Anda di halaman 1dari 3

Fungisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi).

cara
masuk ke dalam sistem pembuluh tanaman sehingga akan menyebabkan seluruh bagian tanaman
beracun bagi cendawan. Fungisida umumnya dibagi menurut cara kerjanya di dalam tubuh
tanaman sasaran yang diaplikasi, yakni fungisida nonsistemik, sistemik, dan sistemik lokal. Pada
fungisida, terutama fungisida sistemik dan non sistemik, pembagian ini erat hubungannya
dengan sifat dan aktifitas fungisida terhadap jasad sasarannya.
Menurut mekanisme kerjanya, fungisida dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Multisite Inhibitor
Multisite inhibitor adalah fungisida yang bekerja menghambat beberapa proses metabolisme
cendawan. Sifatnya yang multisite inhibitor ini membuat fungisida tersebut tidak mudah
menimbulkan resistensi cendawan. Fungisida yang bersifat multisite inhibitor (merusak di
banyak proses metabolisme) ini umumnya berspektrum luas. Contoh bahan aktifnya berupa :
a. Thiram
Thiram adalah senyawa dithiocarbamate dimetil yang digunakan sebagai suatu
fungisida untuk mencegah penyakit jamur pada biji dan tanaman selain berfungsi juga
sebagai bakterisida. Selain itu Thiram juga digunakan untuk mencegah pembusukan
tanaman berada dalam tempat penyimpanan maupun dalam transportasi. Produk thiram
dapat berupa serbuk kering, serbuk yang dapat diubah menjadi cairan, suspensi cairan
atau juga dapat dicampur dengan produk fungisida lainnya.
Thiram bersifat sedikit toksik jika dicerna dan dihirup, tapi akan bertambah
tingkat toksisitasnya jika kontak melalui kulit. Kontak secara akut pada manusia dapat
menyebabkan sakit kepala, pusing, kelelahan, diare dan gangguan pencernaan lainnya.
Orang dengan gangguan sistem pernapasan atau penyakit kulit, resiko terekspos oleh
thiram menjadi meningkat.
Thiram memiliki tingkat kelarutan yang rendah dalam air (30 mg/L) dan memiliki
kecenderungan yang kuat untuk mengadsorbsi partikel tanah, thiram memiliki
kemungkinan yang kecil untuk mengkontaminasi air tanah. Thiram terdegradasi secara
cepat pada tanah yang bersifat asam dan memiliki kandungan zat organik yang tinggi.
Dalam air, thiram secara cepat akan rusak akibat hidrolisis dan fotodegradasi, terutama
pada kondisi yang asam. Thiram dapat teradsorpsi pada partikel suspensi atau sedimen di
sekitar perairan.
b. Cerbendazim
Carbendazim adalah fungisida benzimidazole carbamate dengan penggunaan
secara luas yang banyak digunakan. Tingkat toksisitasnya rendah dan kemampuan
makhluk hidup untuk mengekskresikannya tinggi. Pada tingkat dosis yang tinggi, kontak
yang berulang dapat menyebabkan terjadinya efek negatif pada proses spermatogenasi
pada tikus dan dapat menyebabkan tumor hati pada tikus.
c. Mancozeb
Mancozeb adalah fungisida bisdithiocarbamate etilen tidak beracun yang banyak
diaplikasikan terhadap penyakit tanaman. Mancozeb digunakan untuk melindungi buah-
buahan, sayuran, kacang-kacangan dan tanaman pertanian lainnya melawan penyakit
yang disebabkan oleh jamur secara luas. Produk Mancozeb tersedia dalam bentuk serbuk
kering, cairan, granula yang terdispersi dalam air, serbuk basah dan formula yang bisa
langsung digunakan. Produk ini biasa ditemukan dalam kombinasi antara zineb dan
maneb. Mancozeb dengan cepat akan terdegradasi jika berada dalam lingkungan yang
mengandung air dan oksigen.
2. Monosite Inhibitor
Monosite inhibitor disebut juga sebagai site specific, yaitu fungisida yang bekerja dengan
menghambat salah satu proses metabolisme cendawan, misalnya hanya menghambat sintesis
protein atau hanya menghambat respirasi. Sifatnya yang hanya bekerja di satu tempat
ini (spektrum sempit) menyebabkan mudah timbulnya resistensi candawan. Contoh bahan
aktifnya adalah metalaksil dan benalaksil.
a. Metalaksil
Metalaksil adalah bentuk fungsida sistemik yang digunakan sebagai campuran
tanah untuk mengontrol patogen dalam tanah dan juga digunakan pada benih-benih
tanaman. Contoh tanaman yang menggunakan metalaksil adalah tanaman pangan
termasuk juga tembakau. Metalaksil efektif untuk mengendalikan penyakit jamur yang
ditularkan lewat tanah dan udara
b. Benalaksil
Benalaksil bersifat sistemik, diserap lewat akar, batang, dan daun serta
ditransportasikan secara akropetal ke bagian-bagian tanaman lainnya. Penggunaan
fungisida pada produk setelah dipanen harus di lakukan dengan memperhatikan banyak
aturan (dosis dalam penggunaan). karena dapat menghambat perkembangan hifa dan
kolonisasi fungi mikoriza arbuskula. Hal ini menyangkut pada keamanan produk. Studi
pada tahun 1986 menunjukkan bahwa benalaksil dapat dengan cepat melakukan
metabolisme dan diekskresikan dalam tubuh tikus. Sampai saat ini belum ada laporan
yang mengindikasikan dampak negatif pada Benalaksil

Anda mungkin juga menyukai