Laporan Pendahuluan Luka Bakar Ok
Laporan Pendahuluan Luka Bakar Ok
Usia (Tahun)
Lokasi
0-1 1-4 5-9 10-15 Dewasa
Kepala 19 17 13 10 7
Leher 2 2 2 2 2
Dada & perut 13 13 13 13 13
Punggung 13 13 13 13 13
Pantat kiri 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Pantat kanan 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Kelamin 1 1 1 1 1
Lengan atas kanan 4 4 4 4 4
Lengan atas kiri 4 4 4 4 4
Lengan bawah kanan 3 3 3 3 3
Lengan bawah kiri 3 3 3 3 3
Tangan kanan 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Tangan kiri 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Paha kanan 5.5 6.5 8.5 8.5 9.5
Paha kiri 5.5 6.5 8.5 8.5 9.5
Tungkai bawah kanan 5 5 5.5 6 7
Tungkai bawah kiri 5 5 5.5 6 7
Kaki kanan 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
Kaki kiri 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
1.1.2 Etiologi
Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh melalui konduksi
atau radiasi elektromagnetik (Moenadjat 2016).
1. Fase akut
Pada fase ini problem yang ada berkisar pada gangguan saluran napas karena
adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi gangguan
keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis bersifat sistemik.
2. Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan
jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamasi, sepsis
dan penguapan cairan tubuh disertai panas/energi.
3. Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.
Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut
hipertrofik, kontraktur dan deformitas lainnya.
1.1.3 WOC
Luka Bakar
Bahan Kimia
Biologis Psikologis
Bahan Kimia Bahan Kimia
Peningkatan
Ketidakefektifan
pembuluh darah
pola nafas
Ekstrakvasasi cairan
(H202, Elektrolit)
Tekanan onkotik
menurun
Hipovolemia &
Masalah keperawatan : Cairan intravascular hemokonsetrasi
Kekurangan volume cairan menurun
Risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
Gangguan sirkulasi makro
Gangguan perfusi Gangguan sirkulasi
organ penting
Gangguan perfusi
Gagal fungsi
hepar Daya tahan tubuh Imun
Laju metabolisme
meningkat
Pelepasan Katekolamin Hepar
Hipoxia hepatik
Glukogenolisis
Hambatan Gg. neurologi Neurologi
pertumbuhan
Ketidakeimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Penurunan curah Kebocoran kapiler Kardiovaskuler
jantung
Pre Operatif
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Nyeri akut berhubungan 1. Mampu mengontrol nyeri 1. Kaji tingkat nyeri, catat
1. dengan peradangan dan 2. Melaporkan bahwa nyeri intensitas, dan karakteristik
infeksi pada luka bakar berkurang nyeri
3. Menyatakan rasa nyaman 2. Observasi reaksi non verbal
setelah nyeri berkurang dari ketidak nyamanan
3. Control lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri,
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
4. Ajarkan dan dorong pasien
untuk menggunakan teknik
relaksasi nafass dalam
5. Monitor tandatanda vital
pasien
6. beri pasien posisi yang
nyaman
2. Ketidakefeektifan 1. Menunjukkan frekuensi 1. Kaji frekuensi, irama, dan
bersihan jalan nafas nafas dalam rentang kedalaman pernafasan
berhubungan dengan normal dan tidak ada suara 2. Auskultasi bunyi nafas,
disfungsi neuromuscular nafas abnormal catat area penurunan aliran
2. Tanda-tanda vital dalam udara dan bunyi nafas
rentang normal tambahan
3. Atur dan pertahanka posisi
pasien yang nyaman
4. Observasi vital sign dan
keadaan umum pasien
5. Kolaborasi pemberin O2
sesuai indikasi dan
monitor
3. Ansietas berhubungan 1. Klien mampu 1. Kaji tingkat ansietas klien
dengan perubahan status mengidentifika si dan 2. Gunakan pendekatan yang
kesehatan, prosedur mengungkapka n gejala menenangkan
tindakan invasive (bedah) cemas 3. Berikan informasi dan
yang akan dilakukan 2. Vital sign dalam batas jelaskan tentang prosedur
normal dan tindakan operasi yang
3. Ekspresi wajah, postur akan dilakukan
tubuh, bahasa tubuh dan 4. Temani pasien untuk
tingkat ktivitas memberikan keamanan dan
menunjukkan mengurangi rasa takut
berkurangnya kecemasan 5. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksassi
6. ciptakan lingkungan yang
tenang
Intra Operatif
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Kerusakan integritas 1. Integritas kulit yang baik 1. Observasi luka, lokasi,
kulitberhubungan dengan bisa dipertahankan. dimensi, kedalaman luka,
reaksi zat kimia/radiasi 2. Tidak ada luka/lesi pada karakteristik, warna
Post Operatif
1. Ketidkefektifan bersihan 1. Menunjukka n jalan nafas 1. Auskultasi suara nafas
jalan nafas berhubungan yang paten/bersih. dan observasi keadaan
dengan akumulasi secret 2. Mampu mencegah faktor jalan nafas.
dijalan nafas sekunder yang dapat menghambat 2. Buka jalan nafas pasien,
akibat pemasangan ETT jalan nafas. gunakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila perlu.
3. Posisikan pasien untuk
memaksimalka dan
ventilasi.
4. Keluarkan secret dengan
batuk atau suction.
5. Berikan terapi O2.
6. Anjurkan pasien untuk
istrirahat dan nafas dalam
setelah dilakukan
suction/kateter
dikeluarkan dari
nasotrakeal
2. Resiko ketidakseimbanga 1. Suhu dalam batas normal 1. Monitor vital sign
n suhu tubu :Hipotermi yaitu 36-37 C° 2. Pantau dan laporkan
2. TTV dalam batas normal tanda gelaja hipotermi
bila Pasien tidak terjadi
3. Beri pengangat/pen galas
untuk menghangatka n
bila perlu
4. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh.
3. Resiko injuri Klien terbebas dari 1. Sediakan lingkungan
cedera/injury yang aman untuk pasien
2. Hindarkan dari
lingkungan yang
berbahaya
3. Atur posisi klien yang
aman
4. Pasang pengaman tempat
tidur
5. Observasi vital sign dan
keadaan umum pasien
DAFTAR PUSTAKA
Baradero dkk. 2019. Keperawatan Perioperatif, Prinsip dan Praktik. EGC. Jakarta
Muttaqin A & Sari K. 2017. Asuhan Keperawatan Perioperatif, Konsep Proses dan Aplikatif.
Salemba Medika.
Nurarif, H. A & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC NOC. Mediaction. Jogjakarta