Anda di halaman 1dari 75

MODUL AJAR 2

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN DAN

FABRIKASI LOGAM

BIDANG KEAHLIAN: TEKNOLOGI REKAYASA

MATA PELAJARAN : PENGELASAN OAW

FASE :F

NAMA PENYUSUN : GURU TEKNIK PENGELASAN


PPPPPPPENGELASAN
INSTANSI : SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI
PETA KEDUDUKAN MODUL

1.1. Membuat gambar kerja, gambar bentangan, gambar 2D dan 3D dengan sistem MODUL 1
CAD. 20 x 2 JP = 40 JP

2.1. Mengidentifikasi dan menyiapkan peralatan OAW, Menyiapkan bahan las,


Mengidentifikasi bahan pengisi (wire rod) OAW
2.2. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada baja karbon
sambungan tumpul dan sudut posisi bawah tangan dengan las Oksi Asetilin
(OAW) sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam WPS yang
digunakan
2.3. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada baja karbon
sambungan tumpul dan sudut dengan las Oksi Asetilin (OAW) sesuai standard MODUL 2
20 x 6 JP = 116 JP
yang diacu dalam WPS yang digunakan
2.4. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada baja karbon
sambungan tumpul dan sudut posisi vertikal dengan las Oksi Asetilin (OAW)
sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam WPS yang digunakan
2.5. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pipa pada sambungan tumpul
posisi bawah tangan dengan las Oksi Asetilin (OAW) sesuai dengan prosedur
code standard yang diacu dalam WPS yang digunakan
2.6. Melakukan pengelasan sambungan pipa dengan pipa pada sambungan tumpul
posisi bawah tangan dengan las Oksi Asetilin (OAW) sesuai dengan prosedur
code standard yang diacu dalam WPS yang digunakan

3.1. Mengidentifikasi spesifikasi mesin SMAW dan menyiapkan peralatan las,


menyiapkan bahan las, mengidentifikasi elektroda SMAW
3.2. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada sambungan MODUL 3
tumpul dan sudut posisi bawah tangan 1F dan 1G dengan las SMAW sesuai 20 x 6 JP = 120 JP
dengan prosedur code standard yang diacu dalam WPS yang digunakan
3.3. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada sambungan
tumpul dan sudut posisi horizontal 2F dan 2G dengan las SMAW sesuai dengan
prosedur code standard yang diacu dalam WPS yang digunakan

4.1 Mengidentifikasi spesifikasi mesin GMAW, bahan pengisi GMAW dan gas
pelindung
4.2 Melakukan penyetelan (setting) mesin, menyiapan bahan las, melakukan
penyalaan busur las MODUL 4
20 x 6 JP = 120 JP
4.3 Melaksanakan pengelasan pelat ke pelat pada baja karbon posisi di bawah
tangan 1F dan 1G sesuai dengan acuan WPS
4.4 Melaksanakan pengelasan pelat ke pelat pada baja karbon posisi mendatar 2F
dan 2G sesuai dengan acuan WPS.

MODUL 5
1.2 Merapkan simbol las untuk pekerjaan pengelasan dan fabrikasi logam 16 x 2 JP = 32 JP
3.4. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada sambungan tumpul dan sudut posisi
vertikal 3F dan 3G dengan las SMAW sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam MODUL 6
WPS yang digunakan 16 x 6 JP = 96 JP
3.5. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada sambungan tumpul dan sudut posisi
overhead 4F dan 4G dengan las SMAW sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam
WPS yang digunakan

4.6 Melaksanakan pengelasan pelat ke pelat pada baja karbon posisi overhead 4F dan 4G sesuai MODUL 7
dengan acuan WPS 16 x 6 JP = 96 JP

6.1. Mengidentifikasi spesifikasi mesin GTAW, melakukan penyetelan (setting) mesin, penyiapan
bahan las, mengidentifikasi bahan pengisi las GTAW dan gas pelindung
6.2. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada sambungan tumpul dan sudut posisi MODUL 8
bawah tangan 1F dan 1G dengan las GTAW sesuai dengan prosedur code standard yang diacu 16 x 4 JP = 64 JP
dalam WPS yang digunakan
6.3. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada sambungan tumpul dan sudut posisi
horizontal 2F dan 2G dengan las GTAW sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam
WPS yang digunakan

3.6. Siswa mampu melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pipa pada sambungan sudut 5F
dan 6F dengan las SMAW sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam WPS yang MODUL 9
digunakan 18 x 8 JP = 126 JP
3.7. Siswa mampu melakukan pengelasan sambungan pipa dengan pipa pada sambungan tumpul posisi
5G dan 6G dengan las SMAW sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam WPS yang
digunakan

MODUL 10
4.5 Melaksanakan pengelasan pelat ke pelat pada baja karbon posisi overhead 4F dan 4G sesuai 5 x 6 JP = 30 JP
dengan acuan WPS

5.1. Mengidentifikasi spesifikasi mesin FCAW, bahan pengisi FCAW dan gas pelindung,
5.2. Melakukan penyetelan (setting) mesin, menyiapan bahan las, melakukan penyalaan busur las MODUL 11
5.3. Melaksanakan pengelasan pelat ke pelat pada baja karbon posisi di bawah tangan 1F dan 1G 18 x 8 JP = 108 JP
sesuai dengan acuan WPS.
5.4. Melaksanakan pengelasan pelat ke pelat pada baja karbon posisi mendatar 2F dan 2G sesuai
dengan acuan WPS.
5.5. Melaksanakan pengelasan pelat ke pelat pada baja karbon posisi vertikal 3F dan 3G sesuai
dengan acuan WPS.

6.4. Melakukan pengelasan sambungan pelat dengan pelat pada sambungan tumpul dan sudut posisi
vertikal 3F dan 3G dengan las GTAW sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam
MODUL 12
WPS yang digunakan 18 x 7 JP = 126 JP
6.5. Melakukan pengelasan sambung pelat dengan pipa pada posisi 5F dan 6F dengan las GTAW
sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam WPS yang digunakan
6.6. Melakukan pengelasan sambungan pipa dengan pipa pada posisi 5G dan 6G dengan las GTAW
sesuai dengan prosedur code standard yang diacu dalam WPS yang digunakan

7.1. Memahami pengetahuan dasar bahan logam pada lingkup pengelasan, WPS, dan
cacat-cacat dalam pengelasan, pengujian hasil pengelasan sesuai dengan prosedur MODUL 13
code standard yang diacu dalam WPS yang digunakan 3 x 2 JP = 6 JP
7.2. Melakukan pemeriksaan dan pengujian hasil pengelasan sesuai dengan prosedur code
standard yang diacu dalam WPS yang digunakan
ELEMEN
Pengelasan OAW

PROFIL PELAJAR PANCASILA


Mata pelajaran Pengelasan OAW membekali peserta didik dengan
serangkaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan perubahan zaman, menunjang pengembangan diri
melalui jalur studi dan pengembangan karir lebih lanjut sehingga bisa menjadi
insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bernalar kritis,
kreatif dan gotong royong.

SARANA DAN PRASARANA

1. Ruang praktik di sekolah/teaching factory


2. DUDI di luar sekolah
3. LKPD
4. Alat tulis dan buku

TARGET PESERTA DIDIK


Siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran 28 peserta didik

MODEL & MODA PEMBELAJARAN


Model Pembelajaran :
1. Problem Based Learning
2. Kolaborasi : Guru mendatangkan guru tamu dari DUDI untuk belajar di
sekolah dengan memanfaatkan segala sarana yang dimiliki atau membawa
peserta didik kunjungan ke DUDI untuk melakukan observasi.
Moda Pembelajaran : Luring

Modul 2 Pengelasan OAW 2


Pertemuan 1 4 jam pelajaran (4 x 45 menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
TP Kriteria K e t e r c a p a i a n Asesmen
TP (KKTP)
2.1. Mengidentifika Pada akhir pembelajaran dari Awal:
si dan modul ini, peserta didik Dapat dilakukan dengan diskusi, tanya jawab,
menyiapkan menunjukkan kemampuan: kuesioner, pre-test untuk mengecek sejauh mana
peralatan
OAW, 2.1.1 Siswa mampu pemahaman/pengalaman peserta didik tentang
Menyiapkan mengidentifikasi OAW proses/alur bisnis secara menyeluruh Pengelasan
bahan las,
2.1.2 Siswa mampu OAW
Mengidentifika
si bahan menyiapkan peralatan
pengisi (wire OAW Proses:
rod) OAW
2.1.3 Siswa mampu Cek pemahaman Peserta didik
menyiapkan bahan las mengidentifikasi dan menyiapkan
2.1.4 Siswa mampu
peralatan OAW, menyiapkan bahan las,
mengidentifikasi bahan
mengidentifikasi bahan pengisi (wire rod)
pengisi (wire rod) OAW
dan berikan pembimbingan pada peserta
didik pada hal- hal yang perlu
pembimbingan.

Akhir :
Pemastian ketercapaian pemahaman Peserta
didik mengidentifikasi dan menyiapkan
peralatan OAW, menyiapkan bahan las,
mengidentifikasi bahan pengisi (wire
rod). Pendokumentasian hasil pengamatan guru
terhadap perkembangan sikap peserta didik
berkenaan dengan:
1. Kejujuran,
2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Gotong royong

Modul 2 Pengelasan OAW 3


LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan ( 45 menit x 2 kali pertemuan)
1. Guru mengucapkan salam dan meminta petugas piket memimpin doa
bersama.
2. Guru menyapa peserta didik, memperkenalkan diri dan selalu
mengingatkan protokol kesehatan.
3. Guru meminta ketua kelas memberikan laporan kehadiran peserta
didik dan mengisi rekap presensi kelas.
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
yang akan diterapkan dalam pembelajaran (kontrak belajar).
5. Guru menyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari,
kriteria pencapaian tujuan pembelajaran, dan asesmen yang akan
dilakukan.
6. Mengingat materi ini belum pernah dipelajari oleh peserta didik, maka
untuk mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik
guru melakukan asesmen awal melalui pre-test tentang proses/alur bisnis
secara menyeluruh bidang agribinis tanaman
B. Kegiatan Inti (90 menit x 2 kali pertemuan)
1. Kontekstualisasi:
 Guru memfasilitasi siswa melakukan eksplorasi fakta (dari sumber
tertulis, foto, gambar, video) berkenanaan dengan alur, proses
perencanaan, proses produksi, mata rantai pasok dan logistik agribisnis
tanaman dalam kehidupan sehari-hari.
 Kontekstualisasi ini bisa dilakukan melalui penugasan individual,
pasangan, atau kelompok.
2. Penelaahan:
Siswa mengelaborasi fakta dan konsep tentang alur, proses perencanaan,
proses produksi, mata rantai pasok dan logistik agribisnis tanaman dengan
berdiskusi kelompok untuk dapat:

Modul 2 Pengelasan OAW 4


 Menjelaskan pengertian OAW
 Menjelaskan proses pengelasan OAW
 Menjelaskan peraltan yang digunakan pada OAW
 Menjelaskan dan mengidentifikasi bahan pengisi OAW
Peserta didik diminta untuk membuat laporan hasil diskusi dan hasilnya
dipresentasikan/disajikan dalam bentuk karya.
Guru memantau diskusi, keterlibatan seluruh peserta didik dan
membimbing pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan.
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain menanggapi dan
memberikan masukan. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/membuat
kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan
penghargaan serta masukan kepada kelompok lain.
3. Penugasan Mandiri :
Siswa mengajukan usulan melakukan observasi ke lapangan (DUDI) dan
menyusun laporan (lembar observasi terlampir pada kegiatan asesmen).
C. Penutup (45 menit x 2 kali pertemuan)
1. Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan untuk mengecek pemahaman siswa (asesmen akhir), guru
menyediakan lembaran ceklis sebagai pencatatan pada asesmen akhir
pembelajaran.
2. Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya
tentang observasi dengan melakukan kunjungan ke DUDI yang ada disekitar
lingkungan sekolah tentang manajemen produksi bidang agribisnis
tanaman.
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Doa penutup

Modul 2 Pengelasan OAW 5


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

1. Diskusi Kelompok

Kelompok :…………………………………………….
Kelas : …………………………………………
Program Studi : …………………………………………
Nama Anggota Kelompok : 1…………………………………………….
2…………………………………………
3…………………………………………
4…………………………………………
5…………………………………………

Rumusan
No. Topik Fakta Kesimpulan
Konsep
1. Alur pembuatan
Gas oksigen dan
asitiline
2. Proses
Pengelasan OAW
3. Menyiapkan bahan
las
4. Mengidentifikasi
bahan pengisi (wire
rod) OAW

Bukittinggi,.................2023

Randa Avito Yasri

Modul 2 Pengelasan OAW 6


2. Observasi/Wawancara (Tugas Mandiri)

LEMBAR OBSERVASI

Nama DUDI :
Observer :

Topik /tema observasi : ……………………………………………………………………


Petunjuk :
Anda dapat melakukan wawancara dengan objek observasi pengusaha/petani
untuk menggali informasi.
LEMBAR POINT WAWANCARA & OBSERVASI (boleh dikembangkan)
1. Sejak kapan bisnis Bapak/Ibu ini dikelola dan berkembang seperti saat
ini?
2. Apa kiat-kiat yang Bapak/Ibu lakukan sehingga usaha bisa sukses
seperti ini ?
3. Bagaimana Bapak/Ibu memulainya? (perencanaan)
4. Apa saja yang dilaksanakan? (proses/alur bisnis)
5. Bagaimana mata rantai pasok dan logistik yang Bapak lakukan?
6. Apa kendala yang dihadapi? Bagaimana mensikapinya?
7. Pernahkah Bapak/Ibu gagal? Karena apa?
8. Omsetnya bagaimana?
9. Apa suka duka selama menjalan bisnis ini?
10. Mengamati :
- Seperti apa proses/alur produksinya?
- Seperti apa proses perencanaan yang dilakukan?
- Seperti apa proses produksi yang dijalani?
- Seperti apa mata rantai pasok dan logistik yang dilalui?

Modul 2 Pengelasan OAW 7


Pertemuan 2 - 3 4 jam pelajaran (4 x 45 menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
TP Kriteria Pencapaian TP Asesmen
2.2 Melakukan Pada akhir pembelajaran dari Awal:
pengelasan modul ini, peserta didik Dapat dilakukan dengan diskusi, tanya jawab,
sambungan
menunjukkan kemampuan: kuesioner, pre-test untuk mengecek sejauh
pelat dengan
2.2.1 Melakukan pengelasan mana pemahaman/pengalaman
pelat pada
baja karbon sambungan pelat dengan peserta didik tentang manajemen produksi
sambungan pelat pada baja karbon Pengelasan OAW
tumpul dan sambungan tumpul posisi Proses:
sudut posisi
bawah tangan dengan las Cek pemahaman peserta didik dalam
bawah
Oksi Asetilin (OAW) melaksanakan pembelajaran berkenaan
tangan
dengan penyusunan visi dan misi,
dengan las 2.2.2 Melakukan pengelasan
penerapan K3LH, perencanaan produk,
Oksi sambungan pelat dengan penggunaan dan perawatan peralatan, dan
Asetilin pelat pada baja karbon pengelolaan sumber daya manusia.
(OAW)
sudut posisi bawah tangan Guru memberikan pembimbingan pada
sesuai
dengan las Oksi Asetilin peserta didik pada hal-hal yang perlu
dengan
pembimbingan.
prosedur (OAW)
code Akhir :
standard Pemastian ketercapaian pemahaman
yang diacu peserta didik dapat dengan penugasan
dalam WPS menyusun laporan hasil observasi, refleksi,
yang rekaman, video berkenan dengan
digunakan manajemen produksi bidang agribinis
tanaman.
Pendokumentasian hasil pengamatan guru
terhadap perkembangan sikap peserta didik
berkenaan dengan:
1. Kejujuran,
2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Gotong royong

Modul 2 Pengelasan OAW 8


LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan ( 45 menit x 2 kali pertemuan)
1. Guru mengucapkan salam dan meminta petugas piket memimpin doa
bersama.
2. Guru menyapa peserta didik, memperkenalkan diri dan selalu
mengingatkan protokol kesehatan.
3. Guru meminta ketua kelas memberikan laporan kehadiran peserta
didik dan mengisi rekap presensi kelas.
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
yang akan diterapkan dalam pembelajaran (kontrak belajar).
5. Guru menyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari, kriteria pencapaian tujuan pembelajaran, dan asesmen yang
akan dilakukan.
6. Guru melakukan refleksi materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu observasi
melalui kunjungan ke DUDI.
7. Guru menyampaikan topik kunjungan ke DUDI, yaitu tentang
manajemen produksi bidang agribisnis tanaman, antara lain :
 Penyusunan visi dan misi
 Penerapan K3LH
 Perencanaan produk
 Penggunaan dan perawatan peralatan
 Pengelolaan sumber daya manusia
8. Guru menyampaikan teknik malakukan observasi, aturan-aturan dan hal-
hal yang harus diperhatikan selama berkunjung dan melakukan
wawancara.
B. Kegiatan Inti (90 menit x 2 kali pertemuan)
1. Guru menyampaikan pentingnya topik observasi dan mengembangkan
keterampilan bertanya dan berpikir dengan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara memecahkan masalah. Misalnya :

Modul 2 Pengelasan OAW 9


 Jika kita akan melakukan bisnis apa yang pertama yang harus kita
lakukan?
 Apabila kita telah memiliki ilmu tentang bisnis, apa hal lain yang perlu
kita kuasai?
 Hal-hal apa saja yang penting kita perhatikan agar bisa berhasil dalam
bisnis?
 dan lain-lain.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan
terhadap topik /pemecahan masalah.
3. Guru : “Oleh karena itu, kalian perlu belajar manajemen bisnis bidang
agribisnis tanam, dengan belajar dari nara sumber/pelakunya.”
4. Guru memberikan penugasan terbimbing:
Peserta didik berkelompok melakukan tugas observasi dipandu dengan
LKPD dan melaporkan hasil pada diskusi kelas.
5. Peserta didik melakukan kujungan, dan masing-masing kelompok mendapat
tugas observasi dan wawancara kepada pengusaha di bidang pertanian atau
petani. Setiap kelompok akan melakukan observasi dan wawancara pada
pengusaha atau petani yang berbeda (guru menemui yang bersangkutan
dan telah memintakan ijin).
6. Kegiatan observasi dan wawancara direkam untuk selanjutnya dibuat
tayangan video pendek, dengan tema manajemen bisnis Pengelasan OAW
7. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk menyusun rencana
pembuatan projek meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media,
dan sumber yang dibutuhkan
8. Guru memastikan setiap anggota dalam kelompok memahami dan
mengetahui prosedur pembuatan projek/ produk yang akan dihasilkan.
9. Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal dan batas
waktu pembuatan projek.

Modul 2 Pengelasan OAW 10


10. Peserta didik menyusun jadwal dan tahapan-tahapan pembuatan projek.
11. Peserta didik melakukan pembuatan projek sesuai jadwal, mencatat setiap
tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian projek
dengan guru.
12. Guru memantau keterlibatan dan keaktifan peserta didik selama
melaksanakan projek, memantau realisasi, perkembangan dan
membimbing jika mengalami kesulitan.
13. Membahas kelayakan projek yang telah dibuat dan membuat laporan
produk/karya untuk dipaparkan kepada peserta didik lain/kelompok lain.
14. Guru berdiskusi tentang kesesuaian produk yang dihasilkan, memantau
keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.

C. Penutup (45 menit x 2 kali pertemuan)


1. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan projek dan pemahaman materi melalui refleksi bersama guru,
peserta didik lain memberikan masukan dan guru memberikan penguatan.
2. Guru menginformasikan kegiatan pertemuan berikutnya yaitu presentasi
laporan per kelompok. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan diri dan
bahan yang akan dipresentasikan.
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Doa penutup

11
Modul 2 Pengelasan OAW
Pertemuan 4 - 6 4 jam pelajaran (4 x 45 menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
TP Kriteria Pencapaian TP Asesmen
2.3 Melakukan Pada akhir pembelajaran dari Awal:
pengelasan modul ini, peserta didik Dapat dilakukan dengan diskusi, tanya jawab,
sambungan
menunjukkan kemampuan: kuesioner, pre-test untuk mengecek sejauh
pelat dengan
2.3.1 Melakukan pengelasan mana pemahaman/pengalaman
pelat pada
baja karbon sambungan pelat dengan peserta didik tentang manajemen produksi
sambungan pelat pada baja karbon Pengelasan OAW
tumpul dan sambungan tumpul Proses:
sudut posisi
horizontal tangan dengan Cek pemahaman peserta didik dalam
horizontal
las Oksi Asetilin (OAW) melaksanakan pembelajaran berkenaan
dengan las
dengan penyusunan visi dan misi,
Oksi 2.3.2 Melakukan pengelasan
penerapan K3LH, perencanaan produk,
Asetilin sambungan pelat dengan penggunaan dan perawatan peralatan, dan
(OAW) pelat pada baja karbon pengelolaan sumber daya manusia.
sesuai
sudut posisi horizontal Guru memberikan pembimbingan pada
dengan
dengan las Oksi Asetilin peserta didik pada hal-hal yang perlu
prosedur
pembimbingan.
code (OAW)
standard Akhir :
yang diacu Pemastian ketercapaian pemahaman
dalam WPS peserta didik dapat dengan penugasan
yang menyusun laporan hasil observasi, refleksi,
digunakan rekaman, video berkenan dengan
manajemen produksi bidang agribinis
tanaman.
Pendokumentasian hasil pengamatan guru
terhadap perkembangan sikap peserta didik
berkenaan dengan:
1. Kejujuran,
2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Gotong royong

12
Modul 2 Pengelasan OAW
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan ( 45 menit x 3 kali pertemuan)
1. Guru mengucapkan salam dan meminta petugas piket memimpin doa
bersama.
2. Guru menyapa peserta didik, memperkenalkan diri dan selalu
mengingatkan protokol kesehatan.
3. Guru meminta ketua kelas memberikan laporan kehadiran peserta
didik dan mengisi rekap presensi kelas.
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
yang akan diterapkan dalam pembelajaran (kontrak belajar).
5. Guru menyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari, kriteria pencapaian tujuan pembelajaran, dan asesmen yang
akan dilakukan.
6. Guru melakukan refleksi materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu observasi
melalui kunjungan ke DUDI.
7. Guru menyampaikan topik kunjungan ke DUDI, yaitu tentang
manajemen produksi bidang agribisnis tanaman, antara lain :
a. Penyusunan visi dan misi
b. Penerapan K3LH
c. Perencanaan produk
d. Penggunaan dan perawatan peralatan
e. Pengelolaan sumber daya manusia
8. Guru menyampaikan teknik malakukan observasi, aturan-aturan dan hal-
hal yang harus diperhatikan selama berkunjung dan melakukan
wawancara.
B. Kegiatan Inti (90 menit x 3 kali pertemuan)
1. Guru menyampaikan pentingnya topik observasi dan mengembangkan
keterampilan bertanya dan berpikir dengan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara memecahkan masalah. Misalnya :

13
Modul 2 Pengelasan OAW
 Jika kita akan melakukan bisnis apa yang pertama yang harus kita
lakukan?
 Apabila kita telah memiliki ilmu tentang bisnis, apa hal lain yang perlu
kita kuasai?
 Hal-hal apa saja yang penting kita perhatikan agar bisa berhasil dalam
bisnis?
 dan lain-lain.
15. Peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan
terhadap topik /pemecahan masalah.
16. Guru : “Oleh karena itu, kalian perlu belajar manajemen bisnis bidang
agribisnis tanam, dengan belajar dari nara sumber/pelakunya.”
17. Guru memberikan penugasan terbimbing:
Peserta didik berkelompok melakukan tugas observasi dipandu dengan
LKPD dan melaporkan hasil pada diskusi kelas.
18. Peserta didik melakukan kujungan, dan masing-masing kelompok mendapat
tugas observasi dan wawancara kepada pengusaha di bidang pertanian atau
petani. Setiap kelompok akan melakukan observasi dan wawancara pada
pengusaha atau petani yang berbeda (guru menemui yang bersangkutan
dan telah memintakan ijin).
19. Kegiatan observasi dan wawancara direkam untuk selanjutnya dibuat
tayangan video pendek, dengan tema manajemen bisnis Pengelasan OAW
20. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk menyusun rencana
pembuatan projek meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media,
dan sumber yang dibutuhkan
21. Guru memastikan setiap anggota dalam kelompok memahami dan
mengetahui prosedur pembuatan projek/ produk yang akan dihasilkan.
22. Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal dan batas
waktu pembuatan projek.

Modul 2 Pengelasan OAW 14


23. Peserta didik menyusun jadwal dan tahapan-tahapan pembuatan projek.
24. Peserta didik melakukan pembuatan projek sesuai jadwal, mencatat setiap
tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian projek
dengan guru.
25. Guru memantau keterlibatan dan keaktifan peserta didik selama
melaksanakan projek, memantau realisasi, perkembangan dan
membimbing jika mengalami kesulitan.
26. Membahas kelayakan projek yang telah dibuat dan membuat laporan
produk/karya untuk dipaparkan kepada peserta didik lain/kelompok lain.
27. Guru berdiskusi tentang kesesuaian produk yang dihasilkan, memantau
keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.

C. Penutup (45 menit x 5 kali pertemuan)


1. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan projek dan pemahaman materi melalui refleksi bersama guru,
peserta didik lain memberikan masukan dan guru memberikan penguatan.
2. Guru menginformasikan kegiatan pertemuan berikutnya yaitu presentasi
laporan per kelompok. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan diri dan
bahan yang akan dipresentasikan.
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Doa penutup

15
Modul 2 Pengelasan OAW
Pertemuan 7 - 10 4 jam pelajaran (4 x 45 menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
TP Kriteria Pencapaian TP Asesmen
2.4 Melakukan Pada akhir pembelajaran dari Awal:
pengelasan modul ini, peserta didik Dapat dilakukan dengan diskusi, tanya jawab,
sambungan
menunjukkan kemampuan: kuesioner, pre-test untuk mengecek sejauh
pelat dengan
2.4.1 Melakukan pengelasan mana pemahaman/pengalaman
pelat pada
baja karbon sambungan pelat dengan peserta didik tentang manajemen produksi
sambungan pelat pada baja karbon Pengelasan OAW
tumpul dan sambungan tumpul dan Proses:
sudut posisi
sudut posisi vertikal Cek pemahaman peserta didik dalam
vertikal
dengan las Oksi Asetilin melaksanakan pembelajaran berkenaan
dengan las
dengan penyusunan visi dan misi,
Oksi (OAW)
penerapan K3LH, perencanaan produk,
Asetilin 2.4.2 Melakukan pengelasan penggunaan dan perawatan peralatan, dan
(OAW) sambungan pelat dengan pengelolaan sumber daya manusia.
sesuai
pelat pada baja karbon Guru memberikan pembimbingan pada
dengan
sudut posisi vertikal peserta didik pada hal-hal yang perlu
prosedur
pembimbingan.
code dengan las Oksi Asetilin
standard (OAW) Akhir :
yang diacu Pemastian ketercapaian pemahaman
dalam WPS peserta didik dapat dengan penugasan
yang menyusun laporan hasil observasi, refleksi,
digunakan rekaman, video berkenan dengan
manajemen produksi bidang agribinis
tanaman.
Pendokumentasian hasil pengamatan guru
terhadap perkembangan sikap peserta didik
berkenaan dengan:
1. Kejujuran,
2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Gotong royong

16
Modul 2 Pengelasan OAW
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan ( 45 menit x 4 kali pertemuan)
1. Guru mengucapkan salam dan meminta petugas piket memimpin doa
bersama.
2. Guru menyapa peserta didik, memperkenalkan diri dan selalu
mengingatkan protokol kesehatan.
3. Guru meminta ketua kelas memberikan laporan kehadiran peserta
didik dan mengisi rekap presensi kelas.
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
yang akan diterapkan dalam pembelajaran (kontrak belajar).
5. Guru menyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari, kriteria pencapaian tujuan pembelajaran, dan asesmen yang
akan dilakukan.
6. Guru melakukan refleksi materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu observasi
melalui kunjungan ke DUDI.
7. Guru menyampaikan topik kunjungan ke DUDI, yaitu tentang
manajemen produksi bidang agribisnis tanaman, antara lain :
a. Penyusunan visi dan misi
b. Penerapan K3LH
c. Perencanaan produk
d. Penggunaan dan perawatan peralatan
e. Pengelolaan sumber daya manusia
8. Guru menyampaikan teknik malakukan observasi, aturan-aturan dan hal-
hal yang harus diperhatikan selama berkunjung dan melakukan
wawancara.
B. Kegiatan Inti (90 menit x 4 kali pertemuan)
1. Guru menyampaikan pentingnya topik observasi dan mengembangkan
keterampilan bertanya dan berpikir dengan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara memecahkan masalah. Misalnya :

17
Modul 2 Pengelasan OAW
 Jika kita akan melakukan bisnis apa yang pertama yang harus kita
lakukan?
 Apabila kita telah memiliki ilmu tentang bisnis, apa hal lain yang perlu
kita kuasai?
 Hal-hal apa saja yang penting kita perhatikan agar bisa berhasil dalam
bisnis?
 dan lain-lain.
28. Peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan
terhadap topik /pemecahan masalah.
29. Guru : “Oleh karena itu, kalian perlu belajar manajemen bisnis bidang
agribisnis tanam, dengan belajar dari nara sumber/pelakunya.”
30. Guru memberikan penugasan terbimbing:
Peserta didik berkelompok melakukan tugas observasi dipandu dengan
LKPD dan melaporkan hasil pada diskusi kelas.
31. Peserta didik melakukan kujungan, dan masing-masing kelompok mendapat
tugas observasi dan wawancara kepada pengusaha di bidang pertanian atau
petani. Setiap kelompok akan melakukan observasi dan wawancara pada
pengusaha atau petani yang berbeda (guru menemui yang bersangkutan
dan telah memintakan ijin).
32. Kegiatan observasi dan wawancara direkam untuk selanjutnya dibuat
tayangan video pendek, dengan tema manajemen bisnis Pengelasan OAW
33. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk menyusun rencana
pembuatan projek meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media,
dan sumber yang dibutuhkan
34. Guru memastikan setiap anggota dalam kelompok memahami dan
mengetahui prosedur pembuatan projek/ produk yang akan dihasilkan.
35. Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal dan batas
waktu pembuatan projek.

Modul 2 Pengelasan OAW 18


36. Peserta didik menyusun jadwal dan tahapan-tahapan pembuatan projek.
37. Peserta didik melakukan pembuatan projek sesuai jadwal, mencatat setiap
tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian projek
dengan guru.
38. Guru memantau keterlibatan dan keaktifan peserta didik selama
melaksanakan projek, memantau realisasi, perkembangan dan
membimbing jika mengalami kesulitan.
39. Membahas kelayakan projek yang telah dibuat dan membuat laporan
produk/karya untuk dipaparkan kepada peserta didik lain/kelompok lain.
40. Guru berdiskusi tentang kesesuaian produk yang dihasilkan, memantau
keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.

C. Penutup (45 menit x 5 kali pertemuan)


1. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan projek dan pemahaman materi melalui refleksi bersama guru,
peserta didik lain memberikan masukan dan guru memberikan penguatan.
2. Guru menginformasikan kegiatan pertemuan berikutnya yaitu presentasi
laporan per kelompok. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan diri dan
bahan yang akan dipresentasikan.
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Doa penutup

19
Modul 2 Pengelasan OAW
Pertemuan 11 - 15 4 jam pelajaran (4 x 45 menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
TP Kriteria Pencapaian TP Asesmen
2.5 Melakukan Pada akhir pembelajaran dari Awal:
pengelasan modul ini, peserta didik Dapat dilakukan dengan diskusi, tanya jawab,
sambungan
menunjukkan kemampuan: kuesioner, pre-test untuk mengecek sejauh
pelat dengan
2.5.1 Melakukan pengelasan mana pemahaman/pengalaman
pipa pada
sambungan sambungan pelat dengan peserta didik tentang manajemen produksi
tumpul pipa pada sambungan Pengelasan OAW
posisi bawah tumpul posisi bawah Proses:
tangan
tangan tangan dengan las Cek pemahaman peserta didik dalam
dengan las
Oksi Asetilin (OAW) melaksanakan pembelajaran berkenaan
Oksi
dengan penyusunan visi dan misi,
Asetilin 2.5.2 Melakukan pengelasan
penerapan K3LH, perencanaan produk,
(OAW) pelat dengan pipa pada penggunaan dan perawatan peralatan, dan
sesuai sambungan tumpul posisi pengelolaan sumber daya manusia.
dengan
bawah tangan dengan las Guru memberikan pembimbingan pada
prosedur
Oksi Asetilin (OAW) peserta didik pada hal-hal yang perlu
code
pembimbingan.
standard
yang diacu Akhir :
dalam WPS Pemastian ketercapaian pemahaman
yang peserta didik dapat dengan penugasan
digunakan menyusun laporan hasil observasi, refleksi,
rekaman, video berkenan dengan
manajemen produksi bidang agribinis
tanaman.
Pendokumentasian hasil pengamatan guru
terhadap perkembangan sikap peserta didik
berkenaan dengan:
1. Kejujuran,
2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Gotong royong

20
Modul 2 Pengelasan OAW
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan ( 45 menit x 5 kali pertemuan)
1. Guru mengucapkan salam dan meminta petugas piket memimpin doa
bersama.
2. Guru menyapa peserta didik, memperkenalkan diri dan selalu
mengingatkan protokol kesehatan.
3. Guru meminta ketua kelas memberikan laporan kehadiran peserta
didik dan mengisi rekap presensi kelas.
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
yang akan diterapkan dalam pembelajaran (kontrak belajar).
5. Guru menyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari, kriteria pencapaian tujuan pembelajaran, dan asesmen yang
akan dilakukan.
6. Guru melakukan refleksi materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu observasi
melalui kunjungan ke DUDI.
7. Guru menyampaikan topik kunjungan ke DUDI, yaitu tentang
manajemen produksi bidang agribisnis tanaman, antara lain :
a. Penyusunan visi dan misi
b. Penerapan K3LH
c. Perencanaan produk
d. Penggunaan dan perawatan peralatan
e. Pengelolaan sumber daya manusia
8. Guru menyampaikan teknik malakukan observasi, aturan-aturan dan hal-
hal yang harus diperhatikan selama berkunjung dan melakukan
wawancara.
B. Kegiatan Inti (90 menit x 5 kali pertemuan)
1. Guru menyampaikan pentingnya topik observasi dan mengembangkan
keterampilan bertanya dan berpikir dengan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara memecahkan masalah. Misalnya :

21
Modul 2 Pengelasan OAW
 Jika kita akan melakukan bisnis apa yang pertama yang harus kita
lakukan?
 Apabila kita telah memiliki ilmu tentang bisnis, apa hal lain yang perlu
kita kuasai?
 Hal-hal apa saja yang penting kita perhatikan agar bisa berhasil dalam
bisnis?
 dan lain-lain.
41. Peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan
terhadap topik /pemecahan masalah.
42. Guru : “Oleh karena itu, kalian perlu belajar manajemen bisnis bidang
agribisnis tanam, dengan belajar dari nara sumber/pelakunya.”
43. Guru memberikan penugasan terbimbing:
Peserta didik berkelompok melakukan tugas observasi dipandu dengan
LKPD dan melaporkan hasil pada diskusi kelas.
44. Peserta didik melakukan kujungan, dan masing-masing kelompok mendapat
tugas observasi dan wawancara kepada pengusaha di bidang pertanian atau
petani. Setiap kelompok akan melakukan observasi dan wawancara pada
pengusaha atau petani yang berbeda (guru menemui yang bersangkutan
dan telah memintakan ijin).
45. Kegiatan observasi dan wawancara direkam untuk selanjutnya dibuat
tayangan video pendek, dengan tema manajemen bisnis Pengelasan OAW
46. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk menyusun rencana
pembuatan projek meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media,
dan sumber yang dibutuhkan
47. Guru memastikan setiap anggota dalam kelompok memahami dan
mengetahui prosedur pembuatan projek/ produk yang akan dihasilkan.
48. Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal dan batas
waktu pembuatan projek.

Modul 2 Pengelasan OAW 22


49. Peserta didik menyusun jadwal dan tahapan-tahapan pembuatan projek.
50. Peserta didik melakukan pembuatan projek sesuai jadwal, mencatat setiap
tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian projek
dengan guru.
51. Guru memantau keterlibatan dan keaktifan peserta didik selama
melaksanakan projek, memantau realisasi, perkembangan dan
membimbing jika mengalami kesulitan.
52. Membahas kelayakan projek yang telah dibuat dan membuat laporan
produk/karya untuk dipaparkan kepada peserta didik lain/kelompok lain.
53. Guru berdiskusi tentang kesesuaian produk yang dihasilkan, memantau
keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.

C. Penutup (45 menit x 5 kali pertemuan)


1. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan projek dan pemahaman materi melalui refleksi bersama guru,
peserta didik lain memberikan masukan dan guru memberikan penguatan.
2. Guru menginformasikan kegiatan pertemuan berikutnya yaitu presentasi
laporan per kelompok. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan diri dan
bahan yang akan dipresentasikan.
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Doa penutup

23
Modul 2 Pengelasan OAW
Pertemuan 16 - 20 4 jam pelajaran (4 x 45 menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
TP Kriteria Pencapaian TP Asesmen
2.6 Melakukan Pada akhir pembelajaran dari Awal:
pengelasan modul ini, peserta didik Dapat dilakukan dengan diskusi, tanya jawab,
sambungan
menunjukkan kemampuan: kuesioner, pre-test untuk mengecek sejauh
pipa dengan
2.5.3 Melakukan pengelasan mana pemahaman/pengalaman
pipa pada
sambungan sambungan pipa dengan peserta didik tentang manajemen produksi
tumpul pipa pada sambungan Pengelasan OAW
posisi bawah tumpul posisi bawah Proses:
tangan
tangan dengan las Oksi Cek pemahaman peserta didik dalam
dengan las
Asetilin (OAW) melaksanakan pembelajaran berkenaan
Oksi
dengan penyusunan visi dan misi,
Asetilin 2.5.4 Melakukan pengelasan
penerapan K3LH, perencanaan produk,
(OAW) sambungan pipa dengan penggunaan dan perawatan peralatan, dan
sesuai pipa pada sambungan pengelolaan sumber daya manusia.
dengan
tumpul posisi bawah Guru memberikan pembimbingan pada
prosedur
tangan dengan las Oksi peserta didik pada hal-hal yang perlu
code
pembimbingan.
standard Asetilin (OAW)
yang diacu Akhir :
dalam WPS Pemastian ketercapaian pemahaman
yang peserta didik dapat dengan penugasan
digunakan menyusun laporan hasil observasi, refleksi,
rekaman, video berkenan dengan
manajemen produksi bidang agribinis
tanaman.
Pendokumentasian hasil pengamatan guru
terhadap perkembangan sikap peserta didik
berkenaan dengan:
1. Kejujuran,
2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Gotong royong

24
Modul 2 Pengelasan OAW
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan ( 45 menit x 5 kali pertemuan)
9. Guru mengucapkan salam dan meminta petugas piket memimpin doa
bersama.
10. Guru menyapa peserta didik, memperkenalkan diri dan selalu
mengingatkan protokol kesehatan.
11. Guru meminta ketua kelas memberikan laporan kehadiran peserta
didik dan mengisi rekap presensi kelas.
12. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
yang akan diterapkan dalam pembelajaran (kontrak belajar).
13. Guru menyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari, kriteria pencapaian tujuan pembelajaran, dan asesmen yang
akan dilakukan.
14. Guru melakukan refleksi materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu observasi
melalui kunjungan ke DUDI.
15. Guru menyampaikan topik kunjungan ke DUDI, yaitu tentang
manajemen produksi bidang agribisnis tanaman, antara lain :
a. Penyusunan visi dan misi
b. Penerapan K3LH
c. Perencanaan produk
d. Penggunaan dan perawatan peralatan
e. Pengelolaan sumber daya manusia
16. Guru menyampaikan teknik malakukan observasi, aturan-aturan
dan hal- hal yang harus diperhatikan selama
berkunjung dan melakukan
wawancara.
B. Kegiatan Inti (90 menit x 5 kali pertemuan)
1. Guru menyampaikan pentingnya topik observasi dan mengembangkan
keterampilan bertanya dan berpikir dengan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara memecahkan masalah. Misalnya :

25
Modul 2 Pengelasan OAW
 Jika kita akan melakukan bisnis apa yang pertama yang harus kita
lakukan?
 Apabila kita telah memiliki ilmu tentang bisnis, apa hal lain yang perlu
kita kuasai?
 Hal-hal apa saja yang penting kita perhatikan agar bisa berhasil dalam
bisnis?
 dan lain-lain.
54. Peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan
terhadap topik /pemecahan masalah.
55. Guru : “Oleh karena itu, kalian perlu belajar manajemen bisnis bidang
agribisnis tanam, dengan belajar dari nara sumber/pelakunya.”
56. Guru memberikan penugasan terbimbing:
Peserta didik berkelompok melakukan tugas observasi dipandu dengan
LKPD dan melaporkan hasil pada diskusi kelas.
57. Peserta didik melakukan kujungan, dan masing-masing kelompok mendapat
tugas observasi dan wawancara kepada pengusaha di bidang pertanian atau
petani. Setiap kelompok akan melakukan observasi dan wawancara pada
pengusaha atau petani yang berbeda (guru menemui yang bersangkutan
dan telah memintakan ijin).
58. Kegiatan observasi dan wawancara direkam untuk selanjutnya dibuat
tayangan video pendek, dengan tema manajemen bisnis Pengelasan OAW
59. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk menyusun rencana
pembuatan projek meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media,
dan sumber yang dibutuhkan
60. Guru memastikan setiap anggota dalam kelompok memahami dan
mengetahui prosedur pembuatan projek/ produk yang akan dihasilkan.
61. Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal dan batas
waktu pembuatan projek.

Modul 2 Pengelasan OAW 26


62. Peserta didik menyusun jadwal dan tahapan-tahapan pembuatan projek.
63. Peserta didik melakukan pembuatan projek sesuai jadwal, mencatat setiap
tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian projek
dengan guru.
64. Guru memantau keterlibatan dan keaktifan peserta didik selama
melaksanakan projek, memantau realisasi, perkembangan dan
membimbing jika mengalami kesulitan.
65. Membahas kelayakan projek yang telah dibuat dan membuat laporan
produk/karya untuk dipaparkan kepada peserta didik lain/kelompok lain.
66. Guru berdiskusi tentang kesesuaian produk yang dihasilkan, memantau
keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.

C. Penutup (45 menit x 5 kali pertemuan)


5. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan projek dan pemahaman materi melalui refleksi bersama guru,
peserta didik lain memberikan masukan dan guru memberikan penguatan.
6. Guru menginformasikan kegiatan pertemuan berikutnya yaitu presentasi
laporan per kelompok. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan diri dan
bahan yang akan dipresentasikan.
7. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
8. Doa penutup

Modul 2 Pengelasan OAW 15


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LEMBAR OBSERVASI

Nama DUDI :
Observer :

Topik /tema observasi : ……………………………………………………………………


Petunjuk :
Anda dapat melakukan wawancara dengan objek observasi pengusaha/petani
untuk menggali informasi.

Modul 2 Pengelasan OAW 16


LEMBAR POINT WAWANCARA & OBSERVASI (boleh dikembangkan)
1. Apa kiat-kiat yang Bapak/Ibu lakukan sehingga usaha bisa sukses
seperti ini ?
2. Sebelum melakukan bisnis apa yang pertama Bapak/Ibu kita
lakukan?
3. Aapakah menurut Bapak/Ibu perencanaan bisnis penting kita
lakukan?
4. Apa saja perencanaan yang Bapak/Ibu lakukan sehingga bisnis ini
bisa sukses seperti sekarang?
5. Alat dan perancanaan perawatan apa saja dibutuhkan agar jalan
bisnis bisa lancar?
6. Apakah menurut Bapak/Ibu SDM perlu direncanakan dan dikelola
dengan baik?
7. Bagaimana Bapak/Ibu dulu melakukannya?
8. Apa saja keuntungan dan kendala yang Bapak/Ibu rasakan dengan
menerapkan manajemen bisnis?
9. Mengamati :
 Bagaimana proses penyusunan visi dan misi
 Seperti apa penerapan K3LH
 Bagaimana proses penyusun perencanaan produk
 Bagaimana merencanakan penggunaan dan perawatan peralatan
 Bagaimana malakukan pengelolaan sumber daya manusia

Modul 2 Pengelasan OAW 17


ASESMEN

1. Asesmen Awal
Tanya jawab di kelas untuk memetakan kondisi siswa terhadap :
a. Pengetahuan dan kompetensi pada pembelajaran yang akan berlangsung
(proses/alur bisnis secara menyeluruh bidang agribinis tanaman).
b. Pengetahuan dan kompetensi pada pembelajaran yang akan berlangsung
(manajemen bisnis bidang agribinis tanaman)

2. Proses (asesmen formatif)


a. Pengamatan pada siswa saat pembelajaran berlangsung berkaitan dengan
salah konsep, kesalahan melakukan prosedur kerja dalam observasi dan
direspon oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian Proses (observasi dan wawancara)


Berilah tanda (V) pada kolom skor yang sesuai.
No. Item Penilaian Skor Penilaian
1 2 3
1 Keterampilan membuka wawancara
2 Keterampilan mengembangkan
materi wawancara
3 Keterampilan mengembangan variasi
interaksi
4 Keterampilan memanfaatkan waktu
5 Volume dan intonasi suara
6 Penggunaan Bahasa yang baik dan
benar
7 Kemampuan menggunakan
komunikasi non verbal (gestur)
8 Kesantunan berpakaian dan atau
berpenampilan
9 Keterampilan menutup wawancara

Penentuan Nilai : N = Skor perolehan x 100


Skor maksimal

Modul 2 Pengelasan OAW 18


Rubrik penilaian
No. Item Penilaian Skor Penilaian
1 2 3
1 Keterampilan membuka Kurang Sedang Bagus
wawancara
2 Keterampilan Kurang Sedang Bagus
mengembangkan materi
wawancara
3 Keterampilan mengembangan Kurang Sedang Bagus
variasi interaksi
4 Keterampilan memanfaatkan Kurang Sedang Baik
waktu
5 Volume dan intonasi suara Kecil Sedang Baik
6 Penggunaan Bahasa yang Kurang Sedang Baik
baik dan benar
7 Kemampuan menggunakan Tidak Nampak Nampak
komunikasi non verbal nampak tapi kurang baik
(gestur)
8 Kesantunan berpakaian dan Kurang Sedang Bagus
atau berpenampilan
9 Keterampilan menutup Kurang Sedang Bagus
wawancara

Presentasi
Unsur Penilaian
No. Nama Siswa Penampilan/
substansi wawasan komunikasi
performance
1
2
3
4
dst Dst

Perhitungan nilai : Nilai = Skor yang diperoleh X 100


Skor maksimal

Modul 2 Pengelasan OAW 19


Rubrik penilaian
Skor Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Substansi kurang sedang Mendalam
2 Wawasan kurang sedang Luas
3 Komunikasi Terbata-bata sedang Lancar
&baik
4 Penampilan/peroformance kurang sedang Baik

a. Guru juga mengadakan pengamatan perkembangan sikap siswa


berkenaan degan:
 Kejujuran,
 Bernalar kritis
 Kreatif
 Gotong royong
b. Mengadakan pembimbingan pada sikap-sikap siswa yang dipandang
perlu pembimbingan.

3. Akhir (Asesmen akhir)


Penilaian Produk (laporan observasi)
Berilah tanda (V) pada kolom skor yang sesuai.
Skor
No. Item Penilaian
1 2 3
1 Kesesuaian laporan dengan
outline
2 Kelengkapan keterangan berupa
teks
3 Penggunaan bahasa
4 Teknik penulisan
5 Kualitas isi laporan

Modul 2 Pengelasan OAW

20
Penentuan Nilai : N = Skor perolehan x 100
Skor maksimal

Rubrik penilaian
Skor
No. Item Penilaian
1 2 3
1 Kesesuaian laporan dengan Kurang Sedang Sesuai
outline
2 Kelengkapan keterangan Kurang Sedang Lengkap
berupa teks
3 Penggunaan bahasa Kurang Sedang Bagus

4 Teknik penulisan Kurang Sedang Bagus


5 Kualitas isi laporan Kurang Sedang Baik
jelas

Penilaian Produk (Video)


Berilah tanda (V) pada kolom skor yang sesuai.
Skor
No. Item Penilaian
1 2 3
1 Kesesuaian tayangan dengan
TP
2 Kelengkapan keterangan
berupa teks
3 Kualitas gambar
4 Kejernihan audio
5 Kejelasan artikulasi
6 Kualitas pencahayaan

Penentuan Nilai : N = Skor perolehan x 100


Skor maksimal

Rubrik penilaian
Skor
No. Item Penilaian 1 2 3
1 Kesesuaian tayangan dengan Kurang Sedang Sesuai
TP

Modul 2 Pengelasan OAW

21
2 Kelengkapan keterangan Kurang Sedang Lengkap
berupa teks
3 Kualitas mixing audio Kurang Sedang Bagus

4 Kejernihan audio Kurang Sedang Bagus


5 Kejelasan artikulasi Kurang Sedang Baik
jelas
6 Kualitas pencahayaan Kurang Sedang Bagus

Dari hasil refleksi pembelajaran, laporan tugas terbimbing dan laporan


tugas mandiri dapat diberikan ceklis tentang ketercapaian kriteria, sebagai
berikut:
Nama Peserta Didik : ……………………………
Ketercapaian
No. KKTP
Sudah Belum
Menjelaskan alur agribisnis
1.
tanaman
Menjelaskan proses
2.
perencanaan agribisnis
Menjelaskan proses produksi di
3.
bidang agribisnis tanaman
Menjelaskan mata rantai pasok
4.
(Supply Chain) dan logistik
Menjelaskan penyusunan visi
5.
dan misi
6. Menjelaskan penerapan K3LH
Menjelaskan perencanaan
7.
produk
Menjelaskan penggunaan dan
8.
perawatan peralatan
Menjelaskan pengelolaan
9.
sumber daya manusia
Modul 2 Pengelasan OAW

22
MATERI
A.MATERI PEMBELAJARAN
a. Pemasangan Bagian-bagian Utama Las Oksi Asetilena
Bagian-bagian utama yang akan dipasang/dirangkai adalah :
1) Silinder/tabung oksigen
2) Silinder/tabung asetilena
3) Regulator oksigen & Regulator asetilena
4) Slang oksigen dan Slang asetilena
5) Pembakar las
6) Tip/mulut pembakar
Peralatan yang digunakan untuk memasang atau merangkai bagian-bagian
utama las oksi asetilena tersebut adalah :

a) Kunci inggris atau kunci pas dengan ukuran yang sesuai


b) Kunci sok pembuka katup silinder
c) Obeng untuk melonggarkan dan mengencangkan klem slang.
d) Cara pemasangan bagian-bagian tersebut dapat dipelajari pada uraian
berikut.
Pemasangan regulator oksigen pada silinder oksigen dapat dilihat gambar
3.02 sebagai berikut: Pada kepala silinder oksigen terdapat mur berulir untuk
menempatkan regulator oksigen , sedangkan pada regulator oksigen terdapat
baut berulir yang digunakan untuk menyambungkan regulator dengan silinder
oksigen. Sebelum memasang regulator oksigen pada silinder oksigen disarankan
membuka sebentar (“1/2 detik) katup Silinder oksigen.

Modul 2 Pengelasan OAW 23


Gambar 3.02 Pemasangan regulator

Modul 2 Pengelasan OAW 24


Pembukaan silinder diperlukan untuk membuang debu atau kotoran lain yang
terdapat di dalam mur berulir. Ulir yang terdapat pada mur kepala silinder dan
baut regulator adalah ulir kanan sehingga untuk mengencangkannya diputar
searah jarum jam. Untuk pemasangannya baut regulator dimasukan ke dalam
mur kepala silinder secara lurus kemudian diputar searah jarum jam dengan
menggunakan tangan sampai kencang hingga (tangan tidak mampu
mengencangkan lagi). Untuk lebih mengencangkannya dapat digunakan kunci
inggris atau pas dengan ukuran yang sesuai.

Pemasangan regulator asetilena pada silinder asetilena hampir sama dengan


pemasangan regulator oksigen pada silinder oksigen, Perbedaannya, regulator
asetilena dan silinder asetilena mempunyai ulir kiri sehingga pada waktu
mengencangkan diputar berlawanan arah jarum jam seperti pada gambar 3.03.

Pemasangan slang las pada regulator adalah sebagai berikut: Longgarkan klem
slang pada ujung slang las dengan obeng, kemudian masukkan pada saluran gas
lalu tekan sambil diputar ke kanan dan ke kiri secara bergantian sampai pada
pangkal saluran.

Gambar 3.03 Pemasangan slang las pada regulator


Apabila pada saat memasukkan slang las terlalu berat, saluran asetilena dapat
diolesi sabun untuk melicinkan masuknya slang. Setelah slang las berada pada
tempatnya, kencangkan baut klem dengan memutarnya searah jarum jam
menggunakan obeng.

Modul 2 Pengelasan OAW 25


Setelah slang las oksigen dan asetilena selesai dipasang pada ujung yang satu,
maka ujung yang lain dipasangkan pada pembakar.
Langkah pemasangannya dapat di lihat pada gambar 3.04 berikut ini :

Gambar 3.04 Pemasangan pembakar

Bersihkan debu atau kotoran lain yang terdapat pada slang las dengan cara :
memutar roda tangan/katup pemutar silinder (bila tidak ada roda tangan dapat
menggunakan kunci sok) berlawanan arah jarum jam kurang lebih satu putaran.
Kemudian putarlah baut pengatur regulator searah jarum jam sampai gas keluar
dari ujung slang las dan menghembus kotoran yang terdapat di dalam slang,
selanjutnya putar kembali baut pengatur regulator berlawanan arah jarum jam
sehingga tidak ada gas yang keluar dari slang dan tutup kembali katup silinder
oksigen.

Setelah slang las bebas dari kotoran pembakar dipasang pada kedua ujungnya,
ujung slang las oksigen harus dipasang pada saluran oksigen. Mur pada ujung
slang las oksigen dimasukkan pada saluran oksigen pembakar secara lurus,
kemudian diputar searah jarum jam dengan menggunakan tangan tangan
sampai kencang.

Untuk lebih mengencangkannya dapat menggunakan kunci inggris atau kunci


pas dengan ukuran yang sesuai. Pemasangan slang setilin pada pembakar tidak
berbeda dengan pemasangan siang slang oksigen. Mur pada ujung slang
asetilena dimasukkan pada saluran Asetilena pembakar secara lurus kemudian
Modul 2 Pengelasan OAW
26
diputar berlawanan arah jarum jam sampai kencang, dilanjutkan dengan
menggunakan kunci inggris atau kunci pas.

Mulut pembakar dimasukkan secara lurus ke dalam lubang pembakar, kemudian


diputar searah jarum jam sampai penuh. Pada umumnya pemasangan mulut
pembakar hanya dilakukan dengan mengunakan tangan dan tidak menggunakan

kunci inggris atau alat pengencang yang lain (gambar 3.05).

Gambar 3.05 Pemasangan tip pada pembakar

b. Pemeriksaan Sambungan
Secara keseluruhan pemasangan bagian-bagian utama las oksi asetilena telah
selesai, namun demikian instalasi las tersebut masih belum dapat digunakan
karena belum dijamin keamanannya, mungkin masih ada kebocoran pada
sambungan. Kebocoran gas terutama asetilena sangat membahanyakan; gas
asetilena sangat mudah terbakar dan meledak. Oleh karena itu, sebelum
digunakan instalasi las harus diperiksa sambungan-sambungannya dari
kemungkinan bocor. Sambungan- sambungan yang perlu diperiksa terlihat
seperti pada gambar 3.06 berikut ini:

1) Silinder dengan regulator


2) Regulator dengan slang las
3) Slang las dengan pembakar
Modul 2 Pengelasan OAW
27
4) Pembakar dengan tip/mulut pembakar.

Modul 2 Pengelasan OAW


28
Gambar 3.06 Pemeriksaan sambungan

Cara memeriksa sambungan adalah sebagai berikut :

1) Memutar roda putar katup silinder oksigen atau dengan kunci sok
berlawanan arah jarum jam sebanyak 1 s.d. 1½ putaran hingga jarum
Manometer tekanan isi menunjuk angka tertentu, sesuai dengan
tekanan isi silinder. Kemudian putar baut pengatur regulator oksigen
searah jarum jam sampai jarum pada Manometer tekanan kerja
menunjuk angka 50 kpa atau senilai, demikian juga untuk silinder dan
regulator Asetilena.
2) Oleskan air sabun pada setiap sambungan dengan menggunakan kuas.
Bocoran gas dapat diketahui dari adanya gelembung- gelembung air
sabun pada sambungan, bahkan jika kebocoran cukup besar akan
ditemui bunyi berdesis seperti pada gambar 3.07

Modul 2 Pengelasan OAW 29


Apabila terjadi kebocoran hendaknya mur penghubung atau klem slang
dikencangkan lagi dengan menggunakan alat yang sesuai, dan periksalah
kembali.

Gambar 3.07 Kebocoran Sambungan

Pemasangan bagian-bagian utama las oksi asetilena dapat dikatakan


selesai apabila pada instalasi las oksi asetilena tidak ada kebocoran, yang
artinya instalasi las oksi asetilena aman dipakai.

c. Proses Pengelasan Oksi Asetilena


1. Tekanan Kerja
Besarnya tekanan kerja yang digunakan untuk mengelas tergantung dari
tipe pembakaran yang dipakai.

Sebelum membicarakan masalah besarnya tekanan, terlebih dahulu kita


bahas mengenai konversi antara beberapa satuan tekanan yang banyak
digunakan pada regulator las oksidasi asetilena. Satuan-satuan tekanan
yang banyak dipakai adalah : kg/cm2, bar (atm), Psi dan kpa.
Adapun konversi satuan tekanan tersebut di atas secara kasar adalah:
1 kg/ cm2 =
0,97 bar
1 bar =
1,03kg/ cm2
1 bar =
1 atm
1 atm = 14,7 psi
1 psi = 6,8 kpa
1 bar = 10 kpa

Modul 2 Pengelasan OAW

30
Besarnya tekanan kerja pada pembakar antara pembakar injector dan
pembakar mixer sangat berbeda, berikut ini besarnya tekanan untuk
masing-masing tipe :

1) Pembakar tipe injector (tekanan rendah) diatur sebagai berikut :


a) Oksigen, besarnya tekanan kerja oksigen dapat dilihat pada mulut
pembakar; pada umumnya 2,5 atm.

2) Asetilena, besarnya tekanan kerja Pembakar tipe mixer besar tekanan


kerja untuk oksigen maupun asetilena adalah sama yaitu : antara 50
sampai 70 kpa.
Apabila satuan tekanan pada regulator anda tidak sesuai dengan petunjuk
di atas, maka konversikan terlebih dahulu sehingga harga/nilainya sama.

Prosedur mengatur tekanan kerja tidak dibenarkan menggunakan tangan


atau alat-alat yang mengandung minyak/oli/gemuk. Adapun prosedur
pengaturannya adalah sebagai berikut :

1) Memeriksa dengan teliti apakah katup pada regulator sudah ditutup.


Apabila belum, hendaknya ditutup terlebih dahulu, yaitu dengan cara :
untuk katup pembakaran baik katup oksigen maupun katup asetilena diputar
searah jarum jam sampai habis, untuk katup regulator diputar berlawanan
arah jarum jam sampai pemutaran terasa ringan.
2) Membuka katup silinder oksigen dengan kunci pembuka katup
berlawanan arah jarum jam sehingga terbuka penuh.
3) Membuka katup silinder asetilena dengan kunci pembuka katup
berlawanan arah jarum jam sebesar ½ sampai ¾ putaran; biarkan kunci
pembuka katup menempel pada katup silinder asetilena.
4) Buka katup regulator oksigen dengan memutar baut pengatur searah
jarum jam sampai jarum pada Manometer tekanan kerja menunjuk pada
angka yang dikehendaki (lihat besarnya tekanan kerja).
5) Lakukan seperti pada langka 4 di atas untuk regulator Asetilena, yang

Modul 2 Pengelasan OAW

31
perlu diingat adalah tekanan kerja asetilena belum tentu sama dengan
tekanan kerja oksigen
6) Tekanan yang ditunjukkan oleh pengaturan langkah 4) dan 5) adalah
tekanan manometer. Untuk mendapatkan tekanan kerja anda harus
membuka katup oksigen pembakar. Pada waktu membuka katup
a) asetilena antara 0,3-0,5 atm.
tersebut, jarum manometer tekanan kerja ada memungkinkan
mengalami penurunan. Apabila turun, naikkan dengan cara memutar
baut pengatur regulator searah jarum jam sehingga jarum manometer
menunjukkan angka yang dikehendaki. Jadi besarnya tekanan kerja
adalah angka yang ditunjukkan oleh jarum manometer tekanan kerja
pada waktu katup oksigen pembakar dibuka.
7) Lakukan hal yang sama dengan langkah 6 di atas untuk mendapatkan
tekanan kerja asetilena.
Setelah peserta dapat mengatur tekanan kerja dengan lancar,
selanjutnya diminta untuk mengembalikan tekanan kerja menjadi nol
dengan prosedur sebagai berikut :
1) Menutup semua katup Silinder
2) Membuang sisa-sisa gas melalui katup-katup pembakar
3) Setelah jarum pada manomerter menunjuk pada angka nol, kemudian
tutuplah katup regulator dengan memutar baut pengatur regulator
berlawanan arah jarum jam.

2. Menyalakan dan mengatur Nyala Api


Macam-macam nyala api pada las oksi asetilena
1) Nyala api asetilena dengan udara luar
2) Nyala api karburasi
3) Nyala api netral
4) Nyala api oksidasi.
Dari keempat nyala api tersebut di atas, ada tiga macam nyala api yang

Modul 2 Pengelasan OAW

32
digunakan pada las oksi asetilena, yaitu nyala api karburasi, nyala api
netral dan nyala api oksidasi; yang paling sering digunakan adalah nyala
netral seperti pada gambar 5.02.

Modul 2 Pengelasan OAW

33
Nyala Api Netral

Nyala Api Karburasi

Nyala Api Oksidasi

Gambar 5.02 Macam-macam nyala api las

Seperti telah disinggung pada pembahasan di atas, bahwa hanya tiga


macam nyala las oksi Asetilena yang banyak digunakan untuk mengelas.
Tanda-tanda dari ketiga nyala tersebut adalah sebagai berikut :

1) Nyala karburasi
Nyala ini adalah nyala api akibat kelebihan asetilena. Kalau
diperhatikan ada 3 bagian di dalam nyala tersebut, yaitu nyala inti,
nyala ekor minimal, ujung inti nyala tumpul dan berwarna biru..

2) Nyala netral
Nyala api ini terjadi jika perbandingan pemakaian antara gas asetilena
dan gas oksigen seimbang yaitu 1 : 1,2. Pada nyala netral terdapat dua
warna api yaitu berwarna biru agak keputih-putihan

Modul 2 Pengelasan OAW 34


3) Nyala oksidasi
Nyala oksidasi ialah nyala api akibat kelebihan oksigen. Nyala ini terdiri
dari 2 bagian, yaitu nyala inti dan nyala luar. Nyala ini berbentuk
runcing dan berwarna biru terang/jernih

Kegunaan nyala api las oksi asetilena pada pengelasan adalah :


1) Nyala karburasi
Nyala api karburasi ini terutama digunakan untuk mengeraskan
permukaan dan dapat juga digunakan untuk mematri keras baja karbon
2) Nyala netral
Nyala api netral digunakan untuk las cair hampir semua logam.

3) Nyala oksidasi
Nyala oksidasi digunakan untuk memotong logam.

Prosedur menyalakan api oksi asetilena adalah sebagai berikut:


1) Tutup semua katup, meliputi katup pembakar, katup regulator dan
katup silinder.
2) Buka katup silinder dan atur tekanannya sesuai dengan keperluan
3) Memilih ukuran tip yang sesuai kemudian memasangnya pada
pembakaran.
4) Membuka katup asetilena sedikit .
5) Menyalakan asetilena dengan korek api las; jangan sekali-kali
menggunakan korek api lain.

6) Lanjutkan membuka katup asetilena perlahan-lahan sehingga tidak ada


jarak antara nyala api dengan ujung tip dan nyala api berasap tipis.

Modul 2 Pengelasan OAW 35


Setelah mendapatkan nyala api awal campuran antara asetilena dengan
udara luar, maka selanjutnya dilakukan pengaturan nyala api yang sesuai
dengan tiga jenis nyala api sebagai berikut:
1) Nyala karburasi, untuk mendapatkan nyala karburasi, bukalah katup
oksigen pembakar perlahan-lahan sehingga nyala api yang semula
berwarna merah berangsur-angsur berubah memutih dan menjadi 3
bagian, yaitu nyala inti, nyala ekor, dan nyala luar. Apabila katup oksigen
masih dibuka terus, nyala ekor akan semakin pendek. Sebelum nyala
ekor mencapai panjang 1 kali nyala inti, dinamakan nyala karburasi.
2) Nyala netral, untuk mendapatkan nyala netral teruskan membuka katup
pembakar perlahan-lahan sehingga nyala ekor tepat berhenti pada nyala
inti.
3) Nyala oksidasi, diperoleh dengan melanjutkan membuka katup oksigen
pembakar sehingga nyala inti semakin pendek, bentuknya runcing dan
berwarna jernih.

Mematikan nyala api dilakukan dengan cara menutup katup asetilena


pembakar. Setelah api mati, tutup katup oksigen pembakar selanjutnya
untuk membuang sisa gas, dengan mengikuti prosedur berikut ini :
1) Tutup katup silinder
2) Buang sisa gas melalui katup pembakar sehingga jarum pada
manometer regulator menunjukkan angka nol, kemudian tutup lagi
katup tersebut.
3) Tutuplah katup-katup regulator melalui baut pengatur regulator.

Modul 2 Pengelasan OAW 36


3. Membersihkan permukaan
Kotoran-kotoran yang terdapat pada bahan/material sebelum dilas adalah
: karat, cat dan minyak/oli, maka kotoran-kotoran itu harus dibersihkan
sebelum dilakukan pengelasan. Bahan yang akan dilas harus bersih dan
kering. Oleh karena itu setelah menerima bahan, hendaknya diteliti lebih
dahulu sebelum dilas.
Membersihkan permukaan benda kerja yang akan dilas dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu : secara mekanik dan secara kimia. Pada umumnya
pembersihan permukaan benda kerja yang akan dilas dilakukan secara
mekanik.
Membersihkan permukaan bahan secara mekanik dilakukan dalam
beberapa cara tergantung dari jenis kotorannya. Beberapa contoh
membersihan permukaan secara mekanik :
1) Karat
Kotoran ini dapat dihilangkan dengan cara dikikir, disikat baik dengan
sikat kawat maupun gerinda karat, atau digosok dengan kertas
ampelas/glass wool/jax, dll.
2) Cat.
Cat yang menempel pada permukaan bahan dapat dihilangkan dengan
cara : disikat dengan gerinda kawat atau sikat kawat, digosok dengan
kertas ampelas atau dihilangkan dengan tiner.
3) Oli/minyak.
Untuk membersihkan oli dapat menggunakan kain lap atau majun
kemudian dibakar dengan nyala oksi asetilena.

Kotoran yang sering terdapat pada permukaan benda kerja yang sudah
selesai dilas dan harus dibersihkan adalah :
1) Scale, yaitu lapisan tipis yang terdapat pada permukaan lasan, juga
terdapat pada permukaan benda kerja di balik lasan. Lapisan ini harus
dibersihkan karena akan memberikan kesulitan pada pengerjaan akhir
nanti

Modul 2 Pengelasan OAW 37


2) Percikan/cipratan cairan logam yang menempel pada permukaan benda
kerja. Percikan ini tidak banyak jumlahnya, meskipun demikian harus
dibersihkan pula.
Hampir semua benda jika dipanaskan akan mengembang, dan sebaliknya
jika didinginkan akan menyusut. Demikian pula dalam proses pengelasan;
selama proses pengelasan benda kerja akan mengembangkan dan setelah
selesai pengelasan akan menyusut. Tetapi karena pengembangan dan
penyusutannya tidak merata maka akan terjadi perubahan bentuk. Banyak
kerugian yang akan dihadapi apabila perubahan bentuk benda kerja ini
dibiarkan. Oleh karena itu setelah selesai dilas benda kerja perlu
diluruskan atau dikembalikan pada bentuk semula.
Alat dan bahan untuk membersihkan dan membentuk kembali benda kerja
yang sudah selesai dilas antara lain :
1) Sikat/gerinda kawat seperti pada gambar 5.03.

Alat ini digunakan untuk membersihkan scale dari permukaan. Gunakan


sikat kawat untuk membuang scale, dapat pula digunakan bahan pasir, dan
untuk logam non ferro dapat digunakan bahan asam nitrat.

Gambar 5.03 Alat-alat untuk membersihkan benda kerja

Modul 2 Pengelasan OAW 38


2) Peralatan dan Palu.
Kedua alat ini bersama-sama digunakan untuk membuang percikan
logam yang menempel pada permukaan benda, untuk membentuk
kembali benda kerja yang telah selesai dilas dapat menggunakan palu
konde dan landasan, disamping itu dapat pula digunakan ragum.
Sedangkan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya
perubahan bentuk dalam pengelasan, maka sebelum benda kerja itu
dilas, sebaiknya diklem atau dilas catat secukupnya.

4. Mempersiapkan Bentuk sambungan


Bentuk sambungan pada las oksi asetilena dipengaruhi oleh bentuk
konstruksi dan tebal bahan yang akan disambung. Gambar 5.04 berikut,
menunjukkan contoh-contoh bentuk sambungan yang banyak digunakan.
1) Sambungan tumpul
Sambungan tumpul kampuh I tertutup ini digunakan terutama untuk
pelat-pelat tipis di bawah 1,5 mm.

Sambungan tumpul kampuh I terbuka, digunakan pada sambungan-


sambungan pelat yang mempunyai tebal antara 1,5 s.d 3 mm. Besarnya
gap disesuaikan dengan tebal bahan yang dilas.

Sambungan tumpul kampuh V terbuka, digunakan pada sambungan


pelat yang mempunyai tebal antara 4,0 – 5,0 mm; besarnya gap kurang
lebih 2 mm.
2) Sambungan sudut, terbagi menjadi dua yaitu : sambungan sudut luar dan
sambungan sudut dalam.
3) Sambungan tumpang
4) Sambungan/pinggir, sambungan ini biasanya tanpa bahan tambah dan
menggunakan plat/bahan yang tipis.

Modul 2 Pengelasan OAW 39


Las

Sambungan sudut luar

d. Distorsi Pengelasan Oksi Asetilena

1. Pengertian Distorsi
Semua logam akan mengembang / memuai apabila mendapat panas dan
menyusut bila mengalami pendinginan, kejadian tersebut merupakan sifat
dari logam itu sendiri. Seorang operator las harus memiliki kemampuan
bagaimana suatu proses pengelasan dapat menghasilkan bentuk
sambungan sesuai rencana yang dikehendaki dengan melakukan
pengendalian terhadap pemuaian dan penyusutan yang berlebihan.

Distorsi adalah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang


diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah akibat proses pengelasan.
Pemuaian dan penyusutan benda kerja akan berakibat melengkungnya
atau tertariknya bagian-bagian benda kerja sekitar pengelasan, misalnya
pada saat proses las oksi asetilin.
2. Penyebab dan Jenis-jenis Distorsi
a. Penyebab terjadinya distorsi
Tiga penyebab utama terjadinya distorsi (perubahan bentuk) pada
konstruksi logam dan industri pengelasan adalah :
1) Tegangan Sisa
Seluruh bahan metal yang digunakan dalam industri misalnya batangan,

Modul 2 Pengelasan OAW 40


lembaran atau bentuk profil lainnya diproduksi atau dibentuk dengan
proses-proses ini meninggalkan atau menahan tegangan didalam bahan
yang disebut tegangan sisa.

Tidak selalu tegangan sisa ini menimbulkan permasalahan tapi apabila


bahan menerima panas akibat pengelasan atau pemotongan dengan
panas (api), tegangan sisa akan hilang secara tidak merata, maka akan
terjadi perubahan bentuk (distorsi). Sebagai contoh profil

2) Pengelasan/ Pemotongan dengan Panas.


Sewaktu mengelas atau memotong dengan menggunakan api (panas),
sumber panas dihasilkan dari nyala busur atau nyala api ini akan
mengakibatkan pertambahan panjang dan penyusustan secara tidak
merata. Akibatnya terjadi perubahan bentuk (distorsi).
b. Jenis-jenis Distorsi
Ada tiga jenis utama perubahan bentuk akibat pengelasan :
1). Perubahan Bentuk arah Melintang
Apabila mulai mengelas pada salah satu ujung, maka sisi dari ujung lain
akan bertambah panjang akibat pemuaian. Pada saat pendinginan, maka
sisi-sisi logam akan saling menarik dan berkontraksi satu sama lain.
Pergerakan ini disebut perubahan bentuk arah melintang.

Perubahann bentuk arah


melintang

Bahan las
Bahan dasar

Gambar 6.02 Distorsi arah melintang

2). Perubahan Bentuk arah Memanjang


Perubahan bentuk arah memanjang adalah apabila hasil pengelasan
Modul 2 Pengelasan OAW 41
Perubahan bentuk ini akan sangat tergantung pada keterampilan
pekerjaan pengelasan.

Perubahann bentuk
arah memanjang

Bahan dasar
Bahan las

Gambar 6.03 Distorsi arah memanjang

3). Perubahan Bentuk Menyudut


Perubahan bentuk menyudut adalah apabila sudut dari benda yang
dilas berubah akibat kontraksi. Kontraksi lebih besar pada permukaan
pengelasan karena jumlah hasil pengelasan lebih banyak.

Contoh Perubahan Bentuk:

Gambar 6.04 Distorsi arah menyudut


berkontraksi dan memendek pada sepanjang garis pengelasan setelah
dingin.

4). Teknik Pengontrolan Distorsi


Modul 2 Pengelasan OAW 42
Ada beberapa langkah untuk mengontrol pengaruh perubahan
bentuk (distorsi) sewaktu proses pengelasan yang meliputi:

c. Teknik Mengontrol Distorsi Sebelum Pengelasan.


1). Perencanaan yang baik
Perencanaan kampuh yang baik adalah panjang jarak minimum yang
tepat dari kampuh untuk menghindari terlalu banyaknya pengelasan.

Gambar 6.05 Perencanaan kampuh

Memperkecil bevel & gap yang lebih besar | Kampuh bentuk U | Kampuh bentuk X

2). Pengelasan Catat


Las catat adalah pengelasan dengan jumlah sedikit merupakan titik-
titik saja yang akan berfungsi seperti klem. Jumlah dan ukuran dari
titik-titik pengelasan yang diperlukan untuk mempertahankan
kalurusan adalah sangat tergantung pada jenis dan tebal bahan. Tehnik
pengelasan catat yang benar akan mempertahankan bahan sewaktu
pengelasan.
Langkah pengelasan catat dapat perhatikan pada gambar berikut,
yakni berselang-seling.

Modul 2 Pengelasan OAW 43


Gambar 6.06 Urutan las catat
3). Alat Bantu (Jig dan Fixture)
Alat bantu ini digunakan untuk mempertahankan kelurusan bahan
sebelum dan selama pengelasan. Bentuk alat bantu ini sangat
tergantung pada bentuk bahan yang dilas. Berikut ini adalah beberapa
gambar alat bantu untuk pengelasan :

Modul 2 Pengelasan OAW 44


Gambar 6.07 Jig &Fixture

4). Pengaturan Letak Bahan (Pre-setting)


Pengatur letak bahan yang akan dilas dapat dilakukan dengan cara
mengganjal untuk mengatasi konstraksi pada waktu pengelasan.
Sungguhpun demikian cara meletakkan ganjal sangat tergantung pada

Sisi yang dilas

Pelat penahan

Pelat yang bengkok


Ujung pelat

Penahan/ pasak

Modul 2 Pengelasan OAW 45


Gambar 6.08 Cara peletakan bahan

d. Teknik Menghindari Distorsi Sewaktu Pengelasan


1). Pengelasan selang seling.
Apabila pengelasan secara terus menerus dari salah satu ujung ke
ujung yang lain maka konstraksi akan terus bertambah selama
proses pengelasan dan inilah penyebab perubahan bentuk. Ini dapat
diatasi dengan tehnik pengelasan secara selang-seling dengan arah
pengelasan yang berlawanan.

Gambar 6.09 Teknik pengelasan selang seling

2). Pengelasan Seimbang


Pengelasan seimbang ini adalah seatu proses pengelasan untuk

Modul 2 Pengelasan OAW 46


menyeimbangkan panas ke bidang pengelasan. Metode ini sering

digunakan untuk memperbaiki kebulatan poros dan setiap jalur


pengelasan dilakukan berseberangan. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan keseimbangan kontraksi dan mengurangi perubahan
bentuk.
Contoh urutan pengelasan seimbang tersebut adalah seperti gambar
berikut :

Gambar 6.10 Pengelasan seimbang pada pipa

Prinsip yang sama juga dapat digunakan pada pengelasan kampuh V


atau U ganda. Pengelasan dilakukan dengan sisi atau permukaan yang
berlawanan. Konstraksi akan terjadi sama pada kedua belah permukaan.
Untuk langkah pengelasan dapat diperhatikan gambar berikut.

Gambar 6.11 Pengelasan seimbang pada pelat

Modul 2 Pengelasan OAW 47


3). Pendingin Buatan
Logam pendingin ditempelkan pada logam yang dilas supaya panas
pengelasan dipindahkan ke logam pendingin, logam pendingin biasanya
dari tembaga atau perunggu. Selama pengelasan logam pendingin akan
menyerap panas dari benda kerja. Metode ini cocok untuk pengelasan
pelat tipis karena akan mengalami perubahan bentuk yang besar atau
akan mudah cair jika tidak didinginkan dengan bahan / logam
pendingin..

Bahan pendingin

Gambar 6.12 Teknik pendinginan buatan

e. Tehnik Mengatasi Perubahan Bentuk Setelah Pengelasan


Untuk memperbaiki perubahan bentuk akibat pengelasan setelah
dilakukan sangat sulit sekali dan kadang -kadang tidak mungkin.
Adalah hal yang sangat penting melakukan langkah menghindari
perubahan bentuk sebelum dan selama pengelasan. Sungguhpun
demikian untuk memperbaiki perubahan bentuk akibat pengelasan
dapat dilakukan dengan 2 cara berikut:

1). Meluruskan dengan Api


Gambar berikut ini menunjukan batang baja mengalami
kebengkokan akibat pengelasan pada salah satu permukaannya.
Konstruksi dari hasil pengelasan

Modul 2 Pengelasan OAW 48


membengkokkan baja kearah pengelasan. Kalau sisi yang
berlawanan dari yang dilas dipanaskan dan didinginkan maka sisi
tersebut akan menyusut, sehingga benda akan lurus kembali.

Hasil las

Daerah yang

Gambar 6.13 Teknik meluruskan banda kerja

2). Pemukulan Logam Waktu Panas


Metode ini ini digunakan untuk menarik atau meregang hasil
pengelasan dan bagian logam yang berdekatan dengan tempat
pengelasan dengan cara memukul-mukulnya selagi masih panas.
Peregangan ini akan mempengaruhi hasil pengelasan menjadi
mengerut namun membantu menghilangkan konstraksi. Perlu
diperhatikan bahwa perlakuan ini yang berlabihan akan
mengakibatkan bahan menjadi keras atau retak.

Modul 2 Pengelasan OAW 49


B.LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

a. Penilaian Pengetahuan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


(SMK)
JURUSAN TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM

HARI/ TANGGAL ALOKASI


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
WAKTU:
(LKPD)
TEORI :

OXY ASITILINE WELDING (OAW)

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!

SOAL
1. Pengertian las gas secara umum adalah ....
a. Salah satu cara penggabungan dengan perekat sehingga menghasilkan sambungan yang kuat
b. Penggabungan dua buah logam atau lebih dengan cara dipanaskan dan kemudian dikeling
c. Proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan cara dipanaskan melalui
pembakaran campuran gas oksigen dan asitilen
d. Suatu cara penyambungan dua buah logam atau lebih dengan logam pengisi
e. Penyambungan dua logam atau lebih dengan perantara panas

Kunci Jawaban : C

2. Pada dasarnya peralatan las gas oksi asitilen terdiri dari:


a. Tabung asitilen, tabung oksigen,generator, regulator, selang gas, brander
b. Tabung asitilen, tabung oksigen, regulator, selang gas, brander
c. Tabung asitilen, tabung oksigen, regulator, kacamata las, brander
d. Selang gas, tabung asitilen, tabung oksigen, sikat baja, korek las
e. Sikat baja, penggores, kacamata las, sarung tangan las, apron

Kunci Jawaban : A

Modul 2 Pengelasan OAW 50


3. Apakah nama alat dibawah ini
a. Regulator d. Selang las
b. Manometer e. Tabung gas
c. Generator

Kunci Jawaban : A

4. Apa nyala api yang dibawah ini……


a. Oksidasi d.
Karburasi
b. Kalibrasi e. Netral
c. Netral sedikit oksi

Kunci Jawaban : E

Modul 2 Pengelasan OAW 51


5. Pada gambar instalasi OAW diatas langkah langkah menyalakan api karburasi setelah katup botol
dan regulator dibuka dan diatur menjadi tekanan kerja maka langkah selanjutnya yang sesuai
prosedur adalah….
a. Buka katup 4 dan nyalakan, buka katup 2 dan atur nyala api las menjadi nyala netral sesuai yang
dibutuhkan
b. Buka katup 2 dan nyalakan, buka katup 4 dan atur nyala api las menjadi nyala netral
sesuai yang dibutuhkan
c. Buka katup 11 dan nyalakan, buka katup 4 dan atur nyala api las menjadi nyala netral sesuai
yang dibutuhkan
d. Buka katup 11 dan nyalakan, buka katup 2 dan atur nyala api las menjadi nyala netral sesuai
yang dibutuhkan
e. Buka katup 8 dan nyalakan, buka katup 11 dan atur nyala api las menjadi nyala netral sesuai
yang dibutuhkan

Kunci Jawaban : B
NAMA : SKOR

KELAS :
TANGGAL
PENYERAHAN

PARAF GURU

Nilai yang diperoleh siswa = Jumlah skor yang diperoleh X 100


Jumlah bobot skor

Modul 2 Pengelasan OAW 52


Skor Penilaian :
Skor Keterangan
0 – 69 Belum Kompeten
70 – 100 Kompeten

b. Penilaian Keterampilan

Kesesuian
Ketepatan Menyimpulk
perencanaa Konv
Langkah an Hasil Skor Nilai
Nama Perencana n dengan ersi
kerja kerja
No peserta didik an Hasil
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Pedoman
10 penilaian :
Nilai
perolehan = Skor perolehan/Skor maksimum X 100
Konversi Nilai = ( nilai/100) X 4

Pedoman penilaian :
Nilai perolehan = Skor perolehan/Skor maksimum X 100
Konversi Nilai = ( nilai/100) X 4

Modul 2 Pengelasan OAW 53


GAMBAR KERJA TEKNIK PENGELASAN OAW Posisi 1G / PA

GAMBAR KERJA TEKNIK PENGELASAN OAW Posisi 1F / PA

Jumlah Nama Bagian No.Bag Bahan Ukuran Kewterangan


Pengganti dari
III II I Diganti dengan
Jumlah Perubahan
Nama Bagian No.Bag Bahan Ukuran Kewterangan
Skala Pengganti dari
III II I 1:1 Digambar
Diganti dengan 7 Juli 2020
Perubahan
Diperiksa

1G/PA
Skala
1:1 Digambar 7 Juli 2020
Diketahui
Diperiksa

1F/PA
SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI
Dilihat
Diketahui
T.LAS/06/2020
Dilihat

SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI T.LAS/06/2020

Modul 2 Pengelasan OAW 54


GAMBAR KERJA TEKNIK PENGELASAN OAW Posisi 2G / PC

GAMBAR KERJA TEKNIK PENGELASAN OAW Posisi 2F / PB

Modul 2 Pengelasan OAW 55


Modul 2 Pengelasan OAW 56
GAMBAR KERJA TEKNIK PENGELASAN OAW Posisi 3G / PC

Jumlah Nama Bagian No.Bag Bahan Ukuran Kewterangan


Pengganti dari
III II I Diganti dengan
Perubahan
Skala
1:1 Digambar 7 Juli 2020
Diperiksa

3G/PF Diketahui

Dilihat

SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI T.LAS/06/2020

Modul 2 Pengelasan OAW 57


GAMBAR KERJA TEKNIK PENGELASAN OAW Posisi 2G/PB
GAMBAR
GAMBAR
GAMBAR KERJA
KERJA
GAMBAR TEKNIK
KERJA
TEKNIK
KERJA PENGELASAN
TEKNIK
PENGELASAN
TEKNIK OAWOAW
PENGELASAN
PENGELASAN OAWPosisi
Posisi
OAW 3F
1FPosisi
/ PA
Posisi / /PC
2F1G/PA
PB

Jumlah Nama Bagian No.Bag Bahan Ukuran Kewterangan


Pengganti dari
III II I Diganti dengan
Perubahan
Skala
1:1 Digambar 7 Juli 2020
Jumlah Jumlah Nama BagianBagian
Nama No.Bag
No.BagBahanBahan
Ukuran Ukuran Diperiksa Kewterangan
Kewterangan
Jumlah Jumlah
3F/PF
Nama
Nama Bagian Bagian
No.Bag No.Bag
Bahan Bahan
Ukuran Ukuran Kewterangan
Kewterangan
Pengganti dari
Pengganti dari
III II I Pengganti Pengganti
Diketahui
dari dari
III II I Diganti dengan
III II III I II I Perubahan
Perubahan
Perubahan
Diganti
Diganti
Diganti dengan
dengan
dengan
Perubahan
Skala Skala Dilihat
Skala1 : 1Skala Digambar
Digambar 7 Juli
Digambar
2020
7 Juli
7 Juli 2020
2020
1 :11: 1Digambar 7 Juli 2020
SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 1:1
Diperiksa T.LAS/06/2020
Diperiksa

2G/PB
Diperiksa

1G/PA
2F/PB
Diperiksa

1F/PA Diketahui
Diketahui
Diketahui
Diketahui
DilihatDilihat
Dilihat Dilihat
SMK NEGERI
SMK
SMK NEGERI1 BUKITTINGGI
NEGERI 1 1BUKITTINGGI
BUKITTINGGI T.LAS/06/2020
T.LAS/06/2020
T.LAS/06/2020
SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI T.LAS/06/2020

Modul 2 Pengelasan OAW 58


DAFTAR PUSTAKA

A.P. Potma, J.E.Devries (1991). Konstruksi Baja : P.T. Pradnya Paramita : Jakarta.

D. Glizmanenko and G. Yevseyev (---). Gas Welding and Cutting. Peace Publishers : Moscow.

Daryanto (1983). Prinsip-prinsip Teori Pompa dan Pesawat Angkat. Tarsito : Bandung. Giachino,

Weeks, Johnsons (1963). Welding Technologi. American Technical Publishers, Inc.

R. Gunawan Mangkoepradja (1960). Mengelas dengan las Oksi Asetilin : C.V. Masa Baru. Jakarta.

R.L. Agarwal Tahil Menghnan (1981). Welding Engeenering : Khana Publishers. Delhi. Untung W, Dodo S.
(1992). Las Oksi-Asetlin : PPPG Teknologi Bandung. Untung Witjaksono (1991).

Petunjuk Praktis Kerja Las : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Mohd. Taib Sutan

Sa’ti (1974). Buku Polyteknik : Sumur Bandung. S. Zairuddin (1985). Pengolahan Logam dengan Otogen : H.
Stam. Jakarta.

Modul 2 Pengelasan OAW 59

Anda mungkin juga menyukai