5. Pernikahan
a. Pengertian nikah menurut islam
Nikah dalam Islam adalah perjanjian sah dan suci antara seorang pria dan seorang wanita
dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan harmonis. Nikah dianggap sebagai bentuk
ibadah dan merupakan salah satu bagian penting dalam ajaran Islam. Perjanjian nikah ini
berdasarkan kesepakatan dan kesediaan kedua belah pihak yang dilakukan secara sah dan
terbuka di hadapan wali, saksi-saksi, dan dengan memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat ruju':
1. Ruju' dilakukan selama masa iddah: Ruju' hanya bisa dilakukan selama masa iddah istri
setelah talaq diberikan. Setelah masa iddah berakhir, ruju' tidak lagi bisa dilakukan, dan jika
ingin kembali menikah, istri harus menikah dengan pria lain dan menceraikan pria tersebut
sebelum kembali ke mantan suaminya.
2. Tidak ada talaq ketiga: Jika suami telah memberikan talaq ketiga, maka ruju' tidak lagi
mungkin terjadi. Setelah talaq ketiga, istri harus menikah dengan pria lain, menceraikan pria
tersebut, dan kemudian baru bisa menikah kembali dengan mantan suaminya.
c. Masa iddah
Masa iddah adalah periode tunggu yang harus dilalui oleh seorang istri setelah menerima talaq
sebelum dia bisa menikah dengan pria lain atau kembali ke mantan suaminya melalui ruju'. Masa
iddah ini bertujuan untuk memastikan apakah istri hamil atau tidak dan memberikan
kesempatan bagi perasaan dan pikiran kedua belah pihak untuk tenang dan merenungkan
keputusan mereka. Durasi masa iddah bervariasi tergantung pada kondisi tertentu:
1. Talaq pertama: Masa iddah berlangsung selama tiga bulan atau sampai istri mendapatkan
menstruasi berikutnya, mana yang lebih panjang.
2. Talaq kedua: Masa iddah sama seperti talaq pertama.
3. Talaq ketiga: Masa iddah berlangsung selama tiga bulan atau sampai istri melahirkan, mana
yang lebih lama.
Selama masa iddah, istri tinggal di rumah suami dan diberikan tempat tinggal serta pemenuhan
kebutuhan sehari-hari sesuai dengan kemampuan suami. Masa iddah ini juga memberikan waktu
bagi kedua belah pihak untuk berbicara dan mempertimbangkan kembali keputusan mereka
sebelum perceraian menjadi final. Jika terjadi ruju' selama masa iddah, maka pernikahan
dianggap tetap berlanjut dan tidak perlu pernikahan baru.
2. Operasi Plastik:
Operasi plastik dalam Islam dibenarkan dalam beberapa kondisi tertentu, terutama untuk
tujuan medis atau rekonstruksi. Misalnya, operasi plastik dapat diizinkan untuk memperbaiki
deformitas fisik, mengembalikan fungsi tubuh yang hilang akibat kecelakaan, membantu
korban luka bakar, atau mengoreksi cacat bawaan.
Namun, operasi plastik untuk tujuan kecantikan semata dan tanpa alasan medis yang
mendesak dianggap kontroversial dalam Islam. Beberapa ulama menganggapnya tidak
dianjurkan karena dapat mencerminkan ketidakpuasan terhadap takdir Allah dan
mengarahkan perhatian kepada penampilan fisik yang berlebihan.
Dalam hal operasi plastik, penting bagi seseorang untuk mempertimbangkan niat dan
motivasi di balik tindakan tersebut. Jika tujuan operasi plastik adalah untuk memperbaiki
masalah medis atau kesehatan yang nyata, maka hal itu lebih diterima dalam Islam. Namun,
jika tujuan utamanya adalah semata-mata untuk kecantikan yang bersifat duniawi, maka
perlu diingat untuk tidak berlebihan dan menjaga keseimbangan.