Anda di halaman 1dari 5

FILARIASIS Disetujui :

: Direktur
No. Dokumen
Rumah sakit
No. Revisi : Trimedika
SOP Ketapang
Tanggal Terbit :
Tgl Ditetapkan :
Halaman :
Klinik Panti Drg Aris Setyawan, MPH,
Agape M.Ked.Kin,Sp.BM (K)

1. Pengertian Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing
filarial yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening,yang dapat
merusak Limfe,menimbulkan pembengkakan pada tangan,kaki,glandula
mammae,dan scrotum,menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma social
bagi penderita dan keluarganya.
2. Tujuan Petugas dapat melakukan konseling dan edukasi kepada pasien dan keluarga
dan memberikan terapi dengan baik
3. Kebijakan Berdasarkan surat keputusan Kepala Puskesmas Karangkembang No :
118/702/SK/413.105.16/2016 tentang Standar Pelayanan Klinis
4. Referensi Permenkes RI Nomor 94 Tahun 2014

5. Prosedur Persiapan Alat : Tempat tidur / kursi, Stetoskop, Tensimeter, Termometer,


arloji, kasa, cairan pembersih, pulpen, buku register.

Persiapan Pasien : Pasien di baringkan ke tempat tidur atau duduk,


kemudian anamnesa pasien. Ukur TD, RR, suhu, dan nadi.

Penatalaksanaan :
Perawatan Umum
- Istirahat di tempat tidur
- Antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses
- Perawatan elephantiasis dengan mencuci kaki dan merawat luka agar
kebersihan kulit terjaga

Pengobatan Spesifik
- Untuk pengobatan individual diberikan Diethyl Carbamazine Citrate
(DEC) 6 mg/kgBB 3x sehari selama 12 hari serta Albendazole 400mg
- Pengobatan Massal (Rekomendasi WHO) adalah DEC 6mg/kgBB dan
albendazole 400mg (+parasetamol) dosis tunggal,sekali setahun
selama 5tahun
- Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap DEC atau reaksi
terhadap cacing dewasa yang mati.Reaksi tubuh terhadap protein
yang dilepaskan pada saat cacing dewasa mati dapat terjadi beberapa
jam setelah pengobatan,didapat 2 bentuk yang mungkin terjadi yaitu
reaksi sistemik dan reaksi local :
1. Reaksi sistemik berupa demam,sakit
kepala,nyeribadan,pusing,anoreksia,malaise dan muntah-
muntah.Reaksi sitemik cenderung berhubungan dengan intensitas
infeksi.
2. Reaksi local berbentuk limfadenitis,abses dan transien
limfedema.Reaksi local terjadi lebih lambat namun berlangsung
lebih lama dari reaksi sistemik.
3. Efek samping DEC lebih berat pada penderita onchorceciasis,
sehingga obat tersebut tidak di berikan dalam program pengobatan
masal di daerah endemis filariasis dengan ko-endemis onchorcercia
valvulus.
- Albendazole 400mg dosis tunggal,yang dapat meningkatkan efek DEC
dalam mematikan cacing filarial dewasa dan microfilaria tanpa
menambah reaksi yang tidak dikehendaki.
- Pemberian antibiotic dan/atau anti jamur akan mengurangi serangan
berulang,sehingga mencegah terjadinya limfedema kronis.
- Antihistamisn dan kortikosteroid diperlukan untuk mengatasi efek
samping pengobatan.Analgetik dapat diberikan bila diperlukan.
- Fisioterapi kadang diperlukan pada Penderita limfedema Kronis

KONSELING DAN EDUKASI


Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit
filariasis terutama dampak akibat penyakit dan cara penularannya. Pasien dan
keluarga juga harus memahami pencegahan dan pengendalian penyakit
menular ini melalui :
a. Pemberantasan nyamuk dewasa
b. Pemberantasan jentik nyamuk
c. Mencegah gigitan nyamuk
Setelah pengobatan,dilakukan kontrol ulang terhadap gejala dan
microfilaria,bila masih terdapat gejala dan microfilaria pada pemeriksaan
darahnya,pengobatan dapat di ulang 6 bulan kemudian

KRITERIA RUJUKAN
Pasien di rujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila gejala tidak
membaik dengan pengobatan konservatif

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit terkait  Poli Umum
 UGD
9. Dokumen terkait  Buku Rekam Medis Pasien
 Register Pasien
Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Diberlakukan
FILARIASIS Disetujui :
: Direktur
No. Dokumen
Rumah sakit
No. Revisi : Trimedika
SOP Ketapang
Tanggal Terbit :
Tgl Ditetapkan :
Halaman :
Klinik Panti Drg Aris Setyawan,
MPH,
Agape M.Ked.Kin,Sp.BM (K)

UNIT :
NAMA PETUGAS :
TANGGAL PELAKSANAAN :

No Kegiatan Ya Tidak Tidak


Berlaku
1. Apakah petugas mempersiapkan alat.
2. Apakah petugas mempersersiapkan pasien.
3. Apakah petugas melakukan penatalaksanaan.
4. Apakah petugas melakukan konseling dan edukasi.
5. Apakah petugas melakukan kriteria rujukan.

Grobogan, ...................................
Observer

(...........................................)

Anda mungkin juga menyukai