Laporan Survey
Laporan Survey
Di susun oleh:
Leanna Nariswari (16)
Najwa Asa Kautsar (24)
Rahma Sarita L (29)
Tajjudin Ahmad S.A (34)
BAB I
Kontribusi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia secara umum bersumber dari
kenaikan IHK bahan makanan dan bahan makanan jadi, minuman, dan tembakau/rokok.
Fenomena ini ternyata berlaku pula di Jawa Barat termasuk di Kota Bandung.
Terjadinya kenakan IHK pada kedua kelompok komoditas relatif lebih tinggi dibandingkan
kelompok komoditas lain sehingga memunculkan pertanyaan tentang faktor apakah yang
menyebabkannya. Di sisi produksi, kedua sektor memiliki trend produksi yang terus meningkat.
Diduga bahwa kenaikan harga yang dibayar konsumen pada kedua kelompok komoditas
diakibatkan oleh terjadinya ketidakseimbangan permintaan dan penawaran yaitu lebih besamya
kenaikan permintaan dibandingkan kenaikan penawaran. Peningkatan permintaan menghadapi
supply yang kadang fluktuatif mengakibatkan tekanan harga untuk naik. Fluktuasi supply
dipengaruhi oleh tingkat produksi dan struktur pasar yang cenderung bersifat imperfect.
Secara teoritis, penyebab kenaikan harga yang dibayar oleh konsumen dapat dijelaskan oleh
perubahan besaran moneter (jumlah uang beredar), perubahan besaran sektor riil (pengeluaran
konsumsi) dan faktor spesifik konsumen, serta dari sisi supply (tingkat pendapatan/upah dan
seller power).
Hasil kajian ISEI Bandung dengan Bank Indonesia mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi
kenaikan harga bahan makanan dan makanan jadi tahun 2005 menyimpulkan bahwa
berdasarkan persepsi pelaku usaha dan konsumen, penyebab kenaikan harga antara lain adalah
kenaikan harga pembelian dan tingginya sisi permintaan pada waktu tertentu seperti libur/hari
raya dan bulan puasa. Tingginya sisi permintaan pada waktu tertentu di atas dipicu oleh faktor
kelangkaan produk di pasar.
Di Indonesia target stabilitas harga dikendalikan melalui kebijakan moneter dan Bank Indonesia
dinilai telah berperan secara signifikan. Dalam situasi perekonomian yang masih memiliki resiko
makroekonomi, kebijakan pengendalian uang beredar dapat mempengaruhi besamya
perubahan harga. Pada analisis perubahan harga di daerah, belum banyak dilakukan analisis
dengan memasukkan faktor moneter.
Dalam prakteknya. tingkat harga dapat berbeda antar kluster perdagangan, seperti pasar
tradisional, mini market, swalayan dan hypermarket. Kekuatan penjual (seller market) dapat
mempengaruhi penetapan harga komoditas yang ditawarkan. Kekuatan penjual dalam praktek
kegiatan transaksi perdagangan komoditas bahan makanan khususnya sayuran dan buah-
buahan diindikasikan oleh kekuatan pedagang perantara yang mengumpulkan komoditas dari
petani untuk dibawa ke pedagang di setiap kluster perdagangan. Dalam survey ini akan dianalisis
apakah ada perbedaan tingkat harga suatu komoditas yang dibeli konsumen antar kluster.
Dari fenomena peningkatan harga komoditas, ingin diketahui apakah kuantitas suatu komoditas
yang dibeli berbeda untuk setiap kluster sehingga akan mempengaruhi pergerakan harga. Hal
lain yang ingin diketahui adalah tentang pola permintaan dan struktur pasar beberapa
komoditas bahan makanan dan makanan jadi. Analisis yang dilakukan adalah menghitung
elastisitas harga permintaan setiap komoditas pada dua waktu yang berbeda. Variabilitas
koefisien elastisitas kemudian akan dikorelasikan dengan peluang kenaikan harga.
1.2 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan survey pengumpulan data guna mengetahui perbedaan
dan peningkatan harga antar komoditas dalam kelompok sembako, peralatan rumah tangga dan
makanan. Survey dilakukan pada dua tempat yang berbeda, dengan tujuan untuk mengetahui
adakah perubahan tingkat harga. Karakteristik rumah tangga konsumen diteliti sebagai penjelas
permintaan terhadap komoditas yang diteliti. Selain itu, kekuatan penjual juga diamati sebagai
faktor penyebab berubahnya tingkat harga yang ditawarkan produsen atau pedagang.
BAB II
Pengambilan data perbandingan harga yang kami lakukan menggunakan metode observasi
dan wawancara secara langsung dengan pedagang. Kami melakukan observasi pada
swalayan yang menjual kebutuhan rumah tangga, baik ecer maupun grosir, dan
membandingkan harga nya dengan barang-barang yang kami temui di pasar tradisional.
1.3 Dokumentasi
BAB III
1.1 Kesimpulan
Perbedaan harga barang pada kedua tempat wajar terjadi dalam sebuah perdagangan.
Penyebab perbedaan harga bisa di karenakan adanya famtor biaya distribusi, pajak,
maupun kualitas dari barang tersebut. Pada dua tempat yang kami teliti, beberapa
barang memilki perbedaan yang sedikit bahkan ada yang sama dan lebih murah. Hal ini
dikarenakan karena swalayan tersebut merupakan tempat gosir yang cukup besar
sehingga memiliki relasi dari pusat langsung, yang bisa menjadikan faktor mengapa
beberapa barang seperti sabun, sampo, detergen, maupun sapu bisa lebih murah.