30 May 23 Berita Literasi Digital Fix
30 May 23 Berita Literasi Digital Fix
Mustafid (sapaan akrabnya) juga menekankan adab itu diatas ilmu oleh karena itu
kita perlu memanfaatkan digital ini sebagai medan berkolaborasi yang bermakna,
untuk mahasiswa dan juga menghindari interaksi negatif di ruang digital.
“Kita harus berpikir kritis dan skeptis dalam menerima informasi diruang digital,
sudah sesuai fatwa atau tidak. Maka perlunya jeda reflektif ketika akan membagikan
sesuatu, saring sebelum sharing. Jangan hanya jadi maf’ul atau ma’mul tapi kita harus
jadi fa’il dan amil dalam dunia digital,” Tukas Mustafid yang juga sebagai Pengasuh
Pesantren Mahasiswa Aswaja Nusantara Mlangi
Disisi lain, Dr. H. Abdul Kholiq Syafa’at, M.A., membahas dari segi digital culture
mengatakan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat harus berlandaskan nilai
Pancasila baik dalam kebudayaan maupun keagamaan.
“Kita harus pastikan bisa mencerminkan semua aktivitas sesuai dengan nilai
pancasila, karena pancasila merupakan kebijakan dasar dari semua pemerintah di
Indonesia.” ujar Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember tersebut.
Lebih lanjut, Dr. Abdul Kholiq (sapaan akrabnya) juga menyampaikan tentang
pentingnya digitalisasi fatwa.
“Kitab yang harus digunakan adalah kitab mu’tabarah atau otoritatif yang
dikeluarkan oleh 4 madzhab, jika merujuk pada sumber-sumber itu fatwa tersebut
mendekati benar. Adapun link yang bisa kita akses dalam mencari referensi
tautannya di piss.ktb.com, islamweb.net.com, aloftaa.jo.com, shamela.ws.com,”
ujarnya
Acara tersebut dimoderatori oleh Hesti Purnama dan diikuti ratusan peserta dari
kalangan mahasiswa serta civitas akademika.