Anda di halaman 1dari 12

MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN

(MTA) PUSAT
http://www.mta.or.id email : humas@mta.or.id Fax : 0271663977
Jl. Ronggowarsito 111A, Timuran, Banjarsari, Surakarta, Kode Pos 57131, Telp. 0271663299

KHUSUS UNTUK PARA SISWA/PESERTA


Ahad, 23 Juli 2023 / 5 Muharram1445 Brosur No.: 2130/2170/IA

JAGALAH DIRIMU DAN KELUARGAMU


DARI API NERAKA (1)
Kebaikan keluarga akan berpengaruh kepada kebaikan masyarakat, dan
kebaikan masyarakat akan berpengaruh kepada kebaikan negara.
Apabila institusi keluarga baik, maka negara pun baik. Keluarga
merupakan "negara kecil." Dalam arti, bila ingin mewujudkan negara
yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, maka kita harus mulai dari
keluarga. Oleh karena itulah agama Islam banyak memberikan perhatian
masalah perbaikan keluarga. Di antara perhatian Islam adalah bahwa
seorang laki-laki, yang merupakan kepala rumah tangga, harus menjaga
diri dan keluarganya dari segala perkara yang akan menghantarkan
menuju neraka. Marilah kita perhatikan perintah Allâh SWT berikut ini :

‫َّسذ‬ َ
‫اذ‬َ ‫َّذِي‬ َ َ‫و‬ َ
‫و‬‫ا‬َّ
‫ا‬ ‫ِذ‬ َ ‫ذ‬ ‫ا‬ ‫ر‬
‫و‬ ‫ه‬ ‫ٓاٰيَيَُّهَ ََّذِياَ َ مٰي ذ ِٓ َ ِذ اوَاِذ َُِنَ وََ َ َ َ َ َ َ وراذََِّودم‬
‫و‬ َ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن َ َ و ٰۤن ن َ ن َ ن‬ َ
‫م َ َ َ َ َ َ ن َ ذِ ٓ َذ َ َّاذََِ َ وو ناذ‬ َ َ‫ي‬‫ذ‬ َ‫ذ‬ ‫ا‬ ِْ َ َ َ َ َ َ ‫ذغ ََل ٌظذ م‬
‫ش‬ ‫ِْلمجَّ ةوذعدَهَهَّذ ٓد ِٕى َرةٌ م‬
‫َن و‬ ٌ َ َ َ ‫ََّ ن َ َ َ ن‬
6‫ذ‬:‫ذِيتح مي‬.‫ََّيََ ن ََدو ن َ ذ َ َّذيَو نؤَ نَّ َذ‬
‫و‬
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. [QS. At-Tahriim : 6]
Tugas orang tua tak sekedar memenuhi kebutuhan pangan, sandang,
dan papan untuk para buah hatinya. Lebih dari itu, anak-anak juga perlu
kasih sayang dan didikan yang mantap, terutama dalam bidang agama.
Janganlah menjadi orang tua yang terlampau sibuk dalam mengejar
karier di luar rumah sehingga lalai dari mendidik anak-anak.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menasehati: "Siapa yang tidak memperhatikan
pendidikan anak-anaknya, dan meninggalkannya begitu saja, maka ia
sungguh telah melakukan kejelekan yang paling besar kepada mereka."
Perintah Allah Ta’ala kepada orang-orang yang beriman untuk
melindungi diri dan keluarganya dari api neraka, ini penting menjadi
perhatian setiap muslim yang beriman. Sebab ukuran kesuksesan dan
kebahagiaan manusia di akhirat kelak adalah ketika dijauhkan dari

ِۗ ‫سذذ ِٰۤىقةذِيم‬
neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
‫م م ذِۗذ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫م‬
َ ‫وك ُّلذََُ ن ٍ َ ِٕ َ و ن َ ن َ َ و َ ن َ و و ن َو ن َ ن َ ن ٓ َ َ َ ن و ن‬
‫محذ‬
‫ز‬ ‫ح‬ ‫ذز‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ذ‬
‫ة‬ ‫م‬ ‫ه‬‫ق‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬ ‫م‬ َ‫ي‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ك‬ ‫ج‬ ِ‫ذ‬ ‫ا‬
َ‫ف‬ َ‫ت‬‫َّذ‬‫َّن‬َِّ‫ذ‬ ‫ت‬
‫ذ‬. ‫ذِيُْنَهََّاذِماَذ َ تََّعوذِينغوو نَّمذ‬
ُّ ‫َّذِْلَٓه ةو‬
‫َّزذِۗذ َََّ ن‬ ‫َع م ذِياَّ م َذَِّون مخ َل ن‬
‫ذِْلَاةَذفََ َق نْذفَ َذ‬
‫ ذ‬185‫ذ‬: ِ ‫ِلذعم‬
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari qiyamat
sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa yang dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh
kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang
memperdaya. [QS. Ali ‘Imraan: 185]
Sungguh celaka orang yang masuk neraka, apabila mereka meminta
minum, akan diberikan minum dengan air yang sangat panas seperti

ٰۤ
cairan besi. Allah SWT berfirman :
‫م‬ ‫م‬ ٰۤ ِۗ ‫م م‬
‫ََّاَو مل ن‬
‫ذِْلَ ُُّّذ ن ذ ا ور ناذفَ َم ن ذ َش َ َ َ َ َ َذََّءَذفََ ندهوَ نؤ ن ذ اََّ ن ذ َش َ َ َ َ َ َ ََّءَذفََ ندهَ نر و ن ذِ ااذ‬
ٰۤ ِۗ ۙ
‫ْيذ َ ِذَِ َحَّ َطذِبمم ناذ وس َ ََِ ماوَ َهَّ َذَِّم ن ذيا نَ َ َتَغمنهَغَو نِذيَوغََّاَو نِذم ََّ ٍءذ‬ ‫م ٓم م‬
َ‫َِ نعتَ نْ َ ذيدظدم ن‬
ٰۤ ِۗ ‫م‬ ِۗ
29‫ذ‬:‫ِيرهف‬.َّ‫تذ و نتََ َ ق‬ ‫َكَّين وم نه ملذيَ نش مىذِين و وج ن َ ن َ َ و َ َ َ ن‬
‫ء‬ َّ ‫س‬ َّ‫ذ‬ ‫ِب‬ ‫ش‬
‫ا‬ ‫ذِي‬ ‫س‬ ‫ئ‬ ‫ذ‬ ‫ه‬
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah
sediakan bagi orang-orang dhalim itu neraka, yang gejolaknya
2
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka
akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat
istirahat yang paling jelek. [QS. Al-Kahfi : 29]
Dan apabila mereka minta makan, akan diberikan makanan berupa dlori'
atau zaqquum. Allah SWT berfirman :

‫)ذ َكََّين وم نهَ مذلذۛذيََ نغدم ني مذِفذ‬44 ‫ذََِامنه مذاذۛذ‬


‫َّم ن‬َََ‫ط‬ ‫)ذ‬ 43 ‫ذ‬ ‫تذِيازاَُّ ۙم‬
‫م‬ َ ‫ج‬ َ َ َ َ َ َ َ‫ش‬َ ‫ذ‬ ‫ا‬ ‫ِم‬
‫َو‬ ‫ن‬ ََ
ٰۤ ۙ
‫ذِْلَ محنه ۙماذ‬
‫ذس َِ مء نذ‬ ‫ٰل‬ ٓ
َ ‫و نو ن نو‬
‫)ذخ وَّٰهذفََّعتمدو هذِم‬46 ‫ذِْل ممه مذاذِۗذ‬
‫َ َن م نَ ن‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫غ‬ ‫ك‬‫)ذ‬45 ‫م‬
‫ِينبوطون‬
‫تذ‬ ُ
‫ن‬َِ‫ذ‬ ‫ك‬ ‫ا‬ُ‫)ذذو ن ذِم‬48 ‫ِْل ممه ِۗمذا‬ ‫ن‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬‫م‬
‫ِب‬ ٰ
َ ‫ع‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫)ذُثواذص َبَُّ ِذفََ َ ذ َر ْأ هسِ ٖذ م‬47
َ َ ‫َن‬ َ ‫ن‬ ‫و ن ن‬
50-43‫ذ‬: َّ‫)ِيْخ‬50 ‫كنَتو ناذ هب ٖذَتَنََتونَّ َذ‬ ‫)ذِم ا ٓذو َِٰذ َ َّذ و‬49 ‫ِين ََ مزينَ وزذِين َر منميو‬
43. Sesungguhnya pohon zaqqum itu,
44. makanan orang yang banyak berdosa.
45. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut,
46. seperti mendidihnya air yang sangat panas.
47. Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka.
48. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat
panas.
49. Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.
50.Sesungguhnya ini adalah adzab yang dahulu selalu kamu meragu-
ragukannya. [QS. Ad-Dukhaan : 43-50]
Lantas bagaimana seorang menjaga diri dan keluarganya dari Api
Neraka?
Dari Ali bin Abi Thalib RA sehubungan dengan makna firman-Nya:
”Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Makna yang
dimaksud ialah didiklah mereka dan ajarilah mereka.
Dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: “Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Yakni amalkanlah kethaatan
kepada Allah dan hindarilah perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah
SWT, serta perintahkanlah kepada keluargamu untuk berdzikir, niscaya
Allah SWT akan menyelamatkan kamu dari api neraka.
3
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Yaitu bertaqwalah
kamu kepada Allah SWT dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk
bertaqwa kepada Allah SWT.
Qatadah mengatakan bahwa engkau perintahkan mereka untuk thaat
kepada Allah SWT dan engkau cegah mereka dari perbuatan durhaka
terhadap-Nya. Dan hendaklah engkau tegakkan terhadap mereka
perintah Allah SWT dan engkau anjurkan mereka untuk mengerjakannya
serta engkau bantu mereka untuk mengamalkannya. Dan apabila engkau
melihat di kalangan mereka terdapat suatu perbuatan maksiat terhadap
Allah SWT, maka engkau harus cegah mereka darinya dan engkau
larang mereka melakukannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Adl-
Dlahhak dan Muqaatil, bahwa sudah merupakan suatu kewajiban bagi
seorang muslim mengajarkan kepada keluarganya - baik dari kalangan
kerabatnya ataupun budak-budaknya - hal-hal yang difardlukan oleh
Allah SWT dan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh
Allah SWT yang harus mereka jauhi. (Tafsir Ibnu Katsir).
1. Bekali keluarga dengan ilmu
Ilmu merupakan perkara yang sangat penting dan dipentingkan oleh
Islam. Ia merupakan poros dan asas kebaikan. Dengan ilmu seseorang
mengenali kebaikan dan dapat membedakannya dengan keburukan.
Dengan ilmu pula seorang muslim dapat mengetahui tugas dan
kewajibannya kepada Allah. Dengan ilmu orang mengetahui tujuan hidup
dan keberadaanya di dunia yang fana ini. Dengan ilmu juga seseorang
mengelola dan menjalani hidupnya di dunia ini dengan benar, sesuai
petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Singkatnya, ilmu adalah bekal sekaligus panduan dalam mengarungi
kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Banyak ayat-ayat Al Qur’an
dan hadits nabi yang menjelaskan pentingnya memiliki ilmu, diantaranya:

‫سذ فََّفن ََ وح نِذ‬‫ٓاٰيَيَُّ َهَّذ ِيا مٰين َ ذ ِٓ َ وَناِذ ِم َذِذ امنهلذ يَ ور ناذ تََ َ اَ وح نِذ مِفذ ِين َم ٓجدم م‬
َ
ۙ ‫ٓ ام ٓ م‬
‫يََ ن ََ محذِ ٓ وذيَ ور نا َذَِّم َذِذامنه َلذُِن وش وزنَِّذفََُّن وش وزنَِّذيََ نفَ معذِ وذِيٰين َ ذِ َ وَ نِذ ن ور ناذ‬
‫ ذ‬11:‫ِجملَّ ية‬.ٌ‫ذخبم نذي‬ ‫د‬ ‫م‬ َ َ‫ت‬ ‫َّذ‬ ‫م‬‫ذ‬ ٓ َِّ‫ذ‬ ٍ
‫ت‬ِۗ ‫َِّيا مٰي ذَِّت ِذِيَمداذ ج‬
َ ‫َ ن َ ون و ن ن َ َ َ ٓ َ و َ َ ن َ ن‬
َ ‫و‬
4
Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu)
berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah
Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujaadalah : 11)

‫سذ‬ ‫م‬‫كذطَ ميَقَّذيَ ندتَ م‬ ‫د‬


َ ‫ذس‬ ‫ذ‬:‫ذ‬ ‫ﷺ‬ ‫ذ‬ ‫ذاَ ََّلذ س ول م‬:‫َّل‬
‫ذهللا‬ ‫َع ن ذَِم نذ‬
َ َ‫بذ ووَينَََةذا‬
‫و‬ َ ‫ن‬ َ َ ‫ن‬ َ ‫َ ون‬
‫ذذ‬،2784‫ذ‬:‫ذ اا‬،137‫ذ‬:4‫ذِيَت ٰىذ‬.‫اة‬ ‫ذع ندمَّذس اهلذهللاذيَهذطَ ميَقَّذِم َٰلذِْل م‬ ‫فمه مه م‬
َ ‫َ َ و و ن‬ ‫ن‬
َ‫وِٰذحْيثذح‬
Dari Abu Hurairah, ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa
yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 137, no. 2784, Ini hadits
hasan]
Dimudahkan masuk surga mengandung makna dijauhkan dari neraka.
Dalam Islam mencari ilmu hukumnya wajib, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW :

َ ‫بذِنيَمند ماذفَ مين‬


‫َّلذ سَ ول م‬ ٍ ‫سذ م ذ َّيم‬
‫ضَةٌذ‬ ‫و‬ ‫د‬
َ ‫ط‬
َ ‫ذ‬: ‫ذ‬ ‫ﷺ‬ ‫ذ‬ ‫ذهللا‬ ‫َ ون‬ َ ‫ا‬
َ ‫ذ‬:‫َّل‬
َ ‫ا‬
َ ‫ذ‬ ‫ك‬ َ ‫َع ن ذََُِ م ن‬
‫ذِْلمنهَتََّ و ذ‬
‫ذح ا نذ‬ ٍ
‫ى‬ ‫ه‬ َ ‫ش‬
َ ‫ذ‬ ‫ل‬
ُّ ‫ك‬
‫و‬ ‫ذ‬ ‫ه‬‫ي‬
َ‫ذ‬ ‫ذَّطََّيمبذِذينَمند ماذيَ َتَ نغ م‬،‫عدَىذ وك ملذ َ َدمٍا‬
َ ‫ن‬ ‫و‬ ‫َنَ و‬ ‫ون َ و‬ َ
‫َذِفذِس َّ هذ‬13:‫ذ اا‬،11‫ذص‬:‫ذِ ذعبْذِيربذِفذجَّ عذ هَّ ذِيَداذَّفضده‬. ‫ح م‬ ‫مِفذِذينبَ ن‬
‫قَّل‬
Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: "Menuntut
ilmu adalah wajib atas setiap orang Islam, dan sesungguhnya orang yang
menuntut ilmu dimintakan ampun oleh segala sesuatu, hingga ikan-ikan
yang di laut. [HR. Ibnu Abdil Barr dalam Jaami’u bayaanil 'ilmi wa fadllihi,
hal. 11, no. 13, pada sanadnya ada pembicaraan]
Dan di dalam hadits lain disebutkan :

5
‫ذخ نيووك ناذ َ ن ذتََ ََذدا َاذ‬:
َ ‫َّل‬ ‫َع ن ذعوغن َمََّ َ ذذَ مضَ َ َ َ َ َذَ َذيذ ذ‬
‫هللاوذ َذعنذَ ذهوذ َع م ذِي م م‬
َ ََ‫ابذﷺذا‬
108‫ذ‬:6‫ذِيبخَّ ىذ‬.‫ذَّ َعدا َمهو‬ َ َ ِٓ‫ِين وق ن‬
Dari 'Utsman (bin 'Affan) RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Sebaik-
baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan
mengajarkannya". [HR. Bukhari juz 6, hal. 108]

‫ذ َ ن ذيوممذهللاوذ‬:‫ذهللاذﷺذ‬
‫َّلذ س َ ول م‬
‫ذاَ َ َ و ن‬:‫َّل‬ ‫َع ن ذ و َََّ مَّيَةَذ ن م ذَِم نذ‬
َ َ‫بذ وس َ ن هََّ َ ذا‬
‫ذفذ م‬ ‫ذخ نيِذيَو َ مق نههو م ذ‬ ‫م‬
175‫ذ‬:‫ذ ااذ‬1524‫ذ‬:3‫ذ َداذ‬. ‫ِيْين م‬ َ ‫مه‬
Dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka Allah
akan memberinya kefahaman dalam agama". [HR. Muslim juz 3, hal.
1524, no. 175]
Oleh karena itu dalam ajaran Islam kewajiban seorang kepala keluarga
dalam rangka membimbing keluarganya menggapai ridla Allah, selamat
dari neraka adalah dengan mengajarkan ilmu kepada mereka. Paling
tidak seorang muslim belajar Ilmu fardlu ‘ain dan mengajarkannya kepada
orang yang menjadi tanggung jawabnya, yakni anak dan istrinya.
2. Didik mereka menjadi pribadi yang beradab
Berbagai masalah yang menimpa dunia Islam saat ini adalah problem
ilmu dan ketiadaan adab. Oleh karena itu solusi mendasar bagi persoalan
ummat Islam saat ini adalah pendidikan berbasis adab.
Ini penting mejadi perhatian, mengingat pendidikan formal saat ini telah
kehilangan ruh adab. Berbagai kasus kejahatan yang melibatkan anak-
anak muda dan pelajar merupakan salah satu bukti bahwa lembaga
pendidikan formal hampir gagal menanamkan adab kepada para peserta
didik. Oleh karena itu dibutuhkan pendidikan berbasis adab yang bermula
dari pendidikan keluarga. Karena memang pada asalnya tanggung jawab
utama dan pertama pendidikan (ta’liim dan ta’diib) terhadap anak adalah
pada orang tua.
Tentu saja yang dimaksud dengan adab di sini bukan sekedar sopan
santun dan tata krama terhadap sesama manusia. Tetapi adab yang
6
mencakup adab kepada Allah, Rasul-Nya, dan sesama manusia, seperti
adab kepada orang tua, guru, kawan, dan sebagainya. Karena pada
hakekatnya makna adab dalam bahasa Islam adalah memberikan
haknya kepada yang berhak. Memuliakan yang harus dimuliakan dan
tidak memuliakan yang tidak pantas dimuliakan.
Hal lain yang kadang dilupakan oleh para orang tua dalam mendidik anak
adalah kecenderungan anak yang mengikuti figur orang tua atau panutan
dalam aktifitasnya sehari-hari. Seorang ayah dan ibu akan menjadi
tauladan bagi anak-anaknya. Maka jika anak-anak melihat ayah dan
ibunya memiliki perilaku yang baik, maka naluri seorang anak akan
mengikuti perbuatan orang tuanya. Jika melihat ayah dan ibunyanya
selalu berbicara dengan sopan terhadap anaknya, maka anak akan
berkata dengan sopan kepada ayahnya, kepada ibunya, dan kepada
orang-orang yang ia temui.
Begitu juga sebaliknya kalau ayah dan ibunya suka berperilaku kasar,
berkata kotor dan malas menjalankan ibadah, menunda-nunda shalat
maka jangan pernah beharap dan bermimpi anak kita akan bertutur kata
yang lembut dan taat beribadah.
Al-Quran telah menjelaskan dan memberikan contoh keteladanan yang
baik bagaimana Luqman Al-Hakim mengajari anaknya, agar ia beradab.
Sebagaimana yang telah di firmankan Allah SWT:

‫ذِْلم نر َمةَذ َِ م ذِ نش ور ن ذ مٓذمذِۗ ذ َََّ ن ذ يا نش ور ن ذ فََّماَّنََّذيَ نش ور و ذ‬ ‫ََّيََق نْذ ِٓتََنهَََّ ذيونق ٓم َ ن‬


َ َ‫)َِّم نذذ ا‬
‫َّلذ يونق ٓم و ذ هِلبْنه ٖ ذ ََّ وو َذذ‬ َ 12 ‫ذ‬
ٌْ ‫ه‬
‫ن‬
‫ن ذ َم‬
‫َح‬ ‫ذ‬
‫ي‬ ‫م‬ ‫غ‬
َ ‫ذ‬ ‫ذ‬
َ ٓ ِ‫ذ‬ ‫ا‬
‫ذ‬ ‫هلنَ ْف هس ٖ ذَّ ذذذ َك َ ذ ذفََّم‬
َ ‫ََ ن‬
‫)ذ ََََّّ ا‬13 ‫ِيشذن َكذ يَظوند ٌاذ َع مظنه ٌا‬
‫صنهَََّذ‬ ‫نذذَذَذذتو نش م نذكذذ مِب ٓمذذِۗذذِم اذذذ م‬ ‫ي َ هع ُظ ٖذذ ٓيَبو َاذ‬
‫ْي ذَِ مذذ‬‫فذذ َعَّ َ ن مذ‬ ‫الذذم نذ‬ َ ‫َُِن َََّ َ ذ مَِيم َْينمه‬
ُٖ ‫ذَحَدَنتهوذذ ُا ُّم ٖذذ ََّ نو َّذذ َع ٓدى ذ ََّ نو ٍذذذ َّو هف َص‬ ‫نم‬
‫ا‬ٓ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ِۗ ‫م م‬
‫م‬
‫ذعدىذَِ ن ذتو نش َكذ‬ َ ‫َّو ْٓ َك‬
َ ‫ذج‬ َ ‫)ذَِّ ن‬ َ 14 ‫لذِين َمم نذيو‬ ‫كذِ َاذ‬ ‫لذ ََّي َِي َْين َذ‬ ‫ِ نش ور نذذم نذ‬
‫ذذ‬
ُّ ‫َّذِف‬
َّ‫ذِيُْنَهََّذ َ نَ و نَّف‬ ‫َّحنبَ وهم م‬ ‫كذ هب ٖذ مع نداذفَ ََلذتو مطَهمَّذَّ م‬ ‫م‬
َ ‫ص‬ َ َ َ‫نو‬ ٌ َ َ‫سذي‬ َ ‫نبذ َ َّذيَنه‬
7
‫لذ َ ن مجَو ور ناذ فََّوََُبمئو ور ناذ م ََّذ وكنَتو ناذ‬ ‫م‬ ‫اَِّتابمعذ سبمهلذ ذ َِ م‬
‫لذ ُثواذ ِ َا‬ ‫بذ ِ َ ا‬ َ َ ‫ن َنَ َن‬
‫ذفذ‬ ‫م‬ ‫ذ‬
‫ر‬
‫و‬ ‫ت‬ َ
َ‫ف‬ ‫ذ‬‫ل‬ ٍ َ ‫َّلذحبا ٍةذ م ذخ‬ َ ‫ق‬ َ‫غ‬ ‫كذ م‬ ‫ت‬ ‫ذ‬ ‫ن‬ ‫)ذ ٓيَبنذِم اَّنَّاذِم‬15 َ ‫تََمدو‬
‫ن ن‬ َ ‫َ ن َن‬ َ ‫ن‬ ‫و‬ َ َ ‫و َا‬ ‫َنَ ن‬
‫ت م ذِۗذم‬ ‫ضذَين م‬ ‫ذف ذِي اَ ٓم ٓ م‬
‫فذ‬ٌ ‫ذِبََّذِ ٓذو ِ ا ذِ ٓ َذ يَ مطنه‬ َ ‫م‬ ‫ن‬ َِ
َ ‫ن‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬
‫ذف‬‫م‬ َّ
‫ن‬َِ ‫ذ‬ ‫ت‬ ‫ص نخٍَةذ َِنَّ م ذ‬ َ
‫ِصم نربذ‬
‫ذع م ذِين ومن َر م َذَّ ن‬
‫م‬
َ َ‫م ٓد َة َذَّأن و ن ذ مِبين َم نَ و نَّف َذَُِّنه‬ ‫نذَِامماذِي ا‬ ‫)ذ ٓيَبو َا‬16 ٌ‫َخبم ني‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ِۗ
‫اكذ‬ َ ْ‫ذخ‬ َ ‫مَ ن‬ َ ‫)َََّذ تو‬ َ 17 ‫ذَِوو ن‬ ‫ذع نزم نذ‬ َ ‫كذ ن‬ ٓ
َ ‫كذِ ا ذ ذي‬ َ َ َّ‫ص‬ َ َِ ‫َع ٓدىذ َ َّاذ‬
‫م‬ ِۗ
‫بذ وك الذ ُمونتَ ٍَّلذ‬ ‫ُي‬‫م‬
ُّ ‫َ َ و‬ ‫ذ‬َ ‫ذ‬ ٓ ِ ‫ذ‬ ‫ا‬ ِ ‫ذ‬ َّ ‫ضذ َ َح‬ ‫فذذ نََِن م‬ ‫شذ م ذ‬‫َّسذ ََََّذ َتَن م‬ ‫يمدا م‬
‫م‬ ِۗ ‫م‬ ‫ضضذ م‬ ‫)ذ َِّان م‬18‫فَخ ٍ ذ‬
‫كذ ِ ا ذ َُِن َرَ ذ‬ َ ‫ص نت‬ َ ‫كذ ََِّ نغ و ن ن‬
‫ذ‬ َ ‫م نْذ م نفذ َ نشهم‬ َ ‫ون‬
‫ذ ذ‬19-12‫ذ‬:‫)ذيقمَّ ذ‬19 ‫ي‬ ‫ذِْلَ مم نمذ‬
‫ت ن‬ ‫نََِ م‬
‫من و‬ َ َ‫ص َِتذي‬ ‫ن‬
12. Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada
Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur,
sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur
(tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
13. (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia
menasihatinya: “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah!
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kedzaliman
yang besar.”
14. Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat
Kami): “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada-Ku (kamu) kembali”.
15. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan
sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi
keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya
8
kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang
biasa kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu
perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di
bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan).
Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti.
17. Wahai anakku, tegakkanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat
yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta
bershabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan.
18. Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat
membanggakan diri.
19. Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” [QS.
Luqmaan: 12-19]

‫ذفذم نهََزِ م ذِين وم نؤم م ذ‬‫م‬ ‫ل‬‫ق‬َ َ


‫ن‬‫ا‬َِ‫ذ‬‫ء‬ ‫ي‬‫َّذش‬ ‫ذ‬: ‫َّل‬
َ ‫ا‬
َ ‫ذ‬ ‫ﷺ‬ ‫ذ‬ ‫اب‬‫م‬ ‫ذِي‬ ‫ا‬ ِ
َ ‫ذ‬ ‫ع ذَِمبذِي اْ م‬
‫ِء‬
‫َ نٌ و ن‬ َ ‫ا‬ َ‫ن‬ ‫َن‬
‫ذ‬.َ‫شذِيبَ مٰ ء‬ ‫ذَِّم ا ذهللاذيَهَبغمضذِي َ م‬، ٍ َ َ َ َ َ َ‫ذِيقهَّ مةذ م ذخدو ٍُّذح‬
‫َّح‬ ‫يَ م م‬
َ ‫َ َ ون و‬ َ َ ‫و‬ ‫ن‬ َ َ َ ‫َن‬
‫ذ ذوِٰذحْيثذحَ ذصحهح‬،2070‫ذ‬:‫ذ اا‬،244‫ذ‬:3‫ِيَت ٰىذ‬
Dari Abud Darda' bahwasanya Nabi SAW bersabda: "Tidak ada sesuatu
yang lebih berat pada timbangan orang mu'min pada hari qiyamat
daripada akhlaq yang baik, karena sesungguhnya Allah Ta'aalaa murka
kepada orang yang berakhlaq keji lagi buruk", [HR. Tirmidzi juz 3, hal.
244, no. 2070, Ini hadits hasan shahih]

‫ذ‬،‫ت‬ ‫ك‬ ‫َّذ‬‫م‬ ‫غ‬ َ‫ه‬ ‫ذح‬ ‫ذهللا‬ ‫م‬


ُّ‫ا‬‫ت‬ ‫ذِم‬: ‫ذهللا ذﷺ‬
‫َّل مذلذ س ول م‬ َ َ‫َع ن ذ َِمبذ َذ ٍذ ذا‬
‫ن‬ ‫و‬
َ َ ‫َ َن‬ ‫و‬ ‫ذ اَ َ ن َ و ن‬:‫َّل‬
‫ذَّخَّيم مُّذِياَّس م‬،َّ‫ذِْلََةَذتََمحه‬
‫ذ‬:3‫ذِيَت ٰىذ‬.‫ذحَ ٍذ‬
ََ ٍُّ ‫د‬
‫و‬‫و‬ ‫ذِب‬ َ َ َ َ ‫َََِّتنبم معذِي اَهمئَةَ نَ َ ن و‬
2053‫ذ‬:‫ذ اا‬،239
Dari Abu Dzarr, ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda kepadaku:
9
"Bertaqwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada, dan ikutilah
perbuatan buruk dengan perbuatan yang baik, niscaya perbuatan yang
baik itu akan menghapusnya. Dan bergaullah dengan manusia dengan
akhlaq yang baik". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 239, no. 2053, Ini hadits hasan
shahih]
3. Ajak keluarga melakukan kethaatan
Upaya selanjutnya dalam rangka melindungi diri dan keluarga dari api
neraka adalah senantiasa melakukan kethaatan kepada Allah dan
meninggalkan ma’shiyat dan menyuruh mereka untuk melakukan hal itu.
Karena makna “peliharalah dirimu dari api neraka” adalah “lakukan
kethaatan kepada Allah dan tinggalkan ma’shiyat kepada-Nya”, kata Ibnu
Abbas, dan “Engkau memerintahkan mereka untuk menthaati Allah dan
mencegah mereka dari berma’shiyat kepada Allah”, kata Muqaatil dan
Adl-Dlahhak.
Kethaatan pertama yang harus menjadi perhatian seorang muslim dalam
mendidik keluarganya adalah tauhid dan shalat. Sebab tauhid merupakan
kebaikan yang paling baik. Karena kebaikan dan ibadah yang dikerjakan
seorang hamba harus tegak di atas tauhid. Tauhid merupakan kunci
surga dan jalan keselamatan dari neraka. Bahkan tauhid merupakan
tujuan hidup manusia di dunia ini. Oleh karena itu seluruh Nabi dan Rasul
diutus oleh Allah untuk mengajak manusia mentauhidkan Allah Ta’ala.
Allah SWT berfirman :

‫ِجتَمبو ِذِيطاَّغو ن َذ‬


‫ذ‬...‫ت‬ ‫ذَّ نذ‬
َ َ ٓ ِ‫ِذ‬
َّْ‫و‬ ‫ب‬
‫و‬ ‫ذِع‬
‫ن‬ ‫َّذفذ وك ملذِوا ٍةذ اس َذَِ م‬
‫ون‬ ‫ََّيََق نْذ ََ ََغنََ م ن‬
‫ذ ذ‬36‫ذ‬:‫ِي حلذ‬
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap ummat
(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu",
[QS. An Nahl : 36]
Sedangkan shalat merupakan tiang agama dan rukun Islam yang kedua.
Ia juga merupakan pembeda antara muslim dan kafir atau musyrik. Imam
Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan, “Peliharah dirimu dan
keluargamu dari api neraka”, mengatakan: “Termasuk bagian dari makna
ayat ini adalah hadits Rasulullah SAW, beliau bersabda:

10
‫َّلذ س َ َ َ َ َ َ ول م‬
‫ذهللاذ‬ ‫ذاَ َ َ و ن‬:‫َّل‬ َ َ‫ذج مْ مهذا‬
َ ‫ذع ن‬
‫م‬
َ ‫ذع ن ذَِمنهه‬
َ‫ب‬ ٍ ‫ذع نم مَّذ ن م ذ وش َ َ َ َ َ َ ََنه‬
َ ‫َع ن‬
‫مَ َ َ ََل مةذَّواذَِ َََّءذسَ َ َب معذ مسَ َ َم‬
‫ضَ َ َ مَو ن وو ناذ‬
‫ذَِّ ن‬،‫ْي‬
َ َ‫ن‬ ‫ذ و و نَِّذَِنَََّ َ وك ناذ مِبي ا َ و ن ن و َ ن‬: ‫ﷺ‬
‫ذ‬:1‫ذِ ذ َِّ ذ‬.‫َّج مع‬ ‫ذَّفََ ماوَ ِذ َهَ َها مذِفذِينمض َ َ َ َ م‬،‫َّذَّواذَِ َ َّءذع نش َ َ َ َ ٍذ‬
َ َ ‫َ ن َن َ و ن‬ َ ‫َعدَنهَ َه َذ و ن نَ و‬
495‫ذ‬:‫ذ اا‬،133
Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata : “Rasulullah
SAW bersabda: “Suruhlah anak-anak kalian melaksanakan shalat ketika
mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan
shalat itu jika berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur
mereka". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 133, no. 495]
Banyak ayat dan hadits yang menegaskan pentingnya peran orang tua

ِۗ ِۗ ‫م‬
dalam mendidik anaknya supaya mendirikan shalat.
ِۗ ‫َّأن ذَِودَكذ مِبي ا م‬
‫كذ‬
َ ‫كذ نزاَّذ َن و ذََُ ن وزاو‬ َ ‫صَطَم نرب‬
َ ‫ذعدَنهَ َهَّ َذَذَُ نََََْ َ َ َ َ َ َدو‬ ‫مَ ٓد ة َذَِّ ن‬ َ ‫َ ون ن‬
132‫ذ‬:‫ذطه‬. ‫ََِّين َََّامبَةوذيمدتاَ نق ٓ ى‬
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bershabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezqi
kepadamu, Kami lah yang memberi rezqi kepadamu. Dan akibat (yang
baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa. [QS. Thaahaa : 132]
Para Nabi dan Rasul Allah (termasuk Nabi kita Muhammad SAW) dan
orang-orang shalih terdahulu telah mengamalkan ayat ini dengan
bersungguh-sungguh dalam menyuruh keluarga mereka melakukan
shalat.

‫ ذ‬55‫ذ‬:‫ذ ميذ‬.ًَّّ‫م ٓد مذةذ ََِّيازٓك مذةذ َََّكَّ َذذ معن َذْذ َ هرب ٖذ َ ن مضه‬
‫ذَين و و ذ َاه َْٖلذ مِبي ا‬
َ َ َّ‫َََّك‬
Dan dia (Ismail) menyuruh keluarganya untuk (menegakkan) shalat dan
(menunaikan) zakat, Dan dia adalah seorang yang diridlai di sisi
Tuhannya. [QS. Maryam : 55]

11
‫م ٓد َةذَّأن ذ مِبينمَ َّ م‬ ‫ٓيَبنذ َِام‬
َ ‫ِصم نرب‬
‫ذع ٓدىذ ََّاذ‬ ‫ذَّ ن‬
َ ‫و‬‫م‬ ‫ر‬
َ ‫ن‬ ‫م‬‫ن‬‫ي‬ِ‫ذ‬ ‫م‬ ‫ذع‬
َ َ‫ه‬ُ
‫ن‬ ِ
َّ‫ذ‬ ‫ف‬
َ ‫َو‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫و‬ َ ‫ا‬ ‫ِي‬ ‫ذ‬ ‫م‬
‫ا‬ ‫و َا‬
ِۗ
‫ذع نزمم ن‬
‫ ذ‬17‫ذ‬:‫ذيقمَّ ذ‬.‫ذَِوو ن مذ‬ َ ‫ن‬
‫كذ م‬
َ
‫َِصَّ كذِم ا ذ ٓذيم‬
َََ
Wahai anakku, tegakkanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang
ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bershabarlah
terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk urusan yang (harus) diutamakan. [QS. Luqmaan:17]
Dan menjaga shalat itu sangatlah penting dan besok pada hari qiyamat,
amalan manusia yang pertama kali dihisab adalah shalatnya:

‫بذممهذِين ََنب وْذيََ ن َمذ‬ ‫ا‬ ‫ذِم‬:‫َّل‬ ‫َع ن ذَِم نذ‬


‫و‬ َ َ ‫س‬
َ َّ‫َّذُي‬
َ‫و‬ َ ‫ذ‬ ‫ذ‬
‫ل‬َ َّ
‫ا‬َِ‫ذ‬ َ َ‫ابذﷺذا‬ ‫بذ ووَينَََةذَِ ا ذِي م ا‬
‫تذ َ اَة َذَِّم ن ذ َكََّ َ ذُِنَتََ َق َ ذ‬ ‫م‬
‫تذ َ اَةذ وكتبَذَ ن‬ ‫ذَّجَ َْ ن‬
‫ذفَََّم ن م‬.‫ِين مقهََّ َ مةذصَ َ َ َ َ َ َ ََلتَوه‬
‫و‬ ‫و‬ َ ََ
ٍ َُّ‫ذِوُنظوو نَِّذ َوَ نلذ َمَتَ وْ نَّ َ ذيََهوذ م ن ذتَط‬:‫َّل‬
‫عذيو َر ممَ ولذيََهوذ َََّذ‬ َ ََ‫ذا‬،ٌ‫م نَ َهََّذ َشَ َ َ َ َ َ َ نيء‬
‫بذ‬ ‫ىذحَ م‬ ‫د‬
َ ‫ىذع‬ ‫ذَت م‬
‫ن‬ َ ‫ذََِ نعم م‬
‫َّل‬ ‫ن‬ ‫ض ٍةذ م ذتَطَُّ مع مهذاوَ َاذسَّ م‬ َ ‫ي‬ ‫ضها َعذ م ن ذفَ م‬
َ َ َ َ ‫و‬ َ ‫ن‬ ‫ن‬ َ
233‫ذ‬:1‫ذِي ََّ ىذ‬.‫ك‬ ‫ٓذيم َذ‬
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya
pertama-tama perbuatan manusia yang akan dihisab pada hari qiyamat
adalah shalat wajibnya. Maka apabila didapati shalat wajibnya itu
sempurna, dicatatlah sempurna. Jika didapati shalat wajibnya itu ada
kekurangannya, Allah berfirman (kepada para malaikat): “Lihatlah,
apakah kalian mendapati shalat sunnahnya untuk menyempurnakan
kekurangan shalat wajibnya”. Kemudian semua amal-amal yang wajib
diperlakukan seperti itu”. [HR. Nasaiy juz 1, hal. 233]

Bersambung

12

Anda mungkin juga menyukai