DESA SIRNAMULYA
Alamat : Dusun Bojongtotor Rt 01 Rw 01 , No.Tlp: 081320744759,
Website : desasirnamulya.sumedangkab.go.id E-mail : desasirnamulya0048@gmail.com , 45354
Bahwa kebutuhan rumah yang layak huni merupakan salah satu kebutuhan dasar
yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. Melalui kepemilikan rumah akan
tergambar berapa banyak jumlah masyarakat miskin di suatu daerah.
Semoga dengan pengajuan ini menjadi prioritas bagi Bapak/Ibu pimpinan untuk
mengentaskan kemiskinan.
DARYAT
PROPOSAL
REHABILITASI SOSIAL
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
(RS-RTLH)
DESA SIRNAMULYA
KECAMATAN SUMEDANG UTARA
KABUPATEN SUMEDANG
PROVINSI JAWA BARAT
A. LATAR BELAKANG
Perumahan yang layak huni merupakan salah satu kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi oleh setiap keluarga termasuk keluarga miskin. Rumah yang dihuni
tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan manusia untuk beristirahat, berlindung
dan berbagi situasi dari ancaman seperti hujan, angin, gelombang dan panas
matahari.
Rumah adalah tempat terpenuhinya berbagai kebutuhan dan pelaksanaan
peran dalam keluarga. Rumah menjadi media untuk interaksi sosial, transfer
budaya, melaksanakan pendidikan keluarga dan bahkan menjadi simbol status.
Demikian besar fungsi rumah bagi keluarga tidak saja mencakup aspek fisik,
tetapi juga mental dan sosial. Oleh karena itu, berdasarkan ke 3 (tiga) fungsi
tersebut, maka menjadi tempat berlindung, syarat mental memenuhi rasa
kenyamanan dan secara
sosial dapat menjadi media yang baik bagi pelaksanaan, bimbingan, serta
pendidikan keluarga, pada kenyataannya untuk mewujudkan rumah yang
memenuhi persyaratan tersebut, bukanlah hal yang mudah bagi sebahagian besar
masyarakat yang tergolong keluarga miskin, rumah hanyalah sebagai stasiun atau
tempat singgah keluarga, tempat memperhitungkan kelayakannya dilihat dari sisi
fisik, mental, dan sosial.
B. PERMASALAHAN
Pada dasarnya persoalan kemiskinan merupakan persoalan multidimensional
yang sangat terkait antara satu dengan lainnya dalam hal pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat. Apabila dilihat dari sudut pandang sosial format dan terinternalisasi
dalam budaya kemiskinan, dari sudut andang ekonomi masyarakat miskin ditandai
dengan rendahnya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sudut
pandang aset masyarakat miskin dapat dilihat dari rendahnya kepemilikan terhadap
barang-barang modal, utamanya tempat tinggal mereka.
Kemiskinan tidak hanya dipahami sebatas ketidakmampuan ekonomi saja,
tetapi juga kegagalan dalam memenuhi hak-hak dasar yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) dan perbedaan perlakuan bagi seseorang
atau kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat, yaitu: (1) Hak
atas pangan; (2) Hak atas layanan kesehatan; (3) Hak atas layanan pendidikan; (4)
Hak atas kesempatan kerja dan berusaha; (5) Hak atas perumahan; (6) Hak atas air
bersih dan aman serta sanitasi yang baik; (7) Hak atas pemilikan tanah; (8) Hak atas
sumberdaya alam dan lingkungan; (9) Hak atas rasa aman; dan (10) Hak untuk
berpartisipasi.
C. DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial – rumah tidak layak huni
adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial.
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1981 tentang Pelayanan Kesejahteraan
Sosial Bagi Fakir Miskin.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial.
9. Peraturan Menteri Sosial Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial.
10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 tahun 2018 tentang Sistem Dan Layanan
Rujukan Terpadu Untuk Penanganan Fakir Miskin Dan Orang Tidak Mampu.
11. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 1 Tahun 2015 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah.
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 2 Tahun 2017 tentang Penanggulangan
Kemiskinan.
E. PROGRAM
Program Rehabilitasi Sosial - Rumah Tidak Layak Huni (RS - RTLH) yang kami
usulkan adalah kegiatan rehabilitasi sosial perumahan keluarga miskin di Desa
Sirnamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.
F. SASARAN
Sasaran pelaksanaan program kegiatan Rehabilitasi Sosial - Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH) adalah masyarakat miskin yang terdapat dalam data terpadu,
menempati rumah yang tidak memenuhi standar atau dengan kata lain rumah tidak
layak huni, memiliki kartu perlindungan sosial dan lingkungan kumuh.
G. PENGURUS
Untuk mempermudah pelaksanaan program kegiatan Rehabilitasi Sosial -
Rumah Tidak Layak Huni (RS - RTLH) di tingkat desa dibentuk panitia Rutilahu
sesuai Keputusan Kepala Desa Sirnamulya Nomor 141.1/Kep-17/VI/Des/2023 :
(daftar paitia terlampir)
I. PELAPORAN
Pelaporan dilakukan setelah pelaksanaan Rehabilitasi Sosial - Rumah Tidak
Layak Huni (RS - RTLH) sebagai bentuk pertanggungjawaban kelompok kepada
Kementerian Sosial Republik Indonesia atas bimbingan dari pemerintah desa
J. PENUTUP
Demikianlah Proposal Rehabilitasi Sosial - Rumah Tidak Layak Huni (RS -
RTLH) ini dibuat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya sehingga
masyarakat miskin dapat menghuni rumah yang memang layak untuk dihuni.
DARYAT
RINCIAN ANGGARAN BIAYA PRASARANA
2. ALAT
Cangkul Buah Rp 70.000 Rp 140.000
2 . .
Linggis Buah Rp 80.000 Rp 80.000
1 . .
Sendok Buah Rp 55.000 Rp 110.000
Tembok 2 . .
Jumlah Rp 330.000
.
3. UPAH
Pekerja HOK Rp 120.000 Rp 3.600.000
30 . .
Tukang HOK Rp 150.000 Rp 2.250.000
15 . .
Jumlah Rp 5.850.000
.