Anda di halaman 1dari 41

TINJAUAN

FARMAKOLOGI OBAT
FILARIASIS
Khairil Armal, S.Si, Apt, SpFRS

LATAR BELAKANG
Dinas Kesehatan Bandung pada Selasa (10/11)
memberikan obat antifilariasis pada kawasan
Majalaya, Cileunyi dan Bojongsoang. Hingga kamis
(12/11), sebanyak 579 warga dilaporkan
mendapatkan perawatan setelah mengkonsumsi
obat dan 9 diantaranya dilaporkan meninggal.
(TEMPO, 17 NOVEMBER 2009)

Latar Belakang (lanj)

Hasil Penyelidikan Filariasis Diluncurkan dalam Dua Pekan


Selasa, 17 November 2009 | 15:20 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Departemen Kesehatan menyatakan hasil
penyelidikan Komisi Ahli Pengobatan Filariasis bisa dilihat dalam dua
pekan mendatang.
"Nanti hasilnya secara lengkap, akan bisa dipaparkan dalam satu-dua
pekan mendatang," ujar Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan Budihardja Singgih ketika ditemui di
Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Selasa (17/11)
Komisi Ahli Pengobatan Filiariasis (penyakit kaki gajah) yang dibentuk
Departemen akan bekerja selama satu bulan. Tugasnya menyelidiki
penyebab kematian enam warga dan keracunan ratusan warga di
kabupaten Bandung yang diduga akibat konsumsi obat anti filariasis.

Krisis Filariasis, Krisis Media


Cacing FilariaMenyoal berita kematian 8 warga bertepatan
dengan jadwal pengobatan massal di Majalaya, sedikit banyak
terdapat peran media massa dalam menyajikan pemberitaan
kurang berimbang dan komprehensif sehingga mengakibatkan
terbentuknya persepsi publik yang terlanjur memojokkan niat
mulia para pelaku kesehatan yang terlibat.
Sebagaimana diklarifikasikan mengenai penyebab kematian dari
ke-8 orang penduduk Majalaya, Prof. dr. Purwantyastuti
mengatakan bahwa dari delapan warga yang meninggal, tiga
orang diantaranya belum sempat meminum obat yang diberikan
saat pengobatan massal, sementara lima orang lainnya
meninggal disebabkan penyakit lain yang diderita warga
sebelumnya (faktor koinsidensi).

Tiga orang dari lima orang yang meninggal tersebut


menunjukkan tanda serangan jantung dan dua lainnya
memperlihatkan gejala stroke. Informasi itu diperoleh dari
formulir data keluhan pasien yang diisi petugas kesehatan saat
yang bersangkutan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Terkait dengan fakta tersebut, setelah dilakukan penelusuran
lebih lanjut, ditemukan secara kebetulan bahwa laporan
kesehatan dari daerah Majalaya sendiri juga menunjukkan
bahwa insidens terjadinya serangan jantung dan stroke di daerah
tersebut cukup tinggi.
Pun isu mengenai banyaknya warga yang berobat di RS
Majalaya, hal itu disebabkan karena warga merasa takut dan
khawatir akan efek samping obat yang terjadi, seperti mual,
muntah, pusing dan lain sebagainya.

PENDAHULUAN

Filariasis limfatik disebabkan oleh infeksi/investasi


dari Wucheria bancrofti (filariasis brancoptian),
Brugia malayi atau B. timori (filariasis malaya atau
timor). Dapat terjadi di daerah tropis atau subtropis.
Larva filaria ditularkan melalui gigitan nyamuk,
kemudian berpenetrasi ke sistem limfatik dimana
akan menjadi bentuk dewasa yang dapat hidup
bertahun-tahun.
Mikrofilaria yang infektif akan terbentuk dalam 3
sampai 6 bulan masuk kedalam aliran darah, dan
kemudian di hisap oleh nyamuk sebagai vektor
berikutnya.

Filariasis limfatik bisa tanpa gejala. Tapi juga dapat


menimbulkan gejala baik akut maupun kronis.
Reaksi inflamasi yang disebabkan cacing muda dan
dewasa dalam sistem limfatik menyebabkan
episode adenolymfangitis dengan gejala demam.
Filariasis bancrofti pada pria dapat menimbulkan
epididimo-orchitis. Abses kadang-kadang juga
terjadi
khususnya
pada
filariasis
brugian.
Lymfadenopati kronis sering terjadi

Gejala utama filaria bancrofti kronis adalah


hidrocele, lyphoedema, elephantiasis pada
jaringan dibawah lutut atau betis.
Eosinofilia pulmoner tropis adalah varian dari
penyakit filaria yang disebabkan W. Bancrofti,
gejalanya berupa batuk, wheezing, dan
eosinofilia. Jika tidak diobati bisa menjadi
fibrosis interstisial yang kronis.

Cacing Filaria

Tinjauan Umum Pengobatan

Secara umum belum ada obat yang memuaskan


untuk terapi filariasis.
Dietilkarbamaszin membunuh mikrofilaria , cacing
yang belum dewasa dan cacing dewasa.
Pengobatan dapat menyebabkan reaksi imunologis
terhadap cacing yang mati atau cacing yang hampir
mati.
Hydrocele yang besar atau elephantiasis umumnya
tidab reversibel dan membutuhkan intervensi
pembedahan.

Diketahui juga bahwa elephantiasis juga berkaitan


dengan infeksi sekunder oleh bakteri atau jamur dan
dianjurkan perawatan dengan pembersihan secara
reguler.
Obat obat yang dapat digunakan dalam penanganan
filariasis diantaranya dietilkarbamazin (sitrat ) DEC,
Ivermecrtine, Albendazole dan Caoumarin.
Kombinasi
antara
dietilkarbamazin
dengan
albendazole atai ivermectine telah digunakan
program pengobatan massal yang di sponsori WHO
dan organisasi internasional lainnya dalam
kampanye eliminasi filaria dunia.

Pada
daerah
dimana
ada
loiasis
atau
onchocerciasis
co-endemik
dengan
filariasis
bancrofti, albendazole dan ivermectin digunakan
secara bersama-sama.
Tapi pada daerah dimana tidak ditemukan loiasis
atau
oncocerchiasis,
Albendazole,
diberikan
bersama-sama dengan dietilkarbamazin.
Pengontrolan intensif diperlukan untuk mengurangi
penularan . Upaya yang dilakukan adalah Edukaksi
masyarakat, penggunaan insektisida, penggunaan
kelambu, atau pengobatan massal.
Kontrol vektor yang efektif, seringkali memakan
biaya lebih mahal pada kebanykan daerah endemik.

Obat-obat Filariasis
1.
2.
3.
4.

Dietil karbamazin sitrat (DEC)


Albendazole
Coumarin
Ivermectine

Dietil Karbamazine
Sitrat

Bentuk dan Cara Penyimpanan


Adalah

kristal putih, bersifat higroskopis, larut


dalam air dan alkohol, tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Efek antelmintik

Dietilkarbamazin
menyebabkan
hilangnya
mikrofilaria W. Bancrofti, B malayi dan loa-loa dari
darah dengan cepat.
Mikrofilaria O. volvulus hilang dari kulit tetapi
mikrofilaria dan cacing betina dewasa di nodulus
tidak dibunuh. Sementara itu w bancrofti dalam
hidrokel tidak dipengaruhi.
Ada dua cara kerja obat ini : pertama; dengan
menurunkan aktivitas otot, akibatnya parasit
seakan-akan mengalami paralisis dan mudah terusir
dari tempatnya yang normal di tubuh hospes.

Kedua;

obat ini menyebabkan perubahan


pada permukaan membran mikrofilaria
sehingga lebih mudah dihancurkan oleh daya
tahan tubuh hospes.
Cacing dewasa W. Bancrofti, B Malayi dan
Loa-loa dapat dibunuh, sementara itu untuk
O. Volvulus tidak.

Farmakokinetik

Dietilkarbamazin diserap dengan baik di saluran


cerna, juga kulit dan konjungtiva. Dengan cepat
akan didistribusikan ke seluruh cairan tubuh.
Kadar puncak akan dicapai dalam 4 jam. Ekskresi
utama melalui urine (95%) sisanya melalui feses.
Ekskresi melalui ginjal akan berlangsung sempurna
dalam 48 jam setelah pemberian dosis tunggal.
Ekskresi ini akan berkurang bila urine bersifat alkali.

Efek samping dan Penanganan

Dietilkarbamazin relatif aman bila diberikan pada


dosis terapi.
Efek samping yang terjadi dapat dikelompokkan
dalam 2 kelompok yaitu efek samping yang langsung
berhubungan dengan obat dan reaksi terhadap
matinya mirofilaria dan senyawa yang dilepaskan
mikrofilaria yang hancur.
Efek samping yang langsung disebabkan obat
diantaranya rasa lemah, pusing, nyeri sendi
anoreksia dan muntah akan terjadi dalam 1-2 jam
setetah meminum obat, akan menetap selama
beberapa jam, akhirnya akan hilang sendiri bila
pengobatan dihentikan.

Reaksi alegi akibat matinya parasit dan senyawa


yang dilepaskan dari hancurnya parasit dapat ringan
sampai berat. Yang ringan biasanya disebabkan W.
Bancrofti dan B. Malayi, sedangkan yang berat
disebabkan oleh O. volvulus dan Loa loa.
Gejala yang ditimbulkan bisa bersifat lokal atau
sitemik. terjadi dalam beberapa jam setelah dosis
pertama dan berlangsung maksimal 3 hari, berupa
sakit kepala, nyeri sendi dan otot, anorexia, lemah,
hematuria transien, muntah dan serangan asma
pada pasien asmatik.
Demam adalah reaksi yang umum bila terjadi
mikrofilarinemia hal ini dapat dihindari dengan
pemberian dosis awal yang rendah. Pemberian
analgetik-antipiretik seringkali dapat menghilangkan
gejala ini.

Untuk

mengurangi gejala alergi dapat


digunakan antihistamin atau kortikosteroid .
Pada
kebanyakan
pasien
dengan
oncocerciasis,
aktivitas antifilaria dari
dietilkarbamazin dapat menjadi parah dan
berbahaya , kebanyakan pasien akan
merasakan
ketidak
nyamanan
dalam
beberapa jam . WHO tidak lagi menganjurkan
pengobatan dengan dietilkarbamazin pada
kasus oncoceriasis.

Eksklusi Penggunaan Obat

Kemanan penggunaan obat pada bayi belum


diketahui secara pasti dan oleh sebab itu bayi harus
dieksklusi dari skedul pengobatan massal.
Penggunaan pada pasien usia lanjut harus dengan
perhatian khusus
Pengobatan pasien dengan kondisi lemah juga
tidak dianjurkan
Penelitian pada hewan menunjukkan obat ini dapat
menginduksi hipermotilitas uterus yang dimediasi
prostaglandin dapat menyebabkan abortus , oleh
sebab itu tidak diajurkan digunakan wanita hamil

PENGGUNAAN DAN DOSIS

Dietilkarbamazin tersedia dalam bentuk tablet 50


dan 100 mg.
Dosis oral dewasa dan anak-anak yang terkena W.
Bancrofti dan B. Malayi dan Loa-loa adalah 2
mg/KgBB 3 kali sehari sesudah makan selama 1030 hari (umumnya 14 hari). Untuk mengurangi
insiden reaksi alergi, dimulai pada dosis rendah 50
mg pada hari pertama (1 mg/Kg pada anak) pada
hari ke dua 3x50 mg, pada hari ketiga 3x100 mg
(2mg/KgBB pada anak-anak), selanjutnya 2x2
mg/KgBB selama 2-3 minggu

Penggunaan Untuk Profilaksis

Pada daerah endemik bila lebih dari 5% penduduk


terinfeksi, maka WHO menganjurkan pengobatan
pada seluruh populasi (kecuali nenonatus, wanita
hamil, dan penduduk lemah).
Hal ini dapat mengurangi penularan dan insiden
penyakit.
Dosis yang dianjurkan untuk program ini adalah 6
mg/Kg BB 1 hari perminggu atau bulan sebanyak 612
dosis
sebaiknya
dikombinasi
dengan
albendazole dosis tunggal 400 mg.
Pengobatan diberikan selama 4-6 tahun

ALBENDAZOLE

Bentuk Obat dan Cara


Penyimpanan
Berbentuk

serbuk berwarna putih atau


hampir kuning, larut dalam air dan alkohol
Disimpan di tempat terlindung cahaya dan
tertutup rapat.

Efek Antelmentik
Albendazole

bekerja dengan memblok


pengambilan glukosa oleh larva maupun
cacing dewasa sehingga persediaan glikogen
menurun dan pembentukan ATP berkurang.
Akhirnya cacing menjadi mati.
Obat ini juga memiliki khasiat membunuh
larva N. Americanus, merusak telur cacing
gelang, cacing tambang dan trikuris.

Farmakoninetik

Penyerapan albendazol di saluran gastrointestinal


relatif jelek. Tapi bisa dibantu oleh makanan
berlemak dimana penyerapan akan 4 kali lebih
besar dibandingkan dengan perut kosong.
Albendazol yang diserap akan didistribusikan
secara luas ke caitan tubuh termasuk empedu dan
cairan serebrospinal.
Albendazole sebagian besar akan diekskresikan
memalui feses, hanya sebagaian kecil yang
diekskresikan melalui urine. Waktu paruh eliminasi
sekitar 8,5 jam.

Efek Samping

Pada penggunaan dosis tunggal atau selama 1-3


hari umumnya obat ini aman.
Suatu penelitian yang dikoordinasi WHO dengan 30
orang pasien, terjadi efek samping berupa
paningkatan kadar transaminanse (2 pasien),
penurunan jumlah leukosit (1 pasien),gejala
gastrointestinal (1 pasien), alergi (1 pasien), rambut
rontok (1 pasien),
Pada penelitian fase kedua, dari 109 pasien, 20
orang mengalami efek samping berupa peningkatan
transaminase serum (5 pasien), nyeri abdomen dan
gejala gastrointestinal (7 pasien), nyeri kepala (4
pasien), rambut rontok (2 pasien) leukopenia (2
pasien), demam (1 pasien) trambositopenia
(pasien). Dan
5 pasien harus menghentikan
pengobatan karena efek samping.

Efek terhadap Anak-anak dan


Wanita Hamil

Bila albendazol digunakan dalam dosis berulang,


terdapat resiko gangguan pertumbuhan pada anakanak. Tapi hal ini tidak terlihat pada pemberian dosis
tunggal.
Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan
bahwa obat ini bersifat teratogenik namun demikian
belum ada penelitian yang adekuat pada manusia.
Meskipun
demikian,
beberapa
produsen
menyatakan bahwa obat ini di kontraindikasikan
untuk ibu hamil.

Penggunaan Untuk Filariasis

Albendazole tersedia dalam bentuk tablet 400 mg


Di daerah endemik dengan lebih dari 5% populasi
terinfeksi, harus dilakukan pengobatan massal pada
seluruh populasi (kecuali neonatus, wanita hamil
dan penduduk dengan kondisi lemah)
Kampanye eliminasi filaria global yang di lakukan
WHO menggonakan albendazole 400 mg (untuk
dewasa dan anak diatas 2 tahun) dikombinasi
dengan dietilkarbamazin 6 mg/KgBB (jika tidak ada
co-endemik loiasis dan oncocerciasis)
dosis
diberikan sekali setiap tahun selama 4-6 tahun.

Ivermektin

Bentuk Obat dan Penyimpanan


Ivermectin

adalah serbuk warna putih dan


agak higroskopis, tidak larut di dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Dengan suhu 2-8 derajat selsius (bahan
baku) 15-30 derajat selsius (obat jadi)

Aktifitas Antelmintik
Cara

kerja obat ini adalah memperkuat


peranan GABA pada proses transmisi di
saraf tepi sehingga cacing mati dalam
keadaan paralisis.
Ivermektin tidak memiliki efek makrofilariasid
bagi Filariasis bancrofti sehinggan diperlukan
kombinasi dengan DEC( Dietilkarbamazin
sitrat).

Efek Samping

Pada dosis tunggal 50-200 mcg/KgBB efek samping


umumnya ringan sebentar dan dapat ditoleransi.
Biasanya demam, pruritus, sakit otot dan sendi,
sakit kepala, hipotensi dan nyeri di kelenjar limfa.
Gejala efek samping tidak separah tietilkarbamazin
biasanya cukup disembuhkan dengan pemberian
antihistamin dan antipiretik.
Penelitian terhadap hewan coba menunjukkan obat
ini bersifat teratogen.
Obat ini juga ditemukan di air susu ibu, tapi tidak
ada efek yang berarti terhadap bayi yang disusukan.

Dosis dan Penggunaan Pada


Filariasis
Di

daerah endemik dimana 5% populasi


terinfeksi, dilakukan pengobatan massal
terhadap seluruh populasi.
Di negara dengan filaria bancrofti, ivermecrin
diberikan dosis tunggal 200 mikrigram/KgBB
dengan dosis tunggal albendazole diberikan
satu kali setahun selama 4-6 tahun.

Anda mungkin juga menyukai