VITILIGO
ANGGOTA :
1.IKA FATIKHATUN NASIKHA
(20144130A)
2.NURAINI MAUDINI
(20144141A)
3.VENINDYA KHOIRUNNISA
(20144143A)
4.MIRAZIZA AMANDA
(20144169A)
5.SATRIA ALANSYAH
(20144172A)
6.ADE ALFARUQ
(201441
VITILIGO
Vitiligo adalah kelainan pigmentasi yang didapat pada kulit dan
membrane mukosa, yang ditandai dengan makula hipopigmentasi
dengan batas yang tegas dengan pathogenesis yang kompleks.
Asal mula kata vitiligo tidak diketahui. Pada abad ke 16
Hieronemyus mercurialis menduga bahwa vitiligo berasal dari
bahasa latin yaitu kata vitium atau vitellum yang berarti cacat. Pada
sumber yang lain menyebutkan bahwa vitiligo berasal dari kata
vitellus yang berarti veal dalam bahasa inggris yaitu daging sapi
muda (pucat, berwarna pink)
ETIOLOGI
Penyebab vitiligo yang pasti belum diketahui, diduga suatu penyakit herediter yang
diturunkan secara autosomal dominan. Penelitian terdahulu melaporkan 38%
penderita vitiligo mempunyai keluarga yang menderita vitiligo, dan pada penelitian
yang lain menyebutkan angka 35%.
Beberapa faktor pencetus terjadinya vitiligo antara lain:
Faktor mekanis
Pada 10-70% penderita vitiligo timbul lesi setelah trauma fisik, misalnya setelah
tindakan bedah atau pada tempat bekas trauma fisik dan kimiawi.
Faktor sinar matahari atau penyinaran ultra violet A
Pada 7-15% penderita vitiligo timbul lesi setelah terpajan sinar matahari atau UV A
dan ternyata 70% lesi pertama kali timbul pada bagian kulit yang terpajan.
Faktor emosi / psikis
Dikatakan bahwa kira-kira 20% penderita vitiligo berkembang setelah mendapat
gangguan emosi, trauma atau stres psikis yang berat.
Faktor hormonal
Diduga vitiligo memburuk selama kehamilan atau pada penggunaan kontrasepsi
oral. Tetapi pendapat tersebut masih diragukan.
PATOGENESIS
Aspek Genetik Vitiligo
Vitiligo memiliki pola genetik yang beragam. Pewarisan vitiligo mungkin
melibatkan gen yang berhubungan dengan biosintesis melanin, respon
terhadap stres oksidatif, dan regulasi autoimun. Adanya hubungan antara
vitiligo dengan penyakit autoimun yang sering ditemukan, mendorong
dilakukannya penelitian adanya HLA yang mungkin berhubungan dengan
terjadinya vitiligo. Tipe-tipe HLA yang berhubungan dengan vitiligo pada
beberapa penelitian yang telah dilakukan meliputi A2, DR4, DR7, dan
Cw6.4
KLASIFIKASI VITILIGO
1. Vitiligo Fokal
Biasanya berupa makula soliter atau beberapa makula tersebar pada satu area,
paling banyak pada area distribusi nervus Trigeminus, meskipun leher dan
batang tubuh juga sering terkena.4
2. Vitiligo Segmental
Makula unilateral pada satu dermatom atau distribusi quasi-dermatom. Jenis ini
cenderung memiliki onset pada usia muda, dan tak seperti jenis lain, jenis ini
tidak berhubungan dengan penyakit tiroid atau penyakit autoimun lainnya.
Jenis ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Perubahan pada neural peptida
turut dipengaruhi pada patogenesis jenis ini. Lebih dari separuh pasien dengan
vitiligo segmental memiliki patch pada rambut yang memutih yang dikenal
sebagai poliosis.4
3. Vitiligo Akrofasial
Depigmentasi pada jari-jari bagian distal dan area periorificium .4
KLASIFIKASI VITILIGO
4. Vitiligo Generalisata
Juga disebut vitiligo vulgaris, merupakan tipe yang paling sering dijumpai. Patch
depigmentasi meluas dan biasanya memiliki distribusi yang simetris.4
5. Vitiligo Universal
Makula dan patch depigmentasi meliputi hampir seluruh tubuh, sering
berhubungan dengan sindroma endokrinopati multipel.4
6. Vitiligo Mukosal
Hanya melibatkan lokasi pada membran mukosa.
PENGOBATAN
1. Pengobatan secara umum yaitu :
a. Penggunaan tabir surya (SPF15-30) pada daerah yang terpapar sinar
matahari. Melanosit merupakan pelindung alami terhadap sinar matahari yang
tidak dijumpai pada penderita vitiligo. Penggunaan tabir surya mempunyai
beberapa alasan yaitu :
Kulit yang mengalami depigmentasi lebih rentan terhadap sinar matahari (sunburn)
dan dapat mengakibatkan timbulnya kanker kulit.
Trauma yang diakibatkan sinar matahari (sunburn) selanjutnya dapat memperluas
daerah depigmentasi (Koebner phenomen). Pengaruh sinar matahari dapat
mengakibatkan daerah kulit yang normal menjadi lebih gelap. Dianjurkan
menghindari aktivitas diluar rumah pada tengah hari dan menggunakan tabir surya
yang dapat melindungi dari sinar UVA dan UVB.
c. Kosmetik Penutup
Tujuan penggunaan kosmetik yaitu menyamarkankan bercak putih sehingga tidak
terlalu kelihatan. Yang biasa digunakan adalah Covermark dan Dermablend. Biasanya
warna disesuaikan dengan warna kulit dan tidak mudah hilang
PENGOBATAN
2. Repigmentasi vitiligo, dapat dilakukan dengan berbagai cara dan melihat usia dari penderita
yaitu :
a. Usia dibawah 12 tahun.
Topikal steroid
Penggunaan steroid diharapkan dapat meningkatkan mekanisme pertahanan terhadap autodestruksi melanosit dan menekan
proses immunologis. Topikal steroid merupakan bentuk pengobatan yang paling mudah. Steroid yang aman digunakan pada
anak adalah yang potensinya rendah. Respon pengobatan dilihat minimal 3 bulan. Penggunaan topikal steroid yang berpotensi
kuat dalam jangka waktu lama, dapat menimbulkan efek samping yaitu terjadinya atrofi pada kulit, telangectasi.
Topikal Tacrolimus.
Berdasarkan penelitian, topikal Tacrolimus 0,1% dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan vitiligo pada anak. Tacrolimus
adalah makrolid lakton yang diisolasi dari hasil fermentasi Streptomyces tsukubaensis. Merupakan suatu immunosupressor
yang poten dan selektif. Mekanisme kerja berdasarkan inhibisi kalsineurin yang menyebabkan supresi dari aktivasi sel T dan
inhibisi pelepasan sitokin. Berdasarkan penelitian, penggunaan topikal tacrolimus 0,1% memberikan hasil yang baik pada
daerah wajah dan memiliki efek samping yang lebih minimal dibandingkan dengan topikal steroid poten yaitu adanya rasa
panas atau terbakar dan rasa gatal, namun biasanya menghilang setelah beberapa hari pengobatan.
2.
Topikal PUVA
Diindikasikan pada anak yang berusia lebih dari 10 tahun dengan vitiligo tipe lokalisata atau pada lesi yang luasnya kurang dari
20% permukaan tubuh. Digunakan cream atau solution Methoxsalen (8-Methoxypsoralen, Oxsoralen) dengan konsentrasi 0,10,3 %. Dioleskan 15 - 30 menit sebelum pemaparan pada lesi yang depigmentasi. Pemaparan menggunakan UV-A dengan dosis
awal 0,12 joule dan pada pemaparan berikutnya dosis dapat ditingkatkan sebanyak 0,12 joule sampai terjadi eritema yang
ringan. Pemaparan dapat juga menggunakan sinar matahari. Lamanya pemaparan pada awal pengobatan selama 5 menit
pada pengobatan berikutnya dapat ditambahkan 5 menit dan maksimum selama 15-30 menit. Pengobatan diberikan satu atau
dua kali seminggu tetapi tidak dalam 2 hari berturut- turut. Setelah selesai pemaparan, daerah tersebut dicuci dengan sabun
dan dioleskan tabir surya. Efek samping yang dapat timbul adalah photoaging, reaksi phototoxic dan penggunaan yang lama
dapat meningkatkan timbulnya resiko kanker kulit. Respon pengobatan dilihat selama 3-6 bulan.
PENGOBATAN
b.
PENGOBATAN
3. Minigrafting
Minigrafting dapat digunakan pada vitiligo segmental yang stabil dan
tidak dapat diobati dengan teknik yang lain.
4. Depigmentation
Terapi ini merupakan pilihan pada pasien yang gagal terapi PUVA atau
pada vitiligo yang luas dimana melibatkan lebih dari 50% area permukaan
tubuh atau mendekati vitiligo tipe universalis. Pengobatan ini
menggunakan bahan pemutih seperti monobenzyl ether of hydroquinone
20% cream, dioleskan 2 kali sehari. Biasanya dibutuhkan waktu 9-12
bulan agar terjadi depigmentasi