Anda di halaman 1dari 7

PORTOPOLIO BAHASA INDONESIA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indoneia

Guru Mata Pelajaran:


Dra. Epa Puspitasari

Disusun oleh:
Raden Muhammad Zaldy Pratama

Kelas XII MIPA I

SMA NEGERI 8 TASIKMALAYA


TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas izin-
Nyalah yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, memberikan
kecerdasan ilmu dan wawasan, sehingga Penulis dapat menyelesaikan portopolio
Bahasa indonesia yang merupakan tugas mata pelajaran Bahasa indonesia.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta mudah-mudahan sampai
kepada kita selaku umatnya. Amin.
Pada kesempatan kali ini, Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
saran, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan selama proses penulisan
makalah ini serta kerja samanya, yaitu kepada:
1. Dra. Epa Puspitasari sebagai guru mata pelajaran Bahasa indonesia
2. Semua pihak yang turut membantu Penulis dalam pembuatan
portopolio ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Penulis mengharapkan semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat baik
bagi Penulis maupun bagi para pembaca.Aamiin.

Tasikmalaya, 10 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I Menganalisis Nilai-nilai Novel Sejarah “Amba”

BAB II Menganalisis Teks Editorial “Kenaikan Harga Minyak Goreng”

BAB III Mengkritik Novel “ Laskar Pelangi”


BAB I

Menganalisis Nilai-Nilai Novel Sejarah

“ Amba Karya Laksmini Pamuntjak”

A. Sinopsis

Berlatar tahun 2006, Amba pergi ke Pulau Buru. Ia mencari orang yang
dikasihinya, yang memberinya seorang anak di luar nikah. Laki-laki itu
Bhisma, dokter lulusan Leipzig, Jerman Timur, yang hilang karena ditangkap
pemerintah Orde Baru dan dibuang ke Pulau Buru.

Ketika kamp tahanan politik itu dibubarkan dan para tapol dipulangkan,
Bhisma tetap tak kembali. Novel berlatar sejarah ini mengisahkan cinta dan
hidup Amba, anak seorang guru di sebuah kota kecil di Jawa Tengah.“Aku
dibesarkan di Kadipura. Aku tumbuh dalam keluarga pembaca kitab-kitab
tua,” bunyi kutipan karakter Amba, dari novel terbitan 2013 itu.

B. Nilai-Nilai Novel Sejarah “Bumi manusia”

No Nilai-Nilai Keterangan

1 Nilai Budaya Amba turut pula menyajikan pembelajaran


terkait perumpuan. Terutama perempuan yang
tumbuh di lingkungan adat Jawa yang kental.
Bahwa perempuan haruslah untuk ‘manut’ atau
menurut.

2 Nilai Moral Belajar untuk tidak hanya memandang PKI


sebagai ‘sumber kekacauan Indonesia’ tetapi
turut membuka pemikiran, bahwa tangan-tangan
amoral lah yang menghancurkan negeri ini.
Tidak peduli itu PKI, militer, atau pemerintah
sendiri.

3 Nilai Agama Amba digambarkan sebagai seseorang yang


selalu memiliki konflik dengan dirinya sendiri
sebagai makhluk Tuhan. Konflik yang
melanggar agama dan yang dihadapi Amba
adalah kejadian ketika ia mendapat anak di luar
nikah.

4 Nilai Sosial Amba yang terlahir dari keluarga yang taat


budaya mengajarkan kita bagaimana seorang
wanita seharusnya berperilaku.

5 Nilai Politik Dari novel ini, kita diajarkan bahwa PKI pada
saat itu ingin mengganti ideologi Indonesia yaitu
Pancasila, dengan ideologi Komunisme.

BAB II

Menganalisis Teks Editorial “Meroketnya Harga Minyak”

Tajuk Rencana: Meroketnya harga minyak

Kenaikan harga minyak goreng adalah sebuah kenyataan yang harus dipikul
oleh masyarakat. Untuk minyak goreng curah sudah 20 ribu per liter sedangkan
minyak goreng kemasan 22 ribu rupiah per liter. 

Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia


(GIMNI) Sahat Sinaga, kenaikan harga minyak goreng di pasaran saat ini imbas
dari tingginya harga minyak sawit mentah (CPO) dan kurangnya pasokan bahan
baku di pasar minyak nabati dan lemak secara global.

Harga di Luar negeri CPO sudah sekitar 5500 ringgit per ton. Bagaimanapun
ini memang dampak permintaan komoditas secara global. Namun demikian,
pemerintah tetap perlu turun tangan dengan kebijakan Demostic Market
Obligation yang ketat. Seperti Batu Bara, kendati di luar negeri harganya 180
dollar per ton, maka harga di dalam negeri tetap 70 an dollar.

Tanpa kebijakan DMO yang ketat, harga minyak goreng bisa terus melayang-
layang. Di samping juga pantauan untuk mengantisipasi penimbunan. 
A. Kalimat Fakta dan Opini
Kalimat fakta:

Fakta dalam editorial di atas ada dalam poin-poin berikut:

 Kenaikan harga minyak goreng adalah sebuah kenyataan yang


harus dipikul oleh masyarakat.
 Harga di Luar negeri CPO sudah sekitar 5500 ringgit per ton.

Kalimat opini
Sementara opini dalam teks editorial di atas, dapat ditengarai pada kalimat
berikut:

 Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati


Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga, kenaikan harga minyak goreng
di pasaran saat ini imbas dari tingginya harga minyak sawit mentah
(CPO) dan kurangnya pasokan bahan baku di pasar minyak nabati
dan lemak secara global.
 Tanpa kebijakan DMO yang ketat, harga minyak goreng bisa terus
melayang-layang. Di samping juga pantauan untuk mengantisipasi
penimbunan. 

B. Isu Aktual, Fenomenal, Kontroversial


 Isu Aktual : kenaikan harga minyak goreng.
 Isu Fenomenal : penyebab kenaikan harga minyak goreng.
 Isu Kontroversial : -
C. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam teks tersebut?
 Masyarakat dan pihak GIMNI.
D. Bagaimana sikap redaksi terhadap peristiwa dalam editorial
tersebut? Mendukung, menolak, atau netral?
 Sikap redaksi pada teks di atas menginginkan harga minyak goreng
agar tidak mengalami kenaikan karena ditakutkan akan terjadi
penimbunan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
BAB III

Mengkritik Novel “ Laskar Pelangi”

Kalimat kritik untuk novel Laskar Pelangi.

Novel Laskar Pelangi adalah novel yang ditulis oleh Andrea Hirata. Novel


ini menceritakan tentang sepuluh murid baru yang masuk di salah satu sekolah di
Belitung.

Kelebihan dari novel Laskar Pelangi adalah cerita ini menggunakan alur


yang maju sehingga membuat para pembaca semakin penasaran akan kelanjutan
kisahnya. Selain itu, penggambaran alur cerita yang sangat baik dan jelas juga
menjadikan novel ini menarik.

Untuk kekurangan dari novel Laskar Pelangi adalah penggunaan istilah


daerah yang terkadang sulit dipahami oleh sebagian pembaca. Meskipun pada
dasarnya cetakan yang terbaru dari novel ini telah diberikan catatan kaki yang
memuat penjelasan istilah-istilah tersebut, namun masih ada beberapa kata yang
tertinggal. Seperti kata tauke dan kain belacu. Penulisan kata kain belacu juga
bukan termasuk ke dalam ragam baku. Hal ini dapat menimbulkan tanda tanya
mengenai maknanya.

Selain kekurangan tersebut, ada juga tokoh yang dianggap aneh dan terlalu
berlebihan kemampuannya, seperti tokoh Lintang yang digambarkan memiliki
otak yang sangat cerdas sehingga membuat pembaca bertanya-tanya dan
keheranan.

Anda mungkin juga menyukai