Anda di halaman 1dari 12

HSE MANUAL

(HEALTH, SAFETY AND ENVIRONTMENT MANUAL)

A. Petunjuk pemegang HSE MANUAL


B. Meminimalkan resiko dari potensi bahaya.
Safety Induction
Training
Drill/latihan
C. KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA
D. PERATURAN POKOK TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) ATAU PPE SELAMA BERADA DI
LINGKUNGAN KERJA
E. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)/ PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) TAMBAHAN
1. Masker
2. Sarung tangan – Hand Protection (Safety Gloves)
3. Face sheild
4. Topeng las
5. Full Body Harness
6. Ear Plug
F. PERALATAN PENDUKUNG PEKERJAAN
1. Perangkap Oli/Oil Catcher
2. Scaffolding
3. Kabel
G. FOREMAN DAN SUPERVISOR
H. SAFETY TRAINING, INDUCTION DAN DRILL
I. HOUSE KEEPING DAN PEMILAHAN DAN PENANGANAN SAMPAH
J. SELAMAT DARI BAHAYA KEBAKARAN
K. SURAT IZIN KERJA
L. PENANGANAN MATERIAL YANG MUDAH TERBAKAR.
M. LISTRIK
N. BARIKADE
O. STANDAR PEKERJAAN GALIAN (Excavating, Trenching dan Digging)
P. PEKERJAAN BEKISTING
Q PEKERJAAN PEMBESIAN
R. PEKERJAAN BETON
S. PEKERJAAN DI KETINGGIAN
T. PRINSIP DASAR PENGANGKATAN
U. PENYIMPANAN BARANG
V. PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Alergi
2. Dermatitis kontak
3. Paru-paru
4. Penyakit Hati
5. Penyakit musculoskeletal
6. Gangguan telinga
7. Gangguan mata
8. Gangguan susunan syaraf
9. Stress
10. Keracunan
HSE MANUAL
(HEALTH, SAFETY AND ENVIRONTMENT MANUAL)

A. PETUNJUK PEMEGANG HSE MANUAL


Maksud buku saku ini adalah memaksimalkan keselamatan anda dalam bekerja. Kegagalan
mengidentifikasi resiko pekerjaan akan mengakibatkan kecelakaan yang tidak bisa ditolerir.

B. MEMINIMALKAN RESIKO DARI POTENSI BAHAYA


1. Pekerjaan di lapangan diuraikan menjadi beberapa tahapan dalam bentuk Standar
Operating Prosedure (SOP) dan dianalisa lebih detail dalam Job Safety Analisys (JSA)
sehingga diketahui resiko bahaya yang ditimbulkan dari setiap tahapan pekerjaan
tersebut.

2. Hanya orang-orang yang ahli di bidangnya yang boleh menangani suatu pekerjaan
dan mengawasi tahap-tahap kritis pekerjaan tersebut.

3. Pastikan mesin-mesin dalam keadaan layak pakai dan tidak bersentuhan dengan
bagian-bagian mesin yang berputar dengan memberikan pelindung/penutup.

4. Peralatan yang berkaitan dengan mesin harus dalam keadaan baik dan dipasangkan
dengan ukuran yang sesuai.

5. Pastikan tersedia ruang yang cukup untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

6. Lapor pada supervisor/foreman setiap pergantian shift, dalam bentuk pengisian


absensi/time sheet.

7. Jangan mondar-mandir tanpa jelas melakukan sesuatu, tetaplah berada di tempat


kerja anda.

8. Jika mengemudi kendaraan bermotor,harus mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM)


yang dikeluarkan dari Kepolisian dan status masih berlaku. Lakukan pengoperasian
kendaraan dengan hati-hati, patuhi semua peraturan lalu lintas dan peraturan
umum.

9. Dilarang meninggalkan tempat kerja tanpa ijin.

Untuk mendukung supaya personal yang terlibat dalam pekerjaan mampu melaksanakan dengan
baik 9 item diatas maka setiap personal harus mengalami Safety Induction, Training dan
Drill/pelatihan.

SAFETY INDUCTION
Materi dari Safety Induction adalah hal paling mendasar yang harus dipahami ketika personal
tersebut berada di lingkungan kerja. Beberapa hal mendasar yang perlu dipahami adalah :
- Selalu menggunakan PPE/APD standar dan additional di lingkungan kerja.
- Tau cara minta tolong jika terjadi kondisi bahaya.
- Tau tempat kotak obat, APAR, Eye washer dan pendukung pertolongan pertama pada
Kecelakaan lainnya.
- Tau tempat berkumpul/muster station terdekat dan arah menuju tempat tersebut.
- Memahami sepenuhnya SOP dari pekerjaan yang dilakukan. Selalu mematuhi arahan
foreman, supervisor dan HSE.
- Beberapa hal khusus lain untuk tempat dengan kondisi tertentu :
o Dilarang merokok dan menggunakan peralatan elektronik (HP,Camera) di dalam gas
plant.
o Menggunakan palu berbahan tembaga/kuningan
o Tidak melakukan sandblast di areal gas/gas plant kecuali didukung dengan fasi li tas
lengkap (Habitat, AGT, APAR, water barrier)
- Hal-hal lain yang mendasar perlu terus ditekankan dan itemnya selalu berubah sesuai
dengan perkembangan progres pekerjaan.

Berhubung potensi bahaya dan kondisi progres yang terus berubah dan keterbatasan personal
dalam mengingat pesan, maka Safety Induction diadakan secara berkala. Maksimal setiap 2 bulan
tiap personal harus mengalami penyegaran Safety Induction, untuk mendapatkan hal -hal baru
maupun mengingatkan kembali hal yang terlupa

Safety Induction diadakan secara resmi di kelas. Untuk lebih memudahkan pemahaman maka
penyampaian Safety Induction dibantu dengan beberapa alat peraga. Bisa berupa gambar, sket,
denah, foto, Video juga Slide. Personal yang sudah mengikuti mendapat tanda khusus yang ditempel
di ID Card atau Safety Helm.

Safety Induction disampaian oleh Staff HSE

TRAINING
Personal yang melakukan pekerjaannya harus mempunyai keahlian. Jika pekerjaan itu bersifat
umum dan keahliannya juga bersifat umum, misalnya helper, maka sepenuhnya diawasi oleh
Foreman, Supervisor, Konsultan dan HSE. Personal yang terlibat dalam pekerjaan semua harus
menjalani atau pernah mengikuti Training Dasar.

Materi dari Training dasar diantaranya adalah :


- Cara Mengenakan APD/PPE dengan benar,
- Memahami SOP,
- First Aid,
- Menggunakan APAR.

Training bisa disampaikan di dalam kelas atau di lapangan secara sederhana dan mengena. Pemberi
training bisa staff HSE, Staff operasional Project atau personal ahli dalam bidangnya/trainer.

DRILL/LATIHAN
Dilakukan terutama untuk menghadapi kondisi darurat, supaya tiap personal tidak panik saat kondisi
bahaya terjadi dan bisa menjalani prosedurt penyelamatan dengan baik. Semakin banyak drill
dilakukan akan semakin baik. Drill yang bersifat mendasar harus seawal mungkin dilakukan,
diantaranya :
- Menemukan Muster Station,
- Melakukan pertolongan dalam kondisi darurat,
- Cara meminta tolong jika Kondisi Darurat Terjadi,
- Menghadapi kebakaran besar
- Meninggalkan tempat kerja secara masal.
Drill diselenggarakan bersama oleh HSE dan Operasional Project.

C. KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA


Selama anda berada di lingkungan Proyek PT.WAHANA MITRA KARYA PERSADA, anda sudah be rada
di lingkungan yang memiliki tujuan bekerja dengan AMAN dan EFFISIEN.

Jika anda berada dilokasi pekerjaan yang sifatnya berbahaya, yang harus anda lakukan adalah sbb :
1. DILARANG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PANAS/DINGIN/FORMAL PROCEDURE
TANPA SURAT IJIN BILA PEKERJAAN TERSEBUT MEMANG MEMERLUKAN SURAT IJIN
KERJA.

2. TEMPAT KERJA HARUS SELALU RAPI DAN BERSIH DARI SEMUA JENIS SAMPAH.

3. GUNAKAN PERALATAN PELINDUNG DIRI YANG DIPERLUKAN.

4. BILA ANDA BEKERJA DI KETINGGIAN, SELALU MENGENAKAN SAFETY BODY HARNESS


DAN TALI HELM, WASPADA KARENA MUNGKIN SESEORANG SEDANG BEKERJA
DIBAWAH ANDA.

5. DILARANG MEROKOK DI AREA PROYEK KECUALI DI TEMPAT-TEMPAT YANG TELAH


DITENTUKAN.

D. PERATURAN POKOK TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) ATAU PPE SELAMA BERADA DI
LINGKUNGAN KERJA
Ketika berada di dalam lingkungan kerja wajib mengenakan Alat Pelindung Diri standar.

1. Hard hat (Safety Helmet) dengan


standar ANSI Z89.1 1986, CSA Z94.1M-1977, ISO 3873, BS 5240.
2. Kacamata safety dengan standar ANSI standard Z87.1-1989 (US),
ISO 4849 (International), BS EN 166:1996.
3. Sepatu Safety DENGAN steel toe baik rubber atau leather shoes dengan standar
ANSI Z41.1 1967 (US), CSA Z195-M-1981 (Canada), DIN 4843 (International), BS 953
(UK), BSEN 345-1;1993
4. Mengenakan baju lengan panjang.

E.ALAT PELINDUNG DIRI (APD)/ PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) TAMBAHAN

1. Masker
Masker hidung sebaiknya selalu dipakai selama berada di area proyek untuk
menanggulangi debu kotor, serpihan serbuk gergaji dan debu bahan kimia yang bi sa
terhirup paru-paru.

2. Sarung tangan – Hand Protection (Safety Gloves)


Untuk melindungi tangan dari bahaya luka, tersayat, terbakar, tersengat arus listri k,
pekerja harus menggunakan pelindung tangan berupa sarung tangan (safety glove s)
yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.

3. Face sheild
Face sheild wajib digunakan pada pekerjaan pengoperasian mesin potong besi,
keramik, beton, paving block dan pada pekerjaan bobokan. Kacamata hitam
sebaiknya digunakan pada siang hari dan atau pada pekerjaan pengelasan.

4. Topeng las
Topeng las /full face protection wajib digunakan pada setiap pekerjaan pengelasan.

5. Full Body Harness


Setiap pekerjaan di ketinggian /kedalaman lebih dari 1.8m wajib me nge nakan ful l
body harness yang selalu dikaitkan pada sling/tali/pipa pengaman terdekat yang
mampu menahan berat tubuh saat terjatuh. Jika tidak ada maka membuat life line.

6. Ear Plug
Ear Plug/penutup telinga wajib dikenakan saat mengoperasikan mesin potong be si,
keramik, beton, paving block, pekerjaan bobokan, pengoperasian stamper dan
pekerjaan piling. Juga wajib digunakan di areal terbuka maupun ruangan yang terlalu
bising.

F.PERALATAN PENDUKUNG PEKERJAAN


1. Perangkap Oli/Oil Catcher
Penggunaan mesin temporary genset/diesel yang menggunakan oli wajib
menyediakan bak perangkap oli/oil catcher terbuat dari plat besi untuk mencegah
tumpahan oli merembes dan mencemari tanah.

2. Scaffolding
Untuk kegiatan atau pekerjaan di ketinggian harus menggunakan scaffolding atau
perancah. Harus di rangkai oleg personal yang berpengalaman dibawah pengawasan
foreman yang bersertifikat. Sebelum digunakan Safety Officer atau personal yang
mempunyai Sertifikat Scaffolding, melakukan pemeriksaan kelayakan scaffolding dan
kelengkapannya seperti Jack base/papan penopang kaki, roda, pipa galvanize,
tangga, cat walk, hand rail, mid rail, kekokohan. Hasil pemeriksaan akan di gantung,
berupa “TAG-OK-” atau “TAG-NOT OK-”.

3. Kabel
Sebisa mungkin kabel listrik harus dilewatkan diatas kepala dengan membuat ti a ng-
tiang penyangga atau mengaitkannya di canopy sehingga tidak menghalangi pintu
dan pekerja yang lewat.
Karena pekerjaan berada di luar ruangan, sambungan kabel harus rapi,
menggunakan plug khusus untuk outdoor dan terhindar dari bahaya hujan dan
resiko sengatan arus listrik karena terkelupasnya kabel.

G.FOREMAN DAN SUPERVISOR


Foreman dan supervisor merupakan penghubung antara manajemen dan karyawan. Mereka
memegang posisi penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja karena :
1. Mereka memberikan penugasan, umumnya berada di lokasi kerja, mengawasi dan
berhubungan langsung dengan para pekerja.

2. Mereka memiliki tanggung jawab, wewenang dan kemampuan sebagai supervisor


garis depan, untuk mencegah kecelakaan di unit kerja masing-masing.

H.SAFETY TRAINING, INDUCTION DAN DRILL


Sebelum memasuki tempat kerja setiap karyawan diberi penjelasan ringkas mengenai keselamatan
kerja yang meliputi (safety induction):
1. Bagaimana cara bertingkah laku di proyek, kemana harus melapor.
2. Bagaimana menggunakan alat pemadam kebakaran.
3. Penggunaan sistem surat izin kerja.
4. Prosedur-prosedur Khusus untuk pekerjaan tertentu.
5. Orientasi tempat kerja, mengenal posisi Muster Station, mengetahui tempat APAR.
6. Peraturan keselamatan kerja di lapangan.

Secara berkala HSE team akan mengadakan training dengan materi pokok sesuai dengan kebutuhan
yang paling mendasar di lingkungan pekerjaan. Misalnya penggunaan APD, penggunaan APAR dan
pengoperasian beberapa equipment dan materi lainyang dirasa perlu dan berkaitan erat dengan
pekerjaan saat itu.

Secara berkala HSE team akan mengadakan drill, dimana semua yang bersangkutan dengan kegiatan
proyek harus mengikutinya. Muatan dari dril adalah hal mendasar yang mempunyai kemungkinan
besar bisa sewaktu waktu terjadi di areal tersebut. Misalnya mengantisipasi kebakaran, me ngenali
dan menemukan Muster Station dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.

I.HOUSE KEEPING DAN PEMILAHAN DAN PENANGANAN SAMPAH


Upaya menjaga tempat kerja agar selalu BERSIH dan RAPI kita sebut dengan housekeeping yang baik
(good housekeeping). Di dalam house keeping yang baik akan memastikan bahwa :
1. Tidak boleh ada tumpahan minyak yang dapat menyebabkan orang tergelincir dan
jatuh. Tumpahan minyak dan gemuk di lantai dapat mendatangkan bahaya, bahkan
air pun dapat menyebabkan orang tergelincir. Selain itu bisa mencemari lingkungan.

2. Jalan menuju kotak P3K dan alat pemadam kebakaran harus selalu bebas hambatan.

3. Material dan peralatan harus disusun rapi dan teratur sedemikian rupa agar tidak
jatuh atau roboh.

4. Tempat kerja harus selalu disapu atau dibersihkan sesering mungkin agar sampah
tidak menumpuk dan mengganggu kesehatan. Tong sampah harus disediakan cukup
dan dilengkapi tutup untuk mencegah datangnya lalat.

5. Puntung rokok dan korek api tidak boleh dibuang ke lantai karena sering
mengakibatkan kebakaran. Kebijakan “Larangan Merokok” harus benar-benar
dipatuhi di seluruh area pekerjaan proyek.

6. Kable roll portable, tali, dsb harus digulung rapi dan disimpan dengan rapi,
diletakkan over head agar jauh dari jalur pejalan kaki yang bisa mengakibatkan
tersandung dan jatuh.
Setiap orang harus terus menerus mengupayakan agar tempat kerja selalu bersih dan rapi.

PEMILAHAN DAN PENANGANAN SAMPAH


Kegiatan proyek selalu menghasilkan sampah. Sampah akan menjadi bahan pencemar lingungan
yang potensial sehingga harus ditangani dan dipilah menurut potensinya sebagai bahan pe nce mar.
Sampah dipilah menurut jenisnya dan ditampung dalam wadah dengan tanda khusus :

KATEGORI JENIS SAMPAH TANDA PENANGANAN


ORGANIK Limbah kamar mandi, limbah makanan, KUNING Diteruskan ke Tempat
kertas Pembuangan Akhir
(TPA) atau diolah
menjadi
kompos/pupuk organik
ANORGANIK Plastik, Sterofoam HIJAU Diteruskan ke TPA
Bahan Berbahaya Marker, tinta cartridge, toner, batery, ti p MERAH Diteruskan ke TPA
dan Beracun (B3) ex, aerosol spray, lampi, wadah cairan untuk dilanjutkan ke
kimia pembersih, sisa kawat las, kaleng PPLI (Pusat Pengolahan
cat, kaleng bahan kimia, kaleng pelumas, Limbah Industri,
majun kena pelumas, pasir silika, obat- Cibinong)
obatan kadaluarsa, filter mesin.
SCRAAP Besi potongan benda kerja, besi tua, ABU-ABU Diteruskan ke TPA

J. MENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN


Berikut item-item untuk mencegah bahaya kebakaran di lokasi pekerjaan anda ;
1. Mengurangi sumber api dan menerapkan larangan merokok.
2. Menyediakan peralatan pemadam kebakaran yang memadai.
3. Memberikan pelatihan penggunaan peralatan dan memadamkan kebakaran se cara
efisien.
4. Penting bagi semua orang untuk :
- Mengetahui lokasi-lokasi pemadam kebakaran terdekat dan tahu cara
menggunakannya.
- Mematuhi tanda-tanda “Larangan Merokok”. Merokok hanya ditempat yang
ditetapkan
- Dilarang merintangi jalan darurat dan alat pemadam, saat kebakaran.
- Buang semua limbah yang mudah terbakar, kain bekas, kertas, dan sampah
lain pada tempat yang disediakan.
- Power socket tidak boleh overload.
- Harus terlebih dahulu memperoleh surat ijin kerja sebelum memulai
pekerjaan panas di area-area tertentu.

K. SURAT IZIN KERJA


Surat Izin Kerja sangat penting untuk mengantisipasi potensi bahaya dan tindakan pence gahannya.
Penting bahwa pekerja dan pengawas mampu dan cakap melakukan pekerjaan tersebut dan berhati-
hati selama melakukan pekerjaan tersebut.
Surat Izin kerja harus diajukan setiap hari sebelum memulai pekerjaan ke Site Manage r dan
Client.

L.PENANGANAN MATERIAL YANG MUDAH TERBAKAR.


Penyimpanan dengan drum
1. Semua drum yang berisi material mudah terbakar wajib diberi label yang jelas dan
diletakkan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya tumpahan dan kerusakan drum.

2. Drum harus disimpan di tempat dengan ruang udara yang cukup dan jauh dari sumber
api.

3. Drum yang berisi cairan mudah terbakar harus disimpan terpisah dari oxidizer dan bahan
kimia lain yang bersifat korosif dan beracun.
4. Tanda “Dilarang MErokok” harus dipasang di tempat penyimpanan material mudah
terbakar.
5. Mengelas atau memotong drum berisi material mudah terbakar dengan me nggunakan
peralatan yang menimbulkan api atau percikan tidak diperbolehkan.

6. Tidak boleh menggunakan tekanan untuk mengeluarkan isi drum.


7. Gunakan trolley, pengangkat drum atau alat Bantu lain untuk memindahkan drum.

M.LISTRIK
1. Hanya teknisi yang memiliki kompetensi listrik yang diijinkan mengerjakannya.
2. Dilarang melakukan penyetelan pada peralatan listrik. Pengoperasian hanya dengan swi tch
yang diinstruksikan untuk digunakan. Bila ragu-ragu panggil teknisi listrik.
3. Ijin kerja panas yang dikeluarkan oleh main kontraktor diperlukan untuk penggunaan
peralatan listrik yang tahan ledakan atau yang belum dinyatakan aman, lampu-lampu
sementara, atau alat lain yang perlu penanganan khusus.
4. Sambungan listrik harus menggunakan plug untuk menjamin keamanannya. Peralatan yang
tag-nya sudah rusak harus diserahkan kepada teknisi untuk perbaikan.
5. Semua peralatan listrik portable dan lampu-lampu harus diberi insulasi ganda atau
menggunakan pemutus arus listrik bila terjadi kerusakan alat atau korsleting

N.BARIKADE
1. Barikade harus selalu dipasang di sekitar daerah berbahaya, dengan tanda/rambu khusus
yang menandakan daerah tersebut berbahaya untuk dimasuki sembarang orang.
2. Izin masuk ke daerah dibarikade harus diberikan hanya oleh operator, supervisor tingkat
pertama atau safety officer yang berwenang.
3. Jalur keluar/Exit harus memiliki tanda jelas dan terlihat dengan pencahayaan yang cukup.
4. Lubang terbuka atau saat penggalian harus ditandai dengan jelas.
5. Hard Barikade sedapat mungkin menggunakan material yang tidak mudah patah dan mampu
menahan beban orang apabila tersungkur/tergelincir, seperti pipa galvanize, rantai ,bambu,
kayu.
6. Barikade menggunakan pita harus selalu diperiksa untuk memastikan integritas batasnya.

O. STANDAR PEKERJAAN GALIAN (Excavating, Trenching dan Digging)


1. Penggalian harus dilindungi dengan barikade yang dirancang sesuai untuk itu, dapat terl i hat
dan ditandai dengan jelas dan nampak meskipun malam hari.
2. Penggunaan sarana dan prasarana pengaman seperti :
dinding penahan, perancah dan tangga kerja untuk pekerjaan tanah dengan
kedalaman/ketinggian tertentu, guna melindungi pekerja dari bahaya longsor. Pagar
pengaman untuk mencegah terperosoknya pekerja. Sirkulasi udara yang cukup untuk
jaminan pernafasan para pekerja. Penerangan yang cukup. Sarana komunikasi, yang
diperlukan untuk peringatan tanda bahaya secara cepat.
3. Pekerjaan penggalian menggunakan peralatan listrik tidak diperkenankan pada jarak kurang
0,5m dari lokasi pipa atau kabel yang tetup atau tertanam.
4. Pekerja dilarang masuk ke galian yang kedalamannya lebih dari 1 meter kecuali jika
persyaratan masuk dan penyanggaan tanah (soil bank on shoring requirements) dipenuhi.
5. Dinding dan bidang galian dengan tanah yang bergerak harus diberi penyangga atau
dilandaikan sesuai dengan standar.
6. Izin masuk ke dalam galian diperlukan untuk kedalaman lebih dari 1,5m.
7. Supervisor listrik harus memastikan bahwa tidak ada kabel listrik atau kabel kontrol yang
akan terpengaruh oleh pekerjaan galian tersebut.
8. Menandai dengan jelas kabel listrik dan kabel kontrol yang tertanam dalam jarak 5 meter
dari lokasi galian.
9. Site Manager harus melakukan verifikasi bahwa tidak ada pipa/utilitas yang terpengaruh
oleh galian yang akan dilaksanakan.
10. Safety officer harus memeriksa segala perlengkapan pengaman diri dan me me ri ksa se gal a
tindakan pencegahan atas kecelakaan dan insiden yang mungkin timbul akibat pekerjaan
galian tersebut.

P. PEKERJAAN BEKISTING
1. Jalan keluar masuk yang aman harus disediakan pada tiap bagian dari bangunan.
2. Bagian-bagian bentuk perancah dari pendukung rangka bekisting yang menyebabkan
tergelincir harus ditutup rapat dengan papan.
3. Bentuk sambungan rangka bekisting menara harus direncanakan mampu menerima be ban
eksternal dan factor keselamatan termasuk angka keamanan harus diperhitungkan.
4. Pelindung bahan material yang hendak jatuh harus dipasang pada bagian dalam dan luar
bekisting selama pemasangan atau reparasi.

Q PEKERJAAN PEMBESIAN
1. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh pekerja yang cukup juml ahnya,
terutama pada tempat yang tinggi, untuk mencegah besi beton meliuk/melengkung dan
jatuh.
2. Pemasangan besi beton vertical harus berhati-hati agar besi beton tidak melengkung
misalnya dengan cara mengikatkan bambu atau kayu sementara.
3. Pemasangan di tempat tinggi harus menggunakan perancah, dilarang keras naik/turun
melalui besi beton yang sudah terpasang.
4. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup dengan potongan bamboo atau
lainnya, baik setiap besi beton masing-masing atau secara kelompok untuk mencegah
kecelakaan fatal
5. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus mengikuti prosedur keselamatan
kerja.
6. Semua pekerja yang bekerja di tempat tinggi harus dilengkapi dan menggunakan sabuk
pengaman, sarung tangan, sepatu lapangan, helm dan alat pelindung diri lain yang
diperlukan.

R.PEKERJAAN BETON
1. Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang digunakan.
2. Pemeriksaan semua perancah/scaffolding, jack base, bracing, kekokohan, tanggal, papan.
3. Penggunaan concrete pump :
Memeriksa dan memastikan bahwa semua pipa yang sedang digunakan sudah cukup
kuat/mampu dan hubungan antar pipa cukup kuat dan aman. Mencegah kemungkinan
pergerakan pipa arah horizontal dan beberapa tempat harus diikat dengan kuat.
4. Proses pelaksanaan penuangan beton :
Komando atau perintah harus jelas diberikan pada saat pompa bekerja. Pekerja yang tidak
berkepentingan dilarang berada tepat pada ujung pipa pada saat pompa mulai bekerja.
Peralatan seperti vibrator,pipa-pipa, penerangan,dll harus selalu dirawat oleh petugas yang
berpengalaman sebelum dan sesudah penuangan beton.
4. Siap siaga melaksanakan alternatif cara jika Concrete Pump gagal bekerja.
5. Tukang kayu/carpenter harus terus standby pada saat penuangan beton.

S.PEKERJAAN DI KETINGGIAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pekerjaan ditempat ketinggian lebih dari 1,5m antara lain :
1. Menggunakan perancah (scaffolding) atau tangga permanent.
2. Dilengkapi APD yang sesuai (full body harness) untuk menjamin agar tidak terjatuh.
3. Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai pekerjaan.
4. Pastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan papan dudukannya terpasang
rapat untuk mencegah orang jatuh tersandung.
5. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya be nda-
benda yang dapat menimpa orang di bawahnya.
6. Pasang pagar pembatas/barricade pengaman agar jangan ada orang yang tidak
berkepentingan masuk/berada pada area kerja.

T. PRINSIP DASAR PENGANGKATAN


1. Pengangkatan beban di atas 25Kg sebisa mungkin harus menggunakan alat Bantu atau
diangkat sekurang-kurangnya oleh DUA orang.
2. Mintalah bantuan untuk mengangkat barang yang sulit diangkat sendiri. Jangan
memaksakan diri mengangkat sendirian. Cedera otot dan tulang bisa terjadi akibat cara
pengangkatan yang tidak tepat.
3. Pastikan jalan yang akan dilalui saat mengangkat barang tidak terhalang dan bebas dari
bahaya terpeleset/jatuh.
4. Lakukan tindakan pencegahan jika mengangkat barang yang ada paku atau benda tajam l ai n
yang dapat melukai badan.
5. Bertumpu pada otot kaki untuk mengangkat, bukan pada otot punggung yang lebih lemah.
6. Pastikan berdiri pada posisi yang aman dan stabil.
7. Bungkukkan lutut pada saat akan mengangkat barang dengang punggung harus tetap lurus
dan membungkuk sedikit dari pinggul.
8. Pegang dengan erat dan seimbang.
9. Angkat pelan-pelan dengan mengencangkan kaki dan menjaga punggung tetap tegak, bukan
membungkuk.
10 Jangan memutar tubuh anda selagi mengangkat beban tetapi pindahkan kaki dan putar
tubuh anda secara keseluruhan.

U.PENYIMPANAN BARANG
1. Barang harus disusun dengan aman di tempat yang telah ditentukan.Akses jalan keluar, rute
keluar darurat, akses ke peralatan pemadam kebakaran,bebas dari timbunan barang.
2. Gunakan balok untuk mencegah menggelindingnya barang-barang berbentuk bulat. Kayu
silang mungkin diperlukan untuk pipa berdiameter besar atau pipa dengan diameter
berbeda dalam rak yang sama. Rak atau strip dengan ganjalan bisa digunakan untuk
menyimpan pipa dan batangan besi.
3. Ikat kantung dan karung dan gunakan prosedur melangkah ke belakang ketika
menyusunnya.
4. Lapisi kantung yang lebih di bawah agar tidak sobek ketika menumpuknya.
5. Lembaran logam tidak boleh disandarkan pada dinding atau kolom tetapi disusun tegak atau
direbahkan pada rak.
6. Kawat gulung dan kabel disimpan pada rak dan jangan biarkan ujung-ujungnya menonjol.
Jangan tumpuk gulungan kabel secara vertika kecuali disusun diatas rak.
7. Barang tidak boleh ditumpuk pada ketinggian 0.5 meter dari kepala sprinkler.

V.PENYAKIT AKIBAT KERJA


Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang disebabkan hubungan pengaruh dari pekerjaan
atau kondisi pekerjaan dan lingkungan kerja dalam kurun waktu tertentu.
1. Alergi
Ada beberapa orang yang dapat mengalami alergi terhadap karet,bahan kimia, debu
dan bau-bau tertentu. Ada baiknya informasi alergi dari pekerja diketahui sedini
mungkin untuk menempatkannya di posisi pekerjaan yang tepat dan menghindari
kesalahan pemberian obat.

2. Dermatitis kontak
Merupakan penyakit kulit yang paling sering ditemui, sulit dibedakan dari alergi dan
dapat menyebar pada setiap orang disekitarnya. Biasa menimpa pada kelompok
orang yang bekerja dalam situasi dan lingkungan yang sama. Harus ditemukan
penyebabnya secara spesifik dan disingkirkan.

3. Paru-paru
Debu yang berlebihan bisa mengakibatkan penyakit paru-paru seperti ashma,
pneumokonicosis, batuk.

4. Penyakit Hati
Biasa dialami pekerja batu akibat prevalensi lambung dan oesofagus yang
meningkat.

5. Penyakit musculoskeletal
Alat yang bergetar antara 20-40Hz menimbulkan tekanan yang berulang pada
genggaman tangan dan pergelangan. Sakitpunggung dan gangguan ortopedis karena
pekerjaan phisik yang berat. Sindrom lainnya seperti sakit leher, thoraks dan rasa
kaku yang dapat membaik bila diistirahatkan yang cukup. Kadang-kadang badan
selalu demam dan meriang selama bekerja.

6. Gangguan telinga
Kerusakan telingan akiabt suara diatas 90db. Tanda ketualian dimulai dengan
kesulitan untuk menikuti percakapan di tempat yang ramai dan tidak menyukai
percakapan orang banyak.

7. Gangguan mata
Pekerja las tanpa perlindungan kaca mat alas dapat menimbulkan kerusakan kornea
dan retina. Pertama gangguan mata merah dan panas, penglihatan yang menurun
dan dapat menyebabkan kebutaan.

8. Gangguan susunan syaraf


Painting, carpet tile lining, laboratorium kimia dapat menyebabkan gangguan
susunan syaraf dengan gejala beupa pusing, sering lupa, tidak konsentrasi, de presi
dan penyakit motorik lainnya.

9. Stress
Pekerja yang tidak menyukai pekerjaannya sehari-hari dan tidak dapat me l e paskan
diri dari lingkungan tersebut dapat terserang depresi dan mengalami tekanan bati n
yang harus segera ditangani.

10. Keracunan
Keracunan akibat makanan dan minuman yang basi, bahan kimia yang tercampur
akan menimbulkan gejala pusing, mual dan muntah serta sakit kepala bahkan
pingsan dan badan lemas.
Setiap kejadian penyakit dan kondisi kesehatan kerja di lingkungan proyek harus se l alu di l aporkan
secara rutin dan sistimatis sehingga dapat digunakan sebagai bahan kajian, analisa serta tindakan
cepat untuk penanggulangannya.

Anda mungkin juga menyukai