Anda di halaman 1dari 3

SOP FILARIASIS

No.
: 000/PKM-TM/I/2022
Dokumen
SOP/
No.
Kebijakan :
Revisi
Tanggal
: Tanggal/Bulan/Tahun
Terbit
Halaman : x/x

UPT. PUSKESMAS HJ. PETTY RISMAWATI,


TANAH MERAH S.Tr.Keb.,M.K.M

Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang (Penyakit Kaki Gajah)

disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.. Penyakit ini

1. Pengertian bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat

menahun (kronis) menetap berupa pembesaran kaki,lengan dan alat kelamin baik

perempuan maupun laki-laki.

Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk dokter dapat melakukan konseling dan edukasi
2. Tujuan kepada pasien dan keluarga dan memberikan terapi dengan baik

3. Kebijakan

4. Referensi
5. Alat dan Bahan
6. Langkah-Langkah PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN

Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki perjalanan  penyakit, antara

lain dengan:  

a. Memelihara kebersihan kulit.

b. Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedema kronis.

c. Obat antifilaria adalah Diethyl  Diethylcarbamazine carbamazine citrate (DEC) dan

Ivermektin.

d. DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa, Ivermektin merupakan

antimikrofilaria yang kuat, tetapi tidak memiliki efek makrofilarisida.


e. Dosis DEC 6 mg/kgBB, 3 dosis/hari setelah makan, selama 12 hari,  pada  pada

Tropical Pulmonary Eosinophylia (TPE) pengobatan diberikan selama tiga minggu.

f. Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap DEC atau reaksi terhadap cacing

dewasa yang mati.. Reaksi tubuh terhadap protein yang dilepaskan pada saat cacing

dewasa mati dapat terjadi beberapa yang dilepaskan pada saat cacing dewasa mati

dapat terjadi beberapa  jam pengobatan, didapat 2 bentuk yang mungkin terjadi yaitu

reaksi sistemik dan reaksi lokal:

1) Reaksi sistemik berupa demam,sakit kepala, nyeri badan, pusing, anoreksia,

malaise dan muntah-muntah. Reaksi sistemik cenderung berhubungan dengan

intensitas infeksi.

2) Reaksi lokal berbentuk limfadenitis,abses,dan transien limfedema. Reaksi lokal

terjadi lebih lambat namun berlangsung lebih lama dari reaksi sistemik

3) Efek samping DEC lebih berat pada penderita onchorcerciasis, sehingga obat

tersebut tidak diberikan dalam program  pengobatan   masal didaerah endemis.

g. Ivermektin diberikan dosis tunggal 150 ug/kg BB efektif terhadap penurunan   derajat

mikrofilaria W.bancrofti, Efek samping ivermektin sama dengan DEC, kontraindikasi

ivermektin yaitu wanita hamil dan anak kurang dari 5 tahun. Karena tidak memiliki

efek terhadap cacing dewasa, ivermektin harus diberikan setiap 6 bulan atau 12 bulan

untuk menjaga agar derajat mikrofilaremia tetap rendah.

h. Pemberian antibiotik dan/atau antijamur akan mengurangi serangan berulang, sehingga

mencegah terjadinya limfedema kronis

i. Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk mengatasi efek  samping

pengobatan. Analgetik dapat diberikan bila diperlukan.

j. Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik memerlukan Pengobatan

operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak membaik tindakan operatif, demikian

pula pada chyluria yang tidak membaik dengan terapi konservatif.

KONSELING DAN EDUKASI


Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit filariasis

terutama dampak akibat penyakit dan cara penularannya. Pasien dan keluarga juga harus

memahami pencegahan dan pengendalian penyakit menular ini melalui

a. Pemberantasan nyamuk dewasa.

b. Pemberantasan jentik nyamuk.  

c. Mencegah gigitan nyamuk.

Setelah pengobatan, dilakukan kontrol ulang terhadap gejala dan mikrofilaria, bila masih

terdapat gejala dan mikrofilaria pada pemeriksaan darahnya,  pengobatan dapat diulang 6

bulan kemudian.  

KRITERIA RUJUKAN

Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila gejala tidak membaik dengan

pengobatan konservatif.

7. Hal-hal yang perlu Informasi yang dibutuhkan Pasien


diperhatikan
8. Unit Terkait Poli pengobatan, kasir, UGD

Anda mungkin juga menyukai