Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH :
MENYETUJUI
MENTOR, COACH,
dr. Dharma Setiawan, M.MKes Antonius Kustoro Y D, SE, MA, Ak, CRMP
Pembina Tk I Widyaiswara Ahli Utama
NIP. 196803052001121003 NIP. 196506131987031001
i
BERITA ACARA
Pada hari ini, Senin tanggal 22 Mei Tahun 2023, bertempat di kantor BPSDM Jawa
Timur dilaksanakan Seminar Rancangan Aksi Perubahan terhadap:
Mengetahui,
MENTOR, PENYAJI,
PENGUJI, COACH,
ii
PERNYATAAN KOMITMEN
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
Sebagai pejabat yang ditunjuk selaku mentor atas nama peserta diklat Pelatihan
Kepemimpinan Administrator tersebut diatas.
Dengan ini menyatakan komitmen sebagai berikut:
1. Bahwa Implementasi Aksi Perubahan yang merupakan indikator pencapaian hasil
Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) akan diintegrasikan dalam sasaran
Kinerja Pegawai, keberlanjutan dalam pencapaian milestone jangka menengah
dan jangka panjang.
2. Bersedia dan sanggup untuk menyelesaikan dan menindaklanjuti target
pencapaian milestone Rancangan Aksi Perubahan jangka menengah dan jangka
panjang karena sejalan dengan visi dan misi organisasi.
3. Akan melaporkan hasil implementasi Aksi Perubahan Jangka Menengah dan
Jangka Panjang kepada penyelenggara pelatihan yang bersangkutan.
Demikian surat Pernyataan Komitmen ini dibuat dengan sebenarnya dan bersedia
untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
iii
KATA PENGANTAR
iv
6. Rekan-rekan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
Tahun 2023 yang luar biasa selalu saling mendukung dan berbagi, serta saling
menguatkan sehingga Rancangan Aksi Perubahan ini dapat terselesaikan
dengan baik;
Penulis menyadari masih banyak kekurangan didalam menyusun
Rancangan Aksi Perubahan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan aksi perubahan sangat bermanfaat
bagi kami. Besar harapan penyusun semoga Rancangan Aksi Perubahan ini
dapat memberikan manfaat kepada bangsa dan negara Indonesia, khususnya
Dinas Kesehatan Kota Blitar dan para pembaca sehingga dapat memberikan
inspirasi untuk mengembangkan inovasi lanjutan yang lebih baik.
Penulis
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Area dan Fokus Aksi Perubahan......................................................................3
1.2.1 Area Aksi Perubahan.............................................................................3
1.2.2 Fokus Aksi Perubahan...........................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat Aksi Perubahan...............................................................5
1.3.1 Tujuan Aksi Perubahan..........................................................................5
1.3.2 Manfaat Aksi Perubahan.......................................................................5
1.4 Ruang Lingkup Aksi Perubahan........................................................................6
1.5 Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan....................................................6
BAB II PROFIL KINERJA ORGANISASI
2.1 Gambaran Organisasi.........................................................................................8
2.2 Profil Kinerja Organisasi....................................................................................13
2.2.1 Kinerja Organisasi Sekarang.............................................................13
2.2.2 Kinerja Organisasi Yang Diharapkan................................................14
vi
BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
4.1 Terobosan / Inovasi..........................................................................................25
4.1.1 Memiliki Unsur Kebaharuan..................................................................25
4.1.2 Mempunyai Nilai Tambah......................................................................25
4.1.3 Bisa Direplikasi........................................................................................25
4.1.4 Berkelanjutan...........................................................................................26
4.1.5 Sesuai Dengan Nilai Organisasi...........................................................26
4.2 Tahapan Kegiatan.............................................................................................26
4.3 Sumber Daya.....................................................................................................28
4.3.1 Tim Kerja Yang Akan Melaksanakan Aksi Perubahan......................28
4.3.2 Stakeholder..............................................................................................30
4.3.3 Pemanfaatan Teknologi Digital.............................................................34
4.4 Strategi Pengembangan Kompetensi Dalam Aksi Perubahan..................35
4.5 Manajemen Risiko............................................................................................35
4.5.1 Identifikasi Resiko...................................................................................36
4.5.2 Respon Terhadap Risiko Yang Tinggi.................................................39
4.6 Rencana Pengembangan Potensi Diri Sebagai Tindak Lanjut Assesment
Potensi Diri........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan Menurut Pangkat dan Golo
ngan, Tingkat Pendidikan, serta Pejabat Struktural/Fungsional 4
Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Blitar
Tahun 2016-2021........................................................................ 10
Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehat
an Kota Blitar Tahun 2016-2021 ................................................. 13
Tabel 3.1 Isu Kondisi Sekarang dan yang diharapkan ............................... 15
Tabel 3.2 Kriteria Penetapan Indikator AKPL ............................................. 16
Tabel 3.3 Kriteria Penetapan Indikator USG............................................... 18
Tabel 3.4 Analisis Sakichi Tayoda ............................................................. 20
Tabel 3.5 MC Namara ................................................................................ 22
Tabel 3.6 Rekomendasi Solusi Inovatif Mengatasi Masalah....................... 23
Tabel 4.1 Pentahapan Rancangan Aksi Perubahan ................................... 26
Tabel 4.2 Identifikasi Resiko ....................................................................... 36
viii
DAFTAR GAMBAR
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
ix
Tahun 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin
hingga anak berusia 23 bulan. Dampak jangka pendek pada anak yang mengalami
stunting adalah gangguan tumbuh kembang, gangguan metabolisme, gangguan
perkembangan otak, hingga memengaruhi kecerdasan anak. Hasil penelitian
menemukan bahwa jangka panjang akan berakibat pada anak yang bertubuh pendek
akan berpeluang besar untuk memperoleh jumlah pendapatan yang lebih rendah
pada saat dewasa. Oleh karena itu, stunting merupakan masalah gizi yang harus di
tanggulangi atau dicegah sedini mungkin.
Selain masalah gizi, Hipotiroid kongenital juga merupakan penyebab penting
stunting karena hormon tiroid mengatur pertumbuhan linier dan perkembangan
neurokognitif di awal kehidupan. Tanpa diagnosis dan pengobatan yang cepat,
hipotiroidisme kongenital akan menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik termasuk
stunting dan keterbelakangan mental.
Hipotiroid kongenital adalah kondisi penurunan atau tidak berfungsinya kelenjar
tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau
gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium. Hipotiroid
kongenital merupakan istilah umum untuk beberapa gangguan tiroid bawaan
biasanya ditandai dengan konsentrasi patologis rendah tiroksin atau mungkin tidak
disertai dengan peningkatan konsentrasi thyroid stimulating hormon. Untuk
mendeteksi kelainan hipotiroid sejak dini, maka diperlukan skrining Hipotiroid
Kongenital.
Skrining Hipotiroid Kongenital adalah skrining / uji saring untuk memilah bayi
yang menderita Hipotiroid Kongenital dari bayi yang bukan penderita. Skrining
Hipotiroid Kongenital sangat membantu untuk mendeteksi kekurangan hormon tiroid
pada bayi baru lahir dimana kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan gangguan
tumbuh kembang bayi bahkan sampai keterbelakangan mental.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
1
Tahun 2023
Sesuai dengan Peraturan Walikota Blitar Nomor 58 tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja, Dinas Kesehatan Kota Blitar
mempunyai tugas membantu walikota melaksanakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan. Untuk
menjalankan tugas dimaksud, yang berkaitan dengan kegiatan skrining hipotiroid
kongenital, Dinas Kesehatan Kota Blitar mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
b. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang kesehatan dan pelayanan
umum di bidang kesehatan;
c. Pengkoordinasian penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum di bidang kesehatan;
d. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kesehatan dan pelayanan umum
di bidang kesehatan meliputi bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan,
PKRT serta sumber daya kesehatan;
e. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang kesehatan meliputi
bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan, PKRT serta sumber daya
kesehatan;
f. Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan sesuai
dengan kewenangan daerah;
g. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan
kesehatan secara berkala melalui sub domain website pemerintah daerah;
h. Pelaksanaan koordinasi, monitoring, evaluasi, dan laporanpelaksanaan tugas
bidang kesehatan;
Dinas Kesehatan mulai tahun 2022 telah melaksanakan kegiatan skrining
hipotiroid kongenital yang sasarannya adalah seluruh bayi baru lahir di Kota Blitar.
Dari 1922 kelahiran, yang telah di skrining SHK sebanyak 120 bayi. Padahal dari
jumlah ibu hamil tersebut, sebanyak 136 orang ibu hamil berstatus Kurang Energi
Kronis (KEK) sehingga berpotensi melahirkan balita dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) atau sebesar ….%. Angka BBLR sendiri pada tahun 2022 sebanyak
108 bayi, sehingga bisa dikatakan bahwa cakupan screening Hypotiroid Kongenital
untuk pencegahan angka stuntng di kota Blitar masih rendah sehingga harus
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
2
Tahun 2023
diupayakan ditingkatkan terus.Apabila upaya tersebut tidak dilakukan akan
berdampak……..
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
3
Tahun 2023
Dari hasl Analisa masalah, penyebab rendahnya cakupan tersebut dikarenakan
Belum adanya media dan jejerang tehnologi informasi yang mendukung proses
pelayanan skrining. Oleh karena itu, untuk menjawab persoalan diatas dibutuhkan
upaya konvergensi stunting melalui skrining Hipotiroid Kongenital dengan perangkat
bantu aplikasi e-SHK di wilayah kota Blitar. Setidaknya dengan solusi tersebut, di
jangka pendeknya diharapkan terbentuk jejaring kerja pelaksanaan skrining dan
tersedianya aplikasi untuk semua fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani
persalinan agar mendata bayi baru lahir yang harus dilakukan SHK dan mulai
digunakan minimal oleh puskesmas se-Kota Blitar beserta jejaringnya. Di jangka
menengah harapannya aplikasi disosialisasikan dan digunakan oleh seluruh fasilitas
kesehatan pelayan persalinan di Kota Blitar, dan jangka panjang setidaknya
terlaksana monitoring dan evaluasi cakupan SHK dan gambaran kasus SHK di Kota
Blitar untuk penganggaran kegiatan selanjutnya yang berbasis data sekaligus
melakukan intervensi kasus.
b. Deregulasi Kebijakan
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
4
Tahun 2023
Hasil yang diharapkan dari penataan peraturan perundang-undangan ini adalah
regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif.
Hal yang diharapkan dari area perubahan ini adalah organisasi yang tepat ukuran
dan tepat fungsi (right size dan right function)
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
5
Tahun 2023
d. Penataan Tatalaksana
Area perubahan yang diharapkan dalam hal ini adalah sistem, proses dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-
prinsip good governance.
f. Penguatan pengawasan
Area perubahan ini mempunyai harapan agar adanya peningkatan efektivitas
pengawasan intern pemerintah.
h. Pelayanan Publik
Hasil yang diharapkan meningkatnya kualitas pelayanan publik, serta pelayanan
birokrasi yang makin murah, cepat, mudah dan baik.
Terkait dengan 8 (delapan) area perubahan tersebut di atas, maka Rancangan Aksi
Perubahan dengan Judul “Upaya Konvergensi Stunting Melalui Skrining Hipotiroid
Kongenital Dengan Perangkat Bantu Aplikasi e-SHK di Wilayah Kota Blitar”
menyentuh area Penataan Tatalaksana dengan fokus rancangan aksi perubahan
adalah manajemen dan penggunaan teknologi Informasi.”
Dengan memperhatikan fokus strategi yang dipilih pada aksi perubahan ini,
maka jenis inovasi yang dilaksanakan termasuk dalam kriteria Inovasi Teknologi.
Teknologi adalah penciptaan, modifikasi, pemakaian, dan pengetahuan tentang
peralatan, mesin, teknik, keahlian, sistem, dan metode organisasi untuk memecahkan
masalah, meningkatkan solusi yang telah ada atas suatu masalah, mencapai tujuan,
menangani hubungan input- output, atau melakukan fungsi spesifik tertentu.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
6
Tahun 2023
Dengan menciptakan dan menggunakan teknologi baru, kemampuan untuk
mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan pun meningkat. Setiap usaha
penciptaan teknologi baru didorong oleh kebutuhan untuk menjalankan aktivitas
secara lebih muda, praktis, dan nyaman. Dalam konteks sektor publik, inovasi
teknologi biasanya dilakukan melalui introduksi e-government dan pembahuruan
peralatan atau perangkat untuk menunjang pekerjaan. Untuk itu, inovasi teknologi
merupakan penciptaan atau penggunaan dari teknologi.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
8
Tahun 2023
3. Mempermudah koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor tentang
kesehatan anak di Kota Blitar.
Kegiatan aksi perubahan ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota Blitar dalam
Bidang Kesehatan Masyarakat. Ruang lingkup rancangan aksi perubahan ini dibatasi
pada peningkatan capaian skrining hipotiroid kongenital di Kota Blitar.
Adapun waktu Pelaksanaan Aksi Perubahan akan di mulai pada tanggal 23 Mei
2023 sampai tanggal 23 Juli 2023.
Dari hasil studi lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Mei sampai
dengan tanggal 18 Mei 2023 di dapatkan best practice yang menginspirasi proses dan
hasil kepemimpinan kinerja di Kota Batam adalah
1. Aplikasi ePuskesmas
Aplikasi ePuskesmas merupakan sistem informasi manajemen puskesmas
yang berbasis Web dan Mobile yang digunakan untuk membantu dalam
pelayanan dan manajemen puskesmas sebagai lembaga pelayanan
kesehatan tingkat pertama di masyarakat, mulai dari pendaftaran pasien,
pelayanan poli sampai laporan ke tingkat Dinas Kesehatan Kota Batam.
2. Home service lab di Puskesmas Sungai Panas
Merupakan inovasi layanan laboratorium yang meliputi pemeriksaan
Hematologi ( Hb, Erotrosit, Leukosit dll ) dan Kimia darah ( Glukosa,
Kolestrol, Trigliserid dan asam urat ) dalam melayani home care kepada
lansia dan pasien yang memiliki keterbatasan gerak dalam pelayanan
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
9
Tahun 2023
laboratorium yang biayanya pun gratis bagi peserta BPJS dan tarif non BPJS
sesuai Perda.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
1
Tahun 2023
0
Adopsi dari inovasi nomer 1, yaitu aplikasi ePuskesmas tersebut adalah pada
sisi teknologi informasi yang mempermudah pelayanan serta pelaporan Puskesmas.
Dengan aplikasi ini semua stakeholder dapat melakukan perencanaan dan evauasi
sesuai kebutuhan pada data base. Hal inilah yang diadopsi dan diadaptasi dalam aksi
perubahan yang berjudul “ Upaya Konvergensi Stunting Melalui Skrining Hipotiroid
Kongenital Dengan Perangkat Bantu Aplikasi e-SHK di Wilayah Kota Blitar ”.
Diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat menaikan cakupan skrining Hipotiroid
Kongenital untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak sejak ini, sehingga bisa
dilakukan intervensi dini pada anak beresiko stunting sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka stunting ke depan.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
1
Tahun 2023
1
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
13
Tahun 2023
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Blitar
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan Menurut Pangkat dan Golongan,
Tingkat Pendidikan, serta Pejabat Struktural/Fungsional
Jenis Kelamin (Orang)
Pangkat/Gol, Tingkat Pendidikan
No Laki- Ket
dan Pejabat Struktural/ Fungsional Perempuan Jumlah
Laki
1 2 3 4 5 6
1. Pembina TK I (IV/b) 1 6 7
2. Pembina (IV/a) 5 10 15
3. Penata Tk. I (III/d) 13 32 45
4. Penata (III/c) 3 20 23
5. Penata Md Tk I (III/b) 17 59 76
6. Penata Muda (III/a) 8 22 30
7. Pengatur Tk I (II/d) 8 17 25
8. Pengatur (II/c) 5 16 21
9. Pengatur Muda Tk. I (II/b) 0 2 2
10. Pengatur Muda (II/a) 0 0 0
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
14
Tahun 2023
Jenis Kelamin (Orang)
Pangkat/Gol, Tingkat Pendidikan
No Laki- Ket
dan Pejabat Struktural/ Fungsional Perempuan Jumlah
Laki
1 2 3 4 5 6
11. Juru Tk. I (I/d) 1 1 2
12. Juru (I/c) 0 0 0
13. Juru Muda Tk. I (I/b) 0 0 0
14. Juru Muda (I/a) 0 0 0
15. PTT 5 3 8
JUMLAH 66 188 254
1. Pasca Sarjana (S2) 4 1 5
2. Sarjana (S1) / D4 17 61 78
3. D1-D2-D3 29 104 133
4. SLTA 14 20 34
5. SLTP 1 2 3
6. SD 1 0 1
JUMLAH 66 188 254
1. Pejabat Struktural 10 6 16
2. Pejabat Fungsional 56 182 238
JUMLAH 66 186 254
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
15
Tahun 2023
Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016-2021
Target Renstra PD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian Pada Tahun
No Indikator 2016
2018
2021
2016
2019
2020
2021
2018
2019
2020
2017
2019
2020
2017
2018
2016
2017
2021
1 Angka Usia
harapan
73,59 73,82 74,05 74,28 74,51 74,65 73,10 73,17 73,36 73,60 73,75 73,86
hidup 99% 98,99% 99,07% 99,08% 98,98% 98,94%
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
(AHH)/
tahun
2 Angka
Kematian
Ibu (AKI)
per 65,77 188,94 141,71 141,71 141,71 94,50 236,18 0 254,71 99,4 189,13 889,59 (159)% 200% 20,26% 129,86% 66,54% (-650)%
100.000
kelahiran
hidup
3 Angka
kematian
bayi (AKB)
9,08 8,88 8,68 8,48 8,28 8,08 9,92 10,91 13,75 11,93 11,82 5,76 91 77,13% 41,59% 59,32% 57,25% 128,71%
per 1.000
kelahiran
hidup;
4 Angka
kematian
Balita
(AKABA) 9,7 10,7 10,39 10,91 92,89 98,04
per 1.000
kelahiran
hidup;
5 Prevalensi
Balita Gizi 0,1 0,1 0,07 0,6 130 (400)
Buruk
6 Prevalensi
Balita 11,20% 11,10% 10,50% 10% 10% 15,53% 9,54% 8,52% 7,25% 5,28% 61,34% 14,05% 118,57% 127,5% 147,2%
stunting
7 Indeks
Kepuasan
Masyarakat
Terhadap BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan
Kesehatan
(IKM)
8 Indeks
Keluarga 0,696 0,70 0,71 0,223 0,24 0,28 32,04% 34,29% 39,44%
Sehat
Realisasi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2016
2017
2018
2019
2020
2021
100.902
65,24%
48,97%
68,05%
87,54%
93,29%
37.179
51.468
79.397
82.901
81.622
33.609
33.580
38.878
56.417
71.454
94.134
12.744
12.105
90,4%
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
13
Tahun 2023
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang ada di Dinas Kesehatan
Kota Blitar, sering dijumpai berbagai permasalahan baik permasalahan internal
ataupun eksternal. Beberapa permasalahan yang ada di Dinas Kesehatan Kota
Blitar selanjutnya dituangkan dalam isu yang perlu mendapatkan tindak lanjut yaitu:
1. Tingginya angka kematian ibu akibat kurangnya deteksi dini.
2. Rendahnya kunjungan posyandu balita akibat pandemi Covid - 19
3. Tingginya kasus kematian bayi di Kota Blitar disebabkan karena Berat Badan
Lahir Rendah
4. Rendahnya cakupan skrining Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak dan Konvergensi stunting.
5. Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan Balita Stunti
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
14
Tahun 2023
BAB III
ANALISIS MASALAH
Dari kriteria penetapan indikator AKPL di atas, akan diambil 3 isu atau pokok
persoalan yang memenuhi keempat indikator AKPL tersebut, yang nantinya akan
dijadikan prioritas untuk menentukan kriteria penetapan indikator Urgency,
Seriousness, Growth (USG). Berikut tabel hasil kriteria dengan menggunakan AKPL
dari isu yang ada di Dinas Kesehatan Kota Blitar:
Tabel 3.2.
Kriteria Penetapan Indikator AKPL
KEKHA PROBL KETERA
KELAYA
NO PENYEBAB / MASALAH AKTUAL LAYAK EMATI TOTAL NGAN
KAN
AN KA
1 Tingginya angka
kematian ibu akibat
4 3 3 5 15 V
kurangnya deteksi dini.
2 Rendahnya kunjungan
posyandu balita akibat
pandemi Covid – 19
5 4 4 5 18 II
3 Tingginya kasus
kematian bayi di Kota 4 4 4 4 16 IV
Blitar disebabkan
karena Berat Badan
Lahir Rendah
4 Rendahnya cakupan
skrining Hipotirod 5 5 4 5 19 I
Kongenital untuk
Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak dan
Konvergensi stunting
5 Masih rendahnya
pemanfaatan pelayanan 5 4 4 4 17 III
kesehatan Balita
Stunting
Sumber: Penulis (2023).
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
16
Tahun 2023
Kriteria penetapan indikator menggunakan Metode (AKPL) Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu
yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, dan Kelayakan dengan menggunakan Skala Likert 1 – 5 dengan
ketentuan:
5 = sangat besar
4 = besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil.
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.
Berdasarkan pada Tabel 3.2. diatas, maka ada 3 (tiga) penetapan indikator AKPL yang
dijadikan prioritas adalah:
1. Rendahnya kunjungan posyandu balita akibat pandemi Covid – 19
2. Rendahnya cakupan skrining Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak dan Konvergensi stunting
3. Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan Balita Stunting
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
17
Tahun 2023
Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tadi.
Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
Growth
Berikut ini merupakan kriteria penetapan indikator USG dilakukan untuk menentukan
penyebab/ masalah yang sedang terjadi sebagaimana di bawah ini:
Tabel 3.3.
Kriteria Penetapan Indikator USG
1 Rendahnya
kunjungan
posyandu
balita akibat 4 5 5 14 II
pandemic
Covid – 19
2 Rendahnya
cakupan
5 5 5 15 I
skrining
Hipotirod
Kongenital
untuk
Deteksi Dini
Tumbuh
Kembang
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
18
Tahun 2023
Anak dan
Konvergensi
stunting
3 Masih
rendahnya
4 5 4 13 III
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
Balita
Stunting
Dari Tabel 3.3 di atas, dapat diketahui bahwa penyebab/masalah utama yang terjadi
adalah Rendahnya cakupan skrining Hipotirod Kongenital untuk Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak dan Konvergensi stunting dengan jumlah skor tertinggi yaitu 15 (lima
belas). Permasalahan inilah yang harus segera diselesaikan.
1. Data laporan kelahiran dari Fasilitas Pelayanan Persalinan masih manual dan
sering terlambat
2. Waktu ideal untuk sampling 2-3 hari pasca persalinan sehingga ibu sudah
pulang dan tidak memeriksakan anaknya
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
19
Tahun 2023
Kendala transportasi Waktu ideal untuk
dan ibu tidak ada sampling 2-3 hari
yang mengantar pasca persalinan
sehingga ibu
sudah pulang dan Ibu tidak mau
tidak memeriksakan SHK
memeriksakan karena masih masa
anaknya
nifas
Rendahnya cakupan skrining
Hipotirod
Data lapo ran Belum ada sistemKongenital
kelahiran dari informasi yang akurat,
Fasilitas Pelayanan efektif dan efisien
Persalina n masih
manual dan sering
terlambat
Gambar 3.1
Analisis Penyebab Masalah Dengan Fishbones
Tabel 3.4.
Analisis Sakichi Toyoda
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Mengapa cakupan skrining Hipotirod Karena ibu tidak memeriksakan
Kongenital rendah ? anaknya untuk Skrining Hipotiroid
Kongenital
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
20
Tahun 2023
4 Mengapa Ibu lupa dan petugas tidak Karena Data laporan kelahiran dari
mengingatkan? Fasilitas Pelayanan Persalinan
masih manual sehingga petugas
sering lupa
5 Mengapa Data laporan kelahiran dari Karena Belum ada sistem
Fasilitas Pelayanan Persalinan masih manual informasi yang akurat, efektif
sehingga petugas sering lupa? dan efisien
Berdasarkan jawaban tersebut maka akar
penyebab masalah Rendahnya cakupan
skrining Hipotirod Kongenital untuk
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dan
Konvergensi stunting adalah karena
Belum ada sistem informasi yang
akurat, efektif dan efisien.
Sumber: Penulis (2023).
2. Tenaga staf mengingatkan periksa bayi dengan aplikasi sms atau WA.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
21
Tahun 2023
Tabel 3.5
Penentuan Solusi Permasalahan Dengan Metode Tapisan MC NAMARA
1. Mengoptimalkan 4 3 2 9 III
tenaga staf untuk
mengingatkan ibu
agar
memeriksakan
bayinya dengan
melakukan
Skrining Hipotiroid
Kongenital..
2. Tenaga staf 3 4 4 11 II
mengingatkan
periksa bayi
dengan aplikasi
sms atau WA.
3. Membentuk 3 3 2 8 IV
jejaring dengan
fasilitas kesehatan
pelayan persalinan
untuk saling
menginformasikan
4. Menyusun sistem 5 4 5 14 I
informasi aplikasi
untuk SHK untuk
fasilitas kesehatan
pelayan persalinan
yang bisa dilihat
Bidan Wilayah di
Puskesmas
setempat untuk
ditindaklanjuti
SHK.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
22
Tahun 2023
3.6 Rekomendasi Solusi Inovatif Mengatasi Masalah
“ Menyusun sistem informasi aplikasi SHK untuk fasilitas kesehatan pelayan
persalinan yang bisa dilihat Bidan Wilayah di Puskesmas setempat untuk
ditindaklanjuti Skrining Hipotiroid Kongenital”.
Berikut ini merupakan tabel rekomendasi solusi inovatif dalam mengatasi masalah.
Tabel 3.6
Rekomendasi Solusi Inovatif Mengatasi Masalah
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
23
Tahun 2023
4 Kendala 4 Menyusun
transportasi sistem informasi
dan ibu tidak aplikasi untuk
ada yang SHK untuk
mengantar fasilitas
kesehatan
pelayan
persalinan yang
bisa dilihat Bidan
Wilayah di
Puskesmas
setempat untuk
ditindaklanjuti
SHK.
5 Belum ada
sistem
informasi
SHK yang
akurat,
efektif dan
efisien
Sumber: Penulis (2023).
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
24
Tahun 2023
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
25
Tahun 2023
4.1.4. Berkelanjutan
Keberlanjutan aplikasi e-SHK ini bisa dengan mudah dilakukan, sistem ini juga bisa
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Uraikan juga strategi pembangunan jejaring kerja yang akan dilakukan dapat berupa
bagan atau narasi (baca modul jejaring kerja)
Tabel 4.1.
Pentahapan (Milestone) Rancangan Aksi Perubahan
NO KEGIATAN WAKTU OUTPUT BOBOT
JANGKA PENDEK
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
26
Tahun 2023
4 Mengajukan Pengesahan SK Minggu 1 SK Tim Efektif RAP
tentang Pembentukan Tim Efektif Juni 2023
15%
RAP
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
27
Tahun 2023
semua puskesmas
di kota Blitar
Sumber : Penulis (2023)
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
28
Tahun 2023
4.3. SUMBER DAYA
4.3.1. Tim Kerja Yang Akan Melaksanakan Aksi Perubahan
Berhasilnya Rancangan Aksi Perubahan ini ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas tim yang ada di Dinas Kesehatan Kota Blitar dan stakeholder yang
mendukung kegiatan.
Oleh karena itu perlu dibentuk tim kerja yang efektif. Tim kerja yang efektif
dibangun dengan tujuan agar sasaran dapat ditentukan dan dicapai secara optimal
dan ada komitmen untuk saling mendukung. Berikui ini merupakan Diagram Struktur
Organisasi dalam rancangan aksi perubahan.
MENTOR
dr. Dharma Setiawan, M.MKes
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Dalam Rancangan Aksi Perubahan
Diskripsi tugas dari masing-masing struktur organisasi Aksi Perubahan adalah sebagai
berikut :
a. Mentor: Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar
(dr. Dharma Setiawan, M.MKes)
Memberikan arahan terkait tujuan utama dan manfaat dari pelaksanaan Aksi
Perubahan bagi organisasi.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
29
Tahun 2023
Memberikan inspirasi bagi Tim Efektif dalam melakukan inovasi yang dilakukan.
Mendukung terwujudnya Aksi Perubahan dengan memberikan motivasi
kepada Tim Efektif.
Memberikan arahan, dukungan dan pengawasan dalam Aksi Perubahan.
Membantu menyelesaikan hambatan/kendala dalam Aksi Perubahan.
Memantau jalannya Aksi Perubahan.
Memberikan dukungan secara berkelanjutan terhadap Aksi Perubahan yang
akan dilakukan.
c. Project Leader : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
(drg. Mohamad Agus Sabtoni.)
Melaksanakan kegiatan Aksi Perubahan sesuai dengan tahapan-tahapan
yang telah direncanakan.
Menggerakkan seluruh Tim Kerja demi terlaksananya Aksi Perubahan.
Merumuskan solusi dalam menyelesaikan hambatan yang timbul dalam
pelaksanaan Aksi Perubahan.
Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kepada stakeholder terkait.
d. Work Team : Staf di Bidang Kesehatan Masyarakat dan Tim IT Dinas Kesehatan
Kota Blitar yang terbagi menjadi 2 (dua) Tim, yaitu:
1. Sebagai Tim Administrasi, mempunyai tugas:
Mendukung dan membantu Project Leader dalam melaksanakan Aksi
Perubahan dalam hal kelengkapan administrasi maupun dokumentasi.
Menjalankan tugas sebagai petugas admin Aplikasi e-SHK
2. Sebagai Tim Teknologi Informasi, mempunyai tugas :
Membantu membuat rancang bangun Aplikasi e-SHK
Melaksanakan pendampingan penerapan Aplikasi e-SHK kepada fasilitas
kesehatan pelaksana pelayanan persalinan.
d. Coach : Antonius Kustoro Y D, SE, MA, Ak, CRMP
Memberikan bimbingan dan arahan terkait dengan Rancangan Aksi
Perubahan yang akan dilakukan.
Membantu menyelesaikan masalah ketika ada hambatan atau kendala ketika
pelaksanaan kegiatan.
Mengevaluasi kegiatan secara menyeluruh.
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
30
Tahun 2023
Di dalam Rencana Aksi Perubahan ini kita tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya
dukungan dari masyarakat, Puskesmas dan jejaringnya serta Fasilitas Kesehatan
pelayan persalinan sebagai stakeholder internal dan FKTP, OPD lain sebagai
stakeholder eksternal.
4.3.2. Stakeholder
A. Identifikasi Stakeholder
Stakeholder Internal adalah stakeholder proyek Aksi Perubahan yang ada di
dalam organisasi, yaitu:
1. Kepala Dinas Kesehatan sebagai Mentor;
2. Sekretariat Dinas Kesehatan
3. Kepala Bidang Kesehatan masyarakat;
4. Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;
5. Kepala UPT Puskesmas se-Kota Blitar;
6. Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
7. Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
8. Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga.
9. Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
10. Kepala sub bagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian
11. Staf Dinas Kesehatan
12. Bidan Wilayah di Puskesmas
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
31
Tahun 2023
B. Kelompok Stakeholder
Stakeholder Primer adalah stakeholder yang terdampak langsung oleh Proyek Aksi
Perubahan, yaitu:
1. Kepala Dinas Kesehatan ;
2. Sekretaris Dinas Kesehatan
3. Kepala Bidang Kesehatan masyarakat;
4. Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;
5. Kepala UPT Puskesmas se-Kota Blitar;
6. Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
7. Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
8. Kepala sub bagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian
9. Bidan Wilayah di Puskesmas
10. Bidan Praktek Mandiri
11. Rumah Sakit Umum Daerah
12. Rumah Sakit Swasta se-Kota Blitar
13. Klinik bersalin
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
32
Tahun 2023
C.Pemetaan Stakeholder
High
High
Influence,
Low Interest Influence,
(Latents) High Interest
(Promoters)
Low Low
Influence, Influence,
Low Interest High Interest
(Apathetics) (Defenders)
Gambar 4.2.
Mapping Analisa Stakeholder
Stakeholder Promoters
adalah stakeholder yang memiliki kepentingan besar terhadap upaya dan juga
kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau menggelincirkannya).Di dalam
Proyek Aksi Perubahan ini stakeholder yang termasuk dalam kategori Promoters
adalah : Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar sebagai Mentor;
Stakeholder Defenders
adalah stakeholder yang memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan
dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi upaya.
Di dalam Proyek Aksi Perubahan ini stakeholder yang termasuk kategori Defenders
adalah :
1. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
2. Sekretaris Dinas Kesahatan
3. Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;
4. Kepala UPT Puskesmas se-Kota Blitar;
5. Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
6. Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
7. Kepala sub bagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian
8. Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
9. Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
33
Tahun 2023
10. Staf Dinas Kesehatan
11. Bidan Wilayah di Puskesmas
12. Bidan Praktek Mandiri
13. Rumah Sakit Umum Daerah
14. Rumah Sakit Swasta se-Kota Blitar
15. Klinik bersalin
16. Ibu dan anak
Stakeholder Latents
adalah stakeholder yang tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam
upaya, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi upaya jika mereka
menjadi tertarik. Di dalam Proyek Aksi Perubahan ini stakeholder yang termasuk
dalam kategori Latents adalah :
1. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik;
2. Dinas Perberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Stakeholder Apathetics
adalah stakeholder yang kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan
mungkin tidak mengetahui adanya upaya. Di dalam Proyek Aksi Perubahan ini
stakeholder yang termasuk dalam kategori Apathetics adalah :
1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2. Staf Dinas Kesehatan
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
34
Tahun 2023
P tinggi + Y Pengaruh
Latens Promoters
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik;
Dinas P3AP2KB Kepala Dinas Kesehatan
+ X Kepentingan
Apathetics Defender
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Sekretaris Dinas Kesahatan
Dinkes Prov Jatim Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya
Staf Dinkes Kesehatan;
Kepala UPT Puskesmas se-Kota Blitar;
Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi
Masyarakat;
Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Dasar dan
Rujukan
Kepala sub bagian Umum, Keuangan dan
Kepegawaian
Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat;
Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga
Staf Dinas Kesehatan
Bidan Wilayah di Puskesmas
Bidan Praktek Mandiri
Rendah
Rendah Tinggi
Gambar 4.3
Mapping Pengaruh Kepentingan Stakeholder
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
37
Tahun 2023
Kemudian Jenis Risiko dikenali sebagai Risiko yang kemungkinan terjadi
didalam organisasi (Internal) atau kemungkinan terjadi di luar organisasi (Eksternal).
Probabilitas Risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya, sedangkan
konsekuensi adalah dampak dari Risiko apabila terjadi. Nilai Risiko adalah
perkalian antara nilai Probabilitas dan nilai Konsekuensi. Dari nilai Risiko dapat
ditetapkan Tingkat Risiko dan dilakukan rangking pada Evaluasi Risiko dan
disiapkan Penanganan Risiko
/Perlakuan Risikonya, maka Identifikasi manajemen resiko setiap tahapan aksi
perubahan Sistem Informasi aplikasi untuk meningkatkan capaian SHK melalui
Pembuatan Aplikasi e-SHK dapat diidentifikasi dalam Proses Manajemen Risiko.
Tabel 4.2
Identifikasi Risiko
PRO KO NI TI
BAB NS LA NG
ILIT EK I KA
AS UE RE T
RES NS SI RI
IKO I KO SI
KO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
38
Tahun 2023
1. Melakukan Lembar Kegiatan Kuran Inter 3 2 6 Se Menemui
konsultasi Konsulta Mentor g nal da kembali mentor
kegiatan si dan coach koordi ng dan Coach
yang telah yang nasi setelah
dirancang cukup menanyakan
dengan banyak jadwal beliau
mentor dan
coach
PRO KO NI TI
BAB NS LA NG
ILIT EK I KA
AS UE RE T
RES NS SI RI
IKO I KO SI
KO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(RAP)
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
39
Tahun 2023
5 Melaksana Notulen Peserta Banya Inter 4 2 8 Se Memberi
kan rapat rapat rapat tidak knya nal da catatan di
Tim Efektif Tim lengkap tugas ng undangan
Efektif bahwa acara
RAP
RAP sangat penting
PRO KO NI TI
BAB NS LA NG
ILIT EK I KA
AS UE RE T
RES NS SI RI
IKO I KO SI
KO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
40
Tahun 2023
11 Melakukan Notulen Tidak Kuran Inter 4 2 8 Se Jadwal di
evaluasi evaluasi sesuai g nal da sesuaikan
terhadap dan jadwal koordi ng
dokume nasi
hasil
ntasi
pelaksana
an
Implement
asi e-SHK
PRO KO NI TI
BAB NS LA NG
ILIT EK I KA
AS UE RE T
RES NS SI RI
IKO I KO SI
KO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
42
Tahun 2023
4.6. RENCANA PENGEMBANGAN POTENSI DIRI SEBAGAI TINDAK LANJUT
ASSESMENT POTENSI DIRI
Potensi diri merupakan kemampuan atau kekuatan diri seseorang baik yang
belum terwujud maupun yang sudah terwujud, walaupun belum sepenuhnya terlihat
atau dipergunakan secara maksimal. Potensi diri bisa dikembangkan melalui upaya -
upaya maksimal dan konsisten. Adapun tujuan dari pengembangan potensi diri ini
memaksimalkan segala potensi yang ada dalam diri kita, sehingga kita menjadi
manusia yang luar biasa dan bermanfaat untuk sesama.
Dari hasil nilai akhir sikap prilaku penulis dengan kualifikasi BAIK maka
rekomendasi pengembangan potensi diri yaitu: Memperhatikan nilai pada
subkomponen pada formulir peserta atau mentor dan rekap nilai gabungan peserta
perlu diberikan pengayaan pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan –
kegiatan yang terukur pada saat melaksanakan Aksi Perubahannya dengan
bimbingan dan pendampingan yang terjadwal sebagai bekal pendalamam sikap
prilaku dalam jabatan pimpinan pengawas. Potensi diri dapat dikembangkan melalui:
a. Webiner ASN Belajar
b. Pertemuan Sistem Informasi Kesehatan
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
43
Tahun 2023
DAFTAR PUSTAKA
10. Yusi Dwi Nurcahyani, Sensitifitas dan Sprsifitas Instrumen Skrining Hipotiroid Pada
Anak Batita di Daerah Endemik GAKI, Media Gizi Mikro Indonesia Juni Vol 8 No
2, 2017 https://doi.org/10.22435/mgmi.v8i2.520
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
44
Tahun 2023
Rancangan Aksi
Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IV
45
Tahun 2023