Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.

3 Tahun 2012

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI TEPUNG IKAN


DARI LIMBAH PENGOLAHAN MAKANAN TRADISIONAL
KHAS PALEMBANG BERBASIS IKAN
Helmi Harris*, Dandy Efreza dan Ikromatun Nafsiyah**

ABSTRAK
Palembang terkenal dengan makanan tradisional yang berasal dari ikan, misalnya pempek,
kemplang, tekwan, bakso, model, siomay, otak-otak dan makanan tradisional lainnya. Bahan baku
utama pembuatan makanan tradisional tersebut adalah dari daging ikan, sedangkan bagian sisanya
(hati, tulang, kepala, sirip, danjeroan) dianggap sebagai bagian yang tidak memiliki nilai ekonomis lagi
dan dianggap sebagai limbah. Padahal limbah ikan tersebut masih mengandung nilai gizi yang cukup
tinggi, yang bila diolah sedemikian rupa dapat menghasilkan produk tepung ikan yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan sangat dibutuhkan dalam pembuatan pakan ternak dan pellet ikan. Di daerah ini
belum ada usaha produktif yang khusus bergerak dalam pemanfaatan limbah ikan dari hasil pengolahan
makanan tradisional khas Palembang berbasis ikan menjadi produk tepung ikan skala home industri.
Kemungkinan hal ini disebabkan karena belum tersedianya data dan informasi teknis maupun ekonomis
yang memadai. Dalam rangka memenuhi kebutuhan itulah penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini
bertujuan untuk memanfaatkan limbah hasil pengolahan makanan tradisional Palembang berbasis ikan,
menjadi produk tepung ikan yang memenuhi standar mutu sesuai dengan Standar Nasional Indonnesia
(SNI) serta untuk menentukan rekomendasi apakah layak atau tidak didirikannya pabrik pengolahan
tepung ikan dari limbah hasil pengolahan makanan tradisional skala rumah tangga. Penelitian ini
merupakan percobaan skala laboratorium dengan menggunakan teknologi pembuatan tepung ikan yang
telah mengalami beberapa modifikasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pembuatan tepun ikan
yang telah dimodifikasi ini mampu menghasilkan tepung ikan dengan Mutu IIII sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia. Ditinjau dari analisa kelayakan usaha, yang meliputi pemilihan lokasi, ketersediaan
bahan baku, proses produksi, pemasaran, analisis dampak lingkungan serta analisis usaha (B/C Ratio =
1,33 , BEP = 20.079 kg, ROI = 7,87 % , dan PBP = 12,71 bulan) , maka pendirian pabrik tepung ikan
skala rumah tangga layak untuk dilaksanakan.

Kata kunci : Makanan tradisional , limbah, tepung ikan, pakan, pellet, analisa kelayakan.

ABSTRACT
Palembang is famous for tradisional food from fish , such as pempek, kemplang, tekwan, bakso,
model, siomay, otak-otak and the other tradisional foods. The main raw material for these traditional
foods are fish gaging, while the remining (such as liver, bones, heads, fins, and viscera) is considered as
part that has no economic value anymore and are considered as waste. In fact, from these fish contain
the nutritional value is still high enough , when processed in such a way to produce marine fish meal
products that have high economic value and are required in the manufacture of animal feed and fish
pellet production. In this area there is no productive enterprise which is specially engaged in the
utilization of fish waste from the processing of Palembang traditional foods based fish into fish meal
products scale home industry. The possibility of this is due to the unavailability of data and information
adequate technical and economical. In order to meet the needs that this research was conducted. The
goals of these research are to produce the marine fish meal wich have hight quality of Indonesia
Standard National (SNI) and to produce the recommendation of bussinis feasibility analysis . The yield
of this research showed that the fish meal was produced has included the third quality of Indonesia
Standard National (SNI). Judging from the business feasibility analysis, wich includes site selection,
availability of raw materials, production processes, marketing, impact to the environtment and bussinis
analysis (B/C Ratio = 1.33, BEP = 20.079 kg, ROI = 7,87 % and PBP = 12,71 mounths), the
establishment of this marine fish meal factory is feasible to run.

Key words : Traditional food, waste, marine fish meal, feed, pellets, feasibility analysis.
Tanggal masuk naskah : 5 Juli 2012
Tanggal disetujui : 6 Desember 2012

* Dosen Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang


** Mahasiswa THP Jurusan Ilmu Perikananan Fak.Perikanan Universitas PGRI Palembang
Jl. A.Yani Lrg.Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang, HP. 082110319825
email : Helmiharris76@yahoo.com
Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :
Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional Khas Palembang
Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.3 Tahun 2012

PENDAHULUAN
Latar Belakang dihasilkan limbah ikan yang jauh lebih
Palembang terkenal sebagai besar dari angka tersebut. Dilihat dari
penghasil produk pangan tradisional jumlah potensi limbah hasil pengolahan
hasil pengolahan makanan berbasis makanan tradisional, jumlah tersebut
ikan seperti : pempek, tekwan, bakso, merupakan potensi bahan baku yang
model, otak-otak, dan kemplang. cukup besar untuk mendirikan pabrik
Pangan tradisional ini yang sudah tepung ikan skala home industri. Oleh
menjadi ciri khas kota Palembang, karena itu, perlu didorong usaha-usaha
dapat dijumpai di setiap pelosok kota, ke arah berdirinya pabrik pengolahan
mulai dari warung pojok sampai dengan tepung ikan dari limbah hasil
restoran berbintang. pengolahan perikanan di wilayah ini (10).
Pada pembuatan produk-produk Limbah ikan tersebut dapat
ini yang digunakan adalah daging ditingkatkan nilai tambahnya, yaitu
ikannya saja (± 40% dari berat ikan), dengan menghasilkan produk yang
sedangkan 60 % sisanya adalah limbah berkualitas seperti : pembuatan tepung
berupa hati, sirip, tulang, ekor, kepala ikan skala komersial, sebagai bahan
dan jeroan. Selanjutnya limbah ini baku utama pembuatan pakan ternak,
merupakan peluang usaha yang akan baik pakan ternak ruminansia , ternak
digunakan sebagai bahan baku unggas maupun pellet ikan (1) (2) (3).
pembuatan tepung Ikan skala rumah Proses pembuatan tepung ikan
tangga (home Industri). dari limbah pengolahan makanan
Jumlah kebutuhan daging ikan tradisional khas Palembang berbasis
untuk tujuan pengolahan makanan khas ikan yang dilakukan masyarakat selama
Palembang cukup besar . Sebagai ini, masih sangat sederhana dengan
contoh kebutuhan daging ikan pada proses dan peralatan seadanya.
Pasar Perumnas, Kuto dan Jakabaring Akibatnya, tepung ikan yang dihasilkan
masing-masing mencapai 1, 2, dan 2,5 kualitasnya masih rendah sehingga
ton per hari. Bila limbah yang Industri Pengolahan Pakan (Peternak)
dihasilkan mencapai 60 %, maka jumlah belum menggunakannya untuk
limbah hasil perikanan dari ketiga pasar kebutuhan Industri Pakan.
tersebut mencapai 3,3 ton per hari. Untuk dapat diterima oleh
Sedangkan untuk kota Palembang, dari Industri Pengolahan Pakan (Peternak),
berbagai pasar yang ada akan produk tepung ikan yang dihasilkan

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional
Khas Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.3 Tahun 2012

harus memenuhi Standar Mutu. Oleh METODOLOGI


karena itu , perlu diadakannya kajian Lokasi Dan Waktu
untuk memodifikasi proses pengolahan Penelitian ini berlangsung di
tepung ikan yang selama ini dilakukan kota Palembang selama dua bulan,
masyarakat. Diharapkan nantinya yaitu dari bulan Nopember-Desember
tepung ikan yang dihasilkan dapat 2010. Proses pembuatan tepung ikan
memenuhi mutu Standar Nasional dilakukan di Workshop Teknologi
Indonesia (SNI), sehingga Industri Pengolahan Hasil Perikanan (WS
Pengolahan Pakan maupun Peternak TPHP) Fakultas Perikanan Universitas
dapat menampung tepung ikan yang PGRI Palembang, sedangkan untuk
dihasilkan masyarakat dengan harga analisa mutunya dilakukan di Balai
yang layak. Besar Industri Agro (BBIA) Bogor.

PERMASALAHAN Bahan Dan Alat


Di daerah ini belum ada usaha Bahan yang digunakan dalan
produktif yang khusus bergerak dalam kegiatan ini adalah limbah ikan yang
pemanfaatan limbah ikan dari hasil berasal dari pasar Perumnas
pengolahan makanan tradisional khas Palembang, plastik bening dan karung
Palembang berbasis ikan menjadi berlabel.. Sedangkan peralatan yang
produk tepung ikan skala home industri. digunakan adalah ember, alat
Kemungkinan hal ini disebabkan karena pengukus, alat penepung, oven, blender
belum tersedianya data dan informasi basah dan kering, timbangan digital,
teknis maupun ekonomis yang hand sealer, kompor gas, nampan, dan
memadai. Dalam rangka memenuhi peralatan pembantu lainnya.
kebutuhan itulah penelitian ini
Prosedur Penelitian
dilaksanakan.
Penelitian ini dilakukan dengan
TUJUAN PENELITIAN metode Try and Error sehingga
Penelitian ini bertujuan untuk : didapatkan proses pengolahan yang
1) Mengetahui mutu tepung ikan lebih baik, sesuai dengan peralatan
dengan modifikasi proses pengolahan . yang tersedia. Proses pembuatan
2) Menentukan rekomenadsi layak tepung ikan dari limbah pengolahan
tidaknya pendiran pabrik tepung ikan hasil perikanan yang telah dimodifikasi
(10)
skala home industri di Palembang. , dapat dilihat pada Gambar 1.

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional
Khas Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.3 Tahun 2012

Bahan baku, limbah ikan

Pencucian dan Penyortiran Kotoran

Pengukusan

Bahan baku digiling dengan mesin penggiling

Slury yang dihasilkan dipress


untuk mengurangi kadar air dan lemak

o
Pengeringan dengan oven, suhu 50 C

Penepungan dengan mesin penepung

Tepung Ikan

Pengemasan (Packing) dgn plastik + karung berlabel

Quality Control

Penggudangan dan Pemasaran

Gambar 1.
(10)
Bagan alir proses pembuatan tepung ikan yang telah dimodifikasi

METODOLOGI
Perlakuan
Parameter Yang Diamati
Perlakuan dalam Penelitian ini
Parameter mutu yang diamati
adalah proses pembuatan tepung ikan
dalam penelitian ini adalah sesuai
yang dilakukan dengan metode Try and (4)
dengan Standar Nasional Indonesia
Error untuk mendapatkan proses
tentang mutu tepung ikan, yang meliputi
pembuatan tepung ikan yang lebih baik,
(9)
: 1) Uji Kimia, meliputi : Kadar Air,
dengan tiga ulangan . Hasil mutu
protein, lemak, serat kasar, kadar abu,
tepung ikan yang dihasilkan,
kalium, fosfor, dan NaCl. 2) Uji
dibandingkan dengan Standar Mutu
Mikrobiologi, meliputi : Salmonella. 3)
Tepung Ikan (4) .
Uji Organoleptik yaitu : Uji Sensoris.

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional
Khas Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.3 Tahun 2012

Untuk Penentuan Kelayakan digunakan Uji Kelayakan Usaha


Usaha (Feasibility Study) industri (Feasibility Sutdy) berdasarkan
(8)
tepung ikan, menurut Dirjenak dan pengamatan di lapangan dan
(14) (8) (14)
Suryana yang diamati adalah : perhitungan Analisis Usaha .
a) Lokasi usaha, b) Ketersediaan bahan
HASIL DAN PEMBAHASAN
baku, c) Proses produksi, d)
Kandungan Nutrisi Tepung Ikan
Pemasaran, e) Pengaruhnya terhadap
Komposisi tepung ikan tidak saja
lingkungan, f) Analisis usaha yang
tergantung pada spesies ikan yang
meliputi : 1) B/C Ratio, 2) BEP, 3) ROI,
digunakan, tetapi juga dipengaruhi oleh
4) PBP
bentuk dan kualitas bahan baku yang
(6) (7)
Analisa Statistik digunakan . Adapun hasil analisa
Hasil analisa mutu berdasarkan tepung ikan yang dihasilkan
pengamatan dibandingkan dengan dibandingkan SNI Tepung Ikan Mutu III
Standar Mutu Tepung Ikan (4)
. dapat dilihat pada Tabel 2.
Sedangkan untuk Kelayakan Usaha

Tabel 2.
Perbandingan Kandungan Nutrisi Tepung Ikan (SNI) dan Tepung Ikan Hasil Penelitian

Komposisi Tepung Ikan * Tepung Ikan **


Mutu I Mutu II Mutu III Hasil
Penelitian
Kimia :
Kandungan Air (%), 10 12 12 12,21
maksimum 65 55 45 47,15
Protein Kasar (%), 1.5 2,5 3 2,52
minimum 20 25 30 26,09
Serat Kasar (%), 8 10 12 11,02
maksimum 2.5-5.0 2,5-6,0 2.5-7.0 5,47
Abu (%), maksimum 1.6-3.2 1,6-4,0 1.6-4.7 3,48
Lemak (%), maksimum 2 2,7 2.7 2,47
Kalsium (%)
Fosfor (%)
NaCl (%), maksimum
Mikrobiologi
Salmonella (pada 25 gr Negatif Negatif Negatif Negatif
sample)
Organoleptik
Nilai minimum 7 6 6 6,90
(4)
Sumber : * = Badan Standardisasi Nasional
** = Hasil Penelitian

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional
Khas Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.3 Tahun 2012

Mutu tepung ikan hasil penelitian melakukan modifikasi proses


belum bisa dimasukkan ke dalam Mutu I pengolahan tepung ikan, yaitu untuk
dan Mutu II, karena kandungan protein memperbaiki kelemahan-kelemahan
kasarnya masih dibawah tepung ikan yang ada. Disamping itu, perlu adanya
mutu I dan Mutu II (65 % dan 55 %). perbaikan pada peralatan yang
Dari hasil pengamatan tersebut, digunakan, sehingga kapasitas
ternyata komposisi nutrisi tepung ikan produksi dan mutu tepung ikan bisa
yang dihasilkan dari penelitian dapat ditingkatkan, sesuai dengan
dikelompokan pada standard mutu III persyaratan mutu Standar Nasional
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Selanjutnya menurut
(5)
Indonesia. Kandungan airnya masih Djarijan , untuk meningkatkan
sedikit lebih tinggi, oleh karena itu kadar kandungan protein dalam tepung ikan
air tepung ikan masih perlu diturunkan dapat dilakukan dengan memasukkan
lagi. Sedangkan untuk kandungan kembali air sisa hasil perebusan.
lainnya sudah memenuhi standar. Untuk Ilustrasi perbandingan mutu
meningkatkan mutu tepung ikan yang tepung ikan berdasarkan Mutu III (SNI)
diasilkan, diperlukan penelitian lanjutan dan hasil percobaan dapat dilihat pada
untuk memperbaiki kelemahan- Gambar 2.
kelemahan yang ada.
(11)
Menurut Harris , mutu Persen (%)
tepung ikan dapat ditingkatkan dengan

50 Mutu III

40 Hasil
Pengamatan
30

20

10

Gambar 2.
Histogram Kandungan Nutrisi Dalam Tepung Ikan

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional
Khas Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.3 Tahun 2012

Secara keseluruhan mutu Kecamatan Kalidoni Kotamadya


tepung ikan yang dihasilkan dari Palembang.
penelitian sudah memenuhi Standar Faktor lingkungan pada daerah
Nasional Indonesia (SNI) Mutu III. Dari ini cukup layak untuk dijadikan tempat
sampel tepung ikan yang dibuat di usaha pengolahan tepung ikan, karena
Workshop TPHP Fakultas Perikanan memiliki lahan yang cukup luas ( ± 1
Universitas PGRI Palembang yang Ha) dengan sekelilingnya sudah dipagar
dikirimkan ke calon konsumen (peternak tembok, tempatnya cukup berjauhan
ayam) di daerah Solok (Sumatera dengan rumah penduduk, ketersediaan
Barat), ternyata minat calon konsumen air yang cukup, dekat dengan sumber
cukup baik. Mereka bersedia bahan baku, dan lokasi ini cukup
menerima tepung ikan yang dihasilkan strategis serta mudah dijangkau. Calon
dengan harga yang layak (surat minat lokasi pabrik tepung ikan ini milik sendiri
sudah ada), tetapi dengan catatan dengan luas bangunan produksi dan
bahwa produksi harus stabil dan gudang 11m x 13m, sehingga dapat
kontinyuitas ketersediaan produk harus menghemat pengeluaran investasi awal
tetap dipertahankan. karena tidak perlu menyewa tempat.
Jadi secara prinsip, lokasi cukup
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
mendukung untuk kegiatan Usaha
Dari penelitian pendahuluan
pemanfaatan limbah pengolahan hasil
Feasibility Study, Industri Tepung Ikan
perikanan menjadi produk tepung ikan
dapat dilaksanakan jika secara ekonomi
dengan nilai ekonomis lebih tinggi.
menguntungkan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan suatu kajian baik mengenai
Pengadaan Bahan Baku
Lokasi, ketersediaan bahan baku,
Pengadaan bahan baku limbah
proses produksi, pemasaran,
pengolahan hasil perikanan dalam
pengaruhnya terhadap lingkungan serta
kegiatan ini diperoleh dari pedagang
analisis usaha (13) .
ikan di Pasar Lemabang, yaitu dibeli
Lokasi Usaha dengan harga Rp. 400,- per Kg sampai
Usaha pemanfaatan limbah hasil ke lokasi pengolahan. Potensi limbah
pengolahan perikanan menjadi produk yang dihasilkan dari pedagang pasar
bernilai ekonomis ini akan dilakukan di Lemabang ini mencapai 1,5 ton per
Kampus C Fakultas Perikanan hari. Untuk meningkatkan kapasitas
Universitas PGRI Palembang, yaitu di produksi, dapat dilakukan dengan

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional
Khas Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.3 Tahun 2012

mengumpulkannya dari pasar-pasar lain banyak tersebar di sekitar lokasi


di wilayah Palembang, misalnya Pasar pengolahan.
Perumnas, Pasar Soak Bato, Pasar Potensi limbah ikan dari
Kuto, Pasar Jaka Baring, Pasar Rumah beberapa pasar tradisional di
Susun dan pasar-pasar lainnya yang Palembang dapat dilihat pada Tabel 3 .

Tabel 3.
Potensi limbah ikan dari beberapa pasar tradisional di Palembang (10)

No Nama Pasar Jumlah Potensi (Ton)


1 Pasar Perumnas 1
2 Pasar Kuto 2
3 Pasar Soak Bato 1
4 Pasar Lemabang 1,5
5 Pasar Palimo 2
6 Pasar 16 Ilir 2
7 Pasar Jakabaring 2,5
Jumlah 12

Jadi dengan adanya kerja sama dengan press hidrolik. c) Oven pengering
pedagang ikan di Pasar Lemabang ini kapasitas 1 ton per satu kali
dan pasar-pasar lainnya, ketersediaan pengeringan. d) Mesin penepung
bahan baku tidak menjadi persoalan kapasitas 100 kg per jam. e) Mesin
lagi. penutup karung manual. f) Timbangan
duduk kapasitas 100 kg
Teknologi Proses Pembuatan Tepung
Ikan Diantara peralatan tersebut
Untuk melaksanakan proses memang ada beberapa alat yang harus
produksi pembuatan tepung ikan dari dimodifikasi, diantaranya mesin press,
limbah pengolahan hasil perikanan ini, oven, dan disain kemasan, sedangkan
dibutuhkan beberapa peralatan yang untuk mesin penghancur, mesin
harus disiapkan, antara lain : penepung, mesin penutup karung dan
a) Mesin penghancur/penggiling timbangan duduk, sudah ada dan layak
kapasitas 100 kg per jam. b) Mesin pakai.

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional
Khas Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.3 Tahun 2012

Gambar 4.
Rencana Lay Out Pabrik Pengolahan Tepung Ikan Skala Home Industri

Keterangan :

1. Bahan Baku masuk 5. Pengepresan 9. Pengemasan


2. Penyortiran 6. Pengeringan 10. Penggudangan dan Pemasaran
3. Pencucian 7. Penepungan
4. Pengukusan 8. Tepung ikan

Perlu dilakukan modifikasi pembuatan tepung ikan dari limbah


peralatan mesin press dan oven pengolahan makanan tradisional khas
pengering di bengkel-bengkel pertanian Palembang, tidak menjadi kendala lagi.
yang banyak tersebar, sehingga
Pemasaran Produk
permasalahan pengadaan peralatan
Pesatnya perkembangan usaha
untuk kegiatan pembuatan tepung ikan
budidaya peternakan, baik ternak
dari limbah pengolahan hasil perikanan
ruminansia, ternak unggas maupun
ini dapat diatasi. Untuk pengemasan
budidaya perikanan saat ini,
produk, perlu dikembangkan teknologi
menyebabkan semakin meningkatnya
disain dan labeling yang menarik,
(12) permintaan pakan ternak dan ikan.
praktis dan higienis . Dengan
Karena tepung ikan masih diimpor,
demikian, masalah teknologi proses
maka harganya masih cukup tinggi,

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional
Khas Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.3 Tahun 2012

yaitu sekitar Rp. 12.000,- s/d 15.000/kg Dengan adanya usaha


untuk mutu I (Hasil survey pasar, pengolahan limbah-limbah hasil
2012). perikanan menjadi produk tepung ikan,
Melihat perkembangan potensi maka dampak polusi akibat bau dan
permintaan yang semakin berkembang, kotoran yang ditimbulkan oleh
masih terbuka peluang yang cukup penumpukan limbah ikan ini dapat
besar dengan memanfaatkan bahan dikurangi. Secara tidak langsung usaha
baku limbah dari hasil pengolahan ini juga membantu Pemerintah dalam
makanan tradisional khas Palembang mengatasi permasalahan
tersebut, dan bersaing dengan produk penanggulangan sampah kota di
tepung ikan yang telah ada di pasaran Palembang.
saat ini. Untuk mengantisipasi dampak
Pasar yang sudah pasti saat ini negative dari limbah cair yang
adalah para peternak ayam pedaging dihasilkan, sebaiknya dibuat kolam-
dan petelor di daerah di daerah Solok kolam penampungan bertingkat, dan
(Sumatera Barat), yang setiap harinya pada kolam terakhir ikan mas dapat
membutuhkan puluhan ton tepung ikan hidup dengan baik. Setelah itu baru
sebagai bahan baku dalam pembuatan boleh dialirkan ke saluran pembuangan.
ransum pakan ternak mereka. Selain Ditinjau dari peluang
itu, Fakultas Perikanan Universitas kesempatan kerja bagi penduduk
PGRI Palembang sangat membutuhkan sekitarnya, kegiatan ini akan
tepung ikan untuk bahan baku menampung sejumah tenaga kerja
pembuatan pellet ikan yang sedang yang dapat direkrut dari penduduk
dikembangkan. sekitar lokasi pabrik. Jadi dampak
Dilihat dari potensi pasar yang negatif dari kegiatan ini dapat dikurangi,
sudah siap menampung tepung ikan bahkan lebih banyak nilai positifnya.
yang akan dihasilkan, masalah
Analisa Usaha
pemasaran produk bukan menjadi
Adapun rangcangan biaya pada
kendala yang bearti lagi, dengan
kegiatan Pendirian Pabrik Tepung Ikan
catatan perlu dijaga Kualitas, Kuantitas
skala Home Industri dengan kapasitas
dan Kontinyuitas produksi tepung ikan
0.5 Ton tepung ikan per hari atau setara
yang akan dihasilkan.
dengan 12.5 Ton per bulan adalah
Pengaruh Terhadap Lingkungan sebagai berikut :
Sekitarnya

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional
Khas Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.2 Tahun 2012

Pengeluaran :

a. Kebutuhan Investasi

No Rincian Jumlah Satuan Harga//Sat Jumlah


Rp Rp
1 Bangunan Pabrik 100 M2 Sudah -
2 Alat Press hidrolik 1 Set ada 2.000.000
3 Oven Pengering 1 Set 2.000.000 6.000.000
4 Alat Perebusan 1 Set 6.000.000 1.000.000
5 Alat Penggiling 1 Set 1.000.000 11.000.000
6 Alat Penepung 1 Set 1.000.000 7.500.000
7 Alat Pengemas 1 Paket 1.000.000 250.000
8 Timbangan Duduk 1 Buah 250.000 500.000
9 Genset 2 PK 1 Paket 500.000 10.000.000
10 Sepeda motor + bak 1 Unit 10.000.000 15.000.000
11 Legalitas 1 Paket 15.000.000 250.000
250.000
Jumlah 53.500.000

b. Penyusutan
No Rincian Jumlah (Rp)
1 10 % x Total Investasi/ 12 bulan
435.655
Jumlah
435.655

c. Kebutuhan Modal Rutin

No Rincian Jumlah Satuan Hara/Satuan Jumlah


(Rp) (Rp)
1 Limbah Ikan 3 ton/hari 62,5 Ton 400.000
2 Karung 10 buah/hari 250 Buah 2.000 25.000.000
3 Benang 4 Gulung 25.000 500.000
4 Tenaga Kerja : 9 Orang 500.000
Pengelola 7 Orang 1.250.000 100.000
5 1 Paket 1.800.000
6 Pekerja 1 Paket 500.000 4.500.000
7 Listrik, telpon dan air 1 Paket 500.000 8.750.000
8 BBM 1 Paket 250.000
9 Promosi 1 Paket 1.000.000 1.800.000
10 Laporan 1 Paket 3.750.000 500.000
Seminar Hasil + ATK
Transportasi peralatan 500.000

260.000

1,000.000
3.750.000
Jumlah 46.450.000

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional Khas
Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.2 Tahun 2012

d. Biaya Operasional : Penerimaan


B/C Ratio = -------------------------
No Rincian Jumlah Biaya Operasional
(Rp)
b+c 46.985.655 62.500.000,-
Jumlah 46.985.655 = ---------------
46.985.655,-
e. Kebutuhan Biaya Total : = 1.33
No Rincian Jumlah
(Rp) Artinya dari setiap Rp. 1 yang
a+d 100.395.655 diinvestasikan dalam pengolahan limbah
Jumlah 100.395.655
hasil perikanan menjadi tepung ikan,

Pemasukan : akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.


No Rincian Jumlah Harga/ Jumlah 1,33,-
Satuan (Rp)
(Rp) Break Event Point (BEP)
1 Tepung 12.500 Kg 5.000 62.500.000
Ikan Break Event Point digunakan
Jumlah 62.500.000
unuk mengetahui batasan titik impas dari

Keuntungan Kotor : suatu usaha, artinya BEP merupakan titik

No Rincian Jumlah (Rp) dimana posisi usaha berada dalam


Penjualan-Pengeluaran 15.604.345 keadaan tidak untung dan tidak rugi.
Jumlah 15.604.345 Adapun perhitungan BEP

Pajak : tersebut dapat dilakukan dengan dua

No Rincian Jumlah (Rp) pendekatan, yaitu BEP Harga dan BEP


1 PPN (10 % x Penjualan 6.250.000 Produksi :
2 PPH (15 % x Gaji/Upah) 1.457.500
Jumlah 7.707.500 Total Biaya
BEP Produk = ----------------
Keuntungan Bersih : Harga/kg

No Rincian Jumlah (Rp) 100.395.655,-


Keuntungan Kotor – 7.896.845 = --------------------- x kg
Pajak 5.000
Jumlah 7.896.845
= 20.079 kg = 20,08 Ton
Artinya, titik impas usaha tercapai
Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio)
pada saat produksi mencapai 20.08 ton
BC Ratio adalah nilai penerimaan yang
tepung ikan
diperoleh dari setiap rupiah biaya yang
dikeluarkan

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional Khas
Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.2 Tahun 2012

Return of Investment (ROI) Perhitungan di atas adalah kalau


ROI merupakan analisis yang kapasitas produksi 0,5 ton tepung ikan
digunakan untuk mengetahui efisiensi per hari atau setara dengan 12,5 ton per
penggunaan modal kerja dan investasi bulan. Tetapi kalau kapasitas produksi
atau mengukur keuntungan usaha dapat ditingkatkan menjadi 2 kali lipat,
terhadap penggunaan dana investasi yaitu 1 ton tepung ikan per hari atau
dan modal kerja: setara dengan 25 ton per bulan, maka
Keuntungan bersih perhitungan diatas jauh lebih prospektif
ROI = -------------------------
lagi.
Total Investasi
Jadi dari analisa usaha terlihat
7.896.845,-
bahwa kegiatan pemanfaatan limbah
= ------------------ x 100 %
100.395.655,- pengolahan hasil perikanan menjadi
produk tepung ikan ini layak untuk
= 7,87 %
dilaksanakan.
Artinya tingkat efisiensi
keuntungan adalah 7,87 % dari setiap KESIMPULAN DAN SARAN
Rp. 1,- modal kerja dan investasi yang Kesimpulan
dikeluarkan. Dari hasil pembahasan terdahulu
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Waktu Pengembalian Modal (Pay Back
Periode) 1. Modifikasi cara pengolahan tepung

PBP adalah lamanya waktu yang ikan dari limbah pengolahan makanan

dibutuhkan agar modal investasi yang tradisional khas Palembang yang

telah dikeluarkan dapat dikembalikan dilakukan dapat menghasilkan tepung

dari usaha ini. ikan Mutu III berdasarkan SNI


Tepung Ikan.
1
2. Peluang pengembangan limbah dari
PBP = ------------- x 1 bulan
pengolahan makanan tradisional khas
0.0787
Palembang untuk industry pengolahan
= 12,71 bulan
tepung ikan cukup besar ditinjau dari
Artinya biaya yang telah
aspek ketersediaan bahan baku,
dikeluarkan akan dapat dikembalikan
komposisi nutrisi, dan pemasaran.
setelah kegiatan berlangsung selama
Oleh karena itu peluang untuk
12,71 bulan atau kurang lebih sekitar 13
mendirikan industry pengolahan
bulan .
tepung ikan di daerah ini cukup
potensial.

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional Khas
Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.2 Tahun 2012

3. Hasil Analisa Kelayakan Usaha, baik 7. Dirjenkan. 1996. Kandungan Nutrisi


Dalam Tepung Ikan. Balai
dari segi Lokasi, ketersediaan bahan
Penelitian Teknologi Perikanan.
baku, teknologi proses, pemasaran Jakarta.
produk, dampaknya terhadap
8. Dirjenak. 2010. Analisa
lingkungan sekitar dan dari analisa Pembangunan Pabrik Pakan Ikan
Skala Kecil dan Proses Pengolahan
ekonomi, maka pendirian pengolahan
Pakan. Direktorat Ternak Non
tepung ikan skala mini layak untuk Ruminansia. Direktorat Jendral
Peternakan. Jakarta.
dikembangkan.
9. Gomez, K.A. dan A.A. Gomez.
Saran 1995. Prosedur Statistik Untuk
Penelitian Pertanian (Terjemahan
Agar Industri tepung ikan yang akan
Endang Syamsudin dan Justika S.
dikembangkan dapat diterima konsumen, Baharsyah). Indonesia University
Press. Jakarta.
maka harus mampu mewujudkan 3 K,
yaitu Kualitas yang prima, Kuantitas yang 10. Harris, H., 2009a . Pemanfaatan
Limbah Pengolahan Ikan Sebagai
memadai dan Kontinyuitas produksi.
Bahan Baku Pembuatan Tepung
ikan. Materi Mata Kuliah Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Pengolahan Hasil Perikanan Pada
1. Adawiyah, R. 2007. Pengolahan Jurusan Ilmu Perikanan, Fakultas
dan Pengawetan Ikan. Bumi Perikanan Univ. PGRI Palembang.
Aksara. Jakarta. Palembang. Tidak Dipublikasikan.

2. Afrianti, L.H. 2008. Teknologi 11. Harris, H., 2009b . Analisa Kelayakan
Pengawetan Pangan. Alfabeta. Pendirian Pabrik Tepung Ikan Dari
Bandung. Limbah Pengolahan Makanan
Tradisional Khas Palembang
3. Afrianto, E. dan E. Liviawaty, 1989. Berbasis Ikan. Materi Mata Kuliah
Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Teknologi Pengolahan Hasil
Kanisius. Yogyakarta. Perikanan Pada Jurusan Ilmu
Perikanan, Fakultas Perikanan Univ.
4. Badan Standardisasi Nasional. PGRI Palembang. Palembang.
2009. Standar Nasional Indonesia Tidak Dipublikasikan.
(SNI) Tepung Ikan. Badan
Standardisasi Nasional (BSN). 12. Harris, H. dan R. Syarief. Teknologi
Jakarta. Kemasan Pangan dan Hasil
Perikanan. Fakultas Perikanan
5. Djarijan, A.S. 1998. Membuat Pellet Universitas PGRI Palembang.
Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Palembang. Tidak Dipublikasikan.

6. Dirjenkan. 1994. Pengolahan dan 13. Jajo66. 2008. SNI Tepung Ikan.
Pemanfaaan Limbah hasil Perikanan http://jajo66.files.wordpress.com/200
Seri I. Direktorat Jenderal Perikanan 8/05/sni-tepung ikan.pdf. Diakses
Direktorat Bina Usaha Tani dan tanggal 20 Desember 2009
Pengolahan Hasil. Jakarta.

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional Khas
Palembang Berbasis Ikan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.2 Tahun 2012

14. Suryana, 2006. Kewirausahaan,


Pedoman Praktis : Kiat dan Proses
Menuju Sukses. Salemba Empat.
Bandung.

Helmi Harris, Dandy Efreza, Ikromatun Nafsiyah :


Potensi Pengembangan Industri Tepung Ikan Dari Limbah Pengolahan Makanan Tradisional Khas
Palembang Berbasis Ikan

Anda mungkin juga menyukai