Anda di halaman 1dari 3

FILARIASIS

No. Dokumen : /SOP/I/2018


SOP No. Revisi :
Tgl terbit : 03 - 01 -2018
Halaman : 1/3
UPTD
PUSKESMAS ISRAN LASAHARI, SKM, MM
KONAWE NIP.19790902005021005

1. Pengertian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat
menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan
cacat menetap berupa pembesaran kaki,lengan dan alat kelamin baik
perempuan maupun laki-laki.
2. Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk dokter dapat melakukan konseling dan
edukasi kepada pasien dan keluarga dan memberikan terapi dengan baik.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 1688/ SK/ PKM.KNW /XII/2017 tentang
Jenis-Jenis Layanan Yang Disediakan.
4. Referensi Perawatan Dasar DEPKES RITahun 2014
5. Prosedur a Penatalaksanaan
Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki perjalanan
penyakit, antara lain dengan:
1) Memelihara kebersihan kulit.
2) Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedemakronis.
3) Obatantifilaria adalahDiethyl carbamazine citrate (DEC)
danIvermektin.
4) DEC dapat membunuh microfilaria dan cacing dewasa, Ivermektin
merupakan anti mikrofilaria yang kuat, tetapi tidak memiliki efek
makrofilarisida.
5) Dosis DEC6 mg/kgBB ,3 dosis/hari setelah makan, selama 12 hari,
padaTropical Pulmonary, Eosinophylia (TPE) pengobatan diberikan
selama tiga minggu.
6) Efek samping bias terjadi sebagai reaksi terhadap DEC atau reaksi
terhadap cacing dewasa yang mati. Reaksi tubuh terhadap protein yang
dilepaskan pada saat cacingdewasa mati dapat terjadi beberapa
jam setelah pengobatan, didapat 2 bentuk yang mungkin terjadi yaitu
reaksi sistemik dan reaksilokal:
a) Reaksi sistemik berupa demam,sakit kepala, nyeri badan, pusing,
anoreksia, malaise dan muntah-muntah. Reaksi sistemik
cenderungberhubungan denganintensitas infeksi.
b) Reaksi lokal berbentuk limfadenitis, abses,dan transien limfedema.
Reaksi local terjadi lebih lambat namun berlangsung lebih lama dari
reaksi sistemik.
c) Efek samping DEC lebih berat pada penderita onchorcerciasis,
sehingga obat tersebut tidak diberikan dalam program pengobatan
masal didaerah endemis filariasis dengan ko- endemis Onchorcercia
valvulus
7) Ivermektin diberikan dosis tunggal 150ug/kg BB efektif terhadap
penurunan derajat microfilaria W.bancrofti, namun pada filariasis oleh
Brugia spp. Penurunan tersebut bersifat gradual. Efek samping
ivermektin sama dengan DEC, kontraindikasi ivermektin yaitu wanita
hamil dan anak kurang dari 5 tahun. Karena tidak memiliki efek
terhadap cacing dewasa, ivermektin harus diberikan setiap 6 bulan atau
12 bulan untuk menjaga agar derajat mikrofilaremia tetap rendah.
8) Pemberian antibiotic dan/atau anti jamur akan mengurangi serangan
berulang, sehingga mencegah terjadinya limfe demakronis
9) Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk mengatasi efek
samping pengobatan. Analgetik dapat diberikan bila diperlukan
10) Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik memerlukan
tindakan operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak membaik
dengan terapi konservatif.
b Konseling Dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penya
filariasis terutama dampak akibat penyakit dan cara penularannya. Pasi dan
keluarga juga harus memahami pencegahan dan pengendalian penya
menular ini melalui:
1) Pemberantasan nyamuk dewasa.
2) Pemberantasan jentik nyamuk.
3) Mencegah gigitan nyamuk
Setelah pengobatan, dilakukan kontrol ulang terhadap gejala d mikrofilaria,
bila masih terdapat gejala dan mikrofilaria pada pemeriksa darahnya,
pengobatan dapatdiulang 6 bulan kemudian
c Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila gejala tidak
membaik dengan pengobatan konservatif.

6. Diagram Alir -
7. Unit terkait a. Poli Pengobatan
b. Kasir
c. UGD

Anda mungkin juga menyukai