Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu pada Mata Kuliah Fikih Kontemporer
Program Studi Dirasah Islamiyah Konsentrasi Syariah dan Hukum Islam Pascasarjana, UIN
AlauddinMakassar
Oleh:
NIM : 80100220037
Dosen Pengampu:
PROGRAM PASCASARJANA
MAKASSAR
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan berkat, rahmat, taufik,
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fikih Kontemporer.
atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Makassar, 25 Desember2021
Penulis :
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Internet adalah jaringan komputer terbersar di dunia, jaringan ini
menghubungkan semua jaringan komputer (termasuk juga komputer itu sendiri) yang
ada di setiap wilayah di dunia ini, baik yang menggunakan media kabel (wired) maupun
nirkabel (Wireless). Hal ini menandakan bahwa di dalam internet terdapat banyak sekali
komputer di seluruh dunia yang saling terhubung satu sama lain. Mengingat bahwa di
1
Sudarmawan, S., & Marco, R. (2011). Penerapan Network Policy Di Instansi Pendidikan Untuk Remaja Guna
Penerapan Internet Sehat. Data Manajemen dan Teknologi Informasi (DASI), 12(1), 35.
2
Zamroni, M. (2009). Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Dampaknya Terhadap Kehidupan. Jurnal
Dakwah, 10(2), 195
3
Sari, E. O. (2018). Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Cybercrime Dalam Perspektif Hukum Pidana. Jurnal
Cakrawala Hukum, 13(2), 13
1
Secara kriminologis cybercrime dalam pandangan agama islam pada hakikatnya
merupakan kejahatan yang dihasilkan oleh masyarakat dan merupakan gejala umum.4
terpadu antara ilmu hukum pidana dengan ilmu-ilmu yang lain. Pengkajian terhadap
terus berkembang, maka pelaku kejahatan pun mempunyai karakteristik yang kadang
konteks ini adalah pelaku kejahatan yang dalam melakukan perbuatan hanya
menggunakan peralatan manual dan terhadap obyek yang berwujud (dapat disentuh).
Berdasarkan uraian dari Sue Titus Reid cybercrimeini tergolong dalam kejahatan
tersebut terjadi dipicu oleh banyak faktor, baik faktor masyarakat, faktor individu
4
Djanggih, H., & Qamar, N. (2018). Penerapan Teori-Teori Kriminologi dalam Penanggulangan Kejahatan Siber
(Cyber Crime). Pandecta: Jurnal Penelitian Ilmu Hukum (Research Law Journal), 13(1), 23
5
Djanggih, H. (2018). The Phenomenon Of Cyber Crimes Which Impact Children As Victims In Indonesia.
Yuridika, 33(2), 212
2
pelaku, faktor hukum. Karakteristik cybercrime dan cybercriminal sangat unik sehingga
dalam memeranginya diperlukan strategi khusus agar dapat efisien dan efektif
Hukum Islam merupakan komponen sistem sosial yang dianggap lebih efektif
perkembangan masyarakat tersebut.6 Oleh karena itulah, hukum dalam masyarakat pun
hukum dan perkembangan masyarakat yang dikaitkan dengan agama islam dapat
melibatkan semua pihak dan instansi serta memerlukan kajian dan riset tersendiri.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat judul tulisan kejahatan dunia maya
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penulisan
6
Flora, H. S. (2018). Keadilan Restoratif Sebagai Alternatif Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Dan Pengaruhnya
Dalam Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia. University Of Bengkulu Law Journal, 3(2), 142
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cyber Crime
Cybercrime berasal dari kata cyber yang berarti dunia maya atau internet dan
crime yang berarti kejahatan. 7 Dengan kata lain, cybercrime adalah segala bentuk
teknologi komputer sebagai alat kejahatan utama. 8 Cybercrime yaitu kejahatan yang
crime. Andi Hamzah dalam buku Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer (1989)
melawan hukum yang dilakukan dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau
komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan
7
Agus Rahardjo, Cybercrime Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, (Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 2002). Hlm. 23-24
8
Ibid
9
Budi Raharjo, Memahami Teknologi Informasi. (Jakarta: Elexmedia Komputindo, 2002). hlm 23
4
merugikan pihak lain. Secara ringkas computer crime didefinisikan sebagai perbuatan
canggih.
Aktivitas cyber yaitu kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata, meskipun
alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian, subyek pelakunya harus dikualifikasi
sebagai orang yang melakukan perbuatan hukum secara nyata.10 Polri dalam hal ini unit
of Crime and The Treatment of Offlenderes di Havana, Cuba pada tahun 1999 dan di
Wina, Austria tahun 2000, menyebutkan ada 2 istilah Cyber Crime:11 pertama, cyber
crime in a narrow sense (dalam arti sempit) disebut computer crime: any illegal
behaviour directed by means of electronic operation that target the security of computer
system and the data processed by them. Kedua, cyber crime in a broader sense (dalam
arti luas) disebut computer related crime: any illegal behaviour committed by means on
relation to, a computer system offering or system or network, including such crime as
or network.
mengenai cybercrime Tetapi, terdapat beberapa hukum positif lain yang berlaku umum
dan dapat dikenakan bagi para pelaku cybercrime terutama untuk kasus-kasus yang
10
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),
Kementerian Komunikasi dan Informasi RI
11
Eoghan Casey, Digital Evidence and Komputer Crime, (London : A Harcourt Science and Technology
Company, 2001). page 16
12
Deris Setiawan, Sistem Keamanan Komputer, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005),.hlm. 40
5
a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal-pasal didalam KUHP biasanya
digunakan lebih dari satu Pasal karena melibatkan beberapa perbuatan sekaligus
kartu kredit milik orang lain walaupun tidak secara fisik karena hanya nomor
bank ternyata ditolak karena pemilik kartu bukanlah orang yang melakukan
transaksi.
menjual suatu produk atau barang dengan memasang iklan di salah satu website
pemasang iklan. Tetapi, pada kenyataannya, barang tersebut tidak ada. Hal
tersebut diketahui setelah uang dikirimkan dan barang yang dipesankan tidak
dilakukan melalui e-mail yang dikirimkan oleh pelaku untuk memaksa korban
melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelaku dan jika
6
4. Pasal 311 KUHP
kepada teman-teman korban tentang suatu cerita yang tidak benar atau
cerita tersebut.
menampilkan orang dewasa bukan merupakan hal yang terlarang atau illegal.
penipuan seolah-olah ingin membeli suatu barang dan membayar dengan kartu
7
9. Pasal 406 KUHP
Dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat sistem
milik orang lain, seperti website atau program menjadi tidak berfungsi atau
dalam bentuk bahasa, kode, skema ataupun bentuk lain yang apabila
digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu
intruksi tersebut. Hak cipta untuk program komputer berlaku selama 50 tahun
(Pasal 30). Harga program komputer/ software yang sangat mahal bagi warga
negara Indonesia merupakan peluang yang cukup menjanjikan bagi para pelaku
bisnis guna menggandakan serta menjual software bajakan dengan harga yang
sangat murah. Misalnya, program anti virus seharga $ 50 dapat dibeli dengan
harga Rp 20.000,00.
asli tersebut menghasilkan keuntungan yang sangat besar bagi pelaku sebab
modal yang dikeluarkan tidak lebih dari Rp 5.000,00 per keping. Maraknya
juga merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 72 ayat (3) yaitu
“Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk
8
paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp500.000.000,00
Elektronik.
dan setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara,
dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik
lainnya. Dari definisi tersebut, maka Internet dan segala fasilitas yang
menggunakan Undang- Undang ini, terutama bagi para hacker yang masuk ke
sistem jaringan milik orang lain sebagaimana diatur pada Pasal 22, yaitu Setiap
orang dilarang melakukan perbuatan tanpa hak, tidak sah, atau memanipulasi:
tersebut seperti yang pernah terjadi pada website KPU www.kpu.go.id,11 maka
9
d. Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
memerlukan prosedur birokrasi yang panjang dan memakan waktu yang lama,
sebab penipuan merupakan salah satu jenis tindak pidana yang termasuk dalam
pencucian uang (Pasal 2 Ayat (1) Huruf q). Penyidik dapat meminta kepada
bank yang menerima transfer untuk memberikan identitas dan data perbankan
yang dimiliki oleh tersangka tanpa harus mengikuti peraturan sesuai dengan
memakan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan data dan informasi yang
diinginkan.13
Indonesia, sehingga data dan informasi yang dibutuhkan lebih cepat didapat dan
oleh pihak bank, berbentuk: aplikasi pendaftaran, jumlah rekening masuk dan
keluar serta kapan dan dimana dilakukan transaksi maka penyidik dapat
13
Buletin Hukum Perbankan Dan KeBanksentralan Volume 4 Nomor 2, Agustus 2006
10
ini juga mengatur mengenai alat bukti elektronik atau digital evidence sesuai
dengan Pasal 38 huruf b yaitu alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan,
dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau
kemaslahatan dalam kehidupan manusia di dunia dan akhirat, syariat yang dimaksud
sebagai pemegang segala hak, baik yang ada pada diri sendiri maupun yang ada
pada orang lain. Setiap orang hanya sebagai pelaksana yang berkewajiban memenuhi
perintah Allah SWT. Perintah Allah SWT dimaksud harus dituntaskan untuk
(empat) cara dan salah satunya adalah Allah SWT,memberikan penjelasan dalam
bentuk nash (tekstual) tentang syariat, misalnya orang mengambil barang milik orang
lain di tempat penyimpanan dengan cara yang tidak benar yang melebihi batas nisabnya
harus dipotong tangannya atas adanya putusan dari pengadilan. Dipahami dari
pengertian cyber crime, cyber crime merupakan bentuk kejahatan yang muncul di era
modern sekarang ini. Dengan demikian, perbuatan kejahatan cyber crime menurut
analisa hukum Islam (jinayat) dapat dihukum dengan ta’zir. Ta’zîr menurut pengertian
(tankîf). Adapun secara syar’î, ta’zîr dimaksudkan sebagai sanksi yang dijatuhkan atas
11
dasar kemaksiatan, karena secara tegas tidak termasuk kejahatan yang termaktub
komputer atau jaringan komputer tanpa ijin dan melawan hukum, baik cara
mengubahnya atau tanpa perubahan (kerusakan) pada fasilitas komputer yang dimasuki
atau digunakan atau kejahatan yang dengan menggunakan sarana media elektronik
bidang komputer dengan cara illegal. Dapat pula dikategorikan sebagai kejahatan
komputer yang ditujukan kepada system atau jaringan komputer, yang mencakup
segala bentuk kejahatan baru yang menggunakan bantuan sarana media elektronik
internet. Sanksi bagi para para pelaku cyber crime menurut syariat islam adalah ta’zir
melalui proses peradilan dengan vonis hakim dengan ancaman hukuman berupa
kurungan penjara, pengasingan, cambuk, sampai pada hukuman mati sesuai dengan
Dilihat dari sudut pandang hukum pidana islam yang menjadi landasan pokok
menjadi pertimbangan pokok dari tujuan hukum, yaitu terwujudnya dan terpeliharanya
al-masalih al-khamsah atau lima kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang
mencakup pemeliharaan agama (hifz al-nafs), keturunan atau kehormatan (hifz al-
dijelaskan kata jarimah dengan jinayah, karena kedua kata tersebut memiliki
14
Suharyadi, Said Sampara & Kamri Ahmad, Kejahatan Dunia Maya (Cyber Crime) Dalam Prespektif Hukum
Islam Journal of Lex Generalis (JLG) Vol.1,No.5,Oktober 2021, 765
15
Ibid
12
pengertian yang mengandung kesamaan dan perbedaan. Oleh sebab tersebut , perlu
dipahami lebih lanjut untuk memperoleh gambaran secara jelas. Selain itu pun, kata
Jarimah dan Jinayah tersebut seringkali menjebak substansi permasalahan yang ada,
Rahmat Hakim, menjelaskan kesamaan dan perbedaan dari kata jinayah dan
jarimah sebagai dua kata yang memiliki pengertian, arti dan arah yang sama secara
etimologis. Selain itu,istilah yang satu menjadi muradif (sinonim) bagi istilah lainnya
atau keduanya bermakna tunggal. Meskipun demikian, kedua istilah tersebut harus
Menurut hukum Islam, tindak pidana identik dengan perkataan “jinayat” yang
mempunyai bentuk jamak dari kata “jinayah” yang berarti perbuatan dosa, perbuatan
salah atau jahat. Jinayah adalah masdar (kata asal) dari kata kerja (fi’il madhi) jaana
yang mengandung arti suatu kejahatan yang diperuntukkan bagi satuan laki-laki yang
telah berbuat dosa atau salah. Pelaku kejahatan itu sendiri disebut dengan jaani. Adapun
pelaku kejahatan wanita adalah jaaniah, yang artinya wanita yang berbuat dosa. Orang
yang menjadi sasaran atau objek perbuatan si pelaku dinamai mujna ‘alaih atau
korban.17
arti kata jinayah : Jinayah adalah semua perbuatan yang diharamkan. Perbuatan yang
diharamkan adalah tidakan yang dilarang dan dicegah oleh syara’ (hukum Islam).
jiwa, akal, kehormatan, dan harta benda. Istilah jinayah secara harfiah artinya sama
halnya dengan jarimah. Jarimah berasal dari kata jarama yang sinonimnya kasaba wa
16
Hakim, R. (2000). Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), CV. Pustaka Setia, Bandung., 25.
17
Djazuli, 2000, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), Pustaka Setia, Bandung.,12
13
qatha’a artinya : usaha dan bekerja. Hanya saja pengertian usaha disini khusus untuk
usaha yang tidak baik atau usaha yang dibenci oleh manusia.18
diharamkan. Perbuatan yang diharamkan adalah tindakan yang dilarang atau dicegah
Audah dalam kitab al-Jina’y al-Islami, menjelaskan kata Jarimah sebagai berikut19:
Artinya : “Jarimah adalah larangan-larangan syara’ yang diancam oleh Allah dengan
Dalam hal ini, sebagaimana halnya kata jinayah, kata jarimah pun mencakup
perbuatan ataupun tidak berbuat, mengerjakan atau meninggalkan aktif atau pasif. Oleh
karena itu perbuatan jarimah tidak saja dianggap sebagai jarimah kalau seseorang
Kata jarimah sering digunakan sebagai perbuatan dosa, bentuk, macam atau
atau perbuatan yang berkaitan dengan politik. Keseluruhan itu dapat disebut dengan
istilah jarimah yang kemudian dirangkaikan dengan satuan atau sifat perbuatan
pembunuhan, jarimah perkosaan dan jarimah politik dan tidak menggunakan istilah
jinayah pencurian, jinayah pembunuhan, jinayah perkosaan dan jinayah politik. Dari
18
Muhammad Abu Zahrah, Al Jarimah wa Al ‘Uqubah fi Al Fiqh Al Islamy, (Kairo: Maktabah Al Angelo Al
Mishriyah., 22
19
Abdul Qadir Audah, 1992, al-Tasyri, al-Jina’y al-Islami, Beirut: Muasasah al-Risalah., 65.
14
uraian tersebut dapat diambil pengertian bahwa kata jarimah identik dengan pengertian
yang disebut dalam hukum positif sebagai tindak pidana atau pelanggaran. Hal tersebut
maksudnya adalah satuan atau sifat dari suatu pelanggaran hukum. Dalam hukum
tindak pidana pembunuhan. Jadi dalam hukum positif jarimah diistilahkan dengan delik
atau tindak pidana. Dalam hukum positif juga dikenal dengan istilah perbuatan pidana,
peristiwa pidana, pelanggaran pidana, perbuatan yang boleh dihukum yang artinya
dimaksud dalam hukum pidana islam adalah delik atau tindak pidana. Hal ini apabila
dikaitkan dengan tindak pidana cyber crime, maka cyber crime menjadi bagian dari
obyek yang sama dari jarimah, hanya cyber crime merupakan tindak pidana yang
dilakukan melalui media elektronik dan sejenisnya, sementara jarimah dilakukan dalam
dunia real (dunia nyata) sebagaimana dalam hukum konvensional. Cyber crime tentu
memiliki relevansi dengan jarimah karena dalam sebuah Negara yang menerapkan
hukum islam tentu cyber crime menjadi obyek dari jarimah itu sendiri. Rumusan dalam
cyber crime tidak jauh berbeda dengan jarimah yang membedakan diantara keduanya
terletak pada modus operandinya. Selain itu, hukum pidana juga dapat menggali
melalui tekhnik dan cara yang sudah dirumuskan oleh para ulama fikih, khususnya fikih
jinayah.20
Suatu perbuatan dinamakan jarimah (tindak pidana, peristiwa pidana atau delik
apabila perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau masyarakat
baik jasad (anggota badan atau jiwa), harta benda, keamanan, tata aturan masyarakat,
nama baik, perasaan ataupun hal-hal lain yang harus dipelihara dan dijunjung tinggi
20
Op.cit Suharyadi, Said Sampara & Kamri Ahmad, 768
15
keberadaannya. Cyber crime sampai hari ini terjadi dalam jumlah yang sulit untuk
dihitung, karena lajunya lalu lintas di dunia cyber berdampak terhadap perilaku dari
pengguna layanan internet. Hal ini tentu mengakibatkan jumlah kerugian terhadap harta
Sehingga jelas bahwa yang menjadi tolak ukur suatu perbuatan tersebut
dianggap sebagai suatu jarimah ialah berdasarkan dampak dari perilaku tersebut yang
menyebabkan kerugian kepada pihak lain, baik dalam bentuk material (jasad, nyawa
atau harta benda) maupun non materi atau gangguan non fisik seperti ketenangan,
Cyber crime merupakan bentuk kejahatan yang muncul di era modern sekarang
ini. Dengan demikian, perbuatan kejahatan Cyber Crime menurut analisa hukum Islam
(jinayat) dapat dihukum dengan ta’zir. Ta’zîr menurut pengertian bahasa berarti
(ta’dîb) dalam arti mengantisipasi dengan cara menakut-nakuti (tankîf). Adapun secara
syar’î, ta’zîr dimaksudkan sebagai sanksi yang dijatuhkan atas dasar kemaksiatan,
karena secara tegas tidak termasuk kejahatan yang termaktub dalam Al Quran dan
21
ibid
22
https://media.neliti.com/media/publications/42565-ID-penegakan-hukum-cyber-crime-ditinjau-dari-hukum-
positif-dan-hukum-islam.pdf
16
(7) pencabutan sebagian hak kekayaan (hurmân);
(8) pencelaan (taubîkh);
(9) pewartaan (tasyhîr).
Bentuk sanksi ta‘zîr hanya terbatas pada bentuk-bentuk tersebut. Khalifah atau
yang mewakilinya yaitu qâdhî (hakim) diberikan hak oleh syariat untuk memilih di
menjatuhkan sanksi di luar itu. Kasus ta‘zîr secara umum terbagi menjadi23:
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
23
Ibid
17
Cyber crime merupakan tindak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan
teknologi komputer sebagai alat kejahatan utama. Cyber crime yaitu kejahatan yang
mengenai cybercrime Tetapi, terdapat beberapa hukum positif lain yang berlaku umum
dan dapat dikenakan bagi para pelaku cybercrime terutama untuk kasuskasus yang
Transaksi Elektronik, Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang.
Sanksi bagi para para pelaku cyber crime menurut syariat islam adalah ta’zir
melalui proses peradilan dengan vonis hakim dengan ancaman hukuman berupa
kurungan penjara, pengasingan, cambuk, sampai pada hukuman mati sesuai dengan
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Sebagai manusia biasa kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
DAFTAR PUSTAKA
18
Buku dan Karya Tulis Ilmiah :
Abdul Qadir Audah, 1992, al-Tasyri, al-Jina’y al-Islami, Beirut: Muasasah al-
Risalah.
Djanggih,H.(2018). The Phenomenon Of Cyber Crimes Which Impact Children
As Victims In Indonesia.Yuridika,33(2), 212-231.
Djanggih,H.,& Qamar,N.(2018). Penerapan Teori-Teori Kriminologi dalam
Penanggulangan Kejahatan Siber (Cyber Crime).Pandecta: Jurnal Penelitian Ilmu
Hukum (Research Law Journal),13(1), 10-23
Djazuli, 2000, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), Pustaka Setia, Bandung.
Flora,H.S.(2018). Keadilan Restoratif Sebagai Alternatif Dalam Penyelesaian
Tindak Pidana dan Pengaruhnya Dalam Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia.
University Of Bengkulu Law Journal,3(2), 142-158.
Hakim, R. (2000). Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), CV. Pustaka Setia,
Bandung.
Hakim, R. (2000). Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), CV.Pustaka Setia,
Bandung
Muhammad Abu Zahrah, Al Jarimah wa Al ‘Uqubah fi Al Fiqh Al Islamy,
(Kairo: Maktabah Al Angelo Al Mishriyah.
Sari, E. O. (2018), Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Cybercrime Dalam
Perspektif Hukum Pidana. Jurnal Cakrawala Hukum,132), 13-27
Sudarmawan, S., & Marco, R. (2011). Penerapan Network Policy Di
Instansi Pendidikan Untuk Remaja Guna Penerapan InternetSehat.Data Manajemen
dan Teknologi Informasi (DASI),12(1), 35.
Suharyadi, Said Sampara & Kamri Ahmad, Kejahatan Dunia Maya (Cyber
Crime) Dalam Prespektif Hukum Islam Journal of Lex Generalis (JLG)
Vol.1,No.5,Oktober 2021
Zamroni, M. (2009). Perkembangan Teknologi Komunikasi dan
Dampaknya Terhadap Kehidupan Jurnal Dakwah.
Website :
https://media.neliti.com/media/publications/42565-ID-penegakan-hukum-
cyber-crime-ditinjau-dari-hukum-positif-dan-hukum-islam.pdf
19