AMAN
EFEKTIF
EFISIEN
TUJUAN APLIKASI
“ Mengurangi gulma sampai dibawah nilai
ambang ekonomis “
• CARA KERJA/Mode of action suatu herbisida
Ada tujuh Mode of action dari suatu herbisida,
yaitu:
1. Menghambat sintesis asam amino
2. Menghambat sintesis lemak
3. Menghambat fotosintesis
4. Menghambat pembelahan sel
5. Menghambat sintesis pigmen
6. Melakukan perusakan sel
7. Merusak sistem kerja hormon
• Dari ketujuh mode of action herbisida dalam
tubuh tumbuhan akan dijelaskan sebanyak
3 mode of action mekanisme kerja herbisida
tersebut yaitu:
• 1. Menghambat Proses Fotosintesis
Nama Umum : Paraquat
Nama Kimia : 1,1 ' - Dimethyl - 4,4 ' -
bipyridinium dichloride
Rumus Empiris : C12H14N2Cl2
(Crafts and Robins, 1973).
Paraquat adalah nama dagang untuk 1, 1 '-dimethyl-4, 4'-
bipyridinium dichloride, salah satu yang paling banyak
digunakan di dunia herbisida.
Paraquat, yang viologen, adalah bertindak cepat dan non-
selektif, membunuh tanaman hijau pada jaringan kontak.
Juga bersifat racun bagi mahluk hidup, jika terakumulasi
didalam tubuh.
Herbisida paraquat merupakan herbisida kontak dari
golongan bipiridilium yang digunakan untuk mengendalikan
gulma yang diaplikasikan pasca-tumbuh.
Herbisida tersebut digunakan secara luas untuk
mengendalikan gulma musiman khususnya rerumputan
(Tjitrosoedirdjo, dkk, 1984).
• Herbisida paraquat bekerja dalam kloroplas. Kloroplas merupakan
bagian dalam proses fotosintesis, yang mengabsorbsi cahaya
matahari yang digunakan untuk menghasilkan gula. Diketahui
bahwa paraquat bekerja dalam sistem membran fotosintesis yang
disebut Fotosistem I, yang menghasilkan elektron bebas untuk
menjalankan proses fotosintesis.
• Elektron bebas dari fotosistem I bereaksi dengan ion paraquat
untuk membentuk radikal bebas. Oksigen segera mengubah
kembali radikal bebas ini dan dalam proses ini menghasilkan O2
negatif.
• Dengan adanya reaksi kimia yang tinggi, O2 negatif menyerang
membran asam lemak tak jenuh, dengan cepat membuka dan
mendisintegrasikan membran sel dan jaringan.
• Ion paraquat/radikal bebas tersebut kemudian mendaur ulang
dengan menghasilkan lebih banyak lagi O2 negatif sampai pasokan
elektron bebasnya berhenti. Kerja herbisida ini sangat tergantung
pada kehadiran cahaya, oksigen, dan fotosintesis (Anderson, 1977).
2. Menghambat Sintesis Asam Amino
Metil metsulfuron pertama kali diperkenalkan pada tahun
1982. Herbisida ini bersifat sistemik, diabsorbsi oleh akar
dan daun serta ditranslokasikan secara akropetal dan
basipetal.
Gulma yang peka akan berhenti tumbuh hampir segera
setelah aplikasi post-emergence dan akan mati dalam 7-21
hari. Herbisida ini bersifat selektif untuk mengendalikan
berbagai gulma pada padi sawah (Djojosumarto, 2008).
• Nama Umum : Metsulfuron-methyl
• Nama Kimia : methyl 2-[[(4-methoxy-6-methyl-
1,3,5-triazine-2-yl)aminocarbonyl]aminosulfonyl]benzoate
• Rumus Empiris : C14H15N5O6S
(Audus, 1969).
• Cara kerja metil metsulfuron adalah menghambat
kerja dari enzim acetolactate synthase (ALS) dan
acetohydroxy synthase (AHAS) dengan menghambat
perubahan dari α ketoglutarate menjadi 2-
acetohydroxybutyrate dan piruvat menjadi 2-
acetolactate sehingga mengakibatkan rantai cabang-
cabang asam amino valine, leucine, dan isoleucine
tidak dihasilkan.
• Tanpa adanya asam amino yang penting ini, maka
protein tidak dapat terbentuk dan tanaman mengalami
kematian (Ross and Childs, 2010).
3. Melakukan perusakan sel
Nama Umum : Glifosat
Nama Kimia : [(phosphonomethyl)amino]acetic acid
Rumus Empiris : C3H8NO5P
(Anderson, 1977).
• Cara kerja glifosat adalah menonaktifkan/ menghambat
kerja enzim EPSP (5-Enolpyruvyl Shikimate 3- Phosphate)
yang berperan dalam biosintesa asam aromatik penyusun
protein yakni tryptophan, tyrosin, dan phenylalanin. Gejala
keracunan terlihat agak lambat, dimana daun akan terlihat
layu menjadi coklat dan akhirnya mati.
• Gejala akan terlihat 1-3 minggu setelah aplikasi
(Djojosumarto, 2008).