2. Hanya orang-orang yang ahli di bidangnya yang boleh menangani suatu pekerjaan
dan mengawasi tahap-tahap kritis pekerjaan tersebut.
3. Pastikan mesin-mesin dalam keadaan layak pakai dan tidak bersentuhan dengan
bagian-bagian mesin yang berputar dengan memberikan pelindung/penutup.
4. Peralatan yang berkaitan dengan mesin harus dalam keadaan baik dan dipasangkan
dengan ukuran yang sesuai.
Untuk mendukung supaya personal yang terlibat dalam pekerjaan mampu melaksanakan dengan
baik 9 item diatas maka setiap personal harus mengalami Safety Induction, Training dan
Drill/pelatihan.
SAFETY INDUCTION
Materi dari Safety Induction adalah hal paling mendasar yang harus dipahami ketika personal
tersebut berada di lingkungan kerja. Beberapa hal mendasar yang perlu dipahami adalah :
- Selalu menggunakan PPE/APD standar dan additional di lingkungan kerja.
- Tau cara minta tolong jika terjadi kondisi bahaya.
- Tau tempat kotak obat, APAR, Eye washer dan pendukung pertolongan pertama pada
Kecelakaan lainnya.
- Tau tempat berkumpul/muster station terdekat dan arah menuju tempat tersebut.
- Memahami sepenuhnya SOP dari pekerjaan yang dilakukan. Selalu mematuhi arahan
foreman, supervisor dan HSE.
- Beberapa hal khusus lain untuk tempat dengan kondisi tertentu :
o Dilarang merokok dan menggunakan peralatan elektronik (HP,Camera) di dalam gas
plant.
o Menggunakan palu berbahan tembaga/kuningan
o Tidak melakukan sandblast di areal gas/gas plant kecuali didukung dengan fasi li tas
lengkap (Habitat, AGT, APAR, water barrier)
- Hal-hal lain yang mendasar perlu terus ditekankan dan itemnya selalu berubah sesuai
dengan perkembangan progres pekerjaan.
Berhubung potensi bahaya dan kondisi progres yang terus berubah dan keterbatasan personal
dalam mengingat pesan, maka Safety Induction diadakan secara berkala. Maksimal setiap 2 bulan
tiap personal harus mengalami penyegaran Safety Induction, untuk mendapatkan hal -hal baru
maupun mengingatkan kembali hal yang terlupa
Safety Induction diadakan secara resmi di kelas. Untuk lebih memudahkan pemahaman maka
penyampaian Safety Induction dibantu dengan beberapa alat peraga. Bisa berupa gambar, sket,
denah, foto, Video juga Slide. Personal yang sudah mengikuti mendapat tanda khusus yang ditempel
di ID Card atau Safety Helm.
TRAINING
Personal yang melakukan pekerjaannya harus mempunyai keahlian. Jika pekerjaan itu bersifat
umum dan keahliannya juga bersifat umum, misalnya helper, maka sepenuhnya diawasi oleh
Foreman, Supervisor, Konsultan dan HSE. Personal yang terlibat dalam pekerjaan semua harus
menjalani atau pernah mengikuti Training Dasar.
Training bisa disampaikan di dalam kelas atau di lapangan secara sederhana dan mengena. Pemberi
training bisa staff HSE, Staff operasional Project atau personal ahli dalam bidangnya/trainer.
DRILL/LATIHAN
Dilakukan terutama untuk menghadapi kondisi darurat, supaya tiap personal tidak panik saat kondisi
bahaya terjadi dan bisa menjalani prosedurt penyelamatan dengan baik. Semakin banyak drill
dilakukan akan semakin baik. Drill yang bersifat mendasar harus seawal mungkin dilakukan,
diantaranya :
- Menemukan Muster Station,
- Melakukan pertolongan dalam kondisi darurat,
- Cara meminta tolong jika Kondisi Darurat Terjadi,
- Menghadapi kebakaran besar
- Meninggalkan tempat kerja secara masal.
Drill diselenggarakan bersama oleh HSE dan Operasional Project.
Jika anda berada dilokasi pekerjaan yang sifatnya berbahaya, yang harus anda lakukan adalah sbb :
1. DILARANG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PANAS/DINGIN/FORMAL PROCEDURE
TANPA SURAT IJIN BILA PEKERJAAN TERSEBUT MEMANG MEMERLUKAN SURAT IJIN
KERJA.
2. TEMPAT KERJA HARUS SELALU RAPI DAN BERSIH DARI SEMUA JENIS SAMPAH.
D. PERATURAN POKOK TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) ATAU PPE SELAMA BERADA DI
LINGKUNGAN KERJA
Ketika berada di dalam lingkungan kerja wajib mengenakan Alat Pelindung Diri standar.
1. Masker
Masker hidung sebaiknya selalu dipakai selama berada di area proyek untuk
menanggulangi debu kotor, serpihan serbuk gergaji dan debu bahan kimia yang bi sa
terhirup paru-paru.
3. Face sheild
Face sheild wajib digunakan pada pekerjaan pengoperasian mesin potong besi,
keramik, beton, paving block dan pada pekerjaan bobokan. Kacamata hitam
sebaiknya digunakan pada siang hari dan atau pada pekerjaan pengelasan.
4. Topeng las
Topeng las /full face protection wajib digunakan pada setiap pekerjaan pengelasan.
6. Ear Plug
Ear Plug/penutup telinga wajib dikenakan saat mengoperasikan mesin potong be si,
keramik, beton, paving block, pekerjaan bobokan, pengoperasian stamper dan
pekerjaan piling. Juga wajib digunakan di areal terbuka maupun ruangan yang terlalu
bising.
2. Scaffolding
Untuk kegiatan atau pekerjaan di ketinggian harus menggunakan scaffolding atau
perancah. Harus di rangkai oleg personal yang berpengalaman dibawah pengawasan
foreman yang bersertifikat. Sebelum digunakan Safety Officer atau personal yang
mempunyai Sertifikat Scaffolding, melakukan pemeriksaan kelayakan scaffolding dan
kelengkapannya seperti Jack base/papan penopang kaki, roda, pipa galvanize,
tangga, cat walk, hand rail, mid rail, kekokohan. Hasil pemeriksaan akan di gantung,
berupa “TAG-OK-” atau “TAG-NOT OK-”.
3. Kabel
Sebisa mungkin kabel listrik harus dilewatkan diatas kepala dengan membuat ti a ng-
tiang penyangga atau mengaitkannya di canopy sehingga tidak menghalangi pintu
dan pekerja yang lewat.
Karena pekerjaan berada di luar ruangan, sambungan kabel harus rapi,
menggunakan plug khusus untuk outdoor dan terhindar dari bahaya hujan dan
resiko sengatan arus listrik karena terkelupasnya kabel.
Secara berkala HSE team akan mengadakan training dengan materi pokok sesuai dengan kebutuhan
yang paling mendasar di lingkungan pekerjaan. Misalnya penggunaan APD, penggunaan APAR dan
pengoperasian beberapa equipment dan materi lainyang dirasa perlu dan berkaitan erat dengan
pekerjaan saat itu.
Secara berkala HSE team akan mengadakan drill, dimana semua yang bersangkutan dengan kegiatan
proyek harus mengikutinya. Muatan dari dril adalah hal mendasar yang mempunyai kemungkinan
besar bisa sewaktu waktu terjadi di areal tersebut. Misalnya mengantisipasi kebakaran, me ngenali
dan menemukan Muster Station dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
2. Jalan menuju kotak P3K dan alat pemadam kebakaran harus selalu bebas hambatan.
3. Material dan peralatan harus disusun rapi dan teratur sedemikian rupa agar tidak
jatuh atau roboh.
4. Tempat kerja harus selalu disapu atau dibersihkan sesering mungkin agar sampah
tidak menumpuk dan mengganggu kesehatan. Tong sampah harus disediakan cukup
dan dilengkapi tutup untuk mencegah datangnya lalat.
5. Puntung rokok dan korek api tidak boleh dibuang ke lantai karena sering
mengakibatkan kebakaran. Kebijakan “Larangan Merokok” harus benar-benar
dipatuhi di seluruh area pekerjaan proyek.
6. Kable roll portable, tali, dsb harus digulung rapi dan disimpan dengan rapi,
diletakkan over head agar jauh dari jalur pejalan kaki yang bisa mengakibatkan
tersandung dan jatuh.
Setiap orang harus terus menerus mengupayakan agar tempat kerja selalu bersih dan rapi.
2. Drum harus disimpan di tempat dengan ruang udara yang cukup dan jauh dari sumber
api.
3. Drum yang berisi cairan mudah terbakar harus disimpan terpisah dari oxidizer dan bahan
kimia lain yang bersifat korosif dan beracun.
4. Tanda “Dilarang MErokok” harus dipasang di tempat penyimpanan material mudah
terbakar.
5. Mengelas atau memotong drum berisi material mudah terbakar dengan me nggunakan
peralatan yang menimbulkan api atau percikan tidak diperbolehkan.
M.LISTRIK
1. Hanya teknisi yang memiliki kompetensi listrik yang diijinkan mengerjakannya.
2. Dilarang melakukan penyetelan pada peralatan listrik. Pengoperasian hanya dengan swi tch
yang diinstruksikan untuk digunakan. Bila ragu-ragu panggil teknisi listrik.
3. Ijin kerja panas yang dikeluarkan oleh main kontraktor diperlukan untuk penggunaan
peralatan listrik yang tahan ledakan atau yang belum dinyatakan aman, lampu-lampu
sementara, atau alat lain yang perlu penanganan khusus.
4. Sambungan listrik harus menggunakan plug untuk menjamin keamanannya. Peralatan yang
tag-nya sudah rusak harus diserahkan kepada teknisi untuk perbaikan.
5. Semua peralatan listrik portable dan lampu-lampu harus diberi insulasi ganda atau
menggunakan pemutus arus listrik bila terjadi kerusakan alat atau korsleting
N.BARIKADE
1. Barikade harus selalu dipasang di sekitar daerah berbahaya, dengan tanda/rambu khusus
yang menandakan daerah tersebut berbahaya untuk dimasuki sembarang orang.
2. Izin masuk ke daerah dibarikade harus diberikan hanya oleh operator, supervisor tingkat
pertama atau safety officer yang berwenang.
3. Jalur keluar/Exit harus memiliki tanda jelas dan terlihat dengan pencahayaan yang cukup.
4. Lubang terbuka atau saat penggalian harus ditandai dengan jelas.
5. Hard Barikade sedapat mungkin menggunakan material yang tidak mudah patah dan mampu
menahan beban orang apabila tersungkur/tergelincir, seperti pipa galvanize, rantai ,bambu,
kayu.
6. Barikade menggunakan pita harus selalu diperiksa untuk memastikan integritas batasnya.
P. PEKERJAAN BEKISTING
1. Jalan keluar masuk yang aman harus disediakan pada tiap bagian dari bangunan.
2. Bagian-bagian bentuk perancah dari pendukung rangka bekisting yang menyebabkan
tergelincir harus ditutup rapat dengan papan.
3. Bentuk sambungan rangka bekisting menara harus direncanakan mampu menerima be ban
eksternal dan factor keselamatan termasuk angka keamanan harus diperhitungkan.
4. Pelindung bahan material yang hendak jatuh harus dipasang pada bagian dalam dan luar
bekisting selama pemasangan atau reparasi.
Q PEKERJAAN PEMBESIAN
1. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh pekerja yang cukup juml ahnya,
terutama pada tempat yang tinggi, untuk mencegah besi beton meliuk/melengkung dan
jatuh.
2. Pemasangan besi beton vertical harus berhati-hati agar besi beton tidak melengkung
misalnya dengan cara mengikatkan bambu atau kayu sementara.
3. Pemasangan di tempat tinggi harus menggunakan perancah, dilarang keras naik/turun
melalui besi beton yang sudah terpasang.
4. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup dengan potongan bamboo atau
lainnya, baik setiap besi beton masing-masing atau secara kelompok untuk mencegah
kecelakaan fatal
5. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus mengikuti prosedur keselamatan
kerja.
6. Semua pekerja yang bekerja di tempat tinggi harus dilengkapi dan menggunakan sabuk
pengaman, sarung tangan, sepatu lapangan, helm dan alat pelindung diri lain yang
diperlukan.
R.PEKERJAAN BETON
1. Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang digunakan.
2. Pemeriksaan semua perancah/scaffolding, jack base, bracing, kekokohan, tanggal, papan.
3. Penggunaan concrete pump :
Memeriksa dan memastikan bahwa semua pipa yang sedang digunakan sudah cukup
kuat/mampu dan hubungan antar pipa cukup kuat dan aman. Mencegah kemungkinan
pergerakan pipa arah horizontal dan beberapa tempat harus diikat dengan kuat.
4. Proses pelaksanaan penuangan beton :
Komando atau perintah harus jelas diberikan pada saat pompa bekerja. Pekerja yang tidak
berkepentingan dilarang berada tepat pada ujung pipa pada saat pompa mulai bekerja.
Peralatan seperti vibrator,pipa-pipa, penerangan,dll harus selalu dirawat oleh petugas yang
berpengalaman sebelum dan sesudah penuangan beton.
4. Siap siaga melaksanakan alternatif cara jika Concrete Pump gagal bekerja.
5. Tukang kayu/carpenter harus terus standby pada saat penuangan beton.
S.PEKERJAAN DI KETINGGIAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pekerjaan ditempat ketinggian lebih dari 1,5m antara lain :
1. Menggunakan perancah (scaffolding) atau tangga permanent.
2. Dilengkapi APD yang sesuai (full body harness) untuk menjamin agar tidak terjatuh.
3. Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai pekerjaan.
4. Pastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan papan dudukannya terpasang
rapat untuk mencegah orang jatuh tersandung.
5. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya be nda-
benda yang dapat menimpa orang di bawahnya.
6. Pasang pagar pembatas/barricade pengaman agar jangan ada orang yang tidak
berkepentingan masuk/berada pada area kerja.
U.PENYIMPANAN BARANG
1. Barang harus disusun dengan aman di tempat yang telah ditentukan.Akses jalan keluar, rute
keluar darurat, akses ke peralatan pemadam kebakaran,bebas dari timbunan barang.
2. Gunakan balok untuk mencegah menggelindingnya barang-barang berbentuk bulat. Kayu
silang mungkin diperlukan untuk pipa berdiameter besar atau pipa dengan diameter
berbeda dalam rak yang sama. Rak atau strip dengan ganjalan bisa digunakan untuk
menyimpan pipa dan batangan besi.
3. Ikat kantung dan karung dan gunakan prosedur melangkah ke belakang ketika
menyusunnya.
4. Lapisi kantung yang lebih di bawah agar tidak sobek ketika menumpuknya.
5. Lembaran logam tidak boleh disandarkan pada dinding atau kolom tetapi disusun tegak atau
direbahkan pada rak.
6. Kawat gulung dan kabel disimpan pada rak dan jangan biarkan ujung-ujungnya menonjol.
Jangan tumpuk gulungan kabel secara vertika kecuali disusun diatas rak.
7. Barang tidak boleh ditumpuk pada ketinggian 0.5 meter dari kepala sprinkler.
2. Dermatitis kontak
Merupakan penyakit kulit yang paling sering ditemui, sulit dibedakan dari alergi dan
dapat menyebar pada setiap orang disekitarnya. Biasa menimpa pada kelompok
orang yang bekerja dalam situasi dan lingkungan yang sama. Harus ditemukan
penyebabnya secara spesifik dan disingkirkan.
3. Paru-paru
Debu yang berlebihan bisa mengakibatkan penyakit paru-paru seperti ashma,
pneumokonicosis, batuk.
4. Penyakit Hati
Biasa dialami pekerja batu akibat prevalensi lambung dan oesofagus yang
meningkat.
5. Penyakit musculoskeletal
Alat yang bergetar antara 20-40Hz menimbulkan tekanan yang berulang pada
genggaman tangan dan pergelangan. Sakitpunggung dan gangguan ortopedis karena
pekerjaan phisik yang berat. Sindrom lainnya seperti sakit leher, thoraks dan rasa
kaku yang dapat membaik bila diistirahatkan yang cukup. Kadang-kadang badan
selalu demam dan meriang selama bekerja.
6. Gangguan telinga
Kerusakan telingan akiabt suara diatas 90db. Tanda ketualian dimulai dengan
kesulitan untuk menikuti percakapan di tempat yang ramai dan tidak menyukai
percakapan orang banyak.
7. Gangguan mata
Pekerja las tanpa perlindungan kaca mat alas dapat menimbulkan kerusakan kornea
dan retina. Pertama gangguan mata merah dan panas, penglihatan yang menurun
dan dapat menyebabkan kebutaan.
9. Stress
Pekerja yang tidak menyukai pekerjaannya sehari-hari dan tidak dapat me l e paskan
diri dari lingkungan tersebut dapat terserang depresi dan mengalami tekanan bati n
yang harus segera ditangani.
10. Keracunan
Keracunan akibat makanan dan minuman yang basi, bahan kimia yang tercampur
akan menimbulkan gejala pusing, mual dan muntah serta sakit kepala bahkan
pingsan dan badan lemas.
Setiap kejadian penyakit dan kondisi kesehatan kerja di lingkungan proyek harus se l alu di l aporkan
secara rutin dan sistimatis sehingga dapat digunakan sebagai bahan kajian, analisa serta tindakan
cepat untuk penanggulangannya.