KATA
PENGANTAR I
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya pelaksanaan
pekerjaan akhir Perencanaan Pembangunan Drainase dan Canopy Parit 1 BJ
Kuala Tungkal yang berlokasi di Kota Kuala Tungkal. Dengan hormat, kami
serahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Laporan Akhir Perencanaan
Pembangunan Drainase dan Canopy Parit 1 BJ Kuala Tungkal sebanyak 5
eksemplar.
Besar harapan laporan ini dapat memberikan informasi keseluruhan kegiatan dari
awal hingga akhir yang telah dilaksanakan oleh konsultan. Bersama laporan ini juga
kami serahkan Dokumen Gambar Kerja, Rencana Anggaran Biaya dan Spesifikasi
Teknis yang telah digunakan sebagai acuan dalam kegiatan fisik kedepan. Apabila
laporan ini ada hal yang kurang sempurna, maka kami akan menjadikan sebagai
masukan dan menyempurnakannya.
Atas kesempatan dan kerjasama baik yang sudah dilakukan kami menyampaikan
banyak terimakasih.
LAPORAN AKHIR | i
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE DAN CANOPI DI PARIT 1 BJ KUALA TUNGKAL
DAFTAR
ISI I
Kata Pengantar .............................................................................................. 1
Daftar Isi ......................................................................................................... 2
Daftar Tabel.................................................................................................... 5
Daftar Gambar................................................................................................ 5
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1-1
1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 1-3
1.3. BATASAN MASALAH .......................................................................... 1-3
1.4. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN................................................... 1-4
1.4.1. Maksud dan Tujuan ................................................................... 1-4
1.4.2. Sasaran ..................................................................................... 1-4
1.5. KELUARAN ......................................................................................... 1-4
LAPORAN AKHIR | ii
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE DAN CANOPI DI PARIT 1 BJ KUALA TUNGKAL
BAB 4 METODOLOGI
4.1. METODE PENGUMPULAN DATA ...................................................... 4-1
4.2. METODE ANALISIS DAN PEGOLAHAN DATA .................................. 4-3
4.3. TAHAP PENYELESAIAN .................................................................... 4-5
4.4. LINGKUP PEKERJAAN....................................................................... 4-6
DAFTAR
TABEL I
2.1 Kriteria Desain Hidrologi SIstem Drainase Perkotaan ......................... 2-5
2.2 Nilai Variabel Reduksi Gauss .............................................................. 2-6
2.3 Nilai Kr untuk Distribusi Log Person III ................................................ 2-8
2.4 Reduce Mean ...................................................................................... 2-9
2.5 Reduce Standar Deviation ................................................................... 2-10
2.6 Reduce Variate .................................................................................... 2-10
2.7 Karakterisik Distribusi Frekuensi .......................................................... 2-11
2.8 Nilai Kritis Do untuk Uji Smirnov-Kolmogorov ...................................... 2-12
2.9 Koefisien Aliran Untuk Model Rasional ................................................ 2-14
2.10 Nilai Koefisien Manning ....................................................................... 2-16
3.1 Nama Kecamatan, Ibukota, Desa/Kelurahan ....................................... 3-2
3.2 Rata-Rata Ketinggian Ibukota Kecamatan........................................... 3-6
3.3 Jenis Tanah ......................................................................................... 3-8
3.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ........ 3-15
3.5 Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita .... 3-16
3.6 Kondisi Eksisting dan Permasalahan Saluran Drainase ...................... 3-21
4.1 Macam-Macam Data dan Kegunaannya ............................................. 4-2
5.1 Lebar Trotoar yang Dibutuhkan Sesuai Dengan Penggunaan Lahan
Sekitarnya............................................................................................ 5-2
5.2 Jenis dan Lebar Rintangan Trotoar ..................................................... 5-3
5.3 Kriteria Rata-Rata Aliran Jalur Pejalan Kaki ........................................ 5-6
LAPORAN AKHIR | iv
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE DAN CANOPI DI PARIT 1 BJ KUALA TUNGKAL
DAFTAR
GAMBAR I
2.11 Klasifikasi Fasilitas Penahan Hujan ..................................................... 2-4
3.1 Peta Administasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat ........................... 3-3
3.2 Peta Administras Kecamatan Tungkal Ilir ............................................ 3-4
3.3 Peta Jenis Tanah ................................................................................. 3-9
3.4 Peta Penggunaan Lahan ..................................................................... 3-10
3.5 Peta STruktur Ruang ........................................................................... 3-13
3.6 Peta Pola Ruang ................................................................................. 3-14
3.7 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan ............................................... 3-15
3.8 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid ........................................................ 3-17
4.1 Diagram Alur Pekerjaan....................................................................... 4-7
5.1 LOS A .................................................................................................. 5-6
5.2 LOS B .................................................................................................. 5-7
5.3 LOS C .................................................................................................. 5-7
5.4 LOS D .................................................................................................. 5-8
5.5 LOS E .................................................................................................. 5-8
5.6 LOS F .................................................................................................. 5-9
6.1 Penampang Jalur Pedestrian .............................................................. 6-1
6.2 Pembatas Jalan ................................................................................... 6-2
6.3 Jalur Difabel......................................................................................... 6-2
6.4 Disain Gapura WFC............................................................................. 6-3
LAPORAN AKHIR | v
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE DAN CANOPI DI PARIT 1 BJ KUALA TUNGKAL
BAB
PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting
dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). drainase
mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase yaitu suatu cara pembuangan
kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dalam dunia arsitektur, kanopi dapat diartikan sejenis atap yang dibuat untuk
melindungi bagian luar rumah maupun beberapa bangunan yang lain seperti
ruko dari panas matahari dan terpaan hujan. Dewasa ini kanopi mengalami
perkembangan yang luar biasa , dimana kanopi bisa diaplikasikan pada jenis-
jenis bangunan selain rumah seperti digunakan pada bagian garasi mobil dan
balkon rumah, kantor dan bangunan lainnya.
Oleh karena itu, perencanaan Drainase dan Canopi di parit 1 BJ Kuala Tungkal
perlu mendapat perhatian yang penting guna terhindar dari bencana banjir
atau genangan air hujan, serta mendukung kehidupan manusia dengan
nyaman, sehat dan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam kehidupan
sehari-hari. Drainase yang kurang baik akan mengakibatkan berbagai macam
masalah yang bisa merugikan manusia itu sendiri. Salah satunya adalah
masalah banjir.
1. Pendekatan struktur
Penanggulangan banjir dengan melakukan pembangunan fisik seperti
memenuhi syarat sungai yang ideal seperti adanya sudetan, pembuatan
penampungan air, kemampuan pengaliran air ke sungai lainnya dan
dengan kombinasi di antaranya. Pendekatan ini membutuhkan waktu untuk
perencanaan dan pelaksanaan serta biaya yang besar, namun dapat
menghilangkan banjir atau genangan yang terjadi pada suatu daerah.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari
prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju
kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase
disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air
permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain
itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan
tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang masalah di atas adalah
Bagaimana dimensi penampang saluran yang ekonomis untuk sistem
drainase, serta bentuk desain dari kanopi agar dapat memperindah kawasan
parit 1 Kuala Tungkal.
Dalam penelitian ini agar masalah tidak melebar dan menjauh maka antar
Batasan wilayah yaitu sebagai berikut:
a. Studi kasus dilakukan di Kawasan Parit 1 BJ Kuala Tungkal.
b. Saluran drainase yang dipantau sesuai dengan site plan dari Parit 1 BJ
Kuala Tungkal.
1.4.2. Sasaran
Tersedianya dokumen Perencanaan Pembangunan Drainase dan Canopi
Parit 1 BJ Kuala Tungkal yang sistematis, terarah, terpadu, dan tanggap
terhadap kebutuhan sesuai karakteristik lingkungan & sosial ekonomi daerah,
serta tanggap terhadap kebutuhan Stakeholder (pemerintah, investor, dan
masyarakat).
1.5. KELUARAN
BAB
TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1. SISTEM DRAINASE
Drainase yang berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum,
drainase dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan
air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan
tidak terganggu. Selain itu, drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah. Jadi, drainase menyangkut tidak hanya air
permukaan tapi juga air tanah.
Sesuai dengan prinsip sebagai jalur pembuangan maka pada waktu hujan, air
yang mengalir di permukaan diusahakan secepatnya dibuang agar tidak
menimbulkan genangan yang dapat mengganggu aktivitas dan bahkan dapat
menimbulkankerugian.
❖ Dengan sistem yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga
memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan
bangunan lainnya.
Bangunan dari sistem drainase pada umumnya terdiri dari saluran penerima
(interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa
(conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima
(receiving waters). Sistem jaringan drainase di dalam wilayah kota dibagi atas
2 (dua) bagian yaitu:
❖ Sistem drainase mayor adalah sistem saluran yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).
Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas
seperti saluran drainase primer.
❖ Sitem drainase minor adalah sistem saluran dan bangunan pelengkap
drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan
hujan dimana sebagian besar di dalam wilayah kota, contohnya seperti
saluran atau selokan air hujan di sekitar bangunan. Dari segi kontruksinya
sistem ini dapat dibedakan menjadi sistem saluran tertutup dan sistem
saluran terbuka.
Berdasarkan fungsinya, fasilitas penahan air hujan dapat berupa yaitu: tipe
penyimpanan (storage types) dan tipe peresapan (infiltration types).
a. Distribusi Normal
Distribusi normal disebut pula distribusi Gauss. Secara sederhana,
persamaan distribusi normal dapat ditulis sebagai berikut:
Dengan :
= perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode
ulang T-tahunan
= nilai rata-rata hitung variat
= deviasi standar nilai variat
= faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau
periode ulang
Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduksi Gauss sebagai
berikut :
Dengan :
= perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode
ulang T-tahunan
= Log X
= nilai rata-rata hitung variat
= deviasi standar nilai variat
= faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau
periode ulang
Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduksi Gauss.
d. Distribusi Gumbel
Bentuk dari persamaan distribusi Gumbel dapat ditulis sebagai
berikut:
Dengan :
XT = besarnya curah hujan untuk periode tahun berulang Tr
tahun (mm)
Tr = periode tahun berulang (return periode) (tahun)
X = curah hujan maksimum rata-rata selama tahun
pengamatan (mm)
S = standar deviasi
K = faktor frekuensi
YTr = reduce variate
Yn = reduce mean
Sn = reduce standard
Besarnya nilai Sn, Yn, dan YTr dapat dilihat dalam Tabel 2.4; 2.5; 2.6
sebagai berikut:
a. Rata-rata
a. Urutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan tentukan besarnya
peluang dari masing-masing data tersebut.
X1 = P(X1)
X2= P(X2)
X3= P(X3) dan seterusnya
Apabila nilai Dmaksimum lebih kecil dari Do, maka distribusi teoritis
yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi dapat
diterima. Apabila Dmaksimum lebih besar dari Do, maka secara teoritis
pula distribusi yang digunakan tidak dapat diterima.
Jika data yang tersedia adalah data hujan jangka pendek dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Talbot:
Q = 0,002778 C . I . A
Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen, karena
kecepatan aliran dan kekasaran dinding relatif besar. Aliran melalui saluran
terbuka akan turbulen apabila angka Reynolds Re> 2.000 dan laminer apabila
Re < 500. Rumus Reynolds dapat ditulis sebagai berikut:
Nilai koefisien Manning dapat dicari dengan melihat Tabel 2.10 di bawah ini:
Qext = V.A
1. Sebagai Pelindung
Fungsi pertama kanopi adalah melindungi halaman rumah ataupun teras
serta garasi mobil di luar rumah dari sengatan cahaya matahari langsung
maupun basah dari guyuran air hujan. Selain itu juga melindungi dari
benda-benda yang jatuh dari ketinggian rumah, ataupun dari daun-daun
tua serta tangkai yang kering berjatuhan tertiup angin. sehingga halaman
rumah dan garasi tetap terjaga kebersihannya. Aplikasi kanopi di garasi
luar atau halaman rumah dapat melindungi barang-barang berharga di
halaman rumah agar tidak tersengat terik sinar matahari secara langsung,
dan hujan sekalipun, sehingga mempertahankan warna kondisi barang
tersebut tetap baik dan terhindar dari kerusakan akibat air hujan maupun
teriknya sinar matahari langsung.
dan juga balkon. Atau jika jemuran berada di halaman rumah, kanopi
memperindah desain eksterior rumah agar lebih lengkap dan modern.
BAB
PROFIL WILAYAH STUDI 3
3.1. UMUM
Pada bab ini dibahas secara umum mengenai pengenalan wilayah atau
daerah sasaran perencanaan. Bahan bahasan diperoleh baik melalui literatur,
data sekunder, maupun hasil pengamatan atau wawancara secara langsung
di lapangan. Dalam studi literatur ditelaah hasil pendataan yang pernah
dilakukan sebelumnya.
Ibukota Luas
No. Kecamatan Desa Kelurahan
Kecamatan (Km²)
1 Tungkal Ulu Pelabuhan Dagang 345.69 9 1
2 Merlung Merlung 311.65 9 1
3 Batang Asam Dusun Kebun 1 042.37 10 1
4 Tebing Tinggi Tebing Tinggi 342.89 9 1
5 Renah Mendaluh Lubuk Kambing 473.72 9 1
6 Muara Papalik Rantau Badak 336.38 9 1
7 Pengabuan Teluk Nilau 440.13 12 1
8 Senyerang Senyerang 426.63 9 1
9 Tungkal Ilir Kuala Tungkal 100.31 2 8
10 Bram Itam Bram Itam Kiri 312.66 9 1
11 Seberang Kota Tungkal V 121.29 7 1
12 Betara Mekar Jaya 570.21 11 1
13 Kuala Betara Betara Kiri 185.89 9 1
Total 5 009.82 114 20
Sumber : Tanjung Jabung Barat Dalam Angka, 2020
3.2.3. Iklim
Keadaan iklim di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat tidak jauh
berbeda dengan keadaan iklim di wilayah Provinsi Jambi pada
umumnya. Berdasarkan klasifikasi menurut Schmidt dan Ferguson,
iklim di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah Type Afa, yaitu type
iklim hujan tropis. Suhu udara rata-rata sebesar 29,9º C, suhu udara
maksimum mencapai 32º C dan suhu udara minimum 21º C. Curah
hujan tahunan rata-rata berkisar antara 2.324 - 2.373 mm per tahun.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber diketahui
bahwa Kabupaten Tanjung Jabung Barat termasuk daerah belokan
angin atau daerah perputaran arah awan basah sehingga peluang
untuk hujan lebih tinggi baik dalam hal frekuensi maupun intensitasnya,
dari informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa air hujan adalah salah
satu alternatif penyediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan air
minum masyarakat (khususnya wiayah kecamatan klasifikasi dataran
rendah dan sedang) sehingga perlu adanya beberapa usaha nyata
untuk menjaga kualitas air hujan agar tidak menurun kualitasnya oleh
adanya pencemaran udara.
3.5. DEMOGRAFI
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Jumlah
Kelompok Jenis Kelamin
Total
Umur
Laki-Laki Perempuan
0-4 14,296 13,774 28,070
5-9 14,943 14,239 29,182
10-14 14,628 14,163 28,791
15-19 15,144 14,179 29,323
20-24 13,846 13,097 26,943
25-29 13,704 12,745 26,449
30-34 13,424 12,986 26,410
35-39 12,905 12,150 25,055
40-44 12,072 11,261 23,333
45-49 10,989 10,017 21,006
50-54 9,090 8,143 17,233
Golongan Pengeluaran
(Rp) 2019 2020
3.6.2. Erosi-Sedimentasi
Erosi dan Sedimentasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan.
Erosi pada daerah hulu menyebabkan terjadinya sedimentasi di daerah
hilir. Sebagaimana kota‐kota lain di Indonesia yang berkembang
dengan cepat, alih fungsi lahan tidak dapat dihindari. Alih fungsi lahan
yang tak terkontrol menimbulkan dampak berganda terhadap kinerja
sistem drainase. Alih fungsi lahan dari lahan hijau menjadi lahan
terbangun akan meningkatkan limpasan permukaan, sekaligus
meningkatkan laju erosi. Konsekuensinya beban drainase bertambah,
di lain sisi kapasitas sistem menurun akibat sedimentasi Pembukaan/
pengembangan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal dapat
mengakibatkan laju erosi yang sangat tinggi jika tidak di ikuti dengan
usaha konversi lahan yang tepat. Hal ini dapat dibuktikan dari aliran
banjir pada saat hujan. Air yang datang dari hulu tidak hanya keruh
tetapi juga berupa banjir lumpur. Material erosi yang dibawa aliran air
dari hulu pada saat memasuki daerah/saluran landai tidak semuanya
mampu hanyut ke laut. Sebagian akan diendapkan di sepanjang
saluran, sungai, kolam retensi, muara, dan badan air yang dilewatinya.
Endapan di saluran/sungai menimbulkan penyempitan dan
pendangkalan sehingga kapasitas saluran/sungai tersebut akan
3.6.4. Sampah
Pengelolaan sampah di bebarapa wilayah terutama Wilayah Kota Kuala
Tungkal tergolong sangat kurang. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya
kesadaran masyarakat dalam membuang sampah. Masyarakat masih
menganggap bahwa sungai/saluran air merupakan tempat
pembuangan sampah. Dengan demikian air menjadi kotor, jorok, dan
sungai/saluran menjadi penuh sampah, dan pada waktu turun hujan
sungai/saluran tersebut akan mampet dan meluber sehingga
mengakibatkan banjir.
Foto Keterangan
Kodisi persimpangan
BAB
METODOLOGI 4
4.1. METODE PENGUMPULAN DATA DATA
Menurut cara mendapatkannya, data yang digunakan untuk studi ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara mengadakan
peninjauan atau survey lapangan. Peninjauan langsung di lapangan
dilakukan dengan melakukan pengamatan pada hal-hal sebagai berikut:
• Letak dan kondisi drainase.
• Tata guna lahan pada daerah sekitar.
• Batas daerah tangkapan air dan luas total.
• Panjang saluran – saluran cabang dan daerah.
• Kapasitas masing – masing saluran dan pola aliran pada drainase.
• Permasalahan – permasaahan yang di hadapi oleh penduduk yang
berada di daerah aliran.
• Genangan yang terjadi akibat hujan lokal dan akibat air pasang pada
daerah pengaliran.
• Kondisi lalu lintas di sekitar.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dengan menghubungi
instansi-instansi ataupun institusi-institusi yang terkait dengan rencana
proyek. Data-data sekunder yang diperlukan adalah :
• Peta Orthophoto
• Peta jaringan drainase
• Peta tata guna lahan
• Data curah hujan
• Data tanah daerah studi
• Data ketinggian muka air laut ( HSL, MSL, dan LSL )
• Rencana Tata Ruang Wilayah
a. Data Teknis
Adalah data-data yang berhubungan langsung dengan upaya
perencanaan drainase, seperti data curah hujan, peta topografi, peta
tata guna lahan, peta saluran drainase, data tanah, dan sebagainya.
Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data yang diperoleh baik itu data
primer ataupun sekunder. Pengolahan data ini terdiri dari beberapa langkah
dengan beberapa masukan (input) diantaranya :
• Peninjauan ke lapangan
Pada tahap ini akan diperoleh hasil dari pengolahan data, baik data primer
maupun skunder. Dimana dapat disimpulkan apakah saluran drainase yang
sudah ada masih dapat menampung debit yang mengalir pada saluran
drainase tersebut. Dan bila saluran drainase tersebut tidak dapat menampung
debit yang ada maka harus di rencanakan dengan beberapa alternatif
mengenai saluran drainase tersebut, diantaranya adalah normalisasi sungai,
BAB
JALUR PEDESTRIAN 5
5.1. DEFINISI TROTOAR / SIDEWALK
Volume rencana pejalan kaki adalah volume rata – rata per menit pada
interval puncak, V dihitung berdasarkan survey penghitungan pejalan
kaki yang dilakukan setiap interval 15 menit selama 6 jam paling sibuk
dalam satu hari untuk 2 arah. Lebar trotoar dapat dihitung dengan
rumus :
W = 𝑉 35 + 𝑁...................................(2.1)
Dimana :
W : Lebar Trotoar (m)
V : Volume pejalan kaki rencana / 2 arah (orang/m/mnt)
N : Lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat (m)
Menurut Khisty (2003), prinsip analisis arus pejalan kaki adalah hubungan
kecepatan, tingkat arus dan kepadatan.
1. Kecepatan pejalan kaki (Pedestrian Speed) didefinisikan sebagai rata-rata
kecepatan berjalan pejalan kaki. Dinyatakan dalam satuan meter per menit
(m/mnt).
2. Arus rata-rata pejalan kaki (Pedestrian Flow Rate) didefinisikan sebagai
jumlah pejalan kaki yang melewati sebuah titik dalam satuan waktu.
Dinyatakan dalam satuan pejalan kaki per 15 menit (Ped/15 mnt).
3. Tingkat arus rata-rata (Unit Widht Flow) didefinisikan sebagai arus ratarata
pejalan kaki untuk satu unit lebar efektif. Dinyatakan dalam satuan pejalan
kaki per menit per meter (Ped/mnt/m).
Tabel 5.3 Kriteria Rata-Rata Aliran Jalur Pejalan Kaki Untuk Kondisi
15 Menit
LOS Ruang Laju Arus Kecepatan v/c Ratio
(𝑓𝑡2/ped) (ped/mnt/ft) ( ft / dtk)
A ≥ 60 ≤5 > 4.25 ≤ 0.21
B ≥ 40 - 60 ≤5–7 > 4.17 - 4.25 ≤ 0.21 – 0.31
C ≥ 24 – 40 ≤ 7 – 10 > 4.00 – 4.17 ≤ 031 – 0.44
D ≥ 15 – 24 ≤ 10 – 15 > 3.75 – 4.00 ≤ 0.44 – 0.65
E ≥ 8 – 15 ≤ 15 – 23 > 2.50 – 3.75 ≤ 0.65 – 1
F ≤8 Beragam > 2.50 beragam
BAB
DESAIN RENCANA 6
6.1. VISUALISASI 3D
Sesuai dengan jenis pekerjaan yang telah di tuangkan ke dalam gambar kerja,
disusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang akan menjadi acuan dalam
menentukan pagu anggaran masing-masing pekerjaan. Dalam Laporan Akhir
ini di lampirkan Rekapitulasi dan Rencana Anggaran Biaya. Untuk format
lengkap termasuk analisa harga satuan di susun dalam dokumen terpisah dari
Laporan Akhir ini dengan format A4 dan jumlah sesuai ketentuan yang telah
di atur dalam Kerangka Acuan Kerja.
REKAPITULASI
ENGINEERING ESTIMATE
KEGIATAN : Penyusunan Rencana, Kebijakan, Strategi dan Teknis Sistem Drainase Perkotaan
PEKERJAAN : Perencanaan Drainase dan Canopy Parit 1 BJ Kuala Tungkal
LOKASI : Kabupaten Tanjung Jabung Barat
TAHUN ANGGARAN : 2021
JUMLAH HARGA
No. URAIAN PEKERJAAN
(Rp)
1 2 3
Terbilang :