001121003 NIP. 197408312006041004

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena


atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Rancangan
Aksi Perubahan yang berjudul: “ Upaya Konvergensi Stunting Melalui Screening
Hypotyroid Kongenital Dengan Perangkat Bantu Aplikasi e-SHK di Wilayah Kota
Blitar” ini tepat waktu. Selanjutnya, Rancangan Aksi Perubahan ini merupakan
salah satu syarat yang harus ditempuh sebagai syarat kelulusan Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Angkatan IV Tahun 2023. Rancangan ini
merupakan wujud kompentensi kepemimpinan seorang administrator didalam
menilai kemampuannya menganalisis, menemukan solusi dan mewujudkan
implementasi solusi dalam penanganan isu strategis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan
partisipasi dalam menyelesaikan penyusunan Rancangan Aksi Perubahan ini
kepada yang terhormat :
1. Bapak Aries Agung Paewai, S.STP., M.M., selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mengikuti Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Angkatan IV Tahun 2023;
2. Bapak dr. Dharma Setiawa, M.MKes, selaku Mentor dan Kepala Dinas
Kesehatan Kota Blitar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk dapat mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
Tahun 2023 serta memberikan arahan dan dukungan dalam menyelesaikan
Rancangan Aksi Perubahan.
3. Bapak Antonius Kustoro Yudi Dewanto., SE., MA., Ak., CRMP., selaku coach
dalam Rancangan Aksi Perubahan, yang telah memberikan arahan,
bimbingan dan motivasi dalam menulis Rancangan Aksi Perubahan;
4. Bapak dan Ibu Widyaiswara, Narasumber, dan Panitia penyelenggara
Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV Tahun 2023 yang telah
memfasilitasi dan memberikan inspirasi dalam penyusunan Rancangan Aksi
Perubahan ini.
5. Seluruh Pejabat dan Staf Dinas Kesehatan Kota Blitar yang memberikan
dukungan semangat serta do’a dalam penyusunan Rancangan Aksi
Perubahan ini;

iv
6. Rekan-rekan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
Tahun 2023 yang luar biasa selalu saling mendukung dan berbagi, serta saling
menguatkan sehingga Rancangan Aksi Perubahan ini dapat terselesaikan
dengan baik;
Penulis menyadari masih banyak kekurangan didalam menyusun
Rancangan Aksi Perubahan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan aksi perubahan sangat bermanfaat
bagi kami. Besar harapan penyusun semoga Rancangan Aksi Perubahan ini
dapat memberikan manfaat kepada bangsa dan negara Indonesia, khususnya
Dinas Kesehatan Kota Blitar dan para pembaca sehingga dapat memberikan
inspirasi untuk mengembangkan inovasi lanjutan yang lebih baik.

Surabaya,22 Mei 2023

Penulis

drg. Mohamad Agus Sabtoni

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. i


BERITA ACARA.................................................................................................................ii
PERNYATAAN KOMITMEN IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN.........................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................ix
DAFTAR GRAFIK..............................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Area dan Fokus Aksi Perubahan......................................................................3
1.2.1 Area Aksi Perubahan.............................................................................3
1.2.2 Fokus Aksi Perubahan...........................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat Aksi Perubahan...............................................................5
1.3.1 Tujuan Aksi Perubahan..........................................................................5
1.3.2 Manfaat Aksi Perubahan.......................................................................5
1.4 Ruang Lingkup Aksi Perubahan........................................................................6
1.5 Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan....................................................6
BAB II PROFIL KINERJA ORGANISASI
2.1 Gambaran Organisasi.........................................................................................8
2.2 Profil Kinerja Organisasi....................................................................................13
2.2.1 Kinerja Organisasi Sekarang.............................................................13
2.2.2 Kinerja Organisasi Yang Diharapkan................................................14

BAB III ANALISIS MASALAH


3.1 Identifikasi Masalah..........................................................................................15
3.2 Masalah Yang Menjadi prioritas Untuk Ditangani........................................15
3.3 Penyebab Masalah...........................................................................................19
3.4 Akar Penyebab Utama Masalah.....................................................................20
3.5 Alternatif Solusi Mengatasi Masalah..............................................................21
3.6 Rekomendasi Solusi Inovatif Mengatasi Masalah........................................23

vi
BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
4.1 Terobosan / Inovasi..........................................................................................25
4.1.1 Memiliki Unsur Kebaharuan..................................................................25
4.1.2 Mempunyai Nilai Tambah......................................................................25
4.1.3 Bisa Direplikasi........................................................................................25
4.1.4 Berkelanjutan...........................................................................................26
4.1.5 Sesuai Dengan Nilai Organisasi...........................................................26
4.2 Tahapan Kegiatan.............................................................................................26
4.3 Sumber Daya.....................................................................................................28
4.3.1 Tim Kerja Yang Akan Melaksanakan Aksi Perubahan......................28
4.3.2 Stakeholder..............................................................................................30
4.3.3 Pemanfaatan Teknologi Digital.............................................................34
4.4 Strategi Pengembangan Kompetensi Dalam Aksi Perubahan..................35
4.5 Manajemen Risiko............................................................................................35
4.5.1 Identifikasi Resiko...................................................................................36
4.5.2 Respon Terhadap Risiko Yang Tinggi.................................................39
4.6 Rencana Pengembangan Potensi Diri Sebagai Tindak Lanjut Assesment
Potensi Diri........................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan Menurut Pangkat dan Golo
ngan, Tingkat Pendidikan, serta Pejabat Struktural/Fungsional 4
Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Blitar
Tahun 2016-2021........................................................................ 10
Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehat
an Kota Blitar Tahun 2016-2021 ................................................. 13
Tabel 3.1 Isu Kondisi Sekarang dan yang diharapkan ............................... 15
Tabel 3.2 Kriteria Penetapan Indikator AKPL ............................................. 16
Tabel 3.3 Kriteria Penetapan Indikator USG............................................... 18
Tabel 3.4 Analisis Sakichi Tayoda ............................................................. 20
Tabel 3.5 MC Namara ................................................................................ 22
Tabel 3.6 Rekomendasi Solusi Inovatif Mengatasi Masalah....................... 23
Tabel 4.1 Pentahapan Rancangan Aksi Perubahan ................................... 26
Tabel 4.2 Identifikasi Resiko ....................................................................... 36

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Blitar...................... 10


Gambar 3.1 Analisis Penyebab Masalah dengan FishBones ....................... 20
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dalam Rancangan Aksi Perubahan .......... 28
Gambar 4.2 Mapping Analisis Stakeholder................................................... 32
Gambar 4.3 Mapping Pengaruh Kepentingan Stakeholder........................... 34

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
ix
Tahun 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin
hingga anak berusia 23 bulan. Dampak jangka pendek pada anak yang mengalami
stunting adalah gangguan tumbuh kembang, gangguan metabolisme, gangguan
perkembangan otak, hingga memengaruhi kecerdasan anak. Hasil penelitian
menemukan bahwa jangka panjang akan berakibat pada anak yang bertubuh pendek
akan berpeluang besar untuk memperoleh jumlah pendapatan yang lebih rendah
pada saat dewasa. Oleh karena itu, stunting merupakan masalah gizi yang harus di
tanggulangi atau dicegah sedini mungkin.
Selain masalah gizi, Hipotiroid kongenital juga merupakan penyebab penting
stunting karena hormon tiroid mengatur pertumbuhan linier dan perkembangan
neurokognitif di awal kehidupan. Tanpa diagnosis dan pengobatan yang cepat,
hipotiroidisme kongenital akan menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik termasuk
stunting dan keterbelakangan mental.
Hipotiroid kongenital adalah kondisi penurunan atau tidak berfungsinya kelenjar
tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau
gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium. Hipotiroid
kongenital merupakan istilah umum untuk beberapa gangguan tiroid bawaan
biasanya ditandai dengan konsentrasi patologis rendah tiroksin atau mungkin tidak
disertai dengan peningkatan konsentrasi thyroid stimulating hormon. Untuk
mendeteksi kelainan hipotiroid sejak dini, maka diperlukan skrining Hipotiroid
Kongenital.
Skrining Hipotiroid Kongenital adalah skrining / uji saring untuk memilah bayi
yang menderita Hipotiroid Kongenital dari bayi yang bukan penderita. Skrining
Hipotiroid Kongenital sangat membantu untuk mendeteksi kekurangan hormon tiroid
pada bayi baru lahir dimana kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan gangguan
tumbuh kembang bayi bahkan sampai keterbelakangan mental.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
1
Tahun 2023
Sesuai dengan Peraturan Walikota Blitar Nomor 58 tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja, Dinas Kesehatan Kota Blitar
mempunyai tugas membantu walikota melaksanakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan. Untuk
menjalankan tugas dimaksud, yang berkaitan dengan kegiatan skrining hipotiroid
kongenital, Dinas Kesehatan Kota Blitar mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
b. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang kesehatan dan pelayanan
umum di bidang kesehatan;
c. Pengkoordinasian penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum di bidang kesehatan;
d. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kesehatan dan pelayanan umum
di bidang kesehatan meliputi bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan,
PKRT serta sumber daya kesehatan;
e. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang kesehatan meliputi
bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan, PKRT serta sumber daya
kesehatan;
f. Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan sesuai
dengan kewenangan daerah;
g. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan
kesehatan secara berkala melalui sub domain website pemerintah daerah;
h. Pelaksanaan koordinasi, monitoring, evaluasi, dan laporanpelaksanaan tugas
bidang kesehatan;
Dinas Kesehatan mulai tahun 2022 telah melaksanakan kegiatan skrining
hipotiroid kongenital yang sasarannya adalah seluruh bayi baru lahir di Kota Blitar.
Dari 1922 kelahiran, yang telah di skrining SHK sebanyak 120 bayi. Padahal dari
jumlah ibu hamil tersebut, sebanyak 136 orang ibu hamil berstatus Kurang Energi
Kronis (KEK) sehingga berpotensi melahirkan balita dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) atau sebesar ….%. Angka BBLR sendiri pada tahun 2022 sebanyak
108 bayi, sehingga bisa dikatakan bahwa cakupan screening Hypotiroid Kongenital
untuk pencegahan angka stuntng di kota Blitar masih rendah sehingga harus
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
2
Tahun 2023
diupayakan ditingkatkan terus.Apabila upaya tersebut tidak dilakukan akan
berdampak……..

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
3
Tahun 2023
Dari hasl Analisa masalah, penyebab rendahnya cakupan tersebut dikarenakan
Belum adanya media dan jejerang tehnologi informasi yang mendukung proses
pelayanan skrining. Oleh karena itu, untuk menjawab persoalan diatas dibutuhkan
upaya konvergensi stunting melalui skrining Hipotiroid Kongenital dengan perangkat
bantu aplikasi e-SHK di wilayah kota Blitar. Setidaknya dengan solusi tersebut, di
jangka pendeknya diharapkan terbentuk jejaring kerja pelaksanaan skrining dan
tersedianya aplikasi untuk semua fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani
persalinan agar mendata bayi baru lahir yang harus dilakukan SHK dan mulai
digunakan minimal oleh puskesmas se-Kota Blitar beserta jejaringnya. Di jangka
menengah harapannya aplikasi disosialisasikan dan digunakan oleh seluruh fasilitas
kesehatan pelayan persalinan di Kota Blitar, dan jangka panjang setidaknya
terlaksana monitoring dan evaluasi cakupan SHK dan gambaran kasus SHK di Kota
Blitar untuk penganggaran kegiatan selanjutnya yang berbasis data sekaligus
melakukan intervensi kasus.

Upaya penyelesaian masalah tersebut berkorelasi dengan manajemen kinerja Dinas


Kesehatan Kota Blitar terutama dalam pencapaian saasran Renstra
Dinas……….Sasaran Rencana Kinerja Dinas tahun 2023 ………..dan sasaran
RPJMD Kota Blitar,,,,,,,,,,,,,,Adapun Program dan kegiatan yang terkait dengan
inovasi adalah………..

1.2. AREA DAN FOKUS AKSI PERUBAHAN

1.2.1. AREA AKSI PERUBAHAN


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025 dan Permenpan RB No.25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi Tahun 2020-2024, terdapat 8 (delapan) area perubahan yang harus
diperhatikan yaitu :

a. Manajemen Perubahan (Mind Set dan Culture Set)


Hal yang perlu diharapkan dalam manajemen perubahan ini adalah terbangunnya
perubahan pola pikir, budaya kerja, komitmen, partisipasi dan perubahan perilaku
yang diinginkan.

b. Deregulasi Kebijakan

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
4
Tahun 2023
Hasil yang diharapkan dari penataan peraturan perundang-undangan ini adalah
regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif.

c. Penataan dan Penguatan Organisasi

Hal yang diharapkan dari area perubahan ini adalah organisasi yang tepat ukuran
dan tepat fungsi (right size dan right function)

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
5
Tahun 2023
d. Penataan Tatalaksana
Area perubahan yang diharapkan dalam hal ini adalah sistem, proses dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-
prinsip good governance.

e. Sistem Manajemen SDM


Hasil yang diharapkan dari penataan SDM aparatur ini adalah SDM aparatur yang
berintegrasi, netral, kompeten, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera.

f. Penguatan pengawasan
Area perubahan ini mempunyai harapan agar adanya peningkatan efektivitas
pengawasan intern pemerintah.

g. Penguatan Akuntabilitas Kinerja


Hasil yang diharapkan didalam area perubahan ini adalah meningkatnya
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

h. Pelayanan Publik
Hasil yang diharapkan meningkatnya kualitas pelayanan publik, serta pelayanan
birokrasi yang makin murah, cepat, mudah dan baik.
Terkait dengan 8 (delapan) area perubahan tersebut di atas, maka Rancangan Aksi
Perubahan dengan Judul “Upaya Konvergensi Stunting Melalui Skrining Hipotiroid
Kongenital Dengan Perangkat Bantu Aplikasi e-SHK di Wilayah Kota Blitar”
menyentuh area Penataan Tatalaksana dengan fokus rancangan aksi perubahan
adalah manajemen dan penggunaan teknologi Informasi.”

1.2.2. FOKUS AKSI PERUBAHAN

Dengan memperhatikan fokus strategi yang dipilih pada aksi perubahan ini,
maka jenis inovasi yang dilaksanakan termasuk dalam kriteria Inovasi Teknologi.
Teknologi adalah penciptaan, modifikasi, pemakaian, dan pengetahuan tentang
peralatan, mesin, teknik, keahlian, sistem, dan metode organisasi untuk memecahkan
masalah, meningkatkan solusi yang telah ada atas suatu masalah, mencapai tujuan,
menangani hubungan input- output, atau melakukan fungsi spesifik tertentu.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
6
Tahun 2023
Dengan menciptakan dan menggunakan teknologi baru, kemampuan untuk
mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan pun meningkat. Setiap usaha
penciptaan teknologi baru didorong oleh kebutuhan untuk menjalankan aktivitas
secara lebih muda, praktis, dan nyaman. Dalam konteks sektor publik, inovasi
teknologi biasanya dilakukan melalui introduksi e-government dan pembahuruan
peralatan atau perangkat untuk menunjang pekerjaan. Untuk itu, inovasi teknologi
merupakan penciptaan atau penggunaan dari teknologi.

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT AKSI PERUBAHAN

1.3.1. TUJUAN AKSI PERUBAHAN

a. Tujuan Jangka Pendek


Tujuan jangka pendek dari aksi perubahan ini adalah :
1. Tersedianya aplikasi sistem informasi skrining hipotiroid kongenital (e-
SHK) yang disediakan pada fasiliats pelayanan Kesehatan dengan target
2. Terbentuknya jejaring kerja pelaksanaan skrining pada setiap fasilitas
pelayanan kesehatan dengan target…..
3. Terlaksananya skrining hipotiroid kongential pada fasilitas Kesehatan
dengan target…..

b. Tujuan Jangka Menengah


Aplikasi disosialisasikan dan digunakan oleh seluruh Fasilitas kesehatan
pelayan persalinan di Kota Blitar.

c. Tujuan Jangka Panjang


Terlaksananya monitoring dan evaluasi cakupan SHK dan gambaran
kasus SHK di Kota Blitar untuk penganggaran kegiatan yang berbasis
data

1.3.2. MANFAAT AKSI PERUBAHAN

a. Manfaat Internal Aksi Perubahan :


Rancangan aksi perubahan ini diharapkan dapat memberikan manfaat internal
bagi Dinas Kesehatan Kota Blitar, yaitu:
1. Untuk mempermudah programmer dinkes untuk mendapatkan data bayi baru
lahir yang harus dilakukan skrining hipotiroid kongenital.
2. Membentuk komunikasi efektif dengan sesama petugas kesehatan yang
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
7
Tahun 2023
menangani masalah kesehatan ibu dan anak di Kota Blitar.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
8
Tahun 2023
3. Mempermudah koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor tentang
kesehatan anak di Kota Blitar.

b. Manfaat Eksternal Aksi Perubahan :


Manfaat eksternal yang dapat diperoleh dari Rancangan Aksi Perubahan yaitu:
1. Mempermudah stakeholder untuk mendapatkan data kasus hipotiroid di Kota
Blitar
2. Meningkatkan kerjasama antar instansi kesehatan, baik puskesmas, rumah
sakit, bidan praktek mandiri dan klinik yang melayani persalinan di Kota
Blitar.

1.4. RUANG LINGKUP AKSI PERUBAHAN

Kegiatan aksi perubahan ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota Blitar dalam
Bidang Kesehatan Masyarakat. Ruang lingkup rancangan aksi perubahan ini dibatasi
pada peningkatan capaian skrining hipotiroid kongenital di Kota Blitar.

Adapun waktu Pelaksanaan Aksi Perubahan akan di mulai pada tanggal 23 Mei
2023 sampai tanggal 23 Juli 2023.

1.5. ADOPSI DAN ADAPTASI HASIL STUDI LAPANGAN

Dari hasil studi lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Mei sampai
dengan tanggal 18 Mei 2023 di dapatkan best practice yang menginspirasi proses dan
hasil kepemimpinan kinerja di Kota Batam adalah

1. Aplikasi ePuskesmas
Aplikasi ePuskesmas merupakan sistem informasi manajemen puskesmas
yang berbasis Web dan Mobile yang digunakan untuk membantu dalam
pelayanan dan manajemen puskesmas sebagai lembaga pelayanan
kesehatan tingkat pertama di masyarakat, mulai dari pendaftaran pasien,
pelayanan poli sampai laporan ke tingkat Dinas Kesehatan Kota Batam.
2. Home service lab di Puskesmas Sungai Panas
Merupakan inovasi layanan laboratorium yang meliputi pemeriksaan
Hematologi ( Hb, Erotrosit, Leukosit dll ) dan Kimia darah ( Glukosa,
Kolestrol, Trigliserid dan asam urat ) dalam melayani home care kepada
lansia dan pasien yang memiliki keterbatasan gerak dalam pelayanan
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
9
Tahun 2023
laboratorium yang biayanya pun gratis bagi peserta BPJS dan tarif non BPJS
sesuai Perda.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
1
Tahun 2023
0
Adopsi dari inovasi nomer 1, yaitu aplikasi ePuskesmas tersebut adalah pada
sisi teknologi informasi yang mempermudah pelayanan serta pelaporan Puskesmas.
Dengan aplikasi ini semua stakeholder dapat melakukan perencanaan dan evauasi
sesuai kebutuhan pada data base. Hal inilah yang diadopsi dan diadaptasi dalam aksi
perubahan yang berjudul “ Upaya Konvergensi Stunting Melalui Skrining Hipotiroid
Kongenital Dengan Perangkat Bantu Aplikasi e-SHK di Wilayah Kota Blitar ”.
Diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat menaikan cakupan skrining Hipotiroid
Kongenital untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak sejak ini, sehingga bisa
dilakukan intervensi dini pada anak beresiko stunting sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka stunting ke depan.

Meskipun masih ada beebrapa kendala dalam pelaksanaannya diantaranya


adalah ……………Beberapa pondasi dasar proses kepemmpinan kinerja yang dapat
dijadikan adopsi aksi perubahan antara lain……………Adapun hasil kepemimpinan
kinerja yang terkait dengan inovasi yang telah dilakukan diantaranya …….

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
1
Tahun 2023
1
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI

1.1. GAMBARAN ORGANISASI

Sesuai dengan peraturan Walikota Blitar Nomor 48 Tahun 2022, Dinas


Kesehatan Kota Blitar merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang
kesehatan yang menjadi kewenangan daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas
membantu walikota melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang
menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan.
Untuk menjalankan tugas, Dinas Kesehatan melaksanakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
b. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang kesehatan dan
pelayanan umum di bidang kesehatan;
c. Pengkoordinasian penyelenggaraan urusan pemerintahan clan pelayanan
umum di bidang kesehatan;
d. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan urusan rumah tangga
Dinas;
e. Perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan pemenuhan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat;
f. Perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan peningkatan kapasitas
sumber daya manusia kesehatan;
g. Perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan dan minuman;
h. Perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan;
i. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Kesehatandan pelayanan
umum di bidang kesehatan;
j. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kesehatan dan pelayanan
umum di bidang kesehatan meliputi bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
12
Tahun 2023
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), laboratorium kesehatan serta
sumber daya kesehatan; pengendalian penyakit,
k. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang kesehatan
meliputi bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian
penyakit, dan pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan dan Rumah Tangga (PKRT), laboratorium kesehatan
serta sumber daya kesehatan;
I. Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan
sesuai dengan kewenangan Daerah;
m. Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP);
n. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);
o. Pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau
pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas pelayanan;
p. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang kesehatan;
q. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan
kesehatan secara berkala melalui sub domain website Pemerintah Daerah;
r. Pelaksanaan pengendalian, pengawasan, dan pembinaan di bidang
administrasi kepegawaian, kearsipan, ketatalaksanaan, ketatausahaan,
pengelolaan anggaran, perlengkapan, kehumasan dan pelaksanaan tugas
dinas;
s. Pelaksanaan pengembangan kemampuan organisasi meliputi pembinaan
personil, administrasi umum, ketatalaksanaan dan sarana prasarana kerja;
t. Penyelenggaraan keamanan, kebersihan, dan kenyamanan bekerja di
lingkungan kan tor;
u. Pembinaan dan pengawasan pengelolaan sumber pendapatan asli daerah;
v. Pelaksanaan koordinasi, monitoring, evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas
bidang kesehatan;
w. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan bidang tugasnya.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
13
Tahun 2023
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Blitar

Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam


pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi
Dinas Kesehatan Kota Blitar, didukung oleh personil sebanyak 254 orang (PNS dan
PTT) dengan perincian sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan Menurut Pangkat dan Golongan,
Tingkat Pendidikan, serta Pejabat Struktural/Fungsional
Jenis Kelamin (Orang)
Pangkat/Gol, Tingkat Pendidikan
No Laki- Ket
dan Pejabat Struktural/ Fungsional Perempuan Jumlah
Laki
1 2 3 4 5 6
1. Pembina TK I (IV/b) 1 6 7
2. Pembina (IV/a) 5 10 15
3. Penata Tk. I (III/d) 13 32 45
4. Penata (III/c) 3 20 23
5. Penata Md Tk I (III/b) 17 59 76
6. Penata Muda (III/a) 8 22 30
7. Pengatur Tk I (II/d) 8 17 25
8. Pengatur (II/c) 5 16 21
9. Pengatur Muda Tk. I (II/b) 0 2 2
10. Pengatur Muda (II/a) 0 0 0

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
14
Tahun 2023
Jenis Kelamin (Orang)
Pangkat/Gol, Tingkat Pendidikan
No Laki- Ket
dan Pejabat Struktural/ Fungsional Perempuan Jumlah
Laki
1 2 3 4 5 6
11. Juru Tk. I (I/d) 1 1 2
12. Juru (I/c) 0 0 0
13. Juru Muda Tk. I (I/b) 0 0 0
14. Juru Muda (I/a) 0 0 0
15. PTT 5 3 8
JUMLAH 66 188 254
1. Pasca Sarjana (S2) 4 1 5
2. Sarjana (S1) / D4 17 61 78
3. D1-D2-D3 29 104 133
4. SLTA 14 20 34
5. SLTP 1 2 3
6. SD 1 0 1
JUMLAH 66 188 254
1. Pejabat Struktural 10 6 16
2. Pejabat Fungsional 56 182 238
JUMLAH 66 186 254

Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang


dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan diselenggarakan dan ditunjang dengan sarana
dan prasarana yang memadai, serta pemenuhannya disesuaikan dengan analisa
kebutuhan barang yang telah dibuat dan pemeliharaannya dilakukan oleh masing-
masing unit kerja pengguna barang.

2.2.1. KINERJA ORGANISASI SEKARANG


Dalam Renstra pencapaian kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kota Blitar
didasarkan pada target Renstra Dinas Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016-2021.
Capaian pelayanan kinerja Dinas Kesehatan Kota Blitar selama tahun 2016-2021,
baik pencapaian kinerja serta anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan
Perangkat Daerah disajikan pada tabel sebagaimana berikut:

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
15
Tahun 2023
Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016-2021
Target Renstra PD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian Pada Tahun

No Indikator 2016

2018

2021

2016

2019

2020

2021

2018

2019

2020
2017

2019

2020

2017

2018

2016

2017

2021
1 Angka Usia
harapan
73,59 73,82 74,05 74,28 74,51 74,65 73,10 73,17 73,36 73,60 73,75 73,86
hidup 99% 98,99% 99,07% 99,08% 98,98% 98,94%
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
(AHH)/
tahun
2 Angka
Kematian
Ibu (AKI)
per 65,77 188,94 141,71 141,71 141,71 94,50 236,18 0 254,71 99,4 189,13 889,59 (159)% 200% 20,26% 129,86% 66,54% (-650)%
100.000
kelahiran
hidup
3 Angka
kematian
bayi (AKB)
9,08 8,88 8,68 8,48 8,28 8,08 9,92 10,91 13,75 11,93 11,82 5,76 91 77,13% 41,59% 59,32% 57,25% 128,71%
per 1.000
kelahiran
hidup;
4 Angka
kematian
Balita
(AKABA) 9,7 10,7 10,39 10,91 92,89 98,04
per 1.000
kelahiran
hidup;
5 Prevalensi
Balita Gizi 0,1 0,1 0,07 0,6 130 (400)
Buruk
6 Prevalensi
Balita 11,20% 11,10% 10,50% 10% 10% 15,53% 9,54% 8,52% 7,25% 5,28% 61,34% 14,05% 118,57% 127,5% 147,2%
stunting
7 Indeks
Kepuasan
Masyarakat
Terhadap BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan
Kesehatan
(IKM)
8 Indeks
Keluarga 0,696 0,70 0,71 0,223 0,24 0,28 32,04% 34,29% 39,44%
Sehat

Rancangan Aksi Perubahan


Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV Tahun 2023
12
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa:
1. Capaian Indikator Angka Usia Harapan Hidup (AHH) dapat dikategorikan sangat
berhasil. Dengan Indikator Angka Usia Harapan Hidup (AHH) yang menjadi
indikator tujuan renstra yang merupakan indikator sasaran RPJMD Kota Blitar.
2. Capaian Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup tidak
selalu tercapai setiap tahunnya. Hal ini berarti bahwa kasus kematian ibu yang
dilaporkan belum sesuai target Renstra PD.
3. Capaian Indikator Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup juga
tidak selalu tercapai setiap tahunnya.
4. Capaian Indikator Angka kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup
dapat dikategorikan sangat berhasil.
5. Capaian Indikator Prevalensi Balita Gizi Buruk tidak selalu tercapai setiap
tahunnya. Hal ini berarti bahwa kasus Balita gizi buruk yang dilaporkan belum
sesuai target Renstra PD.
6. Capaian Indikator Prevalensi Balita stunting juga tidak selalu tercapai setiap
tahunnya.
7. Capaian Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan
Kesehatan (IKM) dapat dikategorikan sangat berhasil.
8. Capaian Indikator Indeks Keluarga Sehat selalu tidak tercapai setiap tahunnya.
Hal ini berarti bahwa Kota Blitar termasuk dalam kategori “keluarga tidak sehat”
dengan perhitungan jumlah keluarga sehat dibanding jumlah seluruh keluarga di
Kota Blitar.

Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas


KesehatanKota Blitar Tahun 2016-2021 (dalam juta rupiah)
Rata-rata
Realisasi Anggaran Tahun Rasio Antara Realisasi dan
Anggaran Tahun ke- Pertumbuha
ke- Anggaran Tahun ke- n
Anggaran

Realisasi
2016

2017

2018

2019

2020

2021

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2016

2017

2018

2019

2020

2021
100.902

65,24%

48,97%

68,05%

87,54%

93,29%
37.179

51.468

79.397

82.901

81.622

33.609

33.580

38.878

56.417

71.454

94.134

12.744

12.105
90,4%

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
13
Tahun 2023
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang ada di Dinas Kesehatan
Kota Blitar, sering dijumpai berbagai permasalahan baik permasalahan internal
ataupun eksternal. Beberapa permasalahan yang ada di Dinas Kesehatan Kota
Blitar selanjutnya dituangkan dalam isu yang perlu mendapatkan tindak lanjut yaitu:
1. Tingginya angka kematian ibu akibat kurangnya deteksi dini.
2. Rendahnya kunjungan posyandu balita akibat pandemi Covid - 19
3. Tingginya kasus kematian bayi di Kota Blitar disebabkan karena Berat Badan
Lahir Rendah
4. Rendahnya cakupan skrining Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak dan Konvergensi stunting.
5. Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan Balita Stunti

2.2.2 KINERJA ORGANISASI YANG DIHARAPKAN


Empat isu di atas merupakan hal yang sering ditemui di lingkup Dinas
Kesehatan Kota Blitar dan tentu saja membutuhkan penyeleaian yang
komprehensif dan menyeluruh. Jika dilihat dari keempat isu di atas, memang
diharapkan adanya suatu metode yang bisa memudahkan koordinasi,
pengawasan, dan target waktu penyelesaian tugas agar semua pekerjaan bisa
selesai tepat waktu. Metode yang direncanakan bisa berbentuk sistem atau
aplikasi sederhana yang bisa mengakomodir percepatan pelayanan baik internal
ataupun eksternal sehingga kinerja bisa meningkat. Hasil yang diharapkan jika
diterapkannya suatu metode atau sistem adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya angka kematian ibu dengan meningkatkan deteksi dini.
2. Meningkatnya kunjungan posyandu balita melalui pemberdayaan masyarakat
3. Menurunnya kasus kematian bayi di Kota Blitar disebabkan karena Berat
Badan Lahir Rendah
4. Meningkatnya cakupan skrining Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak dan Konvergensi stunting
5. Meningkatnya pemanfaatan pelayanan kesehatan Balita Stunting

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
14
Tahun 2023
BAB III

ANALISIS MASALAH

3.1. IDENTIFIKASI MASALAH


Sebelum mengetahui permasalahan yang ada, beberapa tahapan yang perlu
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
 Adanya isu kondisi sekarang dan kondisi yang diharapkan yang sedang terjadi di
Bidang Kesehatan Masyarakat. Berikut adalah beberapa isu yang ada di Dinas
Kesehatan Kota Blitar
Tabel 3.1
Isu Kondisi Sekarang Dan Kondisi Yang Diharapkan

NO KONDISI SEKARANG KONDISI YANG DIHARAPKAN


1 Tingginya angka kematian ibu Menurunnya angka kematian ibu
akibat kurangnya deteksi dini. dengan meningkatkan deteksi dini.
.
2 Rendahnya kunjungan posyandu Meningkatnya kunjungan posyandu
balita akibat pandemic Covid – 19 balita melalui pemberdayaan
masyarakat
3 Tingginya kasus kematian bayi di Menurunnya kasus kematian bayi di
Kota Blitar disebabkan karena Kota Blitar disebabkan karena Berat
Berat Badan Lahir Rendah Badan Lahir Rendah

4 Rendahnya cakupan skrining Meningkatnya cakupan skrining


Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Hipotirod Kongenital untuk Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Anak dan Dini Tumbuh Kembang Anak dan
Konvergensi stunting Konvergensi stunting

5 Masih rendahnya pemanfaatan Meningkatnya pemanfaatan


pelayanan kesehatan Balita pelayanan kesehatan Balita Stunting
Stunting

Sumber: Penulis (2023).


3.2. Masalah yang menjadi Prioritas untuk Ditangani
Dari beberapa isu di atas dapat dilakukan penapisan isu untuk menentukan
Core Issue yang akan diangkat untuk menjadi isu utama dalam Rancangan Aksi
Perubahan, yaitu dengan menggunakan metode Aktual, Kekhalayakan, Problematik,
dan Kelayakan (AKPL). Metode AKPL adalah sebuah metode yang fungsinya untuk
menentukan isu prioritas dari sejumlah isu yang penting. Metode ini merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
15
Tahun 2023
solusinya dalam kegiatan Aksi Perubahan. Aktual, artinya isu atau pokok persoalan
sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya,
standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab.

Dari kriteria penetapan indikator AKPL di atas, akan diambil 3 isu atau pokok
persoalan yang memenuhi keempat indikator AKPL tersebut, yang nantinya akan
dijadikan prioritas untuk menentukan kriteria penetapan indikator Urgency,
Seriousness, Growth (USG). Berikut tabel hasil kriteria dengan menggunakan AKPL
dari isu yang ada di Dinas Kesehatan Kota Blitar:

Tabel 3.2.
Kriteria Penetapan Indikator AKPL
KEKHA PROBL KETERA
KELAYA
NO PENYEBAB / MASALAH AKTUAL LAYAK EMATI TOTAL NGAN
KAN
AN KA
1 Tingginya angka
kematian ibu akibat
4 3 3 5 15 V
kurangnya deteksi dini.
2 Rendahnya kunjungan
posyandu balita akibat
pandemi Covid – 19
5 4 4 5 18 II
3 Tingginya kasus
kematian bayi di Kota 4 4 4 4 16 IV
Blitar disebabkan
karena Berat Badan
Lahir Rendah
4 Rendahnya cakupan
skrining Hipotirod 5 5 4 5 19 I
Kongenital untuk
Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak dan
Konvergensi stunting
5 Masih rendahnya
pemanfaatan pelayanan 5 4 4 4 17 III
kesehatan Balita
Stunting
Sumber: Penulis (2023).
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
16
Tahun 2023
Kriteria penetapan indikator menggunakan Metode (AKPL) Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu
yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, dan Kelayakan dengan menggunakan Skala Likert 1 – 5 dengan
ketentuan:
5 = sangat besar
4 = besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil.
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.
Berdasarkan pada Tabel 3.2. diatas, maka ada 3 (tiga) penetapan indikator AKPL yang
dijadikan prioritas adalah:
1. Rendahnya kunjungan posyandu balita akibat pandemi Covid – 19
2. Rendahnya cakupan skrining Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak dan Konvergensi stunting
3. Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan Balita Stunting

Kriteria penetapan indikator menggunakan Metode Urgency, Seriousness, Growth


(USG). Metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan
menggunakan Skala Likert 1 – 5 dengan ketentuan:
5 = sangat besar
4 = besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil.
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya,
pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
17
Tahun 2023
Urgency

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tadi.

Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.

Growth

Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan


kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

Berikut ini merupakan kriteria penetapan indikator USG dilakukan untuk menentukan
penyebab/ masalah yang sedang terjadi sebagaimana di bawah ini:
Tabel 3.3.
Kriteria Penetapan Indikator USG

NO. PENYEBAB / KRITERIA PENETAPAN INDIKATOR USG


MASALAH
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH JUMLAH KETERANGAN

1 Rendahnya
kunjungan
posyandu
balita akibat 4 5 5 14 II
pandemic
Covid – 19
2 Rendahnya
cakupan
5 5 5 15 I
skrining
Hipotirod
Kongenital
untuk
Deteksi Dini
Tumbuh
Kembang
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
18
Tahun 2023
Anak dan
Konvergensi
stunting
3 Masih
rendahnya
4 5 4 13 III
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
Balita
Stunting

Sumber: Penulis (2023).

Dari Tabel 3.3 di atas, dapat diketahui bahwa penyebab/masalah utama yang terjadi
adalah Rendahnya cakupan skrining Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak dan Konvergensi stunting dengan jumlah skor tertinggi yaitu 15 (lima
belas). Permasalahan inilah yang harus segera diselesaikan.

3.3. Penyebab Masalah.

Melakukan analisis penyebab masalah dari “Rendahnya cakupan skrining Hipotirod


Kongenital untuk Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dan Konvergensi stunting”,
yaitu :

1. Data laporan kelahiran dari Fasilitas Pelayanan Persalinan masih manual dan
sering terlambat
2. Waktu ideal untuk sampling 2-3 hari pasca persalinan sehingga ibu sudah
pulang dan tidak memeriksakan anaknya

3. Ibu tidak mau memeriksakan SHK karena masih masa nifas


4. Kendala transportasi dan ibu tidak ada yang mengantar
5. Belum ada sistem informasi SHK yang akurat, efektif dan efisien.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
19
Tahun 2023
Kendala transportasi Waktu ideal untuk
dan ibu tidak ada sampling 2-3 hari
yang mengantar pasca persalinan
sehingga ibu
sudah pulang dan Ibu tidak mau
tidak memeriksakan SHK
memeriksakan karena masih masa
anaknya
nifas
Rendahnya cakupan skrining
Hipotirod
Data lapo ran Belum ada sistemKongenital
kelahiran dari informasi yang akurat,
Fasilitas Pelayanan efektif dan efisien
Persalina n masih
manual dan sering
terlambat

Sumber: Penulis (2023).

Gambar 3.1
Analisis Penyebab Masalah Dengan Fishbones

3.4. Akar Penyebab Utama Masalah


“Rendahnya cakupan skrining Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak dan Konvergensi stunting”adalah “ karena belum ada sistem
informasi SHK yang akurat, efektif dan efisien” Berikut ini merupakan tabel untuk
menganalisa akar penyebab masalah dengan menggunakan 5 Why Analisis Sakichi
Toyoda.

Tabel 3.4.
Analisis Sakichi Toyoda

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Mengapa cakupan skrining Hipotirod Karena ibu tidak memeriksakan
Kongenital rendah ? anaknya untuk Skrining Hipotiroid
Kongenital

2 Mengapa ibu tidak memeriksakan Karena Waktu ideal untuk sampling


anaknya untuk Skrining Hipotiroid 2-3 hari pasca persalinan sehingga
Kongenital? ibu sudah pulang dan tidak
memeriksakan anaknya
3 Mengapa Waktu ideal untuk sampling 2-3 Karena Ibu lupa dan petugas
hari pasca persalinan sehingga ibu sudah tidak mengingatkan
pulang dan tidak memeriksakan anaknya?

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
20
Tahun 2023
4 Mengapa Ibu lupa dan petugas tidak Karena Data laporan kelahiran dari
mengingatkan? Fasilitas Pelayanan Persalinan
masih manual sehingga petugas
sering lupa
5 Mengapa Data laporan kelahiran dari Karena Belum ada sistem
Fasilitas Pelayanan Persalinan masih manual informasi yang akurat, efektif
sehingga petugas sering lupa? dan efisien
Berdasarkan jawaban tersebut maka akar
penyebab masalah Rendahnya cakupan
skrining Hipotirod Kongenital untuk
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dan
Konvergensi stunting adalah karena
Belum ada sistem informasi yang
akurat, efektif dan efisien.
Sumber: Penulis (2023).

3.5 Alternatif Solusi Mengatasi Masalah


Adapun alternatif solusi dalam mengatasi masalah “Rendahnya cakupan skrining
Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dan Konvergensi
stunting” sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan tenaga staf untuk mengingatkan ibu agar memeriksakan


bayinya dengan melakukan Skrining Hipotiroid Kongenital..

2. Tenaga staf mengingatkan periksa bayi dengan aplikasi sms atau WA.

3. Membentuk jejaring dengan fasilitas kesehatan pelayan persalinan untuk


saling menginformasikan.

4. Menyusun sistem informasi aplikasi untuk skrining hipotiroid kongenital untuk


fasilitas kesehatan pelayan persalinan yang bisa dilihat Bidan Wilayah di
Puskesmas setempat untuk ditindaklanjuti SHK.

Dalam menentukan pemilihan alternatif pemecahan masalah menggunakan teori


tapisan MC NAMARA. Berikut ini merupakan tabel teori tapisan MC Namara

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
21
Tahun 2023
Tabel 3.5
Penentuan Solusi Permasalahan Dengan Metode Tapisan MC NAMARA

N ALTERNATIF EFEKTIFITAS EFISIENSI KEMUDAHAN TOTAL KET


O SOLUSI ( BIAYA )
(KETEPATAN)

1. Mengoptimalkan 4 3 2 9 III
tenaga staf untuk
mengingatkan ibu
agar
memeriksakan
bayinya dengan
melakukan
Skrining Hipotiroid
Kongenital..
2. Tenaga staf 3 4 4 11 II
mengingatkan
periksa bayi
dengan aplikasi
sms atau WA.
3. Membentuk 3 3 2 8 IV
jejaring dengan
fasilitas kesehatan
pelayan persalinan
untuk saling
menginformasikan
4. Menyusun sistem 5 4 5 14 I
informasi aplikasi
untuk SHK untuk
fasilitas kesehatan
pelayan persalinan
yang bisa dilihat
Bidan Wilayah di
Puskesmas
setempat untuk
ditindaklanjuti
SHK.

Sumber: Penulis (2023).

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
22
Tahun 2023
3.6 Rekomendasi Solusi Inovatif Mengatasi Masalah
“ Menyusun sistem informasi aplikasi SHK untuk fasilitas kesehatan pelayan
persalinan yang bisa dilihat Bidan Wilayah di Puskesmas setempat untuk
ditindaklanjuti Skrining Hipotiroid Kongenital”.

Berikut ini merupakan tabel rekomendasi solusi inovatif dalam mengatasi masalah.

Tabel 3.6
Rekomendasi Solusi Inovatif Mengatasi Masalah

N ISU/GEJALA PENYEBAB/ AKAR ALTERNATIF SOLUSI REKOMENDA


MASALAH MASALAH PENYEBA SI SOLUSI
DAN AREA B UTAMA
PERUBAHAN
1 Rendahny 1 Data laporan Belum 1. Mengoptimalkan Menyusun
. a cakupan . kelahiran ada tenaga staf untuk sistem
skrining dari Fasilitas sistem mengingatkan informasi
Hipotirod Pelayanan informasi ibu agar aplikasi
Kongenital Persalinan yang memeriksakan untuk SHK
Untuk masih akurat, bayinya dengan untuk
Deteksi manual dan efektif melakukan fasilitas
Dini sering dan Skrining kesehatan
Tumbuh terlambat efisien Hipotiroid pelayan
Kembang Kongenital.. persalinan
Anak dan yang bisa
2 Waktu ideal 2. Tenaga staf
Konvergen . dilihat Bidan
untuk mengingatkan
si stunting Wilayah di
sampling 2-3 periksa bayi
hari pasca Puskesmas
dengan aplikasi
persalinan setempat
sms atau WA.
sehingga ibu untuk
sudah ditindaklanju
pulang dan ti SHK.
tidak
memeriksak
an anaknya
3 Ibu tidak 3. Membentuk
. mau jejaring dengan
memeriksak fasilitas
an SHK kesehatan
karena pelayan
masih masa persalinan untuk
nifas saling
menginformasika
n.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
23
Tahun 2023
4 Kendala 4 Menyusun
transportasi sistem informasi
dan ibu tidak aplikasi untuk
ada yang SHK untuk
mengantar fasilitas
kesehatan
pelayan
persalinan yang
bisa dilihat Bidan
Wilayah di
Puskesmas
setempat untuk
ditindaklanjuti
SHK.

5 Belum ada
sistem
informasi
SHK yang
akurat,
efektif dan
efisien
Sumber: Penulis (2023).

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
24
Tahun 2023
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

4.1. TEROBOSAN INOVASI


Terobosan atau inovasi yang dillakukan dalam Rancangan Aksi Perubahan
yang berjudul “UPAYA KONVERGENSI STUNTING MELALUI SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL DENGAN PERANGKAT BANTU APLIKASI e-SHK DI WILAYAH KOTA
BLITAR” adalah merupakan salah satu inovasi yang akan dilakukan untuk Aksi
Perubahan.

Pemanfaatan aplikasi e-SHK dalam rangka meningkatkan cakupan layanan


skrining hipotiroid kongenital. Inovasi ini juga memiliki unsur kebaharuan bagi Dinas
Kesehatan Kota Blitar dan dapat diterapkan secara berkelanjutan untuk
meningkatkan upaya pencegahan stunting sejak dini di wilayah Kota Blitar.

Rancangan Aksi Perubahan berupa e-SHK ini memiliki 5 (lima) cakupan


terobosan, yaitu :

4.1.1. Memiliki Unsur Kebaruan


Inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang
memiliki kadar orisinalitas dan kebaruan. Suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam
arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.

4.1.2. Mempunyai Nilai Tambah


Secara umum, tujuan inovasi yang baik adalah untuk meningkatkan kualitas, yang
bisa membuat nilai tambah. Inovasi yang dibuat akan menjadi usang karena tidak
dapat memenuhi kebutuhan saat ini. Maka diharapkan inovasi yang dibuat dapat
memenuhi kebutuhan saat ini. Dengan kata lain, Inovasi yang dirancang saat ini
harus mempunyai nilai tambah dan akan meningkatkan keunggulan dan kualitasnya
dalam peningkatan pelayanan dibandingkan kondisi sebelumnya.

4.1.3. Bisa Direplikasi


Aplikasi e-SHK bisa direplikasi oleh pihak-pihak yang membutuhkan, dikarenakan
aplikasi ini dirancang dan dibuat dengan open source, sehingga mudah dalam proses
pengoperasian dan pemeliharaan.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
25
Tahun 2023
4.1.4. Berkelanjutan
Keberlanjutan aplikasi e-SHK ini bisa dengan mudah dilakukan, sistem ini juga bisa
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

4.1.5. Sesuai Dengan Nilai Organisasi


Bila organisasi tidak melakukan inovasi secara berkesinambungan, maka organisasi
tersebut tidak dapat berkembang atau tertinggal dalam hal pelayanan. Inovasi perlu
diimplementasikan dengan keberanian untuk mengambil risiko dengan
mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Budaya inovasi memerlukan
dukungan penuh dari semua lini manajemen, dimulai dengan komitmen dari
manajemen puncak, organisasi yang mendukung kolaborasi antar bagian, serta
budaya yang memfasilitasi kreativitas dan keterbukaan.

Uraikan juga strategi pembangunan jejaring kerja yang akan dilakukan dapat berupa
bagan atau narasi (baca modul jejaring kerja)

4.2. TAHAPAN KEGIATAN / MILESTONE


Tahapan Aksi Perubahan terdiri dari tahap jangka pendek, jangka menengah
dan jangka panjang, Tahapan jangka pendek dan jangka menengah wajib
dilaksanakan sebagai implementasi Rancangan Aksi Perubahan bagi peserta Diklat
Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan IV Tahun 2023. Berikut ini
merupakan tahapan kegiatan dalam Rancangan Aksi Perubahan.

Tabel 4.1.
Pentahapan (Milestone) Rancangan Aksi Perubahan
NO KEGIATAN WAKTU OUTPUT BOBOT
JANGKA PENDEK

1 Melakukan konsultasi Rancangan Minggu 4 Berita acara


Aksi Perubahan kepada Mentor konsultasi,
Mei 2023 5%
dan Coach Dokumentasi
2 Mempersiapkan penyusunan Tim Minggu 4 Draf Tim Efektif 5%
efektif Rancangan Aksi Perubahan RAP
Mei 2023
(RAP)
3 Menyusun draft SK Tentang Tim Minggu 1 Draf SK Tim Efektif 5%
Efektif RAP Juni 2023 RAP

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
26
Tahun 2023
4 Mengajukan Pengesahan SK Minggu 1 SK Tim Efektif RAP
tentang Pembentukan Tim Efektif Juni 2023
15%
RAP

5 Melaksanakan rapat Tim Efektif Minggu 2 Notulen hasil rapat 15%


RAP Juni 2023 Tim efektif

6 Membuat aplikasi e-SHK Minggu 2 Software e-SHK 20%


Juni 2023
7 Memfinalkan aplikasi e-SHK Minggu 2 Printout aplikasi 10%
Juni 2023 e-SHK
10 Melakukan uji coba aplikasi e-SHK Minggu 3 Printout hasil uji 5%
(lebih
besar
dr yang
lainnya)
Juni 2023 coba
8 Melaksanakan sosialisasi teknis e- Minggu 3 Notulen sosialisasi, 5%
SHK……Membangun komitemn Juni 2023 dokumentasi
dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (penunjukan petugas
penginput data )
9 Melaksanakan sosialisasi dan Minggu 3 Notulen sosialisasi, 5%
lounching aplikasi e-SHK Juni 2023 dokumentasi
11 Melakukan evaluasi terhadap hasil Minggu 2 Notulen evaluasi 5%
pelaksanaan Implementasi e-SHK Juli 2023 dan dokumentasi

12 Melakukan pelaporan terhadap Minggu 2 Laporan hasil 5%


hasil pelaksanaan Implementasi Juli 2023 pelaksanaan
e-SHK kepada Mentor implementasi e-
SHK dan
dokumentasi
JANGKA MENENGAH
1 Melakukan Pengembangan Januari - Hasil
Aplikasi e-SHK dengan Februari pengembangan e-
Penambahan Fitur Baru 2024 SHK dengan fitur 30%
baru
2 Membuat Kemudahan Akses data Januari - Hasil Survey
base ke stakeholder untuk Februari Kepuasan
membantu perencanaan. 2024 Masyarakat lebih 70%
baik
JANGKA PANJANG
1 Melaksanakan monitoring Januari Cakupan skrining
2025 SHK diatas 85%
30%
2 Meningkatkan pelayanan Skrining Januari Menbuka layanan
Hipotiroid Kongenital 2025 khusus Skrining
hipotiroid 70%
kongenital di

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
27
Tahun 2023
semua puskesmas
di kota Blitar
Sumber : Penulis (2023)

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
28
Tahun 2023
4.3. SUMBER DAYA
4.3.1. Tim Kerja Yang Akan Melaksanakan Aksi Perubahan
Berhasilnya Rancangan Aksi Perubahan ini ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas tim yang ada di Dinas Kesehatan Kota Blitar dan stakeholder yang
mendukung kegiatan.
Oleh karena itu perlu dibentuk tim kerja yang efektif. Tim kerja yang efektif
dibangun dengan tujuan agar sasaran dapat ditentukan dan dicapai secara optimal
dan ada komitmen untuk saling mendukung. Berikui ini merupakan Diagram Struktur
Organisasi dalam rancangan aksi perubahan.

MENTOR
dr. Dharma Setiawan, M.MKes
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar

COACH PROJECT LEADER


Antonius Kustoro Y D, SE, MA, Ak, drg. Mohamad Agus Sabtoni
CRMP
Kepala Bidang Kesehatan
Widyaiswara Ahli Utama
Masyarakat

WORK TEAM I : WORK TEAM II :


Tim IT Tim Administrasi

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Dalam Rancangan Aksi Perubahan

Diskripsi tugas dari masing-masing struktur organisasi Aksi Perubahan adalah sebagai
berikut :
a. Mentor: Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar
(dr. Dharma Setiawan, M.MKes)
 Memberikan arahan terkait tujuan utama dan manfaat dari pelaksanaan Aksi
Perubahan bagi organisasi.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
29
Tahun 2023
 Memberikan inspirasi bagi Tim Efektif dalam melakukan inovasi yang dilakukan.
 Mendukung terwujudnya Aksi Perubahan dengan memberikan motivasi
kepada Tim Efektif.
 Memberikan arahan, dukungan dan pengawasan dalam Aksi Perubahan.
 Membantu menyelesaikan hambatan/kendala dalam Aksi Perubahan.
 Memantau jalannya Aksi Perubahan.
 Memberikan dukungan secara berkelanjutan terhadap Aksi Perubahan yang
akan dilakukan.
c. Project Leader : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
(drg. Mohamad Agus Sabtoni.)
 Melaksanakan kegiatan Aksi Perubahan sesuai dengan tahapan-tahapan
yang telah direncanakan.
 Menggerakkan seluruh Tim Kerja demi terlaksananya Aksi Perubahan.
 Merumuskan solusi dalam menyelesaikan hambatan yang timbul dalam
pelaksanaan Aksi Perubahan.
 Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kepada stakeholder terkait.
d. Work Team : Staf di Bidang Kesehatan Masyarakat dan Tim IT Dinas Kesehatan
Kota Blitar yang terbagi menjadi 2 (dua) Tim, yaitu:
1. Sebagai Tim Administrasi, mempunyai tugas:
 Mendukung dan membantu Project Leader dalam melaksanakan Aksi
Perubahan dalam hal kelengkapan administrasi maupun dokumentasi.
 Menjalankan tugas sebagai petugas admin Aplikasi e-SHK
2. Sebagai Tim Teknologi Informasi, mempunyai tugas :
 Membantu membuat rancang bangun Aplikasi e-SHK
 Melaksanakan pendampingan penerapan Aplikasi e-SHK kepada fasilitas
kesehatan pelaksana pelayanan persalinan.
d. Coach : Antonius Kustoro Y D, SE, MA, Ak, CRMP
 Memberikan bimbingan dan arahan terkait dengan Rancangan Aksi
Perubahan yang akan dilakukan.
 Membantu menyelesaikan masalah ketika ada hambatan atau kendala ketika
pelaksanaan kegiatan.
 Mengevaluasi kegiatan secara menyeluruh.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
30
Tahun 2023
Di dalam Rencana Aksi Perubahan ini kita tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya
dukungan dari masyarakat, Puskesmas dan jejaringnya serta Fasilitas Kesehatan
pelayan persalinan sebagai stakeholder internal dan FKTP, OPD lain sebagai
stakeholder eksternal.

4.3.2. Stakeholder

A. Identifikasi Stakeholder
Stakeholder Internal adalah stakeholder proyek Aksi Perubahan yang ada di
dalam organisasi, yaitu:
1. Kepala Dinas Kesehatan sebagai Mentor;
2. Sekretariat Dinas Kesehatan
3. Kepala Bidang Kesehatan masyarakat;
4. Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;
5. Kepala UPT Puskesmas se-Kota Blitar;
6. Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
7. Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
8. Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga.
9. Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
10. Kepala sub bagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian
11. Staf Dinas Kesehatan
12. Bidan Wilayah di Puskesmas

Stakeholder Eksternal adalah stakeholder aksi perubahan yang ada di luar


organisasi, yaitu:
1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2. Dinas Komunikasi dan Informatika ;
3. Dinas Perberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
4. Bidan Praktek Mandiri
5. Rumah Sakit Umum Daerah
6. Rumah Sakit Swasta se-Kota Blitar
7. Klinik bersalin

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
31
Tahun 2023
B. Kelompok Stakeholder
Stakeholder Primer adalah stakeholder yang terdampak langsung oleh Proyek Aksi
Perubahan, yaitu:
1. Kepala Dinas Kesehatan ;
2. Sekretaris Dinas Kesehatan
3. Kepala Bidang Kesehatan masyarakat;
4. Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;
5. Kepala UPT Puskesmas se-Kota Blitar;
6. Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
7. Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
8. Kepala sub bagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian
9. Bidan Wilayah di Puskesmas
10. Bidan Praktek Mandiri
11. Rumah Sakit Umum Daerah
12. Rumah Sakit Swasta se-Kota Blitar
13. Klinik bersalin

Stakeholder Sekunder adalah stakeholder yang tidak terdampak langsung oleh


Proyek Aksi Perubahan, yaitu:
1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2. Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik ;
3. Dinas Perberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
4. Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
5. Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
6. Staf Dinas Kesehatan

Stakeholder Utama adalah stakeholder yang berpengaruh (mempengaruhi) pada


Proyek Aksi Perubahan, yaitu: Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar sebagai Mentor.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
32
Tahun 2023
C.Pemetaan Stakeholder

High
High
Influence,
Low Interest Influence,
(Latents) High Interest
(Promoters)

Low Low
Influence, Influence,
Low Interest High Interest
(Apathetics) (Defenders)

Gambar 4.2.
Mapping Analisa Stakeholder

Stakeholder Promoters
adalah stakeholder yang memiliki kepentingan besar terhadap upaya dan juga
kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau menggelincirkannya).Di dalam
Proyek Aksi Perubahan ini stakeholder yang termasuk dalam kategori Promoters
adalah : Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar sebagai Mentor;

Stakeholder Defenders
adalah stakeholder yang memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan
dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi upaya.
Di dalam Proyek Aksi Perubahan ini stakeholder yang termasuk kategori Defenders
adalah :
1. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
2. Sekretaris Dinas Kesahatan
3. Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;
4. Kepala UPT Puskesmas se-Kota Blitar;
5. Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
6. Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
7. Kepala sub bagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian
8. Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
9. Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
33
Tahun 2023
10. Staf Dinas Kesehatan
11. Bidan Wilayah di Puskesmas
12. Bidan Praktek Mandiri
13. Rumah Sakit Umum Daerah
14. Rumah Sakit Swasta se-Kota Blitar
15. Klinik bersalin
16. Ibu dan anak

Stakeholder Latents
adalah stakeholder yang tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam
upaya, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi upaya jika mereka
menjadi tertarik. Di dalam Proyek Aksi Perubahan ini stakeholder yang termasuk
dalam kategori Latents adalah :
1. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik;
2. Dinas Perberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana

Stakeholder Apathetics
adalah stakeholder yang kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan
mungkin tidak mengetahui adanya upaya. Di dalam Proyek Aksi Perubahan ini
stakeholder yang termasuk dalam kategori Apathetics adalah :
1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2. Staf Dinas Kesehatan

Berikut ini merupakan diagram Pengaruh dan kepentingan stakeholder:

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
34
Tahun 2023
P tinggi + Y Pengaruh
Latens Promoters
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik;
Dinas P3AP2KB Kepala Dinas Kesehatan

+ X Kepentingan

Apathetics Defender
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Sekretaris Dinas Kesahatan
Dinkes Prov Jatim Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya
Staf Dinkes Kesehatan;
Kepala UPT Puskesmas se-Kota Blitar;
Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi
Masyarakat;
Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Dasar dan
Rujukan
Kepala sub bagian Umum, Keuangan dan
Kepegawaian
Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat;
Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga
Staf Dinas Kesehatan
Bidan Wilayah di Puskesmas
Bidan Praktek Mandiri
Rendah

Rumah Sakit Umum Daerah


Rumah Sakit Swasta se-Kota Blitar
Klinik bersalin

Rendah Tinggi

Gambar 4.3
Mapping Pengaruh Kepentingan Stakeholder

4.3.3. Pemanfaatan Teknologi Digital


Saat ini dunia memasuki era digital yang dikenal dengan industry 5.0 dimana
sesua aspek aktivitas organisasi dan masyarakat sudah menggunakan tehnologi
informasi (ICT) dengan ciri utama memanfaatkan internet sebagai bagian utama
proses manajemen dan kepemiminan. Seluruh proses manajemen berubah secara
system, dari tata kelola “manual” beralih menjadi tata kelola berbasis elektronik (e-
governance) yang secara mendasar telah melahirkan rekayasa dalam tata kelola
organisasi organisasi yang berbasis elektronik yang dikenal dengan Business
Prosess Engineering (BPE).

Pemanfaatan teknologi digital yang dilakukan dalam Rancangan Aksi


Perubahan ini adalah Aplikasi e-SHK dengan harapan aplikasi ini dapat membantu
meningkatkan cakupan skrining hipotiroid kongenital dalam upaya deteksi dini
tumbuh kembang anak dalam rangka konvergensi stunting
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
35
Tahun 2023
4.4. STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI DALAM AKSI PERUBAHAN
Dalam perencanaan pembuatan aplikasi e-SHK terdapat Tim kerja dari Bidang
Kesehatan Masyarakat, yaitu:
1. Tim Administrasi, mempunyai tugas:
 Mendukung dan membantu Project Leader dalam melaksanakan Aksi
perubahan dalam hal kelengkapan administrasi maupun dokumentasi.
 Menjalankan tugas sebagai petugas admin e-SHK
2. Tim Teknologi Informasi, mempunyai tugas :
 Membantu membuat rancang bangun Aplikasi e-SHK
 Melaksanakan pendampingan penerapan Aplikasi e-SHK pada
stakeholder.
Pengembangan Kompetensi adalah upaya pengembangan pengetahuan, ketrampilan
dan/atau sikap perilaku dalam pelaksanaan tugas jabatan guna mewujudkan sumber
daya manusia yang kompetetif dan dapat memberikan kontribusi optimal bagi
organisasi. Strategi Pengembangan Kompetensi Tim Kerja dalam rangka
implementasi dan pengembangan Rancangan Aksi Perubahan ini adalah melalui :

1. Diklat pengembangan ketrampilan sesuai tupoksi


2. Bimbingan teknis oleh vendor yang bekerjasama.

4.5. MANAJEMEN RISIKO


Risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah (Penjelasan Pasal 3 ayat (1) huruf b PP
Nomor 60 Tahun 2008). Penyusunan manajemen risiko meliputi identifikasi risiko,
pengukuran risiko. Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Penerapan
Manajemen Resiko Di Lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi dan Bahan Ajar Pelatihan Kepemimpinan Administrator,
maka, pada Rancangan Aksi Perubahan ini melakukan manajemen risiko.
Proses Manajemen Risiko diawali dengan Penetapan Konteks dari Ruang
Lingkup Aksi Perubahan. Dikarenakan Ruang Lingkup adalah tahapan-tahapan pada
Milestones yang memiliki Output Kunci. Output Kunci sebagai tolok ukur keberhasilan
pada tiap tahap Aksi Perubahan ini tentu saja memiliki risiko disetiap prosesnya.
maka Identifikasi Risiko diambil risiko yang mungkin terjadi pada setiap Output Kunci.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
36
Tahun 2023
Adapun penetapan konteks pada aksi perubahan ini adalah hal hal yang mengancam pencapaian
tujuan jangka pendek aksi perubahan yaitu ……………………………………

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
37
Tahun 2023
Kemudian Jenis Risiko dikenali sebagai Risiko yang kemungkinan terjadi
didalam organisasi (Internal) atau kemungkinan terjadi di luar organisasi (Eksternal).
Probabilitas Risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya, sedangkan
konsekuensi adalah dampak dari Risiko apabila terjadi. Nilai Risiko adalah
perkalian antara nilai Probabilitas dan nilai Konsekuensi. Dari nilai Risiko dapat
ditetapkan Tingkat Risiko dan dilakukan rangking pada Evaluasi Risiko dan
disiapkan Penanganan Risiko
/Perlakuan Risikonya, maka Identifikasi manajemen resiko setiap tahapan aksi
perubahan Sistem Informasi aplikasi untuk meningkatkan capaian SHK melalui
Pembuatan Aplikasi e-SHK dapat diidentifikasi dalam Proses Manajemen Risiko.

4.5.1. Identifikasi Risiko


Disesuaikan dengan hasil koreksi tahapan khususnya yang berkorelasi langsung
terhadap pencapaian tujuan jangka pendek
Berikut ini merupakan tabel risiko-risiko yang dapat diidentifikasi pada Aksi
Perubahan Sistem Informasi aplikasi e-SHK di wilayah Koa Blitar.

Tabel 4.2
Identifikasi Risiko

No TAHAP OUTPU INDENTIF PENY JENI ANALISA RISIKO RENCANA


UTAMA T IKASI EBAB S TINDAK
KUNCI RISIKO RISI PENANGANA
KO N (RTP)
RISIKO

PRO KO NI TI
BAB NS LA NG
ILIT EK I KA
AS UE RE T
RES NS SI RI
IKO I KO SI
KO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
38
Tahun 2023
1. Melakukan Lembar Kegiatan Kuran Inter 3 2 6 Se Menemui
konsultasi Konsulta Mentor g nal da kembali mentor
kegiatan si dan coach koordi ng dan Coach
yang telah yang nasi setelah
dirancang cukup menanyakan
dengan banyak jadwal beliau
mentor dan
coach

No TAHAP OUTPU INDENTIF PENY JENI ANALISA RISIKO RENCANA


UTAMA T IKASI EBAB S TINDAK
KUNCI RISIKO RISI PENANGANA
KO N (RTP)
RISIKO

PRO KO NI TI
BAB NS LA NG
ILIT EK I KA
AS UE RE T
RES NS SI RI
IKO I KO SI
KO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Mempersiap Draft Tim IT Pena Inter 3 2 6 Se Pemenuhan


kan rancang yang mbaha nal da ketersediaan
penyusunan an tim kurang n staf ng Tim IT
SK tim efektif IT
efektif belum
Rancangan terpen
Aksi uhi
Perubahan

(RAP)

3 Menyusun Draft Tidak Banya Inter 3 2 6 Rin Dilakukan


draft SK Keputus tepat knya nal ga sesuai jadwal
Tentang Tim an Tim waktu kegiat n
Efektif Efektif sesuai an
Rancangan jadwal
Aksi
Perubahan

4 Mengajukan SK Tim SK Tim Kuran Inter 4 2 8 Se Dilakukan


Pengesahan Efektif kurang g nal da perbaikan SK
SK tentang sempurna koordi ng
Pembetukan nasi
Tim Efektif

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
39
Tahun 2023
5 Melaksana Notulen Peserta Banya Inter 4 2 8 Se Memberi
kan rapat rapat rapat tidak knya nal da catatan di
Tim Efektif Tim lengkap tugas ng undangan
Efektif bahwa acara
RAP
RAP sangat penting

6 Membuat Tersedia Tidak Banya Inter 4 2 8 Se Dilakukan


aplikasi aplikasi sesuai knya nal da sesuai jadwal
e-SHK jadwal tugas ng
e-SHK

No TAHAP OUTPU INDENTIF PENY JENI ANALISA RISIKO RENCANA


UTAMA T IKASI EBAB S TINDAK
KUNCI RISIKO RISI PENANGANA
KO N (RTP)
RISIKO

PRO KO NI TI
BAB NS LA NG
ILIT EK I KA
AS UE RE T
RES NS SI RI
IKO I KO SI
KO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7 Memfinalk Printout Tidak Banya Inter 4 2 8 Se Koordinasi


an aplikasi aplikasi sesuai knya nal da lebih intensif
e-SHK jadwal tugas ng

8 Melakukan Printout Tidak Tugas Inter 3 2 6 Se Dilakukan


uji coba hasil sesuai rangka nal da koordinasi lebih
aplikasi e- ujicoba jadwal p ng dahulu
SHK

9 Melaksana Laporan Tidak Kuran Inter 3 2 6 Se Dilakukan


kan sesuai g nal da koordinasi lebih
dokume jadwal koordi ng dahulu
sosialisasi
ntasi nasi
e-SHK

10 Melaksana Notulen Tidak Kuran Inter 3 2 6 Se Dilakukan


kan sosialisa sesuai g nal da koordinasi lebih
sosialisasi si dan jadwal koordi ng dahulu
dokume nasi
dan
ntasi
lounching
aplikasi e-
SHK

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
40
Tahun 2023
11 Melakukan Notulen Tidak Kuran Inter 4 2 8 Se Jadwal di
evaluasi evaluasi sesuai g nal da sesuaikan
terhadap dan jadwal koordi ng
dokume nasi
hasil
ntasi
pelaksana
an
Implement
asi e-SHK

No TAHAP OUTPU INDENTIF PENY JENI ANALISA RISIKO RENCANA


UTAMA T IKASI EBAB S TINDAK
KUNCI RISIKO RISI PENANGANA
KO N (RTP)
RISIKO

PRO KO NI TI
BAB NS LA NG
ILIT EK I KA
AS UE RE T
RES NS SI RI
IKO I KO SI
KO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12 Melakukan Laporan Tidak Kuran Inter 3 2 6 Se Koordinasi


pelaporan Hasil sesuai g nal da lebih awal
terhadap evaluasi jadwal koordi ng
nasi
hasil
pelaksana
an
Implement -
asi e-SHK
kepada
Mentor

Sumber: Penulis (2023).

4.5.2. Respon Terhadap Risiko Yang Tinggi


Dari tabel 4.2 bisa terlihat risiko sedang, tetapi harus tetap dikendalikan:
1. Kegiatan Mentor yang cukup banyak
- Melakukan koordinasi lebih awal dengan menyesuaikan jadwal mentor.
- Mempersiapkan bahan dengan baik sehingga saat koordinasi semua
data pendukung sudah siap.
- Datang tepat waktu dan tidak terlambat.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
41
Tahun 2023
2. SDM yang kurang
- Personil yang dimasukkan tim inti adalah mereka yang mempunyai
tupoksi di bidang tersebut yaitu Tim administrasi dan Tim IT.
3. Alur masih ada revisi
- Saat penyusunan Alur telah dilakukan koordinasi ke Mentor, sehingga
beliau mengetahui lebih awal Alur tersebut
- Alur dibuat sesuai kesepakatan dan mengacu pada peraturan yang
berlaku
- Draft yang dibuat diperbaiki sesuai saran Mentor.

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
42
Tahun 2023
4.6. RENCANA PENGEMBANGAN POTENSI DIRI SEBAGAI TINDAK LANJUT
ASSESMENT POTENSI DIRI
Potensi diri merupakan kemampuan atau kekuatan diri seseorang baik yang
belum terwujud maupun yang sudah terwujud, walaupun belum sepenuhnya terlihat
atau dipergunakan secara maksimal. Potensi diri bisa dikembangkan melalui upaya -
upaya maksimal dan konsisten. Adapun tujuan dari pengembangan potensi diri ini
memaksimalkan segala potensi yang ada dalam diri kita, sehingga kita menjadi
manusia yang luar biasa dan bermanfaat untuk sesama.
Dari hasil nilai akhir sikap prilaku penulis dengan kualifikasi BAIK maka
rekomendasi pengembangan potensi diri yaitu: Memperhatikan nilai pada
subkomponen pada formulir peserta atau mentor dan rekap nilai gabungan peserta
perlu diberikan pengayaan pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan –
kegiatan yang terukur pada saat melaksanakan Aksi Perubahannya dengan
bimbingan dan pendampingan yang terjadwal sebagai bekal pendalamam sikap
prilaku dalam jabatan pimpinan pengawas. Potensi diri dapat dikembangkan melalui:
a. Webiner ASN Belajar
b. Pertemuan Sistem Informasi Kesehatan

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
43
Tahun 2023
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.


2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
4. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Nomenklatur,
Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Husada Prima.
5. Laporan Kinerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kota Blitar Tahun 2022.
6. Bahan Ajar Pelatihan Kepemimpinan Administrator, Lembaga
Administrasi Negara, 2021
7. Bahan Tayang dan Paparan Widyaiswara Pelatihan Kepemimpinan
Administrasi.
8. Eka Utama Wija Ida Bagus, HIPOTIROID KONGENITAL jurnal UKI Jakarta Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia
http://repository.uki.ac.id/4360/1/HIPOTIROIDKONGENITAL.
9. Rury Damayanti , Martina Ekacahyaningtyas, HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG HIPOTIROID KONGENITAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU NIFAS
MENGHADAPI SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL PADA BAYI BARU LAHIR, Jurnal
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/3535/1/Naspub%20Rury%20Damayanti%20ST20
2019

10. Yusi Dwi Nurcahyani, Sensitifitas dan Sprsifitas Instrumen Skrining Hipotiroid Pada
Anak Batita di Daerah Endemik GAKI, Media Gizi Mikro Indonesia Juni Vol 8 No
2, 2017 https://doi.org/10.22435/mgmi.v8i2.520

Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
44
Tahun 2023
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
45
Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai