Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BREAK EVENT POINT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Semester IV

Mata Kuliah Ekonomi Mikro

Disusun Oleh:

Nabila Wulan Sari


Bilqolbi Berjuang Berseri

Dosen Pembimbing :

Zakiyyah Ilma Ahmad,S .AK,S.H., M.E

JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI SYARI’AH (STIES)

BABUSSALAM JOMBANG 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Break
Even Point”.
Dalam makalah ini, penulis mencoba menyajikan materi-materi yang
bersangkutan dengan break even point dalam Kewirausahaan.
Makalah ini disusun berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk
itu, diharapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan dan kritik demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Jombang, 30 juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Analisis Break Even Point…………………………… 3
2. Komponen dalam Break Even Point…………………………….. 4
3. Kurva Analisis Break Even Point………………………………... 4
4. Perhitungan Break Even Point………………….………………... 4
5. Manfaat dari penggunaan analisis BEP………………………….. 6
6. Kelemahan Analisis BEP………………………………………… 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 9
B. Saran…………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keberhasilan suatu perusahaan atau bisnis dapat diukur dengan tercapai
tidaknya tujuan suatu perusahaan, yakni memaksimumkan laba perusahaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penanganan manajemen yang
terencana dan secara akurat dalam menentukan keputusan-keputusan
manajerial yang akan diambil di berbagai bidang kegiatan perusahaan,
terutama keputusan di bidang pemasaran dan produksi. Apabila penerimaan
total dari hasil penjualan produk hanya sama dengan biaya total yang
dikeluarkan perusahaan, maka perusahaan tersebut tidak mendapatkan laba
maupun kerugian (Josep, 2012:73). Hal inilah yang disebut dengan pulang
pokok atau impas (break even). Sehingga dapat disimpulkan analisis titik
pulang pokok atau titik impas (break even point analysis) adalah teknik
analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable,
keuntungan dan volume kegiatan perusahaan

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari analisis titik pulang pokok (break even point)?
2. Apa saja komponen dalam analisis BEP?
3. Bagaimana bentuk kurva analisis BEP?
4. Bagaimana perhitungan dalam analisis BEP?
5. Apa saja manfaat dari penggunaan analisis BEP?
6. Apa saja kelemahan dari analisis BEP?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen dalam analisis BEP.
2. Untuk mengetahui bentuk kurva analisis BEP.
3. Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan analisis BEP.
4. Untuk mengetahui kelemahan dari analisis BEP.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Analisis Pulang Pokok/Break Even Point

Analisis break even point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan
suatu perusahaan.

Adapun pengertian – pengertian Break Even Point menurut para ahli:


1. Menurut S. Munawir ( 2002) Titik break even point atau titik pulang
pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total
penghasilan = total biaya)
2. Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan
impas yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu
periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan
sebaliknya tidak menderita kerugiaan.
3. Menurut Garrison dan Noreen 92004) break even point adalah tingkat
penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional,
dimana break even tersebut laba sebelum bunga dan pajak sama
dengan nol (0).
2.1 Komponen yang Berperan dalam BEP

Komponen yang berperan proses produksi yaitu biaya, biaya yang


dimaksud adalah biaya tetap total dan biaya variabel total.

a. Biaya Tetap Total

Biaya ini tidak tergantung jumlah produk yang dihasilkan, sehingga biaya
tetap (konstan), walaupun berapa banyak jumlah yang dihasilkan dalam skala
tertentu.

b. Biaya Variabel Total


Biaya ini tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan (Q), artinya bila
jumlah produk yang dihasilkan berubah maka biaya variabel totalnya juga
akan berubah.

2 .Kurva Analisis BEP

Secara geometri, titik BEP adalah perpotongan antara kurva penerimaan


total dengan kurva biaya total. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 6.15.

TR, TC TR = P.Q

Laba TC = FC+VC

Rp. BEP

Rugi

0 Q
𝑄𝐸

Ada Gambar 6.15 di titik E adalah titik pulang pokok/BEP, karena garis
penerimaan total (TR) berpotongan dengan garis biaya total (TC). Di sebelah
kiri titik E pada daerah yang diarsir adalah daerah rugi, sedangkan di sebelah
kanan titik pada daerah yang diarsir adalah daerah laba.

2.2 Perhitungan BEP

Secara aljabar, untuk menentukan titik pulang pokok/BEP terdapat dua


rumus, yaitu :

a) Rumus pulang pokok dalam unit (Q); dan


b) Rumus pulang pokok dalam rupiah (penerimaan atau biaya total).

Sebelumnya, untuk memperoleh biaya total (TC) adalah dengan


menjumlahkan antara biaya tetap total dengan biaya variabel total. Sehingga,
persamaan biaya total dapat ditulis:
TC = FC+VQ

Keterangan : TC = Biaya total

FC = Biaya tetap

VQ = Biaya variabel total

V = Biaya variabel per unit

Q = Jumlah produk yang dihasilkan

Selanjutnya, penerimaan total adalah perkalian antara harga produk per


unit dengan jumlah produk yang dijual. Sehingga, persamaan penerimaan total
dapat dinyatakan:

TR = P.Q

Keterangan : TR = Penerimaan total

P = Harga produk per unit

Q = Jumlah produk yang dijual

Untuk metode pulang pokok dalam unit, langkah pertama adalah


menyamakan penerimaan total (TR) dengan biaya total (TC).

TR = TC FC
Q=
(P − V)
PQ = FC+VQ
atau
PQ-VQ = FC FC
QE =
(P − V)
Q(P-V) = FC

Rumus di atas menunjukkan bahwa jumlah unit BEP 𝑄𝐸 diperoleh


dengan membagi biaya total (TC) dengan selisih antara harga jual per unit
(P) dengan biaya variabel (V). Lalu, besarnya nilai rupiah pulang
pokok/BEP dapat diperoleh dengan cara mensubtitusikan 𝑄𝐸 ke dalam salah
satu persamaan, baik penerimaan total maupun biaya total. Jadi, rumus di
atas secara tidak langsung bisa memperoleh nilai pulang pokok dalam
rupiah, tetapi harus mencari nilai pulang pokok dalam unit dulu.
Untuk memperoleh nilai pulang pokok dalam rupiah dapat dihitung:

TR = TC

TR = FC+VQ

TR-VQ = FC FC
TR = V
VQ (1−P)
TR - TR (TR) = FC

VQ
TR (1 − TR ) = FC

VQ
TR (1 − (P)(Q)) = FC

V
TR (1 − ) = FC
P

3. Manfaat dari Penggunaan BEP

Manfaat BEP antara lain:


• Sebagai alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat
penjualan yang bersangkutan.
• Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca
dan dimengerti.
Analisa BEP sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui
pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah
penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui BEP, kita akan
mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau
laba, sehingga memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil kebijakan.

2.3 Kelemahan Analisis BEP

Kelemahan utama dari analisa BEP ini antara lain: (Soehardi,2004).

• Asumsi tentang linearity


Pada umumnya baik harga jual per unit maupun biaya variabel per unit,
tidaklah berdiri sendiri terlepas dari besarnya penjualan. Dengan kata lain,
tingkat penjualan yang melewati suatu titik tertentu hanya akan dicapai
dengan jalan menurunkan harga jual per unit.

• Klasifikasi biaya

Kesulitan di dalam mengklasifikasikan biaya karena adanya biaya semi


variabel dimana biaya ini tetap sampai dengan tingkat tertentu dan kemudian
berubah-ubah setelah melewati titik tersebut.

• Jangka waktu penggunaan

Jangka waktu penerapannya yang terbatas, biasanya hanya digunakan di


dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila perusahaan
mengeluarkan biaya-biaya untuk pengiklanan ataupun biaya lainnya yang
cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi) tidak
akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan biaya operasi sudah
meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai
menurut analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya
operasi yang bertambah besar juga.
Salah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah hanya ada satu macam
barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka
kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan.
Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan
daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi sangat sulit dan ada
satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa
pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara
umum. Hal ini sulit ditemukan dalam kenyataan dan prakteknya
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa analisis Break Even Point


(titik pulang pokok) adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan suatu
perusahaan. Dalam BEP terdapat dua komponen yang memengaruhi proses
produksi, yakni biaya tetap total dan biaya variabel total. Secara geometri, titik
BEP adalah perpotongan antara kurva penerimaan total dengan kurva biaya
total. Untuk menentukan titik pulang pokok/BEP terdapat dua rumus, yaitu :
(a) rumus pulang pokok dalam unit (Q); dan (b) rumus pulang pokok dalam
rupiah (penerimaan atau biaya total).

BEP mempunyai beberapa manfaat yakni sebagai alat perencanaan untuk


menghasilkan laba dan sebagai alat untuk mengevaluasi laba dari perusahaan
secara keseluruhan. Di samping itu, BEP juga memiliki kelemahan dalam
asumsi linearity, klasifikasi biaya, jangka waktu penggunaannya.

2. Saran

Dalam membangun perusahaan atau bisnis, sebaiknya tentukan dahulu


harga jual produk, berapa jumlah produk yang akan dihasilkan lalu dibuat
perhitungan dan kurva usaha tersebut dalam bentuk hitungan BEP untuk
mengetahui berapa banyak laba yang dihasilkan serta menemukan solusi
untuk memperkecil biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang.
DAFTAR PUSTAKA

Kalangi, Josep Bintang. 2012. Matematika Ekonomi dan Bisnis. Jakarta:


Salemba Empat.

Kusumawaty, Fitri. 2012. http://fitrikusumawaty.blogspot.com/p/analisa-


break-even-point-a.html. Diakses 6 Mei 2015.

Poerwanto,Hendra.2011.https://sites.google.com/site/penganggaranperusa
haan/analisis-dan-asumsi-breakeven/kelemahan-analisis-breakeven.

Anda mungkin juga menyukai