membentuk rumpun yang rapat agak melebar dan rendah. Perakarannya tidak
dalam tetapi lebat dan kuat menjangkar tanah sehingga sukar untuk mencabutnya.
Berkembang biak terutama dengan biji, bijinya banyak dan kecil serta mudah
Gulma ini tumbuh pada tanah yang lembab atau tidak terlalu kering dan
buku batang terutama bagian bawah potensial menumbuhkan tunas baru. Aplikasi
Glifosat
Rumus Bangun :
fisiknya berupa bubuk (powder), berwarna putih, mempunyai bobot jenis (BJ) 0,5
diaplikasikan sebagai herbisida pasca tumbuh, bersifat sistemik dan diserap oleh
daun tumbuhan, tetapi segera tidak aktif jika masuk ke dalam tanah.
adanya glifosat, sintesis asam amino yang penting untuk pembentukan protein
areal tanpa tanaman (uncropped area) dan sebagai semprotan terarah pada
perkebunan atau hutan. Herbisida ini dengan cepat diabsorbsi oleh banyak spesies
dan sangat mobil di dalam jaringan phloem. Gejala yang dihasilkan: khlorosis dan
selama tiga dekade. Pestisida ini telah terbukti sangat efektif pada gulma tahunan
dan abadi serta gulma berdaun lebar di areal pertanaman dan non pertanaman.
Parakuat
Rumus Bangun :
(http://www.paraquat.com, 2011).
bipiridilium yang sangat terkenal yaitu parakuat. Senyawa ini digunakan untuk
mengendalikan gulma dengan pengaruh kontak. Dosis yang biasa digunakan ialah
0,56-1,12 kg/ha. Penyerapan melalui daun sangat cepat sehingga senyawa ini
tidak mudah tercuci oleh air hujan. Senyawa ini mempengaruhi sistem fotosintesa
yang sangat penting di dalam reaksi Calvin. Parakuat terikat kuat oleh butir-butir
tanah dan menyebabkan senyawa ini dapat bertahan lama di tanah tetapi tidak
dapat diserap akar. Senyawa ini diperdagangkan dengan nama dagang yang
ini biasa digunakan pada pertanaman kapas, karet, kelapa sawit, teh, rosela dan
Daun yang terkena semprotan segera layu dan terbakar. Molekul herbisida
ini setelah mengalami penetrasi ke dalam daun (atau bagian lain yang hijau),
membran sel dan seluruh organnya, oleh karena itu kelihatan tumbuhan terbakar
yang menyerang dan membunuh semua bagian tumbuhan yang hijau yang
kekayaan unik yang telah muncul sehingga tersebar luas diadopsi oleh petani,
yaitu diabsorbsi cepat dan kuat oleh partkel liat di dalam tanah, ini membuktikan
bahwa tidak dapat diambil sampai akar, absorbsi cepat berati bahwa cepat tercuci
setelah beberapa menit aplikasi dilakukan, dan tidak terjadi penetrasi pada
Glufosinat
Rumus Bangun :
mengendalikan gulma dengan cakupan yang luas setelah tanaman tumbuh atau
yang diisolasi dari dua spesies fungi Steptomyces. Glufosinat berisi fosfor asam
amino. Menghambat aktivitas suatu sintase enzim glutamin yang diperlukan untuk
fotosintesis tidak berlangsung dan dalam beberapa hari tumbuhan tersebut akan
daripada herbisida lain yang meghambat sintesa asam amino lainnya. Cara kerja
herbisida ini adalah menghambat sintesa glutamin (asam amino) yakni enzim
produksi asam amino dalam tubuh tumbuhan. Kerusakan tumbuhan terjadi karena
rusaknya sel membran oleh ammonia dan metabolisme yang berjalan lambat
Resisten Herbisida
tumbuhan untuk betahan hidup dan bereproduksi yang pada kondisi penggunaan
dosis herbisida secara normal mematikan jenis populasi gulma tersebut. Di dalam
suatu tumbuhan resistensi dapat terjadi sebagai hasil dari mutasi jarang dan acak,
walaupun sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan terjadinya mutasi
dari populasi gulma yang bervolusi secara cepat (Prather, dkk, 2000).
(kelompok Fenoksi) pada tahun 1957 di Hawaii. Pada tahun 1968, laporan
pertama kali pada 2,4 – D pada tahun 1945, dalapon pada tahun 1953, atrazine
pada tahun 1958, picloram pada tahun 1963, trifluralin pada tahun 1963, diclofop
pada tahun 1977, trialate pada tahun 1962, chlorsulfuron pada tahun 1982, dan
atau sama cara kerja) secara berulang-ulang dalam periode yang lama pada suatu
areal maka ada dua kemungkinan masalah yang timbul pada areal tersebut; yaitu
terjadi dominansi populasi gulma resisten herbisida atau dominansi gulma toleran
herbisida. Pada suatu populasi gulma yang dikendalikan menggunakan satu jenis
herbisida dengan hasil memuaskan, ada kemungkinan satu individu dari sekian
juta individu yang diberi herbisida memiliki gen yang membuat individu tersebut
kebal terhadap herbisida tersebut. Individu yang kebal tersebut tumbuh normal
yang resisten. Jumlah individu-individu yang resisten tersebut pada suatu ketika
(Purba, 2009).
pertanaman kapas USA Mississippi pada tahun 2010. Sebelum penemuan ini,
telah ada dua kasus resistensi untuk biotip ini di dua region lainnya yaitu di
tahun 1997 dimana diketahui bahwa E. indica pada wilayah ini telah mengalami
Caldas pada tahun 2006. Sedangkan E. indica yang resisten parakuat ditemukan
Toleransi pada beberapa spesies tanaman dan peka pada yang lainnya
untuk penggunaan herbisida yang sama kebanyakan telah dapat dikenali. Dalam
mengidentifikasi biotip herbisida resisten, yaitu pengujian pada lahan dan rumah
tumbuhan dan organ, yaitu fluorescence klorofil yang diinduksi dari daun, teknik
aktivitas saluran nitrit pada cakram daun; dan teknik yang menggunakan isolasi
sebagian besar dimiliki oleh negara-negara dengan sistem pertanian yang intensif.
Dalam beberapa kasus, gulma resisten juga mampu bertahan hidup bila
terhadap herbisida lain yang belum pernah diaplikasikan pada gulma tersebut.
Jumlah total biotip yang resisten semua jenis herbisida adalah 372 biotip
di dunia, 200 spesies (116 dikotil dan 84 monokotil) terdapat pada lebih dari
570.000 daerah. Jumlah total biotip yang resisten parakuat adalah 25 spesies,
resisten glifosat ada 21 spesies, dan yang resisten glufosinat ada 2 spesies di
seluruh dunia dan sisanya adalah resisten terhadap bahan aktif herbisida lainnya
(Heap, 2012).
Ada sepuluh spesies gulma paling penting yang telah resisten terhadap
(Heap, 2012).
(Heap, 2012).
dapat berkaitan dengan perbedaan aplikasi herbisida, tipe tanah, tingkat hilangnya
herbisida dari biosfer, kedalaman dan waktu perkecambahan biji, iklim, dan
banyak faktor lainnya daripada intraspesifik variasi pada toleransi gulma terhadap
pada lahan yang sama, rumah kaca, atau dalam kondisi laboratorium
seperti manual atau yang mekanis dapat mengurangi dosis herbisida yang
c. Penggunaan yang intensif dari jenis-jenis herbisida yang tidak selektif seperti
seperti penggunaan benih yang bebas dari biji-biji gulma, deteksi secara dini
(Sastroutomo, 1992).