Anda di halaman 1dari 2

Nama : saiin wahid

Nim : 1802010278

Matkul : Manajemen Perbankan syariah

Jawaban

1. Karna di dalam bank syariah semua ketentuan dan aturan yang ada di dalamnya itu sesuai
dengan ajaran yang di berikan oleh islam dimana di dalamnya tidak ada ketentuan bunga di
dalam transaksi peminjaman atau menanbung di dalam bank syariah yang ada yaitu bagi hasil
,berbeda dengan bank syariah yaitu bank kompensional yang dimana di cirikan dengan bunga
yang ada di dalam transaksi menanbung ataupun meminjam modal/uang itu merupakan riba
yang di larang oleh negara islam.

2. Karena riba bertentangan dengan ajaran islam,sedangkan bank syariah adalah bank yang
menjalani kegiatan usahanya dengan prinsip islam/syariah islam dan tidak boleh bertentangan
dengan prinsip syariah itu sendiri jadi bank syariah menjalankan kegiatan usahanya tetap
berpegang pada prinsip syariah secara menyeluruh dan konsisten.

3. A. iya, itu termasuk dalam riba lebih tepanya riba fadhl karena di jelaskan bahwa dalam riba
fadhl itu sendiri yaitu penjualan atau jual beli barang ribawi dengan kuantitas ,kualitas, attau
kadar takaran yang berbeda. Barang ribawi itu sendiri di sebutkan dalam hadits antara lain
emas,perak,dan bahan makanan jadi di dalam islam barang-barang tersebut di pertukarkan
yang di lakukan haruslah memenuhi jumlah dan kualitas yang sama.

B.1. Teori yang di gunakan dalam kasus tersebut yaitu teori mudharabah yaitu suatu teori
macam perkaitan antara dua pihak dimana di dalam kesepakatan di awal pihak penjual akan
menerima bagi hasil dari pihak penitip yang menitipkan kendaraanya untuk di perjual belikan.
2. Objek yang di perjual belikan dalam kasus tersebut yaitu sepeda motor dimana 2 sepeda
motor si pemilik untuk menitipkan kepada temanya untuk di perjualbelikan dan hasilnya akan di
bagi hasil
3. Di dalam kasus tersebut termasuk akad mudharabah karena di dalam kasus tersebut di
jelaskan bahwa salah satu pihak untuk menitipkan kendaraanya untuk di jual dan nanti
kesepakatan di akhir ketika kendaraan tersebut di jual yaitu bagi hasil antara kedua belah pihak
yang dimana di jelaskan dalam akad mudharabah.
4. Di dalam kontraknya di jelaskan bahwa si pemilik kendaraan menjelaskan bahwa temanya
boleh untuk menggunakan sepeda motornya dan pemilik kendaraan berharap ketika barangnya
laku di perjual belikan akan menerima bagi hasil dari penjualan tersebut.
4. 4 prinsip

1. Ijarah . contoh : seseorang menjaminkan sepeda motornya ke bank untuk mendapatkan pinjaman.
Hak guna sepeda motor tersebut berpindah ke bank, namun tidak atas kepemilikannya. Setelah nasabah
melunaskan pinjamannya, maka hak guna sepeda motor tersebut kembali ke nasabah.

2.Murabahah , contoh : tuan ali melakukan memiliki sebuah mobil untuk kepentingan usaha antar
jemput penumpang, mobil tersebut mempunyai harga 150jt. Pada saat ini ali hanya mempunyai dana
sebesar 70jt, untuk mendepatkan masalah akhirnya ali mendatangiii bank syariah untuk memecahkan
masalah tesebut akhirnya bank syariah pun membatunya.

3.Mudharabah : pemilik modal melakukan perjanjian dengan seseorang yaitu A dan B antara modal
usaha 70jt dengan kesepakatan nisbah bagi hasil antara keduanya 55:55, dalam jangka waktu 6 bulan.
Kemudian si C dan si D yang akan mengelola toko sepatu. Dengan jangka waktu selama 6 kemudian
mereka membuat perjanjian bagi hasil 40:60(40%untuk si C)

Setelah mudharib menjalankan usaha selama 7 bulan, modal usaha telah berkembang menjadi Rp. 85
juta, sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp. 15 Juta (Rp. 85 juta – Rp. 70 Juta). Maka, shahibul maal
berhak mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 3 Juta (40% x Rp. 6 juta) dan sisanya sebesar Rp. 9 juta
menjadi hak mudharib.

4.Kafalah :meli akan membuat usaha nasi padang r, namun belum mempunyai modal, sedangkan mela
sudah ingin memesan nasi padang nya, agar tidak kehilangan konsumen pertamanya, maka dari itu meli
mencari dana untuk meminjamkan uang untuk modal usahanya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai